KH. M. Zarkasyi Nasri bin H. Nasri lahir di Alabio, Kabupaten Hulu Sungai
Utara, Rabu, 12 April 1950 M (bertepatan dengan 23 Jumadil Akhir 1369 H).
Berlatar belakang pendidikan Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura
(1968). Di antara guru
beliau adalah KH. Gusti Imansyah (Guru Murad) dan ulama-ulama di sekumpul
lainnya.
Setamat menempuh pendidikan tingkat Ulya (1968), sejak itu pula beliau
mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik di Pondok Pesantren Darussalam (PPD)
Martapura. Seangkatan beliau di PPD yang juga mengajar di pondok tersebut
diantaranya adalah KH. Khalilurrahman bin KH. Salim Ma’ruf dan KH. Ideramsyah
bin H. Jumri (Amuntai).
Beliau adalah keponakan dari KH. Muhri Abdullah Zein (adik bungsu dari
Ibunda KH. Zarkasyi Nasri),
pendiri yayasan madrasah “Subulussalam” Babirik (sekarang berganti nama
MAN 4 Hulu Sungai Utara).
Sekarang beliau menjadi pengajar di Ponpes Darussalam, dan membuka majelis
taklim di beberapa tempat di Kalimantan Selatan, juga merupakan Pimpinan Majelis
Taklim “Daruttizkari Zikri”, dan
Majelis Taklim “Hidayatus shibyan” Babirik Hulu, Kabupaten Hulu Sungai
Utara.
Diantara
kalam beliau:
“Durhaka lawan
guru itu kadada tobatnya. Matinya naudzubillahi min dzalik. Kurang
keimanan atau kada baiman sama sekali”
“Makanya harus
ahlussunnah wal jama’ah, yaitu berpegang dengan al-Qur’an, berpegang dengan
hadits, berpegang dengan ijma’ ulama, dan berpegang dengan qiyas. (maka)
apabila 4 (empat) ini tidak dipegang betul-betul, maka orang itu keluar dari ahlussunnah
wal jama’ah. Ini pokoknya adalah berdasarkan hadits Mu’adz bin Jabal (ketika hendak dikirim oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam
ke negeri Yaman, pen.)”
“Kenapa di
kampung kita ini selalu sembahyang hajat ? Bila ada tulak haji sembahyang
hajat, bila handak balamaran sembahyang hajat, payu banih
sembahyang hajat, sembahyang hajat tarus, handak bapangantinan sembahyang
hajat. Kenapa jadi waninya manggawi (mengerjakan)? Itu karena Nabi Shallallahu
‘alaihi wasalam bersabda : “idza kunta hajatan ……” (Rasul bersabda :
apabila ada mempunyai hajat apa saja kepada Allah, maka sembahyang 2 rakaat,
rakaat pertama fatihah dan ayat kursi, pada raka’at kedua membaca fatihah dan
amanar rasul, setelah itu berdo’a maka akan dikabulkan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar