Rabu, 24 Juli 2019

Ustadz H. MUHAMMAD SIBAWAIHI, Lc., M.Pd



Ustadz H. Muhammad Sibawaihi, Lc., M.Pd bin KH. Sutera Ali, lahir di Amuntai, Sabtu, 1 Agustus 1981 M (bertepatan dengan 30 Ramadhan 1401H). Berlatar belakang pendidikan dunia pesantren. Pendidikan dasar di mulai di Pondok Pesantren “Darul Ulum” Desa Kembang Kuning Amuntai. Kemudian ke Rumah Tahfizh Antasari Barabai, lalu ke Pondok Pesantren “Darul Hijrah” Banjarbaru.
Setelah itu kembali ke Amuntai untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” hingga kemudian melanjutkan ke Universitas Al-Azhar al-Syarif, Cairo, Mesir.
Sewaktu studi di Mesir pernah menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Mahasiswa Kalimantan Mesir (KMKM) Periode tahun 2003 – 2004. Aktifitas sekarang adalah di samping menjadi dosen Sekolah Tinggi Agama Islam “Al-Ma’arif” Buntok, beliau juga mengisi pengajian pada beberapa majelis taklim.

Diantara kalam beliau:

“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbaharuilah iman kalian!” Lalu sahabat bertanya kepada Rasulullah : “Bagaimana caranya kami memperbaharui iman kami?” Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah”. (Dan) hari ini, banyak sekali orang yang meng-update statusnya, mungkin anda salah satu orang yang sedang meng update status hari ini. Apa status anda hari ini? Apakah status anda menginformasikan kegiatan-kegiatan harian (seperti) makan-makan, jalan-jalan, shopping, dan seterusnya. (tapi) tentu update status terbaik adalah apa yang kita kerjakan adalah yang mendekatkan diri kepada Allah. Sudahkah anda shalat stelah update status, sudahkah anda baca al-Qur’an (sebagai) update terbaik hari ini. Mari kita update status kita dengan mengucapkan Laa ilaaha illallah. Laa ilaaha illallah merupakan kalimat tauhid, Maha Suci Allah yang menciptakan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah, sungguh luar biasa. Tatkala kita ucapkan kalimat tauhid  Laa ilaaha illallah dengan sepenuh hati, bahkan tatkala kita tidak dapat bergerak lagi, Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk mengucapkan Laa ilaaha illallah. Bibir kita tidak bisa bergerak, kita tahan, tetap kita bisa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah, karenanya ucapkanlah terus Laa ilaaha illallah, maka kita sudah kembali kepada Allah”.

            “Ketika penyesalan atas maksiat, perbuatan buruk dan kejahatan yang kita perbuat datang saat kita masih bernafas di dunia, maka itu tanda bahwa Allah masih sayang dengan kita”

“Kalau kita biasakan pandangan kita kepada sesuatu yang haram maka yang haram ini akan menarik, lalu yang datang yang haram …  yang haram. Jangankan yang haram yang halalpun kalau salah-salah lagi bisa mengundang yang haram”.

“Nafsu itu kalau memang dibiarkan maka dia akan terus menerus, bagaikan seorang bayi yang apabila dibiarkan menyusu maka dia akan menyusu terus sampai lewat waktu 22 tahun ? (bulan) untuk menyusu itu. Maka harus diputuskan, jangan lagi dikasih untuk menyusu maka dia akan berhenti menyusu. (demikian pula dengan nafsu, pen) Kalau kita biarkan maka dia akan lebih kuat mengusai kita, maka kita usahakan potong agat kita dapat mengusai nafsu kita”.

“Diantara kunci kebahagiaan adalah belajar dari orang lain dan bukan mencoba mengajari mereka, semakin kita menunjukkan seberapa banyak kita tahu semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan kita. Mengapa bebek disebut “bodoh” karena terlalu banyak cuap-cuap”.

“Sesungguhnya orang yang dermawan termasuk orang yang yakin terhadap nikmat Allah, dan orang yang bakhil termasuk orang yang ragu terhadap nikmat Allah”.

“Janganlah bosan bertaubat karena berbuat dosa, teruslah bertaubat hingga bosan berbuat dosa”.

“Sebodoh apapun orang tua kita, sejelek apapun orang tua kita, segaptek apapun orang tua kita, wajiblah kita berbakti kepada medreka, karena redha mereka jualah kebahagiaan dunia dan akherat dapat diraih serta jalan menuju sorganya Allah Subhanahu wa ta’ala”.

Senin, 01 Juli 2019

Ustadz NORKANSYAH, S.Ag, M.Pd.I




Ustadz Norkansyah, S.Ag, M.Pd.I, lahir di Hulu Sungai Utara, Rabu, 2 Juni 1971 M (bertepatan dengan 7 Rabiul Akhir 1391 H). Jabatan yang dipegang sekarang adalah dosen sekaligus Wakil Ketua III Bidang Pengabdian Masyarakat, Kemahasiswaan dan Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rakha Amuntai. Beliau juga seorang guru negeri di Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN 1) Amuntai dengan jabatan Wakamad Kesiswaan serta pembinaan keagamaan.

Diantara kalam beliau:

 “Tafakkur itu adalah memikirkan akhirat, kalau memikirkan dunia itu banyak mahayal-hayal haja. Namun, tafakkur itu banyak memikirkan perkara-perkara yang akan kita hadapi diakherat. Apa itu? Mulai sejak kita menghadapi sakaratul maut, memikirkan supaya bagaimana kita diberikan kemudahan, yang terpenting itu adalah yang kita pikirkan kita usahakan itu bagaimana paling tidak akhir kalam kita itu dapat mengucapkan kalimat La ilaha illallah”.

“Kita ini kaena (mun mati) akan dimasukkan ke dalam kubur, dimana lagi maandak mun kada dalam kubur, di dalam rumah kada harapan hakun orang rumah. Jadi, barangsiapa yang senantiasa menunaikan sembahyang fardlu 5 waktu, niscaya akan dilapangkan , diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Kubur yang sempit itu nantinya dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah akan diluaskan bagi orang yang sembahyang. Barangsiapa yang kuburnya kaena handak diberikan cahaya supaya tarang kubur, kada kadap, amaliahnya adalah perbanyaklah membaca al-Qur’an”.

“Pahala di akherat tidak akan hilang selama kita dapat menjaga hati, mun kada kawa menjaga hati bisa hangus, karena riya’, karena ujub, karena ghibah dan sebagainya karena semua itu dapat menggugurkan, menghilangkan pahala amal-amal kita menjadi rusak, menjadi hangus”.