Selasa, 16 November 2021

Ustadz ILHAMI

 


Ustadz  Ilhami adalah salah seorang da’i dari Sungai Turak, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Kenapa kita ini banyak nang ta-umpat (mengikut) nang sesat-sesat, (adalah) karena kurang dalam masalah agama, jadinya mudah di bunguli (dibodohi) orang. Makanya kita heran, nyata sudah bertentangan dengan ajaran Rasulullah, (seperti ajaran) nang “batamat sembahyang” tu nyata sudah Nabi saja kada batamatan sembahyang. Bila ditakuni: sudahkah sembahyang, misalnya. “Sudah” jar, sekalinya napa? Sekalinya sembahyangnya tu ingat lawan tuhan, ya “eling” ngarannya. Dasarnya ada jar nya (katanya) : wa aqimisshalaata lidzikrii, sesungguhnya sembahyang itu ingat lawan aku. Jadi bila ingat, sembahyang sudah. (Padahal maksud sebenarnya : {(wa aqimisshalaata lidzikri, dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku. QS. Thaha (20: 14)}  Ada jua batamat ibadah, selain batamat sembahyang. Dalilnya jar-nya (katanya) : wa’bud rabbaka hatta ya’tiyakal yaqin, sembahlah tuhan sehingga datang keyakinan”. Padahal makna yaqin yang sebenarnya adalah kematian. {(wa’bud rabbaka hattaa ya’tiyakal yaqiin, dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yaqiin (ajal/ kematian), Qs. Al-Hijr (15) : 99)}”

“Iman adalah dasar kita untuk mati menjadi (dalam keadaan) Husnul Khatimah”.

“Kecintaan kepada Rasulullah adalah menjadi dasar kita mengadakan peringatan maulid nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab, kita sadar haja nang ngaran ibadah itu kada banyak kita ini. Amun mati napa kaena nang diandalakan di hadapan Allah, waktu hari kiamat kaena napa nang diandalakan waktu handak masuk sorga ? Mun ibadah asa kada patut, asa kadada. Imbah apa (lalu apa) ? Kecintaan kita barang lawan Rasulullah. Mudah-mudahan dengan kecintaan kita ini menjadi washilah agar supaya kita kaena dapat berkumpul dengan Rasulullah”.

“(tentang tawasul) : nang kaya pian, misalnya, garing pian misalnya, lalu nukar obat, (maka) bisa syirik bila mengi’tikadkan obat nang maampihakan. Tapi kalau sebagai washilah saja, apakah termasuk syirik? Artinya apa? Artinya minum obat itu usaha haja, masalah ampihnya itu kesembuhan dari Allah. Jadi orang yang (ber) tawasul itu bisa dengan amal shaleh bisa. Misalnya pian ada amal shaleh bertawasullah kaena. Misalnya baca shalawat 1000 x, imbah itu berdo’a lawan Tuhan : “mudah-mudahan berkat shalawat yang aku baca ini, Engkau kabulkan hajat ulun ya Allah”. Yang seperti ini kada syirik, karena hanya sebagai washilah saja.”

Rabu, 10 November 2021

Ustadz AHMAD SONHAJI

 


Ustadz Ahmad Sonhaji adalah salah seorang da’i alumni Tarim Hadramaut dari Desa Kota Raden, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Apa sebab Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan kota Hadramaut sebagai kotanya seribu para wali. Apa sebabnya? Kenapa Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menjadikan kota Amuntai ini kotanya seribu para wali? Mungkin diantara salah satu sebab yang mana Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan kota Hadramaut sebagai kota seribu wali, yaitu (karena) orang-orang di sana itu sangat perhatian, sangat rajin, atau sangat – bahasa kitanya tu – bahimat (bersungguh-sungguh) untuk mengamalkan sunnah-sunnahnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

“Tersebut dalam hadits, senantiasa hamba ini beribadah kepada Allah – dengan apa beribadahnya – yaitu dengan binnawafil, dengan mengerjakan yang sunnah-sunnah Nabi Muhammad. Apa balasannya? Kata Allah : sampai Aku mencintainya.  Kalau Allah sudah mengata cinta, maka apalagi (kalau) dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala (sebagai) wali. Makna mahabbatullah, oleh para ulama dikatakan, yaitu Allah menghendaki kepada hamba itu kebaikan, jadi Allah Subhanahu wa ta’ala akan sibukkan hamba itu dengan berbuat ta’at, akan Allah jaga (cegah) hamba itu dari berbuat maksiat-maksiat, mungkin dengan sebab ini pula di kota mereka (hadramaut) banyak dijadikan Allah para wali-wali”.

Selasa, 09 November 2021

KH. MUSLIHUN HABIB

 


KH. Muslihun Habib adalah Mudir Pondok Pesantren “Nurul Amin” Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Bersikap sabar dalam mendidik anak itu adalah merupakan shadaqoh yang akan kita miliki nanti. Mengajarkan anak mengaji, mengajarkan anak ilmu itu adalah merupakan shadaqoh yang kita miliki. Tersebut di dalam hadits: wa man kana lahu quwwatan, falyatashaddaq min quwwah (barangsiapa yang mempunyai kekuatan, kehebatan, tenaga yang kuat, maka bersedekahlah dengan tenaga, dengan kekuatan yang dimiliki (yaitu) dengan membantu yang lemah, maka anda memiliki nilai shadaqoh di isisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka bagaimana dengan orang-orang yang tidak mempunyai, yang tidak memiliki harta benda, tidak mempunyai ilmu, tidak mempunyai kekuatan, maka antum semua jangan berkecil hati. Karena Rasulullah juga bersabda : ta’dilu bainal itsnaini shadaqatun (mendamaikan diantara dua orang yang sedang cekcok, berkelahi, bertengkar adalah shadaqoh). Seseorang lelaki yang mengangkatkan atau mungkin menaikkan temannya ke atas kendaraan, atau bahkan mungkin mengangkatkan barang-barangnya ke atas kendaraan, adalah merupakan shadaqoh. Wal kalimatun thayyibatu shadaqah (dan perkataan yang elok, perkataan yang baik, bagus adalah juga shadaqoh). Tidak menyinggung perasaan orang lain, tidak menyakiti perasaan orang adalah merupakan shadaqoh. “Dan setiap langkah kaki menuju ke masjid untuk melaksanakan ibadah shalat adalah merupakan shadaqoh”. Kemudian, kita menyingkirkan duri atau gangguan yang ada di jalan juga merupakan shadaqah disisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Bahkan, senyuman kita kepada saudara kita adalah termasuk shadaqoh. Maka dari itu, kita (perlu) banyak-banyak bersedekah untuk bekal kita kelak di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala”.