Minggu, 10 Agustus 2025

Ustadz H. ALIANOOR

 


Ustadz H. Alianor bin Syarkawi Juhri, lahir di Amuntai, Rabu, 12 Desember 1979 (bertepatran dengan 22 Muharram 1400 H).

Diantara kalam beliau:

“Guring (tidur) imbah (setelah) makan sahur itu termasuk salah satu gawian yang dibenci, baik itu dari hukum agama lebih lagi dari segi hukum kesehatan”

“Orang yang sembahyang (shalat)nya rajin tapi muntung (mulut)nya kada terjaga. Marudai, menyambati orang jar. Orangnya rajin sembahyang, rajin berjamaah tapi hatinya masih buruk sangka, memandang orang dengan pandangan hina, merendahkan. Harus kita renungkan lagi : adakah nang salah dengan shalat kita ini, kenapa ? Mungkin kita masih murang meresapi makna daripada shalat kita.”

“Pernahkah seumuran kita ini, suahkah (pernahkah) sudah belajar lawan paguruan, nang mulai takbir kita belajar tuh malihat paguruan mencontohkan sampai dengan salam, kaya (seperti) ini jar guru kita : guruku melajari dari guru-guru sidin sampai Rasulullah, suahkah ? Ini salah satu yang menyebabkan shalat kita itu kurang. Karena kita itu, sebagian besar kita ini, shalat nang kita lakukan itu adalah hanya “dadangaran”, atau “lilihatan”, lawan “u-umpatan”.

Ustadz H. JUNAIDI

 


Ustadz H. Junaidi lahir di Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sekarang mukim di Mekkah al-Mukarramah. Pada setiap musim haji dan umrah sering diminta untuk memandu ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Mekkah dan Madinah.

Diantara kalam beliau:

“Berhaji pada dasarnya adalah panggilan atau undangan Allah kepada setiap muslim yang memenuhi syarat. Tapi tidak semua orang mau memenuhi panggilan Allah tersebut. Dan beruntung bagi orang yang mau memenuhi panggilan tersebut, karena Allah-lah yang memampukan mereka untuk dapat mengunjungi Baitullah dan berziarah kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam”.

“Orang yang berhaji itu, tidak terlepas dari 3 perkara, yaitu Pertama, karena Nisab, mencukupi sudah kebutuhan dan perhitungannya, Kedua, karena Nasab, keturunan dan Ketiga, karena Nasib, kadang seseorang naik haji itu bukan karena dia mempunyai uang, namun sesuatu yang tidak terbayang kadang datang dari dari kasih sayang orang-orang”