KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Berkuasa, Maha Mulia lagi Maha
Pengampun atas segala dosa. Dialah penyebab dari segala sebab dan kejadian.
Penyelesai dari segala permasalahan. Dialah yang senantiasa sibuk memperhatikan
hamba-hamba-Nya, mengangkat derajat orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan
menghinakan orang-orang yang dikehendaki-Nya pula.
Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sebenarnya, melainkan Allah
semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi-Nya kerajaan yang hak dan nyata.
Shalawat dan
salam atas hamba dan rasul-Nya, junjungan dan penghulu kita Muhammad Saw.
Manusia yang terpilih dan sangat utama, yang diutus-Nya menjadi rahmat bagi
semesta alam. Nabi yang ummi dengan akhlak yang suci menyampaikan risalah
Ilahi. Pemberi syafa’at dan penabur mutiara hikmat yang penuh manfaat.
Aku bersaksi
pula, bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, penghulu semua Nabi dan rasul,
nabi penutup, yang tidak ada lagi nabi sesudah kedatangannya. Amma ba’du.
Buku ini penulis susun untuk mengobati kegundahan hati akibat banyaknya
kesalahan-kesalahan (dosa) yang telah dilakukan dalam menjalani hidup dan
kehidupan ini. Baik dosa yang besar apalagi yang kecil, yang tampak apalagi
yang tersembunyi, yang disengaja apalagi yang tidak disengaja, dan yang masih
diingat apalagi yang sudah terlupa.
Kalau bukan karena keyakinan
bahwasanya Allah bersifat Maha pemaaf, Maha pengampun dan Maha Penerima
Taubat, dan kalau bukan karena keyakinan bahwa apa yang disampaikan oleh
Rasulullah Saw adalah benar, maka tidaklah akan penulis cari wasilah yang dapat
kiranya menyadarkan diri untuk tidak tenggelam ke dalam lingkaran dosa yang
lebih kronis dan tragis. Sehingga jiwa menjadi tenteram dengan berpengharapan terhadap
rahmat Allah Swt.
Buku ini
penulis beri judul “AMALAN PENGHAPUS DOSA” karena didalamnya terdapat
petunjuk-prtunjuk dan amalan-amalan yang dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan
(dosa) manusia berdasarkan al-Qur’an dan Hadits.
Setiap manusia
pastilah pernah membuat suatu kesalahan atau perbuatan dosa. Dan dosa, sekecil
apapun apabila tidak diampuni Allah Swt akan membawa akibat yang sangat besar
berupa adzab di akherat. Oleh karena itu, kita diwajibkan bertaubat dan
memperbanyak amal ibadah.
Penulis
menyadari, dangkalnya ilmu yang dimiliki menyebabkan penulis tidak mampu
menyajikan keseluruhan amalan-amalan penghapusan dosa yang banyak bertebar di
dalam kitab suci al-Qur’an maupun kitab-kitab hadits. Mudah-mudahan dimasa-masa
mendatang dapat dikumpulkan lebih banyak lagi amalan-amalan penghapus dosa.
Mudah-mudahan dengan kita mengamalkan petunjuk-petunjuk al-Qur’an dan hadits
tersebut, Allah redha kepada kita, dan
mengampuni semua dosa dan kesalahan kita. Amiin.
Kujadikan
tulisanku ini sebagai wasiyyat yang berkelanjutan (terus menerus) kepada anak
dan istriku, saudara-saudaraku, dan sekalian orang-orang yang mau mengambil
manfaatnya.
Kepada para
ahli dan ulama, penulis sangat mengharapkan nasehat, terlebih lagi koreksi
untuk perbaikan kitab ini dimasa mendatang dan sebelumnya penulis mengucapkan
terima kasih.
Kepada Allah
Swt penulis memohon taufiq dan hidayah, ilmu dan ‘inayah-Nya, mudah-mudahan
upaya kecil ini senantiasa dalam keredhaan-Nya.
21 Syawwal 1416 H
Amuntai, Kalsel : 11 Maret 1996 M
Muhammad Khairani ibnu Sahamad ibnu Shalatuddin ibnu Said
DAFTAR ISI
1. Pengertian Dosa
2. Klasifikasi Dosa
3. Sebab-sebab timbulnya dosa
4. Sikap orang berdosa
5. Akibat-akibat perbuatan dosa
6. Amalan Penghapus Dosa
7. Panduan Bertaubat dan Beramal
Khatimah
Kitab rujukan
PEGANGAN
Al-Hafizh Abu Nu’aim dan lain-lainnya meriwayatkan :
“Ada 7 (tujuh) perkara yang Allah alirkan pahalanya setelah matinya di dalam kuburnya :
1.
Orang
yang mengajarkan/mengamalkan ilmunya
2.
Membuat
saluran air
3.
Menggali
sumur
4.
Menanam
korma
5.
Membangun
masjid
6.
Mewariskan
kitab/tulisan
7.
Anak
yang selalu memohonkan ampun untuknya setelah meninggal dunia.
_________________________
من جمع
اربعين حد يثا فهو فى العفو و الغفران
“Barangsiapa menghimpun 40 hadits,
maka ia berada dalam pemaaafan dan pengampunan”. (Hadits terdapat dalam kitab “al-Mawa’idh
al-ushfuriyyah).
Seseorang telah berminpi tentang Jahizh, lalu ditanya padanya : Apakah balasan dari Allah kepadamu ? Maka jawabnya :
ولا تكتب بخطك غير شىء يسرك فى القيامة ان تراه
“Dan janganlah engkau
menulis sesuatu dengan tulisanmu tentang sesuatu kecuali yang akan dapat
memberikan kegembiraan pada dirimu dihari kiamat yang kamu sendiri akan
melihatnya”
___________________________
I. PENGERTIAN DOSA
Segala sesuatu
yang tidak berupa keta’atan pada hakekatnya adalah dosa. Sedangkan istilah yang
dipakai untuk menamakan ‘dosa’, Al-Qur’an menggunakan bermacam-macam kata
(istilah) antara lain : al-itsm (perbuatan dosa), ar-Rijs, adz-Dzanb
(perbuatan salah), as-Suu’, Zhulmun, Dhallun, al-Khati’ah, al-Fusuq,
al-‘utuw, al-Fasad, as-Sayyi’ah (perbuatan jelek) dan al-‘Ishyan
(maksiat), dan lain-lain.
1.
Al-Itsm
(perbuatan dosa)
“Sesungguhnya orang-orang yang melakukan dosa
akan dibalas sesuai dengan apa yang mereka kerjakan”. (QS.Al-An’am (6) : 120)
“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu,
setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang
mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(akan tetapi)
barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah
atau berbuat dosa lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa
baginya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Al-Baqarah
(2) : 181-182).
2.
Ar-Rijs (dosa,
kekurangan)
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya”. (QS.Al-Ahzab (33) : 33).
3.
Adz-Dzanb
(dosa, noda, perbuatan salah)
“Kami binasakan mereka
karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang
lain”. (QS.Al-An’am (6) : 6).
4.
As-Suu’
(perbuatan mungkar dan perbuatan lacur)
“Sesungguhnya mereka
adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya”. (QS.Al Anbiya
(21) : 77).
“Sesungguhnya taubat disisi Allah hanyalah
taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan (dosa) lantaran kebodohan,
yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima
Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS.An-Nisa
(4) : 17).
5.
Zhulmun
(perbuatan zalim)
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan
ummat-ummat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul
mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang
nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianalah Kami
memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa”. (QS.Yunus (10) : 13)
“Dan kalau setiap diri
yang berdosa (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia
menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika
mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan diantara mereka
dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya”. (QS.Yunus (10) : 54).
6.
Dhallun (perbuatan
sesat)
“Ibrahim berkata :
Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang
yang sesat”. (QS. Al-Hijr (15) : 56)
“Sesungguhnya Allah
tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan Dia mengampuni
dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang memepersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya”. (QS.An_Nisa (4) : 116)
7.
Al-Khati’ah
(perbuatan dosa secara sengaja)
“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka
ditenggelamkan lalu dimasukkan ke dalam neraka”. (QS.Nuh (71) : 25)
“(Bukankah demikian), yang benar, barangsiapa
berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal didalamnya”. (QS.Al-Baqarah (2) : 81)
8.
Al-Fusuq
(keluar dari jalan yang haq/benar)
“Sebab itu Kami
timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit, karena mereka
berbuat fasiq”. (QS.Al-Baqarah (2) : 59)
9.
Al-‘Utuw
(berlebih-lebihan dalam bermaksiat, keras kepala tidak mau menerima nasehat dan
melewati batas)
“Dan berapakah
banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan
Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras
dan Kami adzab mereka dengan adzab yang mengerikan”. (QS.Ath-Thalaq (65) : 8).
10. Al-Fasad (berbuat kerusakan)
“Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka,
agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. (QS. 30 : 41)
“Lalu mereka berbuat
kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhan menimpakan kepada mereka azab”.
(QS.Al-Fajr (89) : 12)
11. As-Sayyi’ah (perbuatan jelek)
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal
shaleh benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan
benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjalan”. (QS.Al-Ankabuut (29) : 7)
12. Al-‘Ishyan (tidak ta’at/membangkang)
“Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesunguhnya baginyalah neraka jahannam,
mereka kekal didalamnya selama-lamanya”. (Qs. Al-Jin (72) : 23)
13. Istilah-istilah lainnya terdapat dalam :
“Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang
kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.
Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Qs.Al-Ahzab (33) : 5)
“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali Imran (3) :
104 )
“Katakanlah: "Kamu
tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang Kami perbuat dan Kami
tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat". (Qs. Saba’ (34)
: 25 )
Tentang
pengertian dosa itu sendiri, nabi Muhammad SAW menerangkan dengan sabdanya :
الاء ثم
ماحاك فى صد رك
وكرهت ان يطلع عليه النا س
“Dosa ialah
apa yang tergetar dihatimu dan engkau tidak senang kalau hal (perbuatan) itu
diketahui oleh orang lain”. (Hadits Riwayat Muslim)
Manusia
mengetahui perbuatan yang ia lakukan itu akan selalu membawa dampak psikologis
dalam kehidupannya – apabila jalan kebaikan yang ia tempuh, maka akan senanglah
hatinya dan tenteramlah hidupnya, sebaliknya bila jalan yang tidak baik ia
kerjakan, maka dengan sendirinya hatinya menjadi gelisah dan jiwa/dadanya
menjadi sempit (QS.Al-An’am (6) : 125), ini dikarenakan Allah SWT telah
memberikan ilham kepada manusia perihal kebaikan dan keburukan ke dalam hati
dan pikirannya.
“Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan (kejahatan) dan ketaqwaannya
(kebaikan), Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.Asy-Syams (91) : 7 s/d
10).
Akan
tetapi, karena manusia selalu dihadapkan kepada berbagai macam ujian yang tidak
pernah terhenti sedetikpun juga, maka banyaklah manusia yang jatuh kelembah
kenistaan dan kesesatan. Sebab utamanya adalah manusia lupa kepada Allah dan
lupa kepada ilham-ilham yang diberikan Allah tentang cara-cara penyelesaiannya.
Ingat
kepada Allah merupakan jalan keta’atan, menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan tercela (dosa). Ingat kepada Allah membuat hati menjadi
tenteram.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS.Ar-Ra’d (13) : 28)
Manusia
yang lalai terhadap dzikrullah, cenderung memperturutkan nafsu dan bujukan
syetan terkutuk.Apabila kendali hati dan akalnya tidak lagi jalan, maka
menjadilah dia orang yang terpedaya (berdosa) yang menyebabkannya tidak
tenteram sepanjang waktu.
Gambaran
psikologis orang beriman yang melakukan kesalahan (dosa) terlukis dalam firman
Allah SWT :
“dan terhadap 3 (tiga) orang (yaitu : Ka’ab bin Malik,
Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’, mereka disalahkan karena tidak mau
ikut berperang) yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila
bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun
telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa
tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian
Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.Sesungguhnya
Allah-lah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS.At-Taubah (9) :
118)
Adapun
bagi orang kafir, terhadap dosa, mereka tidak merasa apa-apa. Mereka menganggap
perbuatan jahat (dosa) yang dilakukan adalah suatu hal yang wajar. Hal ini
sejalan dengan strategi syetan yang membisikkan pikiran-pikiran jahat kepada
manusia, yaitu : “menganggap baik perbuatan yang jahat dan menganggap tercela
perbuatan yang terpuji (baik)”. (QS.Al-Hijr (15) : 39).
“Dan (juga)
agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akherat
cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka
mengerjakan apa yang mereka (syetan) kerjakan”. (QS.Al-An’am (6) : 113).
Allah
SWT benci kepada orang yang terus menerus berbuat dosa, sampai-sampai dirinya
diliputi oleh dosanya sendiri (QS.Al-Baqarah (2) : 81), karena “ Manusia itu
hendak membuat (dosa) maksiat terus menerus”. (QS.Al-Qiyamah (75) : 5).
Apabila
keadaan ini tidak segera ditaubati, maka Allah SWT akan menutup hati, mata dan telinga manusia dengan suatu tutupan, sehingga manusia tidak
lagi dapat membedakan perbuatan baik dan buruk. Terhadap dosa, hati tidak lagi
bergetar (memberikan tanda/peringatan).
“Dan Kami
adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, sehingga mereka tidak dapat
lagi memahaminya”. (Qs.Al-Israa (17) : 46).
II. KLASIFIKASI DOSA
Tidak
ada dalam suatu situasi dan kondisi apapun dimana manusia dapat merasa aman
dari perbuatan dosa. Karena terhadap segala sesuatu (aspek), apabila tidak
ditempatkan pada posisi/kedudukan yang semestinya, maka sesungguhnya itu sudah
merupakan suatu kesalahan. Dosa itu senantiasa berkeliaran diseluruh
gerak-gerik kehidupan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
“Dan tinggalkanlah
dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan
dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang
mereka telah kerjakan.” (Qs.Al-An’am (6) : 120)
Menurut
obyeknya, dosa dapat diklasifikasikan atas 4 (empat) bagian, yaitu :
1.
Dosa besar
terhadap Allah SWT
2.
Dosa terhadap
sesama manusia
3.
Dosa terhadap
diri sendiri
4.
Dosa terhadap
makhluk selain dari manusia.
Contoh-contohnya
:
1.
Dosa besar
terhadap Allah SWT.
a.
Syirik (QS.An-Nisa (4) :48 dan QS.Al-Maidah (5) :
72)
b.
Murtad /kafir
setelah beriman (QS.Al-Baqarah (2) : 217)
c.
Menghina agama
dan ayat-ayat Allah (QS.At-Tauabah (9) : 65).
d.
Berdusta
terhadap Allah dan Rasul-Nya (QS.Az-Zumar (39) : 60 dan QS.An-Nahl (16) :
116-117)
e.
Melalaikan
shalat (QS.Maryam (19) : 59-60, QS.Al-Muddatstsir (74) : 42 s/d 48).
f.
Melakukan
jampi-jampi, tenung atau sihir (QS.Al-Baqarah (2)
: 102)
g.
Lupa pada
dzikrullah )QS.Al-Hasyr (59) : 19, QS.Al-Jumu’ah (63) : 9 dan QS.Ali Imran (3)
: 190-191 ).
h.
Bersifat
nifak/munafik (QS.Al-Baqarah (2) : 8-12
dan QS.An-Nisa (4) : 142-143).
i.
Tidak
mensyukuri nikmat (QS.An-Nahl (16) :
112)
j.
Dan lain-lain.
2.
Dosa terhadap
sesama manusia
a.
Durhaka kepada
orang tua (QS.Al Israa (17) : 23-24 dan
QS.Luqman (31) : 15)
b.
Membunuh orang
tanpa hak (QS.An-Nisa (4) : 93 dan
QS.Al-Maidah (5) : 32)
c.
Memutuskan
hubungan kekeluargaan/silaturrahmi
(QS.Al-Baqarah (2) :27 dan QS.Muhammad (47) : 22-23)
d.
Mengurangi
ukuran,sukatan dan timbangan
(QS.Al-Muthaffifin (83) : 1-3)
e.
Memakan harta
anak yatim (QS. An-Nisa (4) : 6 dan 10)
f.
Mencuri atau
merampok (QS. QS.Al-Maidah (5) : 33 dan 38)
g.
Menuduh orang
baiak-baik berzina (QS.An-Nuur (24) : 23-24)
h.
Memperkosa/berzina
(QS.Al-Isra (17) : 32 dan QS.Al-Furqan (25) : 68-70).
i.
Melakukan
sumpah dan saksi palsu (QS.Ali Imran (3) : 77 dan QS.Al-Furqan (25) : 4 dan
72).
j.
Mengkhianati
amanat ( QS.Al-Anfal (8) : 27)
k.
Berdusta
(QS.Az-Zumar (39) : 3)
l.
Mengghibah
orang lain (QS.Al-Hujurat (49) : 12)
m.
Berbuat zalim
(QS.Ibrahim (14) : 42-45, QS.Asy-Syuura (42) : 42 dan QS.Al-Ahzab (33) : 58).
n.
Dan lain-lain.
3.
Dosa terhadap
diri sendiri
a.
Tidak
mensedekahi bagian-bagian anggota tubuh.
b.
Tidak mau
berdo’a untuk kebaaikan dirinya sendiri.
c.
Mencela diri
sendiri (QS.Al-Hujurat (49) : 11)
d.
Menjerumuskan
diri kedalam kebinasaan (QS.Al-Baqarah (20) : 195)
e.
Tidak bersikap
adil terhadap diri sendiri (QS.An-Nisa (4) : 135)
f.
Tidak sabar
dalam bergaul dengan orang-orang shaleh (QS.Al-Kahfi (18) : 28)
g.
Tidak mau
berbuat baik (QS.Al-Israa (17) : 7)
h.
Tidak mau
mengoreksi diri (QS.Adz-Dzariyat (51) : 21)
i.
Tidak membawa
akhlaq malu (QS.Al-Alaq (96) :14)
j.
Berputus asa
(QS.Al-Hadiid (57) : 23)
k.
Membunuh diri
sendiri (QS.An-Nisa (4) : 29)
l.
Dan lain-lain.
4.
Dosa terhadap
makhluk selain dari manusia
a.
Menghina dan
memusuhi Jibril (para malaikat) :
97. Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril,
Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin
Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
98. Barang siapa yang menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya
Allah adalah musuh orang-orang kafir. (Qs. Al-Baqarah (2) : 97-98 )
b.
Mencerca waktu
dan yang semisalnya.
لا تسبوا الدهر فاءن الله هو الدهر
“Janganlah kalian mencerca waktu
(masa). Karena Allah sendirilah pencipta masa”. (HR.Muslim dari Abu Hurairah
ra).
c.
Mencerca dan
menganiaya binatang
Dari
ibnu Abbas ra bahwasanya suatu ketika ada seekor keledai yang ada cap dimukanya
lewat dihadapan nabi saw, kemudian beliau bersabda :
لعن الله الذى وسمه
“Allah melaknat orang yang memberi cap pada muka keledai itu”.
(HR.Muslim)
Bersumber
dari Anas ra. ia berkata :
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم ان تصبرالبها
ئم
“Rasulullah SAW melarang penganiayaan binatang yang akan
dibunuh/disembelih”. (HR.Bukhari dan Muslim).
Sedangkan menurut subyeknya (para pelaku), dosa dibagi atas 2 (dua)
macam, yaitu :
1.
Dosa yang
dilakukan oleh diri sendiri yang membawa dampak (akibat) bagi dirinya sendiri.
Misalnya
:
Dosa
mata : Melihat yang tidak baik
Dosa
telinga :
Mendengar yang tidak baik
Dosa
kaki : Melangkah ketempat yang tidak baik
Dosa
tangan :
Mengerjakan sesuatu yang tidak baik
Dosa
mulut : Berbicara yang tidak baik
Dosa
hati : Berperasa yang tidak baik
Dosa
akal : Berpikir yang tidak baik.
Apabila
panca indera ditambah hati dan akal tidak digunakan sebagaimana ketentuan
Allah, maka akan dapat melahirkan dosa. Dengan demikian dosa yang dilakukan
oleh manusia secara pribadi/individu adalah sangat banyak.
2.
Dosa yang
dilakukan oleh orang lain yang membawa dampak bagi diri kita.
Misalnya
:
Orang
lain yang mengikuti perbuatan bid’ah kita.
Orang lain yang mengghibah diri kita.
Orang lain yang balas menghina martabat orang tua kita.
III. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA DOSA
Setiap manusia
dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), tidak mempunyai dosa. Kemudian,
perjalanan hidup dan kehidupannyalah yang membawanya berkenalan dengan berbagai
rambu-rambu agama yang lurus. Batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah SWT
bertujuan untuk memuliakan manusia itu sendiri, agar tidak keluar dari keadaan
fitrah (kesuciannya).
Akan
tetapi, dosa itu timbul hanya pada waktu perjalanan hidupnya didunia, yang
memang tidak dapat dihindari tentulah dapat menjerumuskannya ke lembah
kedosaan, kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah Swt dan orang-orang
yang mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
Sedangkan
di akherat, dosa memang tidak ada keterangan lagi dapat diperbuat, namun negeri
akherat merupakan tempat penghinaan bagi orang-orang yang berdosa yang tidak
mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
Agar
seseorang terlepas dari beban dosa, tidak ada alternatif lain selain bertaubat,
memohon ampun kepada Allah. Meskipun memberikan ampunan ataupun tidak merupakan
hak Allah semata, tetapi Allah Swt sendiri memberikan jaminan kepastian untuk
mengampuni semua dosa, kecuali dosa mempersekutukan-Nya (syirik). Karena Allah
Swt bersifat Al-Ghafur (Maha Pengampun), At-Tawwab (Maha Penerima Taaubat) dan
Al-‘Afuwwu (Bersifat Maha pemaaf).
Allah
Swt berfirman didalam hadits qudsiy, yang menerangkan bahwa semua manusia
(pernah) berbuat dosa, dan janji Allah Swt untuk memberikan ampunan kepada
orang-orang yang meminta ampun.
يا
عبادى كلكم مذنب الا من عا فيت فا سئلو نى معفرة اعفرلكم
“Wahai hamba-Ku, kamu semuanya mempunyai dosa,
kecuali mereka yang Ku maafkan; maka mintalah kepadaKU akan ampunan, niscaya
Aku ampuni untukmu”. (HQR. Ibnu Majah).
Secara
ringkas dapat dikatakan bahwasanya dosa lahir dari jalan kesesatan. Manusia
akan selamat dan terhindar dari kesesatan apabila teguh berpegang kepada tali
(wahyu) Allah Swt. Sebagaimana tersebut dalam surah Ali Imran berikut :
Mereka
diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang
demikian itu, karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi
tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas. (QS.Ali Imran (3) : 112 )
Orang
yang senantiasa berada dalam kehinaan dan jauh dari hidayah (petunjuk) Allah
Swt. Oleh karena itu, setiap manusia,
siapapun juga, terlebih bagi seorang muslim, wajib memohon petunjuk kepada
Allah Swt.
Allah
Swt. Berfirman di dalam hadits qudsiy :
يا
عبادى كلكم ضال الا من هديته فا ستهد و نى اهد كم
“Wahai hamba-Ku, kalian semua tersesat, kecuali orang
yang Aku beri petunjuk kepadanya, maka hendaklah kamu memohon petunjuk-Ku,
pastilah Aku akan meemberikan petunjuk kepadamu”. (HQR.Muslim).
Ada
banyak sebab yang membuat seseorang mudah terjerumus kedalam perbuatan dosa,
beberapa diantaranya adalah :
1.
Kurang
dzikrullah (lupa kepada Allah)
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.
(Qs. Ali Imran (3) : 135 )
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya
golongan syaitan Itulah golongan yang merugi.
(Qs. Al-Mujaadillah (58) : 19 )
2.
Memperturutkan
hawa nafsu
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang. (Qs. Yusuf (12 ) : 53 )
3. Terkena
Perangkap Syetan
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, (Qs. Al-Hijr (15 ) : 39 )
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia." (Qs. Yusuf (12) : 5 )
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka
Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang
mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu
sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan
keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Qs. An-Nuur
(24) : 21 )
4.
Kurang memahami
tujuan hidup
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs. Adz-Dzariyat (51) : 56 )
5.
Terpengaruh
lingkungan
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi
ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah)” (Qs. Al-An’am (6) : 116 )
6.
Kurang
Pengetahuan/ilmu agama
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
(Qs. Al-Israa (170 : 36 )
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Qs. Fathiir (35) : 28 )
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
(Qs. An-Nahl (16) : 43 )
7.
Akhlaq yang
kurang terpuji
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). (Qs. Asy-Syuura (42) : 30 )
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan
(manusia) kepada negeri akhirat.
47. Dan Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar Termasuk
orang-orang pilihan yang paling baik. (Qs. Shaad (38) : 46-47 )
8.
Dosanya
mengajak kepada dosa
(Bukan demikian), yang
benar: Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka
Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Qs. Al-Baqarah (2) : 81 )
9.
Hati tidak
bersih
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(Qs. Al-Baqarah (2) : 10 )
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan itu menutupi hati mereka. (Qs. Al-Muthaffifin (83) : 14)
10.
Pikiran selalu
ragu dan was-was
(apa yang telah Kami
ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu
janganlah kamu Termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Qs. Ali Imran (3) : 60 )
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil
dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.
(Qs. Al-Baqarah (2) : 42 )
11.
Kurang sabar
menghadapi cobaan
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah). (Qs. Luqman (31) : 17 )
Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Qs. Yunus
(10) : 62 )
12.
Iman yang lemah
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah
beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami
telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala
amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs.
Al-Hujurat (49) : 14 )
13.
Terlalu cinta
dunia
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia
mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya
tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan
baginya azab yang besar.
Yang demikian itu disebabkan karena Sesungguhnya mereka
mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada
memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Mereka Itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan
penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka Itulah orang-orang
yang lalai.
Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang
merugi. (Qs. An-Nahl (16) : 106-109)
14.
Tidak
berpedoman kepada aturan Allah (syari’at)
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang
mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan
(syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu
benar-benar berada pada jalan yang lurus. (Qs. Al-Hajj (22) : 67 )
15.
Banyak memakan
barang haram
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, Yaitu Al kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit
(murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya
melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan
tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang Amat pedih. (Qs. Al-Baqarah
(2) : 172-174 )
IV. SIKAP ORANG BERDOSA
Perbuatan
dosa, disadari atau tidak akan menumbuhkan kegelapan hati. Apabila suasana hati
sudah gelap akibat kebanyakkan perbuatan dosa, maka hati akan semakin keras dan
semakin jauh dari Allah Swt. Keadaan yang sedemikian dapat pula menjadi sumber
timbulnya kejahatan lainnya didalam lingkungan masyarakat.
Orang
yang berdosa, merupakan orang yang mempunyai penyakit didalam hatinya. Penyakit
itu akan menjalar apabila tidak segera diblokade. Salah satu bentuk upaya
menghilangkan atau menyembuhkan penyakit tersebut adalah dengan meminum obat.
Maka, bagi orang yang berdosa, penyembuhannya dilakukan dengan memperbanyak
melakukan istighfar (minta ampun).
Dengan
istighfar hati akan kembali menjadi bersih. Hati yang bersih akan dapat membawa
diri kepada tindak tanduk (perbuatan) yang terpuji. Inilah yang dimaksud dengan
firman Allah Swt. Yang intinya menyatakan bahwa seseorang yang mengiringi
perbuatan jahatnya dengan perbuatan baik, karena sesungguhnya perbuatan baik
itu dapat menghapuskan kejahatan (dosa).
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Qs.Huud (11) : 114 ).
Bagi orang yang berdosa memandang atau menyikapi dosa itu sendiri
bermacam-macam, tergantung pada seberapa tinggi kadar keimanan dan tingkat
pengetahauannya. Dapat disimpulkan atas beberapa sikap, diantaranya :
1.
Tidak
mengetahui kalau dirinya telah berbuat dosa
Dan apabila mereka
melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang
Kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh Kami
mengerjakannya." Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji." mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Qs. Al-A’raaf (7) : 28 )
2.
Mengetahui
dosa, tetapi tidak dapat melepaskan diri darinya
Dan kalau Kami tidak
memperkuat (hati)mu, niscaya kamu Hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,
(Qs. Al-Israa (17) :
74 )
Bahkan manusia itu
hendak membuat maksiat terus menerus.
(Qs. Al-Qiyaamah (75)
: 5 )
3.
Bangga dengan
perbuatan dosanya
(Bukan demikian), yang benar: Barangsiapa
berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. (Qs. Al-Baqarah (2) : 81 )
Dan di antara manusia
ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah
penantang yang paling keras.
Dan apabila ia
berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya,
dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan.
Dan apabila dikatakan
kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan
sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
(Qs. Al-Baqarah (2) :
204-206 )
Dan Barangsiapa yang
buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta
(pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (Qs. Al-Israa (17) : 72 )
4.
Berputus asa
Dan jika Kami rasakan
kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut
daripadanya, pastilah Dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (Qs.
Huud (11) : 9 )
Katakanlah: "Hai
hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs. Az-Zumar (39) :
53 )
5.
Segera
mengiringi dengan perbuatan baik
Dan dirikanlah
sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.
(Qs. Huud (11) : 114 )
6.
Menyesal dan
bertaubat
Aku bersumpah demi hari
kiamat,
Dan aku bersumpah
dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri) (Qs.Al-Qiyaamah (75) : 1 – 2
)
Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(Qs. Ali Imran (3) :
135 )
.
V.
AKIBAT YANG DITIMBULKAN DOSA
Tidak
ada suatu perbuatan baik yang tidak memberi bekas pada kehidupan. Begitu pula,
tidak ada suatu perbuatan tidak baik yang tidak menimbulkan akibat bagi
pelakunya, bahkan dapat pula membinasakan orang-orang shaleh yang ada
dilingkungannya. Seperti diberitakan dalam kitab hadits, bahwa apabila Allah
Swt menurunkan adzab terhadap suatu kaum yang berdosa, maka kehancurannya tidak
saja membinasakan pelaku kedosaan, tetapi orang-orang yang shalehpun akan
binasa, hingga nanti akan dibangkitkan berdasarkan niat dan amalan
masing-masing. Orang berdosa akan mempertanggungjawabkan perbuatannya, sedang
orang yang beriman serta beramal shaleh akan mendapatkan balasan pahala
berlipat ganda di akherat.
Akibat
pertama bagi pelaku kebaikan adalah timbulnya perasaan senang dan ketenangan
jiwa. Sebagaimana Dabda Nabi Saw :
البر
ما سكنت اليه النفس واطما ء ن اليه القلب
“Perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat
jiwa tenteram dan hati menjadi tenang”. (HR. Ahmad )
Sedang
akibat pertama bagi pelaku kejahatan adalah timbulnya kegelisahan jiwa dan
kekotoran hati, seperti tersebut dalam sabda-sabda Rasulullah Saw.
الاءثم
مالم تسكن اليه النفس ولم يطمئن اليه القلب وان افتاك المفتون
“Perbuatan dosa adalah perbuatan yang menjadikan jiwa
terguncang dan hati gusar, sekalipun kamu mendapatkan nasehat dari mufti (ahli
fatwa)” (HR. Ahmad)
الاءثم
ماحاك في نفسك وكرهت ان يطلع عليه الناس
“Yang dinamakan dosa adalah suatu perbuatan yang
berakibat menggelisahkan jiwa dan kamu tidak mau meemperlihatkannya (menampakkannya)
kepada orang lain “(HR. Ahmad )
ان
المو من اذا اذنب كانت نكتة سوداء فى قلبه فان تاب ونزع واستغفر صقل قلبه فان زاد زادت فذلك الران الذي ذكر الله فى كتابه : ( كلا بل ران على قلوبهم ماكا نوا يكسبون )
“Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan
perbuatan dosa, maka hatinya ternoda oleh titik hitam. Apabila ia mau bertaubat
dan tidak akan mengulangi perbuatan dosa lagi serta melakukan istighfar, maka
hatinya akan menjadi bersih kembali”.
Titik hitam itulah yang dimaksuf didalam firman Allah
: “Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang
selalu mereka lakukan, membuat noda hitam (hingga) menutupi hati mereka (QS.Al-Muthaffifin (83) :
14 )” (HR. Ibnu Majah dan Imam Ahmad)
Al-Hafizh
Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam bukunya : “Aatsaarul Ma’ashi wa adhraaruha”,
diterjemahkan oleh Nabhani Idris dalam judul “Akibat berbuat maksiat”,
terbitan Gema Insani Press, menjelaskan secara ringkas tentang akibat-akibat
dari perbuatan dosa/maksiat, yang tergambar dari hal-hal sebagai berikut :
1.
Maksiat menghalangi
ilmu pengetahuan
2.
Maksiat
menghalangi datangnya rezeki
3.
Maksiat
menimbulkan jarak dengan Allah
4.
Maksiat
menjauhkan pelaku dengan orang lain (terasing)
5.
Maksiat
menyulitkan urusan
6.
Maksiat
menggelapkan hati
7.
Maksiat
melemahkan hati dan badan
8.
Maksiat menghalangi
ketaatan
9.
Maksiat
memperpendek umur dan menghapus keberkahan
10.
Maksiat
menumbuhkan maksiat lain
11.
Maksiat
mematikan bisiskan hati nurani
12.
Maksiat
menghilangkan keburukan maksiat itu sendiri
13.
Maksiat warisan
ummat yang pernah di adzab
14.
Maksiat
menimbulkan kehinaan
15.
Maksiat
memudahkan perbuatan dosa
16.
Maksiat
merugikan makhluk lain
17.
Maksiat
mewariskan kehinadinaan
18.
Maksiat merusak
akal
19.
Maksiat menutup
hati
20.
Maksiat
dilaknat rasulullah SAW
21.
Maksiat
menghalangi syafa’at Rasul dan Malaikat
22.
Maksiat
melenyapkan malu
23.
Maksiat
meremehkan Allah
24.
Maksiat
memalingkan perhatian Allah
25.
Maksiat
melenyapkan nikmat dan mendatangkan adzab
26.
Maksiat
memalingkan istiqamah.
(Akibat Berbuat Maksiat, halaman 29 – 45 ).
Drs.Syahminan
Zaini dalam buku beliau “Problematika Dosa”, terbitan Al-Ikhlas,
Surabaya membicarakan akibat-akibat dosa secara umum sebanyak 17 macam akibat,
yaitu :
1.
Melanggar janji
2.
Merusak iman
3.
Merusak
hubungan manusia dengan Allah
4.
Merusak
hubungan manusia dengan manusia
5.
Merusak
kebahagiaan hidup
6.
Merusak moral
7.
Menimbulkan
penyakit rohani
8.
Mengotori
kesucian manusia
9.
Menjatuhkan
martabat manusia
10.
Megundang
kemarahan Allah
11.
Mengundang
malapetaka (bencana)
12.
Menyebabkan
ditolaknya do’a
13.
Memberikan
kemenangan kepada nafsu dan syetan
14.
Menyampaikan
cita-cita orang kafir
15.
Merusak kelestarian
alam dan manusiasendiri
16.
Memepengaruhi
tingkah laku manusia
17.
Menyebabkan
masuk neraka.
(Problematika Dosa, halaman 10 – 38 )
Dengan
demikian, akibat yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan dosa banyak sekali.
Semakin banyak dosa tentunya akan semakin banyak pula akibat-akibat yang
ditimbulkannya. Namun semua perbuatan dosa, baik yang kecil ataupun dosa besar,
sedikit ataupun banyak, tampak ataupun tersembunyi akan tidak baik akibatnya.
Dari
sekian banyak akibat-akibat yang ditimbulkan oleh dosa, dapatlah disimpulkan
menjadi 7 (tujuh) akibat saja, yaitu :
1.
Perbuatan dosa
membawa kecelakaan bagi diri sendiri
Maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa
(alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan
menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup
duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. (Qs. Yunus (10) : 23 )
Sesungguhnya Allah
tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang
berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.
(Qs.Yunus (10) : 44 )
Maka mereka ditimpa
oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. dan orang-orang yang zalim di
antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat
melepaskan diri.
(Qs. Az-Zumar (39) :
51 )
Tidak ada yang ditunggu-tunggu
orang kafir selain dari datangnya Para Malaikat kepada mereka atau datangnya
perintah Tuhanmu Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir)
sebelum mereka. dan Allah tidak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
selalu Menganiaya diri mereka sendiri,
Maka mereka ditimpa
oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang
selalu mereka perolok-olokan.
(Qs. An-Nahl (16) : 33
– 34 )
2.
Perbuatan dosa
merugikan orang lain
Dan peliharalah dirimu
dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di
antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. (Qs. Al-Anfaal
(8) : 25 )
Dan janganlah kamu
merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi
dengan membuat kerusakan;
(Qs. Asy-Syu’ara (26)
: 183 )
3.
Perbuatan dosa
dapat merusak lingkungan
Dan bila dikatakan
kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka
menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."
Ingatlah, Sesungguhnya
mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
(Qs.Al-Baqarah (2) : 11-12 )
Dan apabila ia
berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya,
dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan”
(Qs. Al-Baqarah (2) :
205 )
4.
Pelaku dosa
mendapat sebutan yang tidak baik
Sesungguhnya binatang
(makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena
mereka itu tidak beriman.
(Qs. Al-Anfaal (8) :
55 )
Dan (juga) Karun,
Fir'aun dan Haman. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan
(membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. akan tetapi mereka
Berlaku sombong di (muka) bumi, dan Tiadalah mereka orang-orang yang luput
(dari kehancuran itu).
(Qs. Al-Ankabut (29) :
39 )
Binasalah kedua tangan
Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa
(Qs. Al-Lahab (111) :
1 )
Dan Kami memungkinkan
Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala
tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun
itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Apakah sekarang (baru
kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu
Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Maka pada hari ini
Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan kami. (Qs. Yunus (10) : 90 – 92 )
5.
Perbuatan dosa
mengundang datangnya hal-hal yang tidak baik (kejahatan lainnya)
Dan orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (mendapat) Balasan yang setimpal dan mereka ditutupi
kehinaan. tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah,
seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap
gelita. mereka Itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Qs.Yunus (10)
: 27)
Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). (Qs.Ar-Ruum (30) : 41 )
Tidakkah kamu lihat,
bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir
untuk menghasung mereka berbuat ma'siat dengan sungguh-sungguh?, (Qs. Maryam
(19) : 83 )
6.
Perbuatan dosa
sangat dibenci, dikutuk dan dimurkai Allah
Dan mereka berkata:
"Hati Kami tertutup". tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka
karena keingkaran mereka; Maka sedikit sekali mereka yang beriman. (Qs.
Al-Baqarah (2) : 88 )
Sesungguhnya
orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula)
oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, (Qs. Al-Baqarah (2) : 159 )
Sesungguhnya
orang-orang kafir dan mereka mati dalam Keadaan kafir, mereka itu mendapat
la'nat Allah, Para Malaikat dan manusia seluruhnya.
Mereka kekal di dalam la'nat itu; tidak akan
diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.
(Qs. Al-Baqarah
(2) : 161 – 162 )
Maka Apakah
orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana)
ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada
mereka dari tempat yang tidak mereka sadari,
Atau Allah mengazab
mereka diwaktu mereka dalam perjalanan, Maka sekali-kali mereka tidak dapat
menolak (azab itu),
Atau Allah mengazab
mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka Sesungguhnya Tuhanmu
adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Qs. An-Nahl (16) : 45 – 47 )
Dan janganlah kamu
berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,
(Qs. An-Nisa (4) : 107 )
7.
Dosa yang tidak
diampuni menyebabkan pelakunya masuk neraka
Adapun orang-orang
yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan
dan menarik nafas (dengan merintih), (Qs. Huud (11) : 106 )
Adapun orang-orang
yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.
(Qs. Al-Baqarah (2) :
39 )
Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.
Tidak diringankan azab
itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. (Qs. Az-Zukhruf (43) :
74-75 )
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka. (Qs.An-Nisa (4) : 145 )
Dan Adapun orang-orang
yang Fasik (kafir) Maka tempat mereka adalah Jahannam. Setiap kali mereka
hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada
mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
(Qs. As- Sajdah (32) :
20 )
VI. AMALAN PENGHAPUS DOSA
BERHUBUNGAN DENGAN KEIMANAN
1.
Bersyahadat
“Tiadalah dari seorang hamba yang membaca “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur
Rasulullah” melainkan Allah Ta’ala berfirman: “Benarlah hamba-Ku, Aku adalah
Allah, tidak ada Tuhan melainkan Aku. Aku menjadikan saksi kamu semua wahai
para malaikat-Ku. Aku benar-benar telah mengampuninya dari dosanya yang telah
berlalu dan yang akan datang” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)
“Barangsiapa menyaksikan
(percaya) bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad
itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya, dan bahwa Nabi Isa itu hamba Allah dan
pesuruh-Nya dan kalimat-Nya yang Ia jatuhkan kepada Maryam dan roh daripada-Nya
dan bahwa Sorga itu hak dan bahwa neraka itu juga hak, maka barangsiapa yang
menyaksikan yang demikian itu, niscaya Allah memasukkan dia ke sorga, sesuai
dengan amal yang telah dilakukannya” (HR. Syaikhani dari Ubadah bin Shamit)
2.
Shalawat
“Telah datang kepadaku utusan dari
Tuhanku ‘Azza wa Jalla maka dia berkata: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat
atas engkau diantara ummatmu, maka, Allah Subhanahu wa ta’ala menuliskan
baginya sepulu ganjaran (kebaikan) dan menghapuskan daripadanya sepuluh
kejahatan, lalu mengangkatkan Allah baginya sepuluh derajat dan memberikan
Allah atasnya (membalasi Allah) yang seumpamanya” (HR. Ahmad dari Abi Thalhah).
“Perbanyak
olehmu shalawat atasku, maka sesungguhnya shalawat kamu atasku adalah ampunan
bagi dosanya, dan carilah olehmu dariku derajat yang tinggi dan wasilah
(jalan), maka sesungguhnya jalanku di sisi Tuhanku, itu adalah syafa’at bagi
kamu” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Hasan bin Ali)
“Tiada seorang hambapun dari ummatku yang mengucapkan shalawat kepadaku
dengan satu shalawat secara ikhlas dari pihak dirinya sendiri, melainkan Allah
memberi balasan atasnya sepuluh shalawat, dan dituliskan Allah baginya 10
kebajikan, dan dihapuskan Allah daripadanya 10 kejelekan”. (HR. Abu Nu’aim).
Dari Abdul Aziz bin
Shuhaib dari Anas bin Malik ra. Berkata, saya berdiri disisi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: “Siapa bershalawat atasku di setiap hari
Jum’at sebanyak 80 kali, maka Allah Ta’ala mengampuni dosanya delapan puluh
tahun”, kemudian saya bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana (cara)
bershalawat atasmu?” Beliau bersabda : “Hendaknya engkau membaca : “Allahumma
shalli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rasuulikan nabiyyil ummiyyi”.
3.
Membaca kalimat tahlil
“Malaikat maut mendatangi seseorang
yang baru saja meninggal kemudian sang malaikat membelah semua anggota
tubuhnya, dan ternyata ia tidak menemukan suatu amal kebaikanpun yang
dilakukannya. Kemudian ia membelah dadanya hatinya dan ternyata ia tidak menemukan
suatu kebaikanpun di dalamnya. Lalu ia membuka kedua rahangnya, dan ternyata ia
menemukan ujung lidahnya menempel pada langit-langit mulutnya, rupanya orang
tersebut baru saja membaca kalimah “Laa Ilaaha Illallah” (Tidak ada tuhan
selain Allah), maka akhirnya ia mendapatkan ampunan berkah kalimah ikhlas
tersebut” (HR. Ibnu Abid Dunya dari Abu Hurairah).
“Pengamalan
Laa Ilaaha Illallah, tidak ada suatu amalanpun yang dapat menyamainya, dan ia
dapat melebur semua dosa” (HR. Ibnu Majah)
4.
Redha dengan takdir
kebutaan
“Sekali-kali tidaklah dicobai
seorang hamba dengan sesuatu yang lebih dari syirik, dan sekali-kali tidak
dicobai dengan sesuatu sesudah syirik lebih dari hilang penglihatannya, dan
sekali-kali tidaklah dicobai hamba dengan hilang penglihatannya, lalu dia
sabar, melainkan Allah mengampuni dosanya” (HR. Bazzar dari Baridah).
5.
Memperbanyak
dzikrullah
“Tiadalah suatu kaum yang duduk mengingat
(berdzikir) kepada Allah, kecuali menyeru mereka yang ada di langit, “Bangunlah
kamu (dari dudukmu) dalam keadaan mendapat ampunan”. (HR. Adh-dhiya’ dari Anas)
6.
Redha
dengan tumbuhnya uban
“Tiada seorang muslimpun yang
beruban sehelai rambutnya dalam Islam, melainkan Allah tuliskan untuknya satu
kebaikan dan Allah hapuskan daripadanya satu kesalahannya”. (HR. Abu Dawud dari
Ibnu Umar).
7.
Membaca
surah ya siin
“Barangsiapa yang membaca surah Yasiin untuk
mencari ridha Allah, diampuni Allah baginya apa yang terdahulu dari dosanya,
maka bacalah surah itu di dekat orang yang akan mati” (HR. Baihaqi dari Mu’qal
bin Yasar).
8.
Membaca
4 surah
“Barangsiapa yang membaca:
“Al-Fatihah, Qul-huwallahu ahad, Qul a’udzu birobbil falaq dan Qul a’udzu
birabbinnas”, tujuh kali, tujuh kali, sebelum ia melipat kedua kakinya apabila
imam telah mengucapkan salam pada hari Jum’at (shalat Jum’at), diampunilah
baginya dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian” (HR. Abul As’ad al-Qosyiri
dari Anas).
9.
Memperbaharui
syahadat
“Siapa yang permulaan
ucapannya “Laa ilaaha Illallah” dan pada akhir ucapannya “Laa ilaaha Illallah”
dan ia melakukannya seribu kejelekan (maksudnya dosa-dosa kecil), jika ia hidup
seribu tahun, maka Allah tidak akan menanyakan dosanya sama sekali” (Hadits
terdapat dalam Tanqihul Qaul)
“Siapa mengucap “Laa ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah” satu kali,
maka dosa (kecil)nya diampuni sekalipun dosa-dosa itu seperti buih dilautan”
(Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)
10.
Membaca
Bismillah
“Siapa
membaca “Bismillaahir Rahmaanir Rahiim” sekali, maka (dileburlah dosa kecilnya)
sehingga dosanya tidak ada yang tertinggal seberat dzarrah (debu) pun” (Hadits
dalam Tanqihul Qaul)
11.
Menulis
Bismillah
“Siapa menulis “Bismillah” lalu
memperindah (tulisannya) karena mengagungkan Allah, maka diampunilah dosanya
yang telah lalu dan yang akan datang” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)
12.
Mengikut Rasul-Nya (menjalankan sunnah)
“Katakanlah
hai Muhammad! Jika kamu mencintai Allah, maka ikutlah kamu dengan aku, niscaya
Allah akan mengasihimu dan Dia akan mengampuni dosamu. Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. Ali Imran (3) : 31)
13.
Redha
dengan sempitnya rezeki
“Sesungguhnya diantara dosa, ada dosa yang tidak dapat diampuni oleh amal
shalat, puasa, hajji dan umrah, tetapi ditutupi oleh kesusahan-kesusahan dalam
mencari penghidupan” (HR. Ibnu ‘Asakir)
14.
Redha
dengan musibah
“Tidak
seorang muslimpun yang tertimpa suatu musibah, yaitu penyakit atau lainnya,
melainkan Allah gugurkan dengan sebab itu dosa-dosanya, sebagaimana pokok kayu
menggugurkan daunnya” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud)
15.
Ta’at
kepada Allah
“Dan setiap hamba yang ta’at kepada-Ku, pasti Aku memberinya sebelum
meminta kepada-Ku, dan mengabulkannya sebelum berdo’a kepadaKu, serta
mengampuninya sebelum minta ampunan kepadaKu” (Hadits Qudsi Fiwayat Tamam, Ibnu
‘Asakir dan Dailami dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik yang bersumber dari bapaknya)
16.
Takut
kepada Allah
“Jika
seseorang gemetar tubuhnya karena merasa takut kepada Allah, maka berguguranlah
dosa-dosanya daripada dirinya sebagaimana daun-daun berjatuhan dari pohon yang
kering” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Abbas bin Abdul Muthalib).
17.
Membaca
surah al-Ikhlas
“Barangsiapa membaca surah al-Ikhlash, 10 kali sesudah shalat subuh (Dhuha),
maka ia tidak akan terkena dosa dalam sehari tersebut walaupun syetan ngotot
menggodanya” (Hadits diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib)
18.
Bertaqwa
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan kepadamu Furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan
mengampuni (dosa-dosa)mu, dan Allah mempunyai karunia yang besar" (QS.
Al-Anfal (8) : 29)
19.
Membaca
surah al-Mulk (tabarak)
“Didalam Qur’an ada surah berisi 30 ayat dapat membela seseorang hingga
diampunkan baginya, yaitu Tabarakalladzi Biyadihil Mulku” (HR. Abu Daud,
At-Tirmidzi dari Abu Hurairah)
20.
Memanjangkan
bacaan La ilaha ilallah
“Barangsiapa
membaca “Laa Ilaaha Illallah” dengan memanjangkan bacaan (kalimat) itu maka
akan hancur 4000 dosa besar” (Hadits diriwayatkan dari Anas bin Malik)
***************************
BERHUBUNGAN DENGAN KEISLAMAN
1.
Shalat
5 waktu
“Lima waktu shalat yang telah difardukan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Barangsiapa yang baik wudhunya, dan shalat pada waktunya, dan menyempurnakan
dia akan ruku’, sujud dan khusyu’nya, adalah baginya atas Allah perjanjian
bahwa Allah mengampuninya, dan barangsiapa yang tidak berbuat demikian maka
tidaklah baginya atas Allah perjanjian. Jika Allah menghendaki untuk
mengampuni, niscaya Allah mengampuni, dan jika Allah menghendaki akan
menyiksanya, niscaya Allah menyiksanya”. (HR. Baihaqi dari Ubadah bin Shamit).
2.
Dzikir
di bulan ramadhan
“Orang yang mengingat Allah pada bulan
Ramadhan, akan mendapat ampunan, dan memohon kepada Allah tidaklah akan
sia-sia”. (HR. Baihaqi dari Umar).
3.
Shalat
malam
“Tetaplah kamu bangun malam
(mengerjakan shalatul lail), maka sesungguhnya hal itu sudah menjadi kelaziman
orang-orang shaleh masa dahulu sebagai pendekatan diri kepada Allah, dapat
mencegah diri dari dosa, dapat melebur kesalahan/dosa dan dapat mengusir
penyakit yang ada pada tubuh” (HR. Ahmad dari Bilal).
4.
Shalat
subuh jum’at
“Tidaklah
dari beberapa shalat, yang lebih baik dari pada shalat di waktu fajar pada hari
jum’at dalam berjama’ah, dan aku tidaklah mengira orang yang menyaksikannya
daripada kamu, melainkan orang itu akan mendapatkan ampunan Allah” (HR. Hakim
dari Abu Ubaidah).
5.
Mengumandangkan
adzan
“Sesungguhnya mu’adzdzin (orang yang mengumandangkan adzan) diampuni
(dosa-dosa) baginya sejauh suaranya (dapat didengar)” (HR. Ahmad).
“Barangsiapa
yang beradzan shalat lima waktu dengan iman dan mengharapkan pahala Allah, maka
ia diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Baihaqi dari Abu Hurairah, dengan
isnad dhaif)
“Barangsiapa yang adzan di mesjid
sampai 7 tahun lamanya, karena mengharap pahala, Allah tuliskan baginya satu
kelepasan dari siksaaan neraka” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas)
“Barangsiapa beradzan selama dua belas tahun
(dengan ikhlas karena Allah), maka baginya wajib (masuk) sorga” (HR. Ibnu Majah
dan al-Hakim dari Ibnu Umar)
6.
Thawaf
di Baitullah
“Barangsiapa
yang thawaf di Baitullah (Ka’bah) sebanyak lima puluh kali, telah keluarlah ia
dari dosanya seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Tirmidzi).
7.
Qiyam
ramadhan
“Barangsiapa yang shalat pada malam ramadhan dengan penuh keimanan dan
mengharapkan ampunan Allah, niscaya diampuni oleh Allah segala dosanya yang
telah lalu” (HR. Bukhari, Muslim)
“Barangsiapa mendirikan shalat di malam
ramadhan dengan penuh keikhlasan dan keimanan, niscaya diampunilah oleh Allah
subahanhu wa ta’ala segala dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dari Abu
Hurirah)
8.
Beribadah
saat Lailatul qadr
“Barangsiapa yang mendirikan malam qadar (lailatul qadr) dengan penuh
keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya diampuni Allah-lah segala
dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari)
9.
Berpuasa
sunnah
“Tidurnya orang
yang berpuasa adalah ibadah, dan diamnya adalah tasbih, dan amalnya
dilipatgandakan dan do’anya dikabulkan Allah dan dosanya mendapat ampunan” (HR.
Thabrani dari Abdullah).
10.
Menunggu
waktu shalat
“Maukah kamu saya tunjukkan apa-apa yang karenanya Allah subhanahu wa
ta’ala menghapuskan segala dosa dan meninggikan derajat kamu?” Jawab sahabat:
Baiklah ya Rasulullah. Bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam “
Menyempurnakan wudhu dalam masa keberatan (kesukaran) dan banyak melangkahkan
kaki ke mesjid, dan menantikan shalat setelah menyelesaikan shalat yang
pertama. Maka inilah yang dinamakan kewaspadaan dalam memelihara perintah Allah
(Ar-Ribaath). Maka inilah yang disebut Ar-Ribaath”.(HR. Muslim dari Abu
Hurairah)
11.
Hajji
“Barangsiapa
berhaji, dia tidak bersetubuh dan tidak berbuat fasiq, maka ia keluar dari
dosa-dosanya seperti pada hari ibunya melahirkannya (bersih dari dosa)” (HR.
Bukhari dan Muslim)
“Dan diriwayatkan oleh dua orang syekh dari Abu Hurairah, berkata dia:
Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Barangsiapa yang
melakukan haji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat fasik, maka ia akan
kembali dalam keadaan bersih dari dosanya bagaikan bayi yang baru lahir dari
kandungan ibunya” (Hadits tersebut dalam Mukhtarul Ahadits)
12.
Umrah
“Ibadah umrah
sampai umrah yang akan datang merupakan tebusan dosa yang terjadi dianytara
kedua umrah tersebut. Dan hajji yang mabrur itu tidak ada balasannya selain
sorga” (Hadits Riwayat dari Abu Hurairah).
13.
Mandi
hari jum’at untuk shalat
“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at maka tertebuslah dosa-dosanya dan bila
ia berjalan menuju jum’at dicatatlah oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai
ibadah duapuluh tahun baginya untuk tiap-tiap langkah dan bila telah bershalat
Jum’at diganjar dengan amal dua ratus tahun” (Hadits diriwayatkan oleh Abu
Bakar ra).
“Siapa yang mandi pada hari Jum’at, maka
leburlah dosa-dosa dan kesalahannya” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)
14.
Shalat
jum’at
“Shalat lima waktu adalah sebagai penebus dosa (kecil) yang dilakukan antara
shalat itu selagi ia menjauhi dosa-dosa besar. Dan satu jum’at sampai jum’at
berikutnya merupakan penebus dosa yang dilakukan antara keduanya dan ditambah
tiga hari” (HR. Abu Nu’aim dari Anas).
15.
Shalat
dhuha
“Barangsiapa
yang mengerjakan shalat dhuha sebanyak dua belas rakaat dengan iman dan
mengharapkan pahala, maka Allah ta’ala menetapkan baginya sejuta kebaikan,
menghapus daripadanya sejuta kejelekan, mengangkat baginya sejuta derajat, dan
Allah membangunkan baginya sebuah rumah di sorga, dan Allah mengampuni
dosa-dosa orang itu seluruhnya” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)
“Barangsiapa shalat dhuha dua rakaat, niscaya diampuni dosa-dosanya,
walaupun sebanyak buih dilautan”. (HR. Ibnu Majah).
16.
Berdo’a
setelah adzan
“Barangsiapa yang ketika mendengar suara panggilan adzan berakhir membaca :
“Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariikalahu wa anna Muhammadan
‘abduhuu wa rasuuluhu radhiitu billaahi rabbaa wa bi Muhammadin rasuulaa wa bil
Islaami diina” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan RasulNya, aku
rela Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama), maka
diampuni Allah segala dosanya” (HR. Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqash)
17.
Berwudlu
“Apabila hamba Allah yang muslim atau orang mu’min mengambil wudhu’, lalu
ia membasuh mukanya, keluarlah segala dosanya yang ia lakukan dengan kedua
matanya, beserta air, atau bersama tetesan air yang paling akhir dari mukanya.
