Kamis, 20 Juli 2017

UTUH AMUT (RAHMAT)



Utuh Amut atau Rahmat adalah anak dari Kapsan dan Galuh Muning. Beliau diperkirakan lahir pada tahun antara 1890 – 1900 Masehi (1308 - 1318 H) di Desa Sungai Durait, Kecamatan Babirik, Kab. Hulu Sungai Utara. Sebab kakak tertua Utuh Amut, Jaah, yang wafat tahun 1994 berumur 100 tahun lebih. Sedangkan Utuh Amut mempunyai adik 2 orang yang juga berusia panjang, yaitu Andar (wafat pada usia 80 tahun) dan Kai Ira (wafat dalam usia 75 tahun).

Keadaan Utuh Amut keadaannya mirip dengan Muhammad Nur (Julak Hanor) di Desa Gadung Keramat, Rantau Kabupaten Tapin. Julak Hanor ini adalah anak dari Syekh Muhammad bin Syekh Salman al-Farisi, keturunan dari Syekh Arsyad al-Banjari.
Utuh Amut pada masa kecil normal seperti anak-anak biasa, berpakaian normal, namun setelah mengalami kecelakaan, jatuh dari ayunan, beliau kemudian mengalami perubahan, yaitu tidak mau lagi berpakaian, hingga diberi gelar Utuh Amut atauorang yang bertelanjang.
Dan sejak itulah, beliau juga suka berjalan kaki kemana saja beliau mau, siang maupun malam. Dalam menempuh perjalanan tersebut, bel;iau tidak mau membawa bekal dan diberi bekal. Pihak keluarga tidak mengetahui kemana saja  dia akan berjalan dan kapan ia akan kembali. Kebiasaan berjalan-jalan ini dilakukannya hingga tahun 1972.
Setelah lama berjalan, akhirnya keberadaan Utuh Amut diketahui oleh keluarga. Bermula ketika di Kelayan Banjarmasin, geger ditemukannya seseorang yang berpenampilan seperti Amut, tidak berpakaian, tetapi dengan izin Allah dapat menyembuhkan penyakit orang yang memeliharanya yaitu Ma Utuh. Diceritakan bahwa Ma Utuh ini menderita penyakit abuh (pembesaran perut), kesana kemari berobat tidak juga sembuh, tetapi atas saran seorang habib, ma utuh disarankan untuk memberi makan dan memelihara seseorang yang terlihat aneh dan menyimpang dari kebiasaan orang banyak.
Dan orang yang ditemukan oleh Ma Utuh tersebut tidak lain adalah “Amut”. Maka begitu mendengar hal tersebut, keluarga yang ada di Babirik Amuntai pergi ke Banjarmasin untuk menjenguk dan memastikan apakahyang diributkan orang adalah Utuh Amut.
Waktu itu, yang pergi adalah Jaah dan Idup cucunya.Jaah adalah saudara tertua dari Utuh Amut. Setelah sampai di Kelayan Banjarmasin, ternyata benar bahwa yang mereka nantikan adalah Utuh Amut yang sebenarnya. Maka dibawa pulanglah Utuh Amut ke rumahnya di Desa Sungai Durait Kecamatan Babirik yaitu sekitar awal tahun 1972.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar