Kamis, 12 Juli 2018

H. PARHANI



H. Parhani bin Bahar Amin, lahir di Alabio, Jum’at, 8 April 1966 M (bertepatan dengan 17 Zulhijjah 1385 H). Semasa kecil menimba ilmu di SDN Alabio (1979) kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren “Ibnu Amin” Pamangkih.
Di antara guru-guru beliau adalah KH. Mukhtar (Pamangkih), KH. Salamat, KH. Asri Hasyim dan KH. Maksum.
Disamping menjadi pendidik di Pondok Pesantren “Al-Muhajirin” Kuala Kapuas, beliau juga terjun ke masyarakat dengan mengisi pengajian di beberapa majelis taklim, diantaranya di Majelis Taklim ”Al-Inayah”, di langgar “al-Muhajirin”, di Mesjid “Nurul Iman”, di Majelis Taklim “Nailatul Mubarak al-Madani”, dan lain-lain.
Sekarang yang bersangkutan menjadi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kuala Kapuas.

Diantara kalam beliau:

“Mesjid adalah ukuran keimanan masyarakat setempat. Mesjidnya bagus, ramai kegiatannya, banyak keimanannya, berarti iman masyarakat bagus”

“Selain menghidupkan shalat berjama’ah, hidupkan masjid dengan pelajaran-pelajaran, mudzakarah, sehingga masjid punya bermacam-macam fungsi (sebagai) tempat shalat, tempat belajar, tempat musyawarah. Ketika mesjid makmur, maka akan menimbulkan ketenangan. Bagi yang galau, mesjid bisa menjadi tempat mendapatkan ketenangan. Lalu, bagaimana kita membuat mesjid bisa memiliki fungsi sedemikian ?”

“Orang yang berusaha memakmurkan mesjid dengan berbagai macam kegiatan adalah kegiatan yang mulia”

“Pekerjaan ringan yang pahalanya berlipat ganda (adalah) shalat jama’ah. Dengan jama’ah apa yang dibaca oleh imam, itupula yang didapat oleh makmum. Pahala mu’adzin lebih besar dari imam, karena dia mengajak orang untuk shalat berjama’ah”

Rabu, 11 Juli 2018

KH. ZAINAL HAKIM bin Syekh KH. AHMAD MARZUKI


Tuan Guru  H. Zainal Hakim adalah putra dari Syekh KH. Ahmad Marzuki (Cakru) bin Sulaiman Wali al-Banjari. Tinggal di Handil Malang Desa Tambak Sirang Baru Kabupaten Banjar.

Diantara kalam beliau :

“Selamatnya insan (dengan) memelihara lisan”.

“Rasulullah paling sempurna bentuk tubuhnya, paling baik akhlaknya, menjadi rahmat bagi seluruh alam, menjadi sumber nikmat, sumber keberkahan, sumber (pemberi) syafaat, (karena) Rasulullah bersifat terpuji lahir dan bathin. Oleh sebab itu, seandainya kita semua mau meneladani (peri hidup) beliau (niscaya) tidak akan ada krisis moral”.

SYEKH SULAIMAN WALI al-BANJARI





Syekh Sulaiman wali al-Banjari adalah keturunan dari Hj. Syarifah putri dari Syekh Arsyad al-Banjari. Lahir pada hari Senin, 22 Juni 1863 M (bertepatan dengan 5 Muharram 1280 H). Nasab lengkapnya sebagai berikut :  Syekh Sulaiman wali bin Muhammad Nasir (Taniran) bin Muhammad Thaib (Datu Taniran) bin Muhammad As’ad  bin Hj. Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Syekh Sulaiman mempunyai 4 orang anak, yaitu H. Ahmad Hadari, Hj. Galuh, Hasbullah dan H. Ahmad Marzuki. Cucu Sulaiman Wali, atau anak dari Syekh KH. Ahmad Marzuki yaitu Tuan Guru H. Zainal Hakim sekarang tinggal di Handil Malang Desa Tambak Sirang Baru Kabupaten Banjar dan aktif berdakwah.
Syekh H. Sulaiman Wali al-Banjari berpulang ke rahmatullah pada malam Selasa, 5 Mei 1926 M (bertepatan dengan 21 Syawal 1344 H). Makan beliau di Cakru, berseberangan dengan Desa Panangkalaan, kecamatan Amuntai Utara.