Apabila ia membasuh kedua belah tangannya, keluarlah dari kedua tangannya
segala dosa yang pernah ia lakukan dengan kedua tangannya, bersama air, atau b
ersama tetesan yang akhir dari air itu. Dan apabila ia membasuh kedua belah
kakinya, keluarlah tiap-tiap dosa yang dilakukan kedua kakinya, bersama air,
atau bersama tetesan air yang akhir, sampai ia selesai (dari wudhunya), sudah
menjadi bersih betul dari dosa-dosa itu” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
“Barangsiapa
yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, maka keluar semua dosanya dari
badanya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR. Muslim dari Usman bin
Affan)
“Barangsiapa berwudhu untuk shalat lalu ia menyempurnakan wudhu’nya
kemudian berdiri mengerjakan shalat, maka keluarlah dosa kesalahannya seperti
pada hari dilahirkannya oleh ibunya” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)
18.
Berjalan
ke masjid
“Barangsiapa
yang bersuci dirumahnya kemudian berjalan ke mesjid untuk menunaikan shalat
fardhu, maka semua langkahnya dihitung yang satu untuk menghapuskan dosa dan
yang kedua untuk menaikkan derajat” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
21.
Shalat
sunnah sesudah maghrib
“Barangsiapa shalat sesudah shalat maghrib enam rakaat dimana ia tidak
berkata jelek diantara enam rakaat itu,
maka enam rakaat itu sebanding dengan ibadah dua belas tahun, dan diampuni
dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih dilautan” (Hadits tersebut dalam Kasyful
Ghummah, dan at-Targhiib wat Tarhiib).
19.
I’tikaf
“Barangsiapa
ber’i’tikaf dengan penuh keikhlasan dan keimanan, niscaya diampuni oleh Allah
dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadits diriwayatkan dari ‘Aisyah ra).
20.
Berwirid
setelah shalat
“Barangsiapa yang membaca tasbih pada tiaptiap usai shalat sebanyak 33
kali, membaca tahmid 33 kali dan membaca takbir 33 kali itu semua sembilan
puluh sembilan. Dan keudian ia membaca sebagai pelengkap menjadi seratus : Laa
ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahuu lahul mulku walahul hamdu wa huwa
‘alaa kulli syai-in qadiirun (Tiada tuhan yang patut diibadahi melainkan
Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nyalah segala kerajaan, dan
segala pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu), niscaya dihapuslah
dosa-dosanta sekalipun sebanyak buih dilautan”. (HR. Muslim)
“Tatkala
turun ayat-ayat al-Fatihah dan ayat Kursi dan Syahidallahu dan Qulil Allahumma
yang tersebut di atas, bergantunganlah ayat-ayat itu pada Arasy nya Tuhan dan
berkata: “Ya Tuhan! Kenapa kami diturunkan pada suatu kaum yang berma’siat
kepadaMu? Demi keagungan dan kebesaranKu, Tuhan berfirman : “tiada seorang yang
membacamu pada tiap akhir shalat kecuali telah Aku ampuni dosanya, Aku
tempatkan dia dalam sorga firdaus. Aku melihatnya tujuh puluh kali tiap hari
dan mengabulkan baginya tujuh puluh hajat serendah-rendahnya adalah pengampunan
dosa”. (Hadits tersebut dalam Durratun
Nashihin)
21.
Membaca
syahadat
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan sebuah tiang di
sisi Arasy. Jika seorang hamba-Nya membaca : “Laa ilaaha Illallah, Muhammad
Rasulullah” bergoyanglah tiang itu dan bila Allah memerintahkan agar berhenti
tenang kembali, berkata tiang itu : “Bagaimana aku dapat tenang kembali padahal
Tuhan belum mengampuni dosa pembacanya”, lalu Allah berfirman: “Telah Aku
ampuni dia” barulah kemudian tiang itu tegak, tenang kembali” (Hadits tersebut
dalam Zubdatul Wa’idhin).
“Jika seorang
hamba mu’min membaca “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah” maka keluarlah dari
mulutnya suatu makhluk – malaikat – dalam bentuk burung hijau, kedua sayapnya
putih bertaburan dengan mutiara dan yaqut, satu sayap berada di masyriq (timur)
dan satunya di maghrib (barat) bila dibentangkannya. Terbang naiklah burung itu
kelangit dengan disertai suara dengungan seperti suara dengungannya lebah, lalu
oleh malaikat penikul arasy diperintahkan : Berhentilah demi keperksaan Allah
dan keagungannya! Aku tidak akan berhenti, jawab burung itu, sebelum Allah
mengampuni hamba yang membaca syahadat tadi, maka diberinyalah oleh Allah tujuh
puuh ribu lidah yang beristighfar – memintakan ampun – bagi hamba itu sampai
hari qiamat, dimana pada hari itu malaikat akan menuntunnya melewati shirat dan
memasukkannya di sorga” (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihin)
22.
Puasa
6 bulan syawal
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan langit dan bumi
dalam tempo enam hari di bulan Syawal, maka barangsiapa berpuasa enam hari itu,
Allah akan mencatat pahala baginya menurut bilangan makhluknya dan akan
menghapus segala ma’syiatnya serts mengangkat derajatnya” (Hadits tersebut
dalam Durratul Wa’idhin)
23.
Puasa
ramadhan
“Barangsiapa
berpuasa ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka ia
diampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang” (HR al-Khathib dari Ibnu
Abbas).
“Barangsiapa berpuasa satu hari dari bulan ramadhan, maka diampunilah
dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Jika bulan ramadhan telah
sempurna, maka ia ditetapkan tidak mempunyai dosa sampai satu tahun berikutnya.
Jika ia mati sebelum ramadhan yang lain, maka ia datang pada hari kiamat tanpa
dosa” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).
24.
Menjadi
imam shalat
“Barangsiapa
yang menjadi imam sahabat-sahabatnya dalam lima shalat fardhu dengan penuh
keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu” (Hadits tersebut dalam Kasyful Ghummah)
25.
Shalat
taubat
“Tiada seorang hamba melakukan suatu dosa kemudian mengambil wudhu dan
mengerjakan shalat dua raka’at, dan selepas itu ia meminta ampun kepada Allah,
melainkan sudah pasti diampunkannya oleh Allah. Kemudian Baginda Nabi membaca
ayat : “Dan orang-orang itu, apabila melakukan perbuatan keji atau mendzalimi
diri sendiri, mereka ingat kepada Allah lalu memohon ampun kepada-Nya bagi
dosanya. Siapa lagi yang akan mengampunkan dosa selain daripada Allah? Dan
mereka tidak terus melakukan perbuatan yang buruk itu sedang mereka
mengetahuinya (Qs. Ali Imran (3) : 135). Dan Baginda juga membaca ayat : “Dan
sesiapa yang melakukan perbuatan jahat atau menzalimi akan dirinya sendiri,
kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah itu sebagai
Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani” (QS. An-Nisa (4) : 110) (HR. Abu Daud
al-Thayalisi)
26.
Mengerjakan shalat tasbih
“Wahai Abbas
(bin Abdul Muthalib), wahai pamanda, ssukakah kamu aku beri, sukaah kamu aku
anugerahi, sukakah kamu aku hadiahi, sukakah aku berbuat dengan kamu sepuluh
macam kebiasaan? Apabila kamu berbuat yang demikian itu niscaya Allah akan
mengampuni dosamu yang awal dan yang akhir, yang dahulu dan yang baru, yang
disengaja dan yang tidak disengaja, yang kecil dan yang besar, yang tersembunyi
dan yang terang-terangan, sepuluh kebiasaan itu adalah shalat empat rakaat pada
setiap rakaat membaca surah al-Fatihah dan surat, maka apabila telah selesai
bacaan surah pada rakaat pertama dalam keadaan berdiri bacalah : Subhanallah
wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah,
segala puji bagi Allah, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah yang Maha Besar)
sebanyak 15 kali, kemudian ruku’ dan membacanya 10 kali, kemudian bangkit dari
ruku’ dan membacanya 10 kali, kemudian sujud dan membacanya 10 kali, kemudian
bangkit dari sujud dan membacanya 10 kali, kemudian kembali sujud dan
membacanya 10 kali, kemudian kamu mengangkat kepala dan membacanya 10 kali,
maka yang demikian itu genap 75 kali dalam setiap rakaat, kamu lakukan yang
demikian itu dalam empat rakaat, bila kamu mampu melakukannya pada setiap hari
satu kali maka lakukanlah, apabila kamu tidak mampu maka dalam setiap jum’at
satu kali, apabila kamu tidak dapat berbuat maka dalam setiap bulan satu kali,
apabila kamu tidak dapat berbuat maka dalam setiap tahun satu kali, apabila
kamu masih tidak dapat maka dalam seumur hidupmu satu kali” (HR. Abu Dawud,
Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah).
27.
Memperbanyak sujud (shalat sunnah)
“Perbanyaklah engkau dari sujud, sungguh tiada engkau bersujud satu kali
melainkan diangkat satu derajat, dan dihapuskan daripadamu satu khothi’ah
(kesalahan/dosa)” (HR. Muslim dari Abu Abdillah atau Abdurrahman (Tsauban)
28.
Shadaqah
“Jika kamu
menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al-Baqarah (2) : 271)
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR.
Tirmidzi)
29.
Puasa Arafah
dan Hari
‘Asyura
“Puasa pada
hari arafah, sesungguhnya saya ikhlas karena Allah agar puasa pada hari ‘arafah
menghapus dosa-dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa pada hari
‘asyura, sesungguhnya saya ikhlas karena Allah agar ia menghapus (dosa-dosa)
tahun sebelumnya” (HR. At-Tirmidzi).
30.
Mengucap
amin secara serentak
“Apabila imam (selesai) membaca : Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh
dhaaliin, maka hendaklah kalian ucapkan : Aamiin. Maka siapa saja yang ucapan
(aamiin) nya bersamaaan dengan ucapan (aamiin) nya para malaikat, niscaya diampunilah
dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
31.
Membangunkan
istri/ suami untuk tahajjud
“Tiada dari
seorang suami yang bangun pada waktu malam lalu membangunkan isterinya dan jika
tidur masih menguasai isterinya lalu ia memerciki air dimukanya sampai keduanya
shalat dirumahnya dengan menyebut Allah ‘Azza wa Jalla sesaat pada waktu malam
melainkan keduanya diampuni dosanya” (HR. Thabrani dari Abu Malik al asy’ari)
32.
Memperbanyak ibadah di hari raya
“Bersungguh-sungguhlah kamu pada hari raya idul fitri (dengan) mengeluarkan
sedekah dan mengamalkan amal-amal kebajikan seperti shalat dan zakat serta
perbanyaklah pembacaan tasbih dan tahlil, karena pada hari itu Allah mengampuni
dosamu dan menerima do’amu serta melihat kamu dengan rahmat dan pengampunan”
(Hadits tersebut dalam Durratun nashihiin)
****************************
BERHUBUNGAN DENGAN MU’AMALAH
1.
Menerima dan melayani
tamu
“Apabila
seorang tamu masuk pada suatu kaum, ia datang dengan membawa rizki, dan apabila
keluar tamu itu keluarlah dia dengan ampunan dosa untuk mereka” (HR. Dailami
dari Anas)
“Tamu itu datang dengan rezekinya (sendiri) dan ia pulang dengan membawa
dosa kaum (yang ditamuinya), menghapuskan daripada mereka akan dosa mereka”
(HR. Abu Syekh dari Abu Darda).
2.
Mengantar
jenazah
“Sesungguhnya
pahala yang diberikan kepada seorang yang mukmin sesudah ia mati ialah semua
orang-orang yang menghantarkan jenazahnya diberi ampunan (oleh-Nya)” (HR.
Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas).
3.
Berprilaku
baik pada hewan
“Ketika ada seekor anjing yang berputar-putar di sekitar sebuah sumur,
anjing itu hampir saja mati karena kehausan. Tiba-tiba ada seorang wanita tuna
susila dari kalangan Bani Israil melihatnya.
Kemudian ia melepaskan sepatunya kemudian mengambil air dengannya dan diberinya
anjing itu minum, akhirnya ia mendapat ampunan dari Allah” (HR. Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah).
“Ketika
seseorang sedang berjalan ia merasa sangat haus, kemudian ia menemukan sebuah
sumur, lalu turun ke bawah, setelah meminum ia keluar (naik). Tiba-tiba ada
seekor anjing yang menjulurkan lidahnya seraya memakan pasir karena kehausan.
Orang itu berkata dalam hatinya : Rupanya anjing ini sedang kehausan seperti
apa yang barusan aku alami. Lalu ia turun kembali kedalam sumur dan memenuhi
khufnya dengan air; ia pegang khuf yang berisi air itu dengan mulutnya kemudian
naik dan memberikan minuman kepada anjing itu. Akhirnya Allah berterima kasih
terhadap orang itu dan memberinya ampunan. Keudian ada yang bertanya kepada
nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang segera beliau jawab : “ (memberi
sesuatu) kepada tiap-tiap makhluk yang mempunyai hati itu (termasuk) sedekah”
(HR. Muslim)
4.
Lemah
lembut dalam menagih hutang
“Ada orang yang biasa menghutangkan kepada orang, maka jika ia menyuruh
menagih kepada pesuruhnya, selalu
berpesan, “Jika kamu dapati orang itu masih belum dapat membayar, maka
maafkanlah, semoga Allah memaafkan kamu kelak. Maka ketika ia menemui Allah
(wafat), Allah memafkannya”. (HR. Syaikhani dari Abu Hurairah).
5.
Menolong sesama
“Barangsiapa
yang menahan sanggurdi (pelana) kendaraan saudaranya yang muslim dengan tidak
mengharapkan sesuatu apa yang tidak merasa takut (segan) kepadanya maka
diampunilah dosanya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)
6.
Ziarah ke kubur orang tua
“Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah seorang
dari keduanya pada hari Jum’at, lalu ia membaca didekatnya surah Yasin, maka ia
akan mendapat ampunan dari Allah” (HR. Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar).
“Barangsiapa
yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada
tiap-tiap Jum’at satu kali, maka ia mendapat ampunan dan tercatat sebagai orang
yang berbakti (kepada orang tuanya)” (HR. Hakim dari Abu Hurairah).
7.
Membaca do’a sebelum masuk pasar
“Barangsiapa memasuki pasar lalu membaca : “Laa ilaaha illallahu wahdahu
laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa
yamuutu biyadihil khairu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir” dengan
mengeraskan suaranya , maka Allah menulis baginya sejuta kebaikan, menghapus
bagimnya sejuta kejelekan dan mengangkat baginya sejuta derajat” (HR.
At-Tirmidzi).
8.
Jihad
dengan harta dan diri
“Hai
orang-orang yang beriman! Maukah kutunjukkan kepadamu suatu perdagangan yang
bakal melepaskan kamu dari siksa yang pedih? (yaitu) berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berperanglah pada jalan Allah (mempertahankan
agama-Nya) dengan harta dan diri kamu. Itulah yang terlebih baik bagimu, jika
kamu mngetahui. Jika kamu berbuat demikian, niscaya Allah mengampuni dosamu dan
memasukkan kamu kedalam sorga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, begitu
pula dimasukkan kamu kedalam rumah-rumah yang baik dalam surga tempat diam.
Itulah kemenangan yang besar. Dan dianugerahi-Nya kamu nikmat yang lain yang
kamu cintai yaitu pertolongan daripada Allah dan pembukaan yang dekat (membuka
negeri Makkah) dan berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin” (Qs. Shaff
: 10 – 13)
9.
Kerja keras cari nafkah
“Barangsiapa yang sampai berpetang-petang dalam keadaan penat dan letih
sehabis bekerja berat, petang itu ia mendapat ampunan Allah untuknya” (Hadits
diriwayatkan dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa
yang sampai bermalam-malam dalam keadaan letih sehabis mencari rezeki yang
halal, bermalam-malam dia mendapat ampunan Allah baginya” (HR. Ibnu Asakir)
10.
Meninggal sewaktu berjihad
“Hamba-Ku yang mana saja dari hamba-hamba-Ku yang menunaikan jihad pada
jalan-Ku, Aku jamin untuk mengembalikannya (jika ia Kukembalikan) dengan segala
apa yang didapatnya berupa pahala atau harta rampasan. Dan jika ia Kumatikan (dalam
perang sabil itu), ia akan Kuampuni, Kuberi rahmat dan akan Kumasukkan kedalam
sorga” (HQR. At-Tirmidzi dan Thabrani dari Ibnu Umar)
11.
Membaca
tahmid dan istighfar ketika haid
“Tidak
seorang wanita berhaid melainkan haidnya menjadi penebus dosa baginya dan
apabila ia membaca : “Alhamdulillahi ‘ala kulli hal wa astaghfirullaha min
kulli dzanb” (bertahmid dan beristighfar) pada hari pertamanya ia
dipastikan oleh Allah bebas dari neraka, melintasi shirath, aman dari adzab dan
diberinya untuk tiap satu hari satu malam tingkat empat puluh syahid selama ia
ingat dan berdzikir pada Allah dimasa haidnya” (Hadits diriwayatkan dari
Aisyah).
12.
Merayakan
idul fitri
“Jika telah menyelesaikan puasa pada bulan Ramadhan dan keluarlah mereka
merayakan hari rayanya – idul fitri – berfirmanlah Allah Subhanahu wa ta’ala
kepada malaikatnya : Wahai para malaikatKu ! Tiap-tiap pekerja menuntut upahnya
dan hamba-hambaKu yang telah menyelesaikan puasanya sebulan dan merayakan hari
rayanya juga menuntut upahnya. Ketahuilah dan saksikan bahwa Aku telah
mengampuni mereka”, maka terdengarlah suara panggilan : “Hai ummat Muhammad!
Kembalilah kamu ke rumah! Allah telah menukar dosa-dosamu dan ma’syiatmu dengan
pahala dan kebajikan dari karunia-Nya” (Hadits)
“Jika tiba
hari raya idul fitri dan keluarlah orang berbondong-bondong melakukan shalat
dan bersujud kepada Tuhannya, berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala : Hai
hamba-hambaKu ! Untuk-Ku kamu berpuasa dan untuk-Ku kamu berbuka dan untuk-Ku
kamu shalat. Berdirilah kamu! Telah Ku ampuni dosamu yang dahulu maupun yang
mendatang”. (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihiin).
13.
Berkorban
“Hai Aisyah berikanlah qurbanmu, sesungguhnya Allah akan mengampuni
dosa-dosamu yang lalu untuk tiap tetes darah yang menetes di atas tanah.
Bertanya Aisyah : “Adakah karunia ini khusus bagi kami ataukah bagi semua orang
mukmin”. “Bagi kami dan bagi seluruh mukminin”, jawab Rasulullah (Hadits
diriwayatkan dari Aisyah, terdapat didalam Durratun Nashihiin)
14.
Berwasiat
sebelum mati
“Barangsiapa
mati setelah berwasiat niscaya ia mati pada jalan yang benar dan diatas sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ia mati dalam ketakwaan dan
persaksian, serta ia mati dalam ampunan” (HR. Ibnu Majah)
15.
Memaafkan
pembunuh (tidak menuntut qishash)
“Barangsiapa bersedekah dengan darah (memberi maaf pembunuh) atau lainnya,
maka baginya pelebur (dosa) dari hari ia dilahirkan sampai kepada ia berikan
sedekah” (HR. Abu Ya’la).
16.
Memerdekakan
budak
“Barangsiapa
memerdekakan budak yang beriman, maka dia itu sebagai penebusnya dari neraka”
(HR. Ahmad)
“Barangsiapa memerdekakan budak yang beriman, maka adalah ia itu sebagai
penebusnya dari neraka” (HR. Abu Dawud dan Nasai).
17.
Merahasiakan
aib mayit
“Siapa yag
memandikan orang mati, lalu merahasiakan apa-apa yang terlihat padanya, Allah
akan mengampunkan baginya empat puluh kali” (HR. Hakim dari Abu Rafi’ (Aslam).
18.
Penyaksian
orang-orang shaleh akan kebaikan seseorang
“Jika seseorang meninggal dan Allah mengetahui kejelekannya sedang
orang-orang mengatakannya baik, maka Allah berfirman kepada Malaikat : “Kalian
jadi saksi bahwa Aku terima hamba-Ku atas hamba-Ku yang mati. Kuampuni dia
dengan sepengetahuan-Ku” (Hadits diriwayatkan dari Amir bin Rabi’ah)
19.
Menyebarkan
salam
“Sesungguhnya
diantara amalan yang mewajibkan mendapat maghfirah (ampunan) ialah menyebarkan
salam dan berkata baik” (HR. Al-Khara-ithy)
20.
Melaksanakan
ketentuan hukum (had)
“Hamba yang mana saja yang melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah
kemudian hukuman dilaksanakan atasnya, niscaya dosa (perbuatan yang dilarang
itu) terhapus” (HR. Hakim)
***********************
BERHUBUNGAN
DENGAN IHSAN
1.
Mengiringi
kejahatan dengan kebaikan
“Bertakwalah kamu kepada
Allah dimana saja kamu berada, iringilah kejahatan dengan kebaikan, maka
terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan budi yang baik” (HR.
Thabrani dari Abid Darda’)
2.
Ditimpa
kesusahan
“Apabila sudah
tterlalu banyak dosa seorang hamba sedang baginya tidak ada amal Ikebaikan)
untuk menghapuskan dosanya itu, Allah akan mengujinya dengan kesusahan, untuk
menutupi dosanya itu” (HR. Ahmad dari Aisyah).
“Orang-orang yang paling
banyak musibahnya ialah para nabi, kemudian orang-orang yang berada di bawah
mereka demikianlah seterusnya; seseorang itu diuji dengan musibah sesuai dengan
kedudukan agamanya. Apabila seseorang agamanya kuat, maka kuat pula ujian
musibah yang menimpanya, dan apabila agamanya lemah, maka iapun diuji dengan
musibah yang sesuai dengan kadar agamanya. Musibah itu tetap terus mengincar
hamba Allah, dan baru ia meninggalkannya berjalan benas dimuka bumi ini,
manakala dosa-dosanya sudah habis (terkikis oleh musibah)”. (HR. Bukhari dari
Sa’ad).
3.
Mengingat
mati
“Banyak-banyaklah kamu sekalian mengingat
mati, mengingat mati itu dapat menghapuskan dosa-dosa, dan membuat hati
berzuhud (tidak senang) terhadap perkara duniawi. Jika kalian mengingatnya
diwaktu dalam keadaan kaya, maka dzikrul maut itu menanamkan rasa anti pati
terhadap keduniawian (harta benda). Dan jika kalian mengingatnya diwaktu dalam
keadaan fakir, maka dzikrul maut itu menanamkan rasa ridho terhadap kehidupan
kalian”. IHR. Ibnu Abid Dunya dari Anas bin Malik).
“Bergembiralah wahai Ali, kesedihan tentang
keluarga adalah menjadi tabir neraka, kesedihan akan taat kepada Allah adalah
menjadi aman dari azab, kesedihan tentang balasan amal adalah jihad dan lebih
utama dari ibadah 60 tahun, kesedihan akan datangnya malaikat mautadalah
pelebur dosa-dosa. Ketahuilah, wahai Ali, rezki Allah kepada hamba-Nya tidak
karena kasedihan itu. Kesedihan tidak akan berpengaruh apa-apa kecuali semakin
menambah pahala. Jadilah orang yang bersyukur dan tawakkal, niscaya kamu akan
menjadi kekasih Allah” (Hadits tersebut dalam Mau’izah al-Usfuriyah).
4.
Istighfar
“Sesungguhnya
setan berkata: Demi kemuliaan Engkau wahai Tuhan, aku akan senantiasa
menyesatkan hamba-Mu, selama roh berada dalam tubuh mereka, maka Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman: Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, senantiasa
Aku mengampuni mereka selama mereka memohon ampun kepada-Ku” (HR. Ahmad dari
Abu Sa’id)
“Bukanlah dinamakan orang
yang menetapi perbuatan dosa yaitu seorang yang selalu memohon ampunan,
sekalipun ia mengulangi perbuatannya itu sebanyak tujuh puluh kali dalam
seharinya” (HR. Tirmidzi dari Abi Bakar).
“Barangsiapa
ketika hendak tidur membaca : Astaghfirullahal adziim alladzi laa ilaaha
illa huwal hayyul qayyum wa atuubu ilaihi (Aku memohon ampun kepada Allah,
Tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup, Maha berdiri sendiri, kepada-Nya
aku bertobat) 3 kali, maka Allah mengampuni dosanya sekalipun seperti buih
lautan. Sekalipun sebanyak hitungan daun-daun pohon. Meskipun seperti hitungan
butiran pasir. Meskipun seperti jumlah hari dunia”. (Hadits dari Abu Sa’id
al-Khudry, tersebut dalam al-Mau’izah al-Usfuriyah)
5.
Bertaubat
“Sesungguhnya seorang hamba
itu yang telah melakukan suatu perbuatan dosa lalu jika ia mengingat
perbuatannya itu, dalam dirinya timbul rasa penyesalan dan ia merasa sedih
karenanya. Dan apabila Allah melihatnya mulai bersedih dan menyesal akan
perbuatannya, maka Allah mengampuni apa yang telah dilakukannya itu. Ampunan
Allah ini datang sebelum Ia menurunkan siksassn kepadanya sebagai kifaratnya,
tanpa dengan imbangan shalat atau puasa sebagai penebusnya” (HR. Ibnu Asakir
dari Abu Hurairah).
“Sungguh Allah
itu lebih gembira terhadap taubatnya seorang hamba daripada gembiranya orang
yang kehausan yang menemukan sumber air, dan daripada orang yang mandul
kemudian mempunyai anak, dan daripada orang yang kehilangan kemudian menemukan
barang yang hilangnya itu. Barangsiapa yang bertaubat kepada Allah dengan
taubat yang sebenarnya, maka Allah melupakan dua malaikat pencatat amalnya,
anggota-anggota tubuhnya dan permukaan bumi seluruhnya, akan dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahannya” (HR. Abul Abbas al-Hamdani, tersebut dalam Mukhtar
al-Ahadits)’
“Sesungguhnya Allah
membentangkan rahmat-Nya pada waktu malam hari untuk menerima taubat orang yang
telah melanggar pada siang hari, juga Dia mengulurkan rahmat-Nya pada waktu
siang hari, untuk menerima tobat orang yang berdosa pada waktu malam hari.
Keadaan itu tetap terus hingga matahari terbit dari barat (hari kiamat). (HR.
Muslim).
6.
Menghindarkan
duri di jalan
“Ketika
seseorang sedang berjalan, tiba-tiba ia menemui ranting berduri di tengah jalan
(yang dilaluinya itu), kemudian ia menyingkirkan duri tersebut darinya, (maka)
Allah berterima kasih terhadap perbuatannya, kemudian Ia memberinya ampunan”.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
7.
Membersihkan
masjid
“Barangsiapa mengeluarkan
kotoran dari mesjid sekedar pantas dilihat mata, maka Allah ta’ala mengeluarkan
dari sebesar-besar dosa orang itu” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul)
8.
Berwudhu
sebelum tidur
“Sucikanlah
badan kalian niscaya Allah akan mensucikan kalian. Karena sesungguhnya tidak
ada seorang hambapun yang bermalam dalam keadaan suci melainkan ada malaikat
yang menemaninya bermalam didalam baju dalamnya. Tidak sekali-kali ia berbalik
dalam tidurnya itu dalam suatu saat di malam hari, kecuali sang malaikat
berdo’a untuk nya : Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, sebab ia bermalam dalam
keadaan suci” (HR. Thabrani dari Ibnu Umar).
9.
Sakit
diperantauan
“Orang musafir (perantau)
itu apabila dia sakit lalu menjenguk orang-orang yang ada di kanan kirinya,
muka belakangnya, kemudian ia tidak melihat seseorang yang dikenalnya, maka
Allah mengampuni baginya apa yang terdahulu dari dosanya”. (HR. Ibnu Najar dari
Ibnu Abbas).
10.
Lansia
yang taat ibadah
“Berfirman
Allah Ta’ala : “Apabila sampai hamba-Ku berumur 40 tahun terpeliharalah dia
dari bahaya yang tiga macam : dari penyakit gila, penyakit kusta dan penyakit
supak. Apabila sampai hamba-Ku berumur 50 tahun akan diperiksalah dia dengan
pemeriksaan yang mudah, dan apabila sampai hamba-Ku berumur 60 tahun, aku
mengasihi kepadanya dan akan diberikan penggantian kebaikannya, dan apabila
sampai umurnya 70 tahun dia , maka malaikat-malaikat akan mengasihi dan apabila
sampai 80 tahun dituliskanlah kebaikannya dan dihapuskan kejelekkannya, dan
apabila sampai 90 tahun berkata malaikat : Itulah tawanan Allah yang ada
dibumi-Nya, maka Allah mengampuni akan dosanya, apa-apa yang telah lalu dan
yang terakhir dia bisa mensyafa’ati pada ahlinya” (HR. Hakim dari Utsman).
