Jumat, 02 Februari 2024

KH. MUHAMMAD ARSYAD

 


KH. Muhammad Arsyad bin H. Hasyim,  lahir di Alabio. Beliau adalah Wakil Pengasuh Pondok Pesantren “Ibnul Amin” Pamangkih, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Beliau adalah teman seangkatan dengan KH. Muhammad Arni Anshari (Babirik Amuntai), pendiri Majelis Taklim Attazkiah. Telah berpulabng ke rahmatullah pada bulan Rajab 1438 H (2017 M). Dimakamkan di kompleks Ponsok Pesantren “Ibnul Amin” Pamangkih.

Diantara kalam beliau:

“Kalau hamba itu kesibukannya urusan yang kada bamanfaat, itu tanda oramng nang kada di hiranakan (dipedulikan) oleh Tuhan. (artinya) Tuhan berpaling dari orang itu”

“Bila awak (tubuh) sakitan, razaki kada tapi mau naik, ba=ibadat kuler (malas), itu artinya kita kabanyakkan pandir (berbicara) nang kada ba-manfaat. Kurangi pandir, bagus tu rajaki. Kurangi pandir, nyaman tu awak, lunak hati”.

 “Nabi menyuruh supaya kita ini bersifat tawadhu’, jangan batinggian, jangan merasa punya krlrbihan daripada yang lain. Kenapa? Supaya jangan menganiaya seseorang atas orang atas orang lain”

“Merasa wani (berani), merasa kuat, merasa banyak baharta, maka itu akan menindas, menganiaya kepada yang lain. Sedangkan orang yang melakukan aniaya kepada yang lain dengan kezaliman tanpa hak, nah itu diancam oleh Allah dengan azab yang sangat pedih, jadi itu berarti dosa besar”.

KH. MUHAMMAD SYARWANI

 


KH. Muhammad Syarwani adalah seorang ulama yang lahir tahun 1972 di Desa Pajukungan, Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Alumni dari sebuah pondok dan perguruan di Syria. Sekarang menetap dan berdakwah di Tanah Grogot, Kalimantan Timur.

Diantara kalam beliau:

“Wali-wali Allah itu, diantaranya akhlak mereka adalah pemurah dan pemaaf. Rasulullah dari sananya adalah pemurah. Allah ta’ala bersifat ar-Rahman ar-Rahiim, kasih sayang. Allah ta’ala bersifat ar-Razaq, asma-Nya ar-Razaq, Maha Pemberi. Turun kepada Rasulullah, pemurah, turun kepada wali-wali yang lain sampai kepada yang wayah ini, pemurah orangnya”.

“Tanda wali itu pemurah dan pemaaf. Dimusuhi orang, dihina orang, dicaci maki orang, (maka) wali-wali Allah itu inya kada malawan, nggak ada reaksi untuk melawan. Diahanya mendo’akan orang yang memusuhinya, dan bahkan membalasnya dengan kebaikan”.

“Orang yang meninggalkan sembahyang (maka) segala do’anya ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Orang yang memuji Allah yang didalamnya ada shalawat, yang didalamnya ada nama Rasulullah, “wa rafa’na laka dzikrak”, maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut. Apabila kita ingin diangkat oleh Allah, maka jangan kada dibuati nama Rasulullah, jangan ditinggal nama kekasih-Nya, yaitu Sayyiduna Muhammad. Ba-ibadah apapun jua jangan kadada didalamnya itu Rasulullah. “wa rafa’na laka dzikrak”. Hai Muhammad, ujar Allah, apabila nama Aku disebut sesudahnya kemudian ikam disebut, -- wa rafa’na laka dzikrak”, Allah mengangkat derajatmnya”

“Tidak ada nama yang hampir dengan Tuhan kecuali nama Muhammad. Asyhadu an lailaahaillallah, wa asyhadu anna Muhammad ar Rasulullah. Setiap orang yang hendak masuk rumah pasti lewat pintu, dan pintunya hendak menuju hadrat Allah adalah Rasulullah”.

”Fadzkurni adzkurkum, maka ingatlah kalaian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingati ikam. Jadi apabila kita banyak berdzikir kepada Allah (maka) Allah ingat kepsda orang yang berdzikir tadi. Amun kita kada tapi mau ingat umpat badzikir, msks Allah kada maingati kita jua. Jadi bils kita hendak diingat Allah, jalannya banyak-banyak berdzikir. Wahai orang-orang yang beriman ingatlah kepada Allah dengan “dzikran katsira”, ingatan yang banyak”.

“Maka orang yang banyak berdzikir itu bilanya takajut (kaget) pasti mengucap : Allahu akbar. Bilanya orang banyak ingat lawan Tuhan tu takajut, lihati ja kaluar pada mulutnya kalimat thayyibah, kalimah Allah”.

Ustadz MUHAMMAD SAYUTI

 


Ustadz Muhammad Sayuti adalah  salah seorang da’i ilallah dari Desa Sungai Karias, Kecamatan Banjang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Ilmu itu amunnya (seandainya) ada, cari sanadnya. Munnya kadada pang bolehlah? Boleh-ai. Cuma bahasa kitanya, orang yang ba-isi (mempunyai) sanad dengan orang yang kada ba-isi sanad itu seperti orang yang ba-kalahi di medan perang, sa-ikung (seorang) be-pedang saikungnya lagi kada.”

“Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan dalam al-Qur’an, bahwa 2 (dua) waktu yang utama, yang sanagat banyak orang kada ingat. Padahal pada waktu itulah Allah Subhanahu wa ta’ala membuka. Waktu subuh Allah membuka seluruh pintu-pintu rezeki dan ilmu bagi siapa yang hendak (menginginkannya). Orang faqir jika hendak muncul hartanya, orang sugih handak muncul kekayaannya, orang jahil jika hendak muncul ilmunya, maka 2 (dua) waktu (yaitu) subuh dan waktu ashar jangan ditinggalkan untuk ba-amalan, imbah (setelah) sembahyang subuh tu ba-wirid dulu”