Minggu, 09 Oktober 2022

KH. ZAMAKHSYARI

 


KH. Ahmad Zamakhsari bin Aseran adalah salah seorang ulama besar dari Desa Sungai Turak Dalam, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beliau adalah alumni Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Kemudian mendirikan madrasah di Desa Sungai Turak Dalam. Menjadi Kepala Madrasah Ibtidaiyah “Hidayatullah” Desa Sungai Turak Dalam  pada tahun 1967 – 1979. Diantara guru-guru beliau pada waktu itu adalah KH. Anang Sya’rani Arief (ahli hadits), KH. Salim Ma’ruf, KH. Seman Mulya.

KH. Zamakhsari adalah seorang mubaligh, penceramah yang sangat menguasai ilmu nahwu dan saraf. Beliau juga yang pertama kali mempopulerkan maulid al-Habsyi di Desa Sungai Turak Dalam.

Telah berpulang kerahmatullah pada tahun 1997 M.

KH. ABDUL BASHIR

KH. Abdul Bashir, lahir di Desa Manarap, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Rabu, 10 Oktober 1973 (bertepatan dengan 14 Ramadhan 1393). Sekarang menjadi pendidik di Pondok Pesantren “al-Mursyidul Amin” Gambut.

Diantara kalam beliau:

“Orang yang tamak itu adalah orang yang kada mau bersyukur. Rasa kada mayu-mayu (merasa tidak cukup) tarus manimbulakan tamak, istilah bahasa kitanya : rakus”.

“Gara-gara mamikirakan nang kadada, jadinya ta’abbun. Awak jadi uyuh, pamikiran juga uyuh”.

“Orang nang katuju bapinta-pinta, kadada (memiliki) sifat qana’ah”

“Kita jangan berhajat kepada sesama, karena kita sebanding dengannya. Inya (dia) juga berhajat lawan Allah taiala, kitapun berhajat lawan Allah ta’ala. Sebanding. Jadi lebih baik kita meminta lawan atasannya langsung”.

“Kaya apa haja sakitnya masalah, kaya apa haja sulitnya masalah, ada jalan kaluarnya asal taqwa lawan Allah”.

 

Ustadz MAWAHIB

 


Ustadz atau Guru Mawahib, lahir di Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kamis, 17 Agustus 1989 (bertepatan dengan 15 Muharram 1410 H). Sekarang menjadi pendidik di Pondok Pesantren “al-Mursyidul Amin” Gambut.

Diantara kalam beliau:

“Apabila kita ziarah atau berkunjung kepada orang shaleh, yang pertama dipperhatikan adalah akhlak (adab, tingkah laku), lalu pakaian. Kenapa kita disuruh berakhlak yang bagus ? Kenapa kita disuruh ketika ziarah pada orang-orang shaleh itu memakai pakaian yang sopan, yaitu supaya yang diziarahi itu hadir. Kalau kita berbuat maksiat mungkinkah orang yang di dalam kubur itu hadir ?”

“Biar pintar, biar sugih, mun nya kadada wawadaannya, tapi akhlaknya kadada, (maka) kadada artinya”.

“Orang-orang bahari itu apabila sudah berumur 40 tahun, itu mereka akan meningkatkan ibadah-ibadahnya”

“Apabila seseorang itu merasa cukup, hatinya pasti tenang”.