11.
Membaca
do’a kaffarat majlis
“Adalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, dia tidak berdiri dari tempat duduk suatu
majelis, melainkan berkata: subhaanaka allahumma wa bihamdika, asyahadu an la
ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika (Maha suci Engkau Ya Allah,
dan dengan memuji Engkau, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau,
aku memohon ampun kepada Engkau dan aku bertobat kepada Engkau). Maka ada
seorang berkata : Ya Rasulullah engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak
biasa engkau berbuat demikian? Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : itu
sebagai penebus dosa yang terjadi dalam majelis itu. (HR. Abu Dawud dari Abu
Barzah)
12.
Bersyukur
“Allah
tidaklah memberi suatu nikmat kepada seorang hamba lalu dia berkata Alhamdulillah
(segala puji bagi Allah) melainkan Allah memberinya anugerah karena
bersyukurnya itu, maka jika dia mengatakan pujian yang kedua kali, Allah
membarui pahala orang itu, maka apabila dia memuji Allah pada kali yang ketiga,
Allah mengampuni dosanya” (HR. Baihaqi dari Jabir).
13.
Memulai dan menutup hari dengan kebaikan
“Barangsiapa yang membuka
awal siangnya dengan kebaikan dan menutupnya dengan kebaikan, berkata Allah
kepada malaikatnya : janganlah kamu tuliskan dosa-dosanya yang ada diantara
keduanya” (HR. Thabrani)
14.
Bersyukur
setelah makan
“Barangsiapa yang makan lalu kenyang, dan
minum lalu hilang dahaganya, lalu ia mengucapkan : Alhamdulillahilladzi
ath’amanii wa asyba’anii wa saqaanii wa arwaanii (Segala puji bagi Allah yang
memberi aku makan dan memberi kenyang kepadaku, dan yang memberi minum aku, dan
yang melepaskan dahagaku), maka keluarlah dosa-dosanya (dia menjadi suci)
seperti hari waktu dia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Ibnu Sunni dari Abu Musa
al-asy’ari).
15.
Membaca
subhanallahi wa bihamdihi
“Barangsiapa yang
mengucapkan “Subhaanallaah wa bihamdihi” (Maha Suci Allah dan dengan
memuji-Nya) pada tiap-tiap hari 100 kali dihapuskanlah kesalahannya, sekalipun
kesalahannya seumpama banyak buih air laut” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah)
16.
Mencuci pakaian suami
“Jika seorang
perempuan mencuci pakaian suaminya, Allah mencatat baginya seribu pahala dan
mengampuni dua ribu dosa dan memintakan ampun baginya segala sesuatu yang
disinari matahari serta diberinya seribu tingkat” (Hadits diriwayatkan oleh
Abdullah bin mas’ud)
17.
Memandang
dengan kasih saying
“Barangsiapa yang memandang
kepada saudaranya dengan pandangan kasih sayang, maka diampuni Allah-lah
dosanya” (HR. Hakim dari Ibnu Umar).
18.
Niat
yang benar/ ikhlas
“Niat yag
jujur bergantung pada arasy, maka apabila sang hamba benar dalam niatnya,
bergeraklah arasy, lalu Allah meberikan ampunan kepadanya” (HR. Khatib dari
Ibnu Umar).
19.
Memandang
wajah orang alim
“Siapa memandang wajah orang
alim dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka Allah ta’ala
menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai
hari kiamat” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).
20.
Berbakti
pada orang tua
“Katakanlah
(hai Muhammad) kepada orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya :
Perbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya Allah akan mengampuni kamu” (Hadits
tersebut dalam Tanqihul Qaul).
“Berbuat baik kepada kedua orang tua
(berupa ucapan dan perbuatan) adalah menjadi penebus dosa-dosa besar” (Hadits
tersebut dalam Tanqihul Qaul).
21.
Berkata
benar
“Hai orang-orang
yang beriman! Takutlah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,
(niscaya) diperbaiki-Nya amalan kamu dan diampuni-Nya dosamu. Barangsiapa yang
mengikuti Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
keberuntungan yang besar” (QS. Al-Ahzab (33) : 70-71)
22.
Tidak
berputus asa
“Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
raahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar () : 53)
23.
Sabar ditimpa penyakit/musibah
“Barangsiapa
yang ditimpa musibah dalam hartanya atau badannya, dan disembunyikannya musibah
itu, dan ia tidak menceritakannya kepada manusia, maka kewajiban Allah untuk mengampuninya"”(HR.
Thabrani dari Ibnu Abbas)
“Barangsiapa yang sakit satu
malam lalu ia bersabar, dan ridha demi karena Allah, maka gugurlah dosa-dosanya
seperti hari yang ia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Hakim dari Abu Hurairah)
24.
Menyesal
“Allah subhanahu
wa ta’ala mengetahui hambanya yang menyesal atas dosa, melainkan Allah ampuni
baginya sebelum ia meminta ampun kepada-Nya” (HR. Hakim dari Aisyah).
25.
Menutupi
aib saudara
“Barangsiapa yang dapat menutup
(menyembunyikan) suatu keaiban (yang memalukan) sesama muslim niscaya Allah
akan menutup (keaibannya) kelak di hari kiamat” (HQR. Muslim dari Ibnu Umar).
26.
Berjabatan
tangan
“Tiada dua
orang muslim bertemu, berjabat tangan dan bershalawat untukku, melainkan tidak
berpisah mereka kecuali oleh Allah subhanahu wa ta’ala telah mengampunkan
dosa-dosanya yang lalu maupun yang akan datang” (Hadits diriwayatkan oleh Anas
bin Malik)
27.
Tawadhu, minum minuman sisa teman
“Salah satu dari tanda
rendah hati (tawadhu’), bahwa seseorang tidak enggan minum sisa minuman
saudaranya. Dan tiada seorangpun minum sisa minuman saudaranya, melainkan akan
tercatat baginya tujuhpuluh kebajikan dan terhapus tujuhpuluh kejahatan, serta
terangkat derajatnya ke tingkat sorga Illiyyin” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas).
28.
Merahasiakan
kesulitan
“Barangsiapa
tertimpa musibah didalam harta bendanya ataupun mengenai badannya, dan ia
merahasiakannya serta tidak mengadukannya kepada orang lain, maka Allah pasti
akan mengampuni dosa-dosanya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
29.
Memuliakan
bulan sya’ban
“Barangsiapa memuliakan
bulan sya’ban, bertaqwa dan taat kepada Allah dan menahan dirinya dari
perbuatan ma’syiat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan mengamankannya dari
bala’ dan penyakit-penyakit dalam tahun itu” (Hadits tersebut dalam Zubdatul
Wa’idhin dan Durratun nashihiin).
30.
Bersilaturrahmi
“Barangsiapa
mengunjungi saudaranya sesama muslim, maka untuk setiap langkahnya ia
memperoleh pahala seorang yang memerdekakan hamba sahayanya, dibebaskan dari
seribu dosa, tercatat baginya seribu pahala dan memperoleh cahaya seperti
cahaya arasy disisi Tuhannya” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Ibnu
Abbas)
31.
Berkata
santun dengan orang tua
“Barangsiapa berjalan untuk
berziarah kepada kedua orang tuanya, Allah akan mencatat baginya untuk tiap
langkah seratus pahala dan menghapus seratus dosa, serta mengangkatnya ke
seratus tingkat. Dan jika ia duduk bersantai dengan mereka berdua
bercakap-cakap dengan kata-kata yang baik, maka oleh Allah diampuni dosanya dan
dihari kiamat akan dikaruniai cahaya mendapinginya” (Hadits diriwayatkan oleh
Abu Dzarr al-Ghifari).
32.
Tabah
atas kematian anak
“Tiadalah dua
orang muslim (suami istri) yang pernah kematian tiga orang anak yang belum
sampai usia dewasa melainkan Allah mengampuni dosa keduanya, dengan keutamaan
rahmat-Nya” (HR. An-Nasai dari Abu Dzarr al-Ghifari, dan diriwayatkan juga oleh
Ahmad dan Ibnu Hibban).
33.
Menjenguk
orang sakit
“Siapa menjenguk orang sakit
yang shaleh, maka ia keluar disertai tujuh puluh malaikat yang memohonkan
ampunan kepadanya. Dan ketika ia pulang maka para malaikat itu keluar dari
rumah orang yang sakit menyertainya dan masuk ke rumahnya (orang yang
menjenguk)”.
34.
Hijrah
“Apakah kamu
tidak mengetahui bahwa islam itu menghapus semua dosa yang sebelumnya. Dan
hijrah itu juga menghapuskan dosa yang sebelumnya. Dan haji itu juga menghapus
dosa yang sebelumnya”. (HR. Muslim dari Abu Syumaasah).
35.
Bertasbih (berdo’a) saat menyuap makanan
“Siapa yang makan kemudian
membaca: Alhamdu lillahi ladzi ath’amani hadza warazaqanihi min ghairi
haulin minni wa la quwwatin (segala puji bagi Allah yang telah memberi
makanan ini, dan memberi rizki pada saya dengan tiada daya dan kekuatan
daripadaku), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Abu Dawud,
at-Tirmidzi dari Mu’adz bin Anas)
36.
Membaca la ilaha ilallahu wahdahu la syarikalahu
lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qadir
“Siapa yang
membaca : la ilaha ilallahu wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu
wa huwa ala kulli syai’in qadir, pada tiap hari 100 kali, seimbang dengan
memerdekakan 100 hamba sahaya dan tertulis baginya seratus hasanat (kebajikan)
dan dihapuskan daripadanya seratus dosa dan menjadi perlindungan baginya dari
gangguan syaithan sepanjng hari itu hinggasore. Dan tiada seorang yang lebih
utama daripadanya kecuali yang berbuat eperti atau lebih banyak dari itu. Dan
siapa yang membaca : Subhanallahi wa bihamdihi, 100 kali, dihapuskan
dosa-dosanya walau sebanyak buih laut” (HR. Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah).
37.
Menghimpun
40 hadits
“Barangsiapa menghimpun 40
hadits maka ia dalam pemaafan dan pengampunan” (Hadits tersebut dalam Mau’izah al-usfuriyah)
38.
Sabar
terhadap ujian pada keluarga
“Ujian
yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukminin laki-laki atau perempuan, yang
mengenai dirinya, hartanya, anaknya, tetapi ia tetap bersabar, maka ia akan
menemui Allah dalam keadaan tiada berdosa” (HR. Tirmidzi)
“Tidak ada musibah yang
menimpa seperti keletihan, kelesuan, sakit, duka, susah atau gangguan sekedar
tusukan duri sekalipun, melainkan dihapuskan Allah sebagian dari dosanya” (HR.
Bukhari dan Muslim).
39.
Menyesal
sebelum 6 jam berlalu
“Sesungguhnya
malaikat pencatat perbuatan jelek benar-benar akan mengangkat kalamnya selama 6
jam dari hamba muslim yang berbuat salah. Maka apabila ia menyesal dan mohon
ampun kepada Allah dari perbuatan dosanya, niscaya ia tidak mencatat perbuatan
dosa. Dan jika tidak, maka ditulislah satu dosa” (Hadist Riwayat Thabrani).
40.
Menghadiri
majelis taklim/ ilmu
“Setiap kaum yang berkumpul
(disuatu tempat) berdzikir kepada Allah dengan maksud dan tujuan hanya
mengharapkan redha-Nya, pasti mereka diseru oleh penyeru dari langit, hendaklah
kalian bangun! Kalian telah mendapatkan ampunan (dari Rabb-mu), semua
keburukanmu telah diganti dengan kebajikan”. (HR. Ahmad, Abu Ya’la dan Bazzar)
41.
Memuji Allah ketika ditimpa musibah atau kesulitan
“Sesungguhnya
Allah Azza wa Jalla berfirman : “Sesungguhnya apabila aku menguji seorang
hamba-Ku yang mukmin lalu ia memuji-Ku karena telah diuji, maka ia akan bangun
dari tempat tidurnya seperti pada waktu dilahirkan ibunya, yaitu bersih dari
segala dosa.” Rabb Azza wa Jalla berfirman lagi : “Saya telah mencoba dan
menguji seorang hamba-Ku, maka tulislah pahala untuknya sebagaimana kalian
(malaikat) telah biasa menulis pahala untuknya ketika ia dalam keadaan sehat”
(HR. Ahmad).
********************
VII. PEDOMAN BERTAUBAT DAN BERAMAL
Ketika
Nabi Adam as diuji oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk tidak
mendekati sebuah pohon larangan (Qs. Al-Baqarah (2) : 34 dan Qs. Al-A’raaf (7) : 19 ), ternyata,
akibat bujuk rayu syaithan terkutuk, Adam dan istrinya lupa terhadap larangan
Allah Subhanahu wa ta’ala tersebut.
Iblis
laknatullah berhasil membujuk Adam ‘alaihi salam dan
istrinya untuk memakan buah pohon larangan tersebut, yang mengakibatkannya
diturunkan ke bumi ini untuk mencari penghidupan sendiri, berketurunan,
bermusuh-musuhan dan sebagainya sampai pada suatu waktu yang telah ditentukan
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala (Qs. Al-A’raaf
(7) : 20 s/d 25 ).
Akibat
kelalaian tersebut, Adam ‘alaihi salam (menurut suatu
riwayat) bertaubat bertahun-tahun lamanya. Sampai akhirnya, Allah Subhanahu wa ta’ala menerima taubat Adam ‘alaihi salam tersebut dan
kemudian memilihnya menjadi khalifah di
permukaaan bumi.
Adam
as merupakan contoh yang baik bagi generasi yang datang sesudahnya. Orang yang
baik, bukan berarti orang yang tidak pernah berbuat salah, akan tetapi adalah
orang yang mau memperbaiki dirinya setelah melakukan perbuatan yang salah. Adam
‘alaihi salam bersalah, tetapi kemudian ia bertaubat, dan
diampuni kesalahannya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Apatah
lagi bagi kita yang hidup pada zaman sekarang yang dimana-mana terlihat dengan
jelas aneka ragam kemaksiatan, kezaliman, kerusakan dan kehancuran.
