Selasa, 11 April 2017

KH. MUHAMMAD LAILY MANSUR, LPh

 Drs. KH. Muhammad Laily Mansur, LPh bin KH. Mansur bin KH. Seman, lahir di Alabio, Minggu,  6 Juni 1937 M (bertepatan dengan 26 Rabiul Awwal  1356 H). Beliau pakar dalam faham dan pemikiran Ahlus sunnah wal jama’ah. Setelah menamatkan SR 6 tahun di Alabio, melanjutkan ke SMIP Nahdlatul Ulama di Alabio, hingga sampai kuliah pada Fakultas Hukum University of Cairo dan pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat Al-Azhar University di Kairo.

Sejak muda aktif mengajar di perguruan tinggi. Perkembangan Fakultas Ushuluddin  sejak dari Amuntai hingga pindah ke Banjarmasin tidak lepas dari peranan beliau. Beliau diangkat menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin (1974 -1977), kemudian terpilih menjadi Pembantu Rektor II IAIN Antasari Banjarmasin (1983- 1990).

Beliau juga aktif diberbagai organisasi, dan senantiasa tampil sebagai leader, diantaranya, sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum Kongres I Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ketua Umum Ikatan Mahasiswa NU di Republik Persatuan Arab (1965 – 1967) serta menjadi Ketua Musyawarah Pelajar Indonesia se-Timur Tengah di Kairo Mesir (1966).

Di samping berkiprah di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Kalsel (1985- 1997), beliau juga menjadi Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil  Qur’an (LPTQ) Kalsel (1986-1997), dan sempat menjadi Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Kalimantan Selatan pada tahun 1996 – 1997.

Telah menulis ratusan makalah ilmiah untuk berbagai diskusi dan seminar. Buku yang telah diterbitkan diantaranya: Kitab Ad-Durun Nafis-tinjauan atas suatu ajaran tasawuf (Banjarmasin: Hasanu, 1984), Tasawuf Islam-mengenal aliran dan ajaran (Banjarmasin: Unlam Press, 1992) serta Pemikiran Kalam dalam Islam (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994).

Beliau telah berpulang ke rahmatullah pada hari Selasa, 4 Agustus 1998 M (bertepatan dengan 10 Rabiul Akhir 1419 H) dimakamkan di kompleks Alkah HSU, Landasan Ulin.

Diantara kalam beliau:

“Ketika Rasulullah sakit dan sampai meninggal dunia, tidak ada pesan beliau tentang penggantinya. Tidak ada juga ketentuan bagaimana cara menentukan siapa pengganti Rasulullah sebagai kepala pemerintahan. Hanya di dalam al-Qur’an dan kemudian menjadi tradisi kaum muslimin di bawah pimpinan Nabi, untuk melaksanakan permsyawaratan dalam memecahkan masalah-masalah duniawi termasuk masalah kenegaraan. // Sesuai dengan tradisi itulah para pemimpin puncak, baik dari kalangan Anshar maupun Muhajirin, melaksanakan musyawarah memilih pengganti nabi dalam urusan kenegaraan di sakifah Bani Sa’idah dan kemudian di baiat sebagai khalifah yang pertama. Khalifah Abu Bakar dalam memimpin pemerintahan telah berhasil membawa ummat dalam suatu pemerintahan yang stabil, bersih dan berwibawa”. (Petikan buku “Pemikiran Kalam dalam Islam”, karangan Drs. H.M. Laily Mansur, LPh).

“Filsafat Yunani merupakan hasil dari pemikiran bebas yang tidak terikat oleh agama dan semata menggunakan otoritas pemikiran, baik dalam pemecahan alam nyata maupun tentang alam abstrak. Jiwa filsafat Yunani dapat kita lihat dalam cara memandang manusia sebagai wujud yang utuh dan alamiah. Pandangan keagamaan menurut filsafat Yunani itu sedemikian rupa, sehingga berbeda dibanding agama-agama pada umumnya. Pandangan mereka  tentang akhirat, tentang Tuhan dan lain-lainnya memiliki ciri khas. Bertrand Russel menuturkan, para dewa bagi kebanyakan bangsa dinyatakan sebagai pencipta alam, tetapi agama-agama Yunani tidaklah demikian. Pandangan-pandangan keagamaan yang khas itu mempengaruhi horizon filsafat Yunani. // Jiwa filsafat Yunani dalam mengamati segala sesuatu bertolak dari rasio, kemudian berusaha memberikan tafsiran-tafsiran sejauh mungkin kepada wujud itu sendiri (being qua being). Jiwa filsafatnya juga secara lugas tidak memberikan tempat kepada kemampuan lain yang melebihi kemampuan rasional, dan hanya kemampuan rasional saja yang mampu menyingkap tabir rahasia dari segala wujud, walau yang ghaib sekalipun”. (Petikan buku “Pemikiran Kalam dalam Islam”, karangan Drs. H.M. Laily Mansur, LPh).

KH. BASTAMI JAMRAWY








KH. Bastami Jamrawy  adalah Pimpinan  Cabang Muhammadiyah Alabio ke-3 periode 1935-1937.