Manusia, meski hidup dalam alam
petunjuk, tetapi semakin jauh dari petunjuk. Manusia, meski hidup dalam suasana
nyaman, tetapi jauh dari hidup yang tenteram. Dan, manusia, meski Allah telah
membuka pintu taubat seluas-luasnya, tetapi justru manusia lebih terang-terangan
melakukan kemungkaran dan tidak ada keinginan untuk bertaubat.
Pertaubatan
tidak saja harus dilakukan oleh orang-orang yang bersalah (berdosa) saja,
tetapi oleh semua orang. Karena kita selalu punya kemungkinan untuk melakukan
kesalahan. Terkadang ada kesalahan yang tidak dimengerti (diketahui) oleh
manusia itu sendiri. Sebab itulah, kita wajib untuk selalu minta ampun, dan
memohon ampun itu tidak tergantung kepada ada tidaknya perbuatan yang tidak
benar (dosa). Contohnya, Baginda Rasulullah Saw, yang berpredikat ma’shum, juga
melakukan pertaubatan dan memohon ampun tidak kurang dari 70 kali dalam sehari.
Imam
Hasan Basri ra. Berkata : “Istighfaruna yahtaaju ila istighfar”
(Istighfar kita memerlukan lagi kepada istighfar).
Juga,
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kwh. Ketika melihat seseorang dengan terbuuru-buru
(cepat-cepat) menghitung biji tasbihnya sewaktu membaca istighfar, beliau
berkata : “Inilah taubatnya orang-orang pembohong. Taubat yang sedemikian itu
masih memerlukan taubat lagi”.
Dengan
demikian, pertaubatan mengandung beberapa unsur, sebagai berikut :
1.
Mengakui diri
bersalah
Keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya
diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat
kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. (Qs.
Al-A’raaf (7) : 23 )
2.
Menyesal
اتوبة من الذنب الندم والاء ستغفار
“Taubat dari dosa itu adalah penyesalan dan mohon ampun”
(HR.Ad-Dailami)
3.
Bersungguh-sungguh
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan
menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Qs.At-Tahrim (66) : 8 )
4.
Bertekad untuk
tidak mengulanginya lagi
(ingatlah), ketika isteri
'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau
anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul
Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. Ali Imran (3) : 35 )
اتوبة من الذنب ان لا
يعود اليه ابدا
“Taubat dari dosa itu adalah tidak kembali mengerjakannya untuk
selamanya”. (HR. Baihaqi)
5.
Merobah diri
dengan banyak berbuat baik
Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat,
beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
(Qs. Thaha (20) : 82 )
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)
dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan
yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat.
(Qs. Huud (11) : 114 )
Pertaubatan yang tidak disertai
dengan kegemaran melakukan amal shaleh adalah terkesan main-main. Sebab, amal
shaleh merupakan bentuk peribadatan dan pertaubatan juga, yang dapat mengangkat
harkat dan martabat (derajat) di sisi Allah Swt. Meninggalkan amal shaleh
dengan sendirinya membiarkan diri tanpa bekal. Bekal yang paling baik adalah
taqwa, yaitu menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Menjalankan
perintah Allah Swt termasuk amal shaleh, begitupula dengan meninggalkan
larangan-Nya juga merupakan perbuatan yang mulia bernilai ibadah. Dapat
dikatakan, taqwa dan amal shaleh ibarat sekeping mata uang.
Sama seperti halnya taubat, amal shaleh memiliki beberapa unsur,
diantaranya :
1.
Ikhlas
لا اتقبل الا ما ابتغي به وجهي
“Aku (Allah) tidak akan menerima (sesuatu ibadah) kecuali yang
ikhlas niatnya untuk-Ku “ (HR. Bukhari)
2.
Harus dengan
pengertian (ilmu) atau pedoman syari’at
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
(Qs. Al-Isra (17) : 36 )
Dan ikutilah Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak
menyadarinya, (Qs. Az-Zumar (39) : 55 )
من تمسك بالسنة دخل
الجنة
“Barangsiapa yang berpegang
dengan sunnah, maka ia masuk sorga”
(HR.Thabrani)
3.
Bersungguh-sungguh
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs.
Al-Ankabuut (29) : 69 )
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim.
Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993],
dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik-
baik penolong. (Qs. Al-Hajj (22) : 78 )
4.
Berkesinambungan/terus
menerus
احب الا عمال الى الله اد ومها وان قل
“Amal yang disukai Allah itu adalah amal yang berkesinambungan
walaupun sedikit”. (HR.Bukhari dan Muslim)
5.
Tidak
berlebih-lebihan
خيرالعبا
دة اخفها
“Sebaik-baik ibadat itu adalah yang paling ringan”. (HR.
Adldlyaa)
Rasulullah
Saw bersabda :
“Hindarkanlah dirimu sikap melampaui batas dalam agama, karena
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu telah binasa karenanya”. (HR. Ahmad,
An-Nasai, Ibnu Majah dari Abdullah bin Abbas ra).
6.
Kerjakan sampai
tiba keyakinan (kematian)
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini
(ajal). (Qs. Al-Hijr (15) : 99 )
Demikianlah tuntunan ringkas tentang cara bertaubat dan beramal
shaleh. Mudah-mudahan kita dianugerahi hidayah oleh Allah Swt, sehingga kita
dapat mengamalkan ajaran agama secara kaffah (sempurna dan menyeluruh). Kepada
Allah Swt. kita munajatkan segala harapan, dan kepada-Nya pula tempat berkeluh
kesah memohon ampunan.
KHATIMAH
Alhamdulillah,
telah selesai disusun kitab : AMALAN
PENGHAPUS DOSA ini tanggal 18 Syawwal 1416 H bertepatan
dengan tanggal 8 Maret 1996 M.
Penulis menyadari, kandungan isi buku ini jauhlah dari apa yang
dikatakan sempurna. Meski demikian, dapatlah kiranya dijadikan pedoman bagi
kita semua yang ingin kembali kekeadaannya yang fitrah (suci). Agar jangan
sampai terjadi kita berputus asa dari Rahmat Allah SWT.
Beraneka ragamnya amalan-amalan yang dapat menghapuskan dosa,
menunjukkan bahwasanya Allah SWT sangat sayang kepada semua hamba-hamba-Nya
tanpa terkecuali.
Banyak rahasia-rahasia tersembunyi dibalik kejadian-kejadian yang
akal manusia tidak dapat menjangkaunya. Semakin ditelusuri, semakin tidak
diketahui. Allah SWT Maha luas Ilmu-Nya.
Sehingga, ada kita temukan dalam suatu riwayat yang menyatakan bahwa :
sesungguhnya ada seseorang yang beramal dalam masa yang cukup lama dengan
amalan penduduk sorga, tetapi kemudian ditutupi amalannya itu dengan amalan
penduduk neraka, sehingga dia masuk neraka. Dan sesungguhnya, ada pula
seseorang yang beramal dengan amalan
penduduk neraka, hingga jarak antara dia dengan neraka hanya sejengkal, namun
kemudian diakhiri amalannya itu dengan amalan untuk penduduk sorga, sehingga ia
dapat masuk sorga (Lihat dalam HR.Muslim).
Allah SWT memang merupakan penyebab dari semua sebab itu dan ini :
“Dan Tuhanmu
menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan (dengan Dia).” (Qs. Al-Qashash (28) : 68)
“Dia tidak ditanya tentang apa yang
diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (Qs. Al-Anbiyaa (21) : 23 )
Penulis menyadari, tanpa adanya taufik dan hidayah, ilmu dan inayah
dari Allah SWT, tidaklah mungkin penulis dapat menyelesaikan kitab ini.
Mudah-mudahan kitab ini dapat memberi manfaat kepada banyak orang,
terlebih bagi diri penulis sendiri. Karena sesungguhnyalah, penulis merasa
banyak sekali kesalahannya. Kesalahan kepada Allah SWT, kesalahan kepada orang
tua, kepada sesama dan kesalahan kepada makhluk lainnya. Mudah-mudahan Allah
SWT memaafkan, mengampuni dan mengasih sayangi
diriku, dan diri pembaca, serta diri orang-orang Islam dimanapun berada.
Dan mudah-mudahan Allah SWT dapat menerima tulisan penulis dalam
kitab ini sebagai ibadat yang berpahala besar bagi diri penulis. Kujadikan
pahalanya untuk kedua orang ibu bapakku yaitu H.Sahamad dan Hj.Hamidah yang
senantiasa mengasihsayangiku meskipun diriku sering berbuat kedurhakaan
padanya. Dan, mudah-mudahan, pahalanya juga dilimpahkan kepada orang-orang yang
penulis mempunyai kesalahan dan atau permasalahan keduniaan dengannya.
Akhirnya, semua kebenaran yang terdapat dalam kitab ini datangnya
dari Allah SWT, aku bersyukur kepada-Nya. Dan, semua kekurangan dan kesalahan
yang terdapat dalam kitab ini, semata-mata adalah karena kelemahan, kebodohan
dan kesalahan dari penulis sendiri. Kepada Allah SWT. aku memohon ampunan.
MUHAMMAD
KHAIRANI BIN SAHAMAD BIN SHALATUDDIN BIN SAID
KITAB RUJUKAN
Al-Qur’an dan Terjemahannya
Abdul Ghani Asykur, Membuka
Rahasia Alam Malaikat, CV.Bintang Pelajar, 1987
Abd. Samad Ngile, Taubat,
Yayasan Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Cet. II, 1991
Abu zakaria Yahya bin Syaraf
An-Nawawi, Al-Adzkar
(Penerjemah : M Tarsi Hawi), PT.Al-Ma’arif, Bandung, Cetakan I, 1984
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf
An-Nawawi, Riadhus Shalihin I & II (Penerjemah : Salim
Bahriesy, PT. Al-Ma’arif, Bandung, Cet. 9 , 1986
Abdurrauf Al-Manawi, Ku Nuuzul
Haqaaiqi fii Haditsi Khairil Khalaaiqi.
Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Al-Khathaya
Fi Nazhari’l Islam (Penerjemah : Bahrun Abu Bakar), Dosa-Dosa
menurut Al-Qur’an, Gema Risalah Press, bandung, Cetakan IX, September,
1993
Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub
(Penerjemah : Mahfudli Sahli), Di Balik Ketajaman Mata Hati,
Pustaka Amani, jakarta
Al-Ghazali, Terjemah Ihya
Ulumuddin
As-Sayyid Abdullah Al-Haddad, Sabiilul
Iddikaar wal I’tibaar bimaa yamurru bil insan wa yangadhiilahu minal a’maar
(Penyunting : Hasanain M Makhluf, Penerjemah : Muhammad Baqir), Renungan
tentang Umur Manusia, Mizan, Bandung, Cetakan II, Mei, 1985
As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimiy, Mukhtarul
Ahadits Hikamil Muhammadiyah (Penerjemah : H.Hadiyah Salim, Penyunting
: Syamsudin manaf), Al-Ma’arif, Bandung, Cet. I, 1994
Hamzah Muhammad Shaleh ‘Ujaj, Washaayaa
Rasulullah SAW : Khamsun wa khamsuuna washiyyat, Cetakan Makkah
Husien Bahriesy, Himpunan
Hadits Shahih Muslim, Al-Ikhlas, Surabaya, 1987
Husien Bahriesy,
Ensiklopedi Hadits nabi, Sahih Bukhari Muslim, Bintang
Usaha Jaya, Surabaya, Cetakan I, 1994
Hafizh Al-Mundziri, At-Targhiib
wat Tarhiib (Penerjemah ; Mahfudli Sahli), Terjemah At-Targhiib wat Tarhiib, Amaliah Surgawi, Pustaka Amani, Jakarta.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Aatsaarul
Ma’ashi wa adhraaruha
(Penerjemah : Nabhani Idris), Akibat
Berbuat Dosa, Gema Insani Press, Jakarta, Cetakan I, Agustus, 1994
Mustafa Baisa, Do’a dan Hukum,
Usaha Keluarga, Cetakan VIII, 1977
Muhammad bin Abu Bakar, Syekh, Al-Mawa’idh
al-Ushfuriyyah (Penerjemah : M Khairon GZ), Hikayat-Hikayat
Hikmah berdasarkan hadits, Apollo, Surabaya
Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi,
Syekh, Nashaaihul ‘ibaad (Penerjemah : H. Sofyan, Penyunting :
Endang Sugriati dan Neni Susanti), Nasehat Bagi Haamba Allah,
Triganda Karya, Bandung, Cet. I, 1994
Muhammad bin Umar An-Nawawi
al-Bantani, Syekh, Tanqihul Qaul al-Hatsits (Penerjemah : M Ali
Chasan Umar), Terjemah Tanqihul Qaul Komenetar Lubabul hadits Imam Jalaluddin
As-Suyuthi, CV.Toha Putra, Semarang, Cet. I, 1993
M
Sudaroji dan Warno Hamid, Janji dan Ancaman Allah dalam Al-Qur’an,
Apollo, Surabaya, Cetakan I, 1995
M
Thalib, 40 Tanggung Jawab anak terhadap orang tua, Pustaka
mantiq, Solo, Cetakan I, Januari, 1993
Mahmud Samiy, Mukhtashar fi
Ma’ani Asma Allah al-Husna (Penerjemah : Idrus Hasan), 70
Shalawat Pilihan, Riwayat, Manfaat dan Keutamaannya, Pustaka Hidayah,
Cetakan I, Jakarta, 1992
Saleh Al-Jufri, Anatomi Diri
Dalam Islam, LPLI Sunan Ampel, Surabaya, Cet. III. 1989
Salim Bahriesy (alih bahasa), Bekal
Juru Dakwah (Durratun Nashihin), TB Balai Buku, Surabaya, Cet. III,
Agustus, 1981
Sukmajaya Asyarie – Rosy Yusuf, Indeks
Al-Qur’an, Pustaka, Bandung, Cetakan I, 1984
Syahminan Zaini, Problematika
Dosa, Al-Ikhlas, Surabaya
Syamsudin Muhaammad bin Utsman
Adz-Zahabi, Al-Kaba-ir (Penerjemah : Achmad Sunarto), Menyingkap
Dosa-Dosa Besar, Pustaka Amani, Jakarta
T.M.Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman
Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan ke-20, 1992
T.M.Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman
Puasa, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan ke-13, 1992
T.M.Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman
Dzikir dan Do’a, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan ke-13, 1992
Zainuddin MZ, Khusnul
Khatimah, Tuntunan Kematian Islami, Pustaka Progressif, Surabaya, Cetakan
ke-4, April, 1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar