Sabtu, 21 Maret 2020

AMALAN PENGHAPUS DOSA

 





KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Berkuasa, Maha Mulia lagi Maha Pengampun atas segala dosa. Dialah penyebab dari segala sebab dan kejadian. Penyelesai dari segala permasalahan. Dialah yang senantiasa sibuk memperhatikan hamba-hamba-Nya, mengangkat derajat orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan menghinakan orang-orang yang dikehendaki-Nya pula.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah dengan sebenarnya, melainkan Allah semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi-Nya kerajaan yang hak dan nyata.
Shalawat dan salam atas hamba dan rasul-Nya, junjungan dan penghulu kita Muhammad Saw. Manusia yang terpilih dan sangat utama, yang diutus-Nya menjadi rahmat bagi semesta alam. Nabi yang ummi dengan akhlak yang suci menyampaikan risalah Ilahi. Pemberi syafa’at dan penabur mutiara hikmat yang penuh manfaat.
Aku bersaksi pula, bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, penghulu semua Nabi dan rasul, nabi penutup, yang tidak ada lagi nabi sesudah kedatangannya. Amma ba’du.
Buku ini penulis susun untuk mengobati kegundahan hati akibat banyaknya kesalahan-kesalahan (dosa) yang telah dilakukan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Baik dosa yang besar apalagi yang kecil, yang tampak apalagi yang tersembunyi, yang disengaja apalagi yang tidak disengaja, dan yang masih diingat apalagi yang sudah terlupa.
Kalau bukan karena keyakinan  bahwasanya Allah bersifat Maha pemaaf, Maha pengampun dan Maha Penerima Taubat, dan kalau bukan karena keyakinan bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw adalah benar, maka tidaklah akan penulis cari wasilah yang dapat kiranya menyadarkan diri untuk tidak tenggelam ke dalam lingkaran dosa yang lebih kronis dan tragis. Sehingga jiwa menjadi tenteram dengan berpengharapan terhadap rahmat Allah Swt.
Buku ini penulis beri judul “AMALAN PENGHAPUS DOSA” karena didalamnya terdapat petunjuk-prtunjuk dan amalan-amalan yang dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan (dosa) manusia berdasarkan al-Qur’an dan Hadits.
Setiap manusia pastilah pernah membuat suatu kesalahan atau perbuatan dosa. Dan dosa, sekecil apapun apabila tidak diampuni Allah Swt akan membawa akibat yang sangat besar berupa adzab di akherat. Oleh karena itu, kita diwajibkan bertaubat dan memperbanyak amal ibadah.
Penulis menyadari, dangkalnya ilmu yang dimiliki menyebabkan penulis tidak mampu menyajikan keseluruhan amalan-amalan penghapusan dosa yang banyak bertebar di dalam kitab suci al-Qur’an maupun kitab-kitab hadits. Mudah-mudahan dimasa-masa mendatang dapat dikumpulkan lebih banyak lagi amalan-amalan penghapus dosa. Mudah-mudahan dengan kita mengamalkan petunjuk-petunjuk al-Qur’an dan hadits tersebut,  Allah redha kepada kita, dan mengampuni semua dosa dan kesalahan kita. Amiin.
Kujadikan tulisanku ini sebagai wasiyyat yang berkelanjutan (terus menerus) kepada anak dan istriku, saudara-saudaraku, dan sekalian orang-orang yang mau mengambil manfaatnya.
Kepada para ahli dan ulama, penulis sangat mengharapkan nasehat, terlebih lagi koreksi untuk perbaikan kitab ini dimasa mendatang dan sebelumnya penulis mengucapkan terima  kasih.
Kepada Allah Swt penulis memohon taufiq dan hidayah, ilmu dan ‘inayah-Nya, mudah-mudahan upaya kecil ini senantiasa dalam keredhaan-Nya.



        21 Syawwal  1416 H
Amuntai, Kalsel  :     11   Maret   1996  M

Muhammad Khairani  ibnu  Sahamad ibnu  Shalatuddin ibnu Said



DAFTAR ISI

1. Pengertian Dosa
2. Klasifikasi Dosa
3. Sebab-sebab timbulnya dosa
4. Sikap orang berdosa
5. Akibat-akibat perbuatan dosa
6. Amalan Penghapus Dosa
7. Panduan Bertaubat dan Beramal
Khatimah
Kitab rujukan



PEGANGAN


Al-Hafizh Abu Nu’aim dan lain-lainnya meriwayatkan :

“Ada 7 (tujuh) perkara yang Allah alirkan pahalanya setelah matinya di dalam  kuburnya :
1.    Orang yang mengajarkan/mengamalkan ilmunya
2.    Membuat saluran air
3.    Menggali sumur
4.    Menanam korma
5.    Membangun masjid
6.    Mewariskan kitab/tulisan
7.    Anak yang selalu memohonkan ampun untuknya setelah meninggal dunia.
_________________________ 
 


من جمع اربعين حد يثا فهو فى العفو و الغفران

“Barangsiapa menghimpun 40 hadits, maka ia berada dalam pemaaafan dan pengampunan”. (Hadits terdapat dalam kitab “al-Mawa’idh al-ushfuriyyah).


Seseorang telah berminpi tentang Jahizh, lalu ditanya padanya : Apakah  balasan dari Allah kepadamu ? Maka jawabnya :

ولا تكتب بخطك غير شىء يسرك فى القيامة ان تراه

“Dan janganlah engkau menulis sesuatu dengan tulisanmu tentang sesuatu kecuali yang akan dapat memberikan kegembiraan pada dirimu dihari kiamat yang kamu sendiri akan melihatnya”
___________________________




I.   PENGERTIAN DOSA

       Segala sesuatu yang tidak berupa keta’atan pada hakekatnya adalah dosa. Sedangkan istilah yang dipakai untuk menamakan ‘dosa’, Al-Qur’an menggunakan bermacam-macam kata (istilah) antara lain : al-itsm (perbuatan dosa), ar-Rijs, adz-Dzanb (perbuatan salah), as-Suu’, Zhulmun, Dhallun, al-Khati’ah, al-Fusuq, al-‘utuw, al-Fasad, as-Sayyi’ah (perbuatan jelek) dan al-‘Ishyan (maksiat), dan lain-lain.
1.      Al-Itsm (perbuatan dosa)

 “Sesungguhnya orang-orang yang melakukan dosa akan dibalas sesuai dengan apa yang mereka kerjakan”. (QS.Al-An’am (6) : 120)

 “Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Al-Baqarah (2) : 181-182).

2.      Ar-Rijs (dosa, kekurangan)

 “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. (QS.Al-Ahzab (33) : 33).

3.      Adz-Dzanb (dosa, noda, perbuatan salah)


“Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”. (QS.Al-An’am (6) : 6).

4.      As-Suu’ (perbuatan mungkar dan perbuatan lacur)

“Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya”. (QS.Al Anbiya (21) : 77).

 “Sesungguhnya taubat disisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan (dosa) lantaran kebodohan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS.An-Nisa (4) : 17).

5.      Zhulmun (perbuatan zalim)

 “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan ummat-ummat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianalah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa”. (QS.Yunus (10) : 13)


“Dan kalau setiap diri yang berdosa (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya”. (QS.Yunus (10) : 54).

6.      Dhallun (perbuatan sesat)


“Ibrahim berkata : Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”. (QS. Al-Hijr (15) : 56)

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang memepersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS.An_Nisa (4) : 116)

7.      Al-Khati’ah (perbuatan dosa secara sengaja)

 “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke dalam neraka”. (QS.Nuh (71) : 25)

 “(Bukankah demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”. (QS.Al-Baqarah (2) : 81)

8.      Al-Fusuq (keluar dari jalan yang haq/benar)


“Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasiq”. (QS.Al-Baqarah (2) : 59)

9.      Al-‘Utuw (berlebih-lebihan dalam bermaksiat, keras kepala tidak mau menerima nasehat dan melewati batas)

“Dan berapakah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras dan Kami adzab mereka dengan adzab yang mengerikan”. (QS.Ath-Thalaq (65) : 8).

10.  Al-Fasad (berbuat kerusakan)

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. (QS. 30 : 41)


“Lalu mereka berbuat kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhan menimpakan kepada mereka azab”. (QS.Al-Fajr (89) : 12)

11.  As-Sayyi’ah (perbuatan jelek)

 “Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjalan”. (QS.Al-Ankabuut (29) : 7)

12.  Al-‘Ishyan (tidak ta’at/membangkang)

“Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesunguhnya baginyalah neraka jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya”. (Qs. Al-Jin (72) : 23)

13.  Istilah-istilah lainnya terdapat dalam :

 “Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Qs.Al-Ahzab (33) : 5)

 “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali Imran (3) : 104 )

“Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang Kami perbuat dan Kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat". (Qs. Saba’ (34) :  25 )

Tentang pengertian dosa itu sendiri, nabi Muhammad SAW menerangkan dengan sabdanya :

الاء ثم ماحاك  فى صد رك  وكرهت ان يطلع عليه النا س

 “Dosa ialah apa yang tergetar dihatimu dan engkau tidak senang kalau hal (perbuatan) itu diketahui oleh orang lain”. (Hadits Riwayat Muslim)

Manusia mengetahui perbuatan yang ia lakukan itu akan selalu membawa dampak psikologis dalam kehidupannya – apabila jalan kebaikan yang ia tempuh, maka akan senanglah hatinya dan tenteramlah hidupnya, sebaliknya bila jalan yang tidak baik ia kerjakan, maka dengan sendirinya hatinya menjadi gelisah dan jiwa/dadanya menjadi sempit (QS.Al-An’am (6) : 125), ini dikarenakan Allah SWT telah memberikan ilham kepada manusia perihal kebaikan dan keburukan ke dalam hati dan pikirannya.

 “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan (kejahatan) dan ketaqwaannya (kebaikan), Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS.Asy-Syams (91) : 7 s/d 10).

Akan tetapi, karena manusia selalu dihadapkan kepada berbagai macam ujian yang tidak pernah terhenti sedetikpun juga, maka banyaklah manusia yang jatuh kelembah kenistaan dan kesesatan. Sebab utamanya adalah manusia lupa kepada Allah dan lupa kepada ilham-ilham yang diberikan Allah tentang cara-cara penyelesaiannya.
Ingat kepada Allah merupakan jalan keta’atan, menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela (dosa). Ingat kepada Allah membuat hati menjadi tenteram.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS.Ar-Ra’d (13) : 28)

Manusia yang lalai terhadap dzikrullah, cenderung memperturutkan nafsu dan bujukan syetan terkutuk.Apabila kendali hati dan akalnya tidak lagi jalan, maka menjadilah dia orang yang terpedaya (berdosa) yang menyebabkannya tidak tenteram sepanjang waktu.
Gambaran psikologis orang beriman yang melakukan kesalahan (dosa) terlukis dalam firman Allah SWT :

“dan terhadap 3 (tiga) orang (yaitu : Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’, mereka disalahkan karena tidak mau ikut berperang) yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS.At-Taubah (9) : 118)

Adapun bagi orang kafir, terhadap dosa, mereka tidak merasa apa-apa. Mereka menganggap perbuatan jahat (dosa) yang dilakukan adalah suatu hal yang wajar. Hal ini sejalan dengan strategi syetan yang membisikkan pikiran-pikiran jahat kepada manusia, yaitu : “menganggap baik perbuatan yang jahat dan menganggap tercela perbuatan yang terpuji (baik)”. (QS.Al-Hijr (15) : 39).

 “Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akherat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syetan) kerjakan”. (QS.Al-An’am (6) : 113).

Allah SWT benci kepada orang yang terus menerus berbuat dosa, sampai-sampai dirinya diliputi oleh dosanya sendiri (QS.Al-Baqarah (2) : 81), karena “ Manusia itu hendak membuat (dosa) maksiat terus menerus”. (QS.Al-Qiyamah (75) : 5).
Apabila keadaan ini tidak segera ditaubati, maka Allah SWT akan menutup hati, mata dan telinga manusia dengan suatu tutupan, sehingga manusia tidak lagi dapat membedakan perbuatan baik dan buruk. Terhadap dosa, hati tidak lagi bergetar (memberikan tanda/peringatan).

 “Dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, sehingga mereka tidak dapat lagi memahaminya”. (Qs.Al-Israa (17) : 46).


II. KLASIFIKASI DOSA


Tidak ada dalam suatu situasi dan kondisi apapun dimana manusia dapat merasa aman dari perbuatan dosa. Karena terhadap segala sesuatu (aspek), apabila tidak ditempatkan pada posisi/kedudukan yang semestinya, maka sesungguhnya itu sudah merupakan suatu kesalahan. Dosa itu senantiasa berkeliaran diseluruh gerak-gerik kehidupan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

“Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.” (Qs.Al-An’am (6) : 120)

Menurut obyeknya, dosa dapat diklasifikasikan atas 4 (empat) bagian, yaitu :
1.    Dosa besar terhadap Allah SWT
2.    Dosa terhadap sesama manusia
3.    Dosa terhadap diri sendiri
4.    Dosa terhadap makhluk selain dari manusia.

Contoh-contohnya :
1.    Dosa besar terhadap Allah SWT.
a.       Syirik   (QS.An-Nisa (4) :48 dan QS.Al-Maidah (5) : 72)
b.      Murtad /kafir setelah beriman (QS.Al-Baqarah (2) : 217)
c.       Menghina agama dan ayat-ayat Allah (QS.At-Tauabah (9) : 65).
d.      Berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya (QS.Az-Zumar (39) : 60 dan QS.An-Nahl (16) : 116-117)
e.       Melalaikan shalat (QS.Maryam (19) : 59-60, QS.Al-Muddatstsir (74) : 42 s/d 48).
f.       Melakukan jampi-jampi, tenung atau sihir (QS.Al-Baqarah (2) : 102)
g.       Lupa pada dzikrullah )QS.Al-Hasyr (59) : 19, QS.Al-Jumu’ah (63) : 9 dan QS.Ali Imran (3) : 190-191 ).
h.      Bersifat nifak/munafik  (QS.Al-Baqarah (2) : 8-12 dan QS.An-Nisa (4) : 142-143).
i.        Tidak mensyukuri nikmat  (QS.An-Nahl (16) : 112)
j.        Dan lain-lain.

2.    Dosa terhadap sesama manusia
a.       Durhaka kepada orang tua  (QS.Al Israa (17) : 23-24 dan QS.Luqman (31) : 15)
b.      Membunuh orang tanpa hak  (QS.An-Nisa (4) : 93 dan QS.Al-Maidah (5) : 32)
c.       Memutuskan hubungan kekeluargaan/silaturrahmi  (QS.Al-Baqarah (2) :27 dan QS.Muhammad (47) : 22-23)
d.      Mengurangi ukuran,sukatan dan timbangan  (QS.Al-Muthaffifin (83) : 1-3)
e.       Memakan harta anak yatim (QS. An-Nisa (4) : 6 dan 10)
f.       Mencuri atau merampok (QS. QS.Al-Maidah (5) : 33 dan 38)
g.       Menuduh orang baiak-baik berzina (QS.An-Nuur (24) : 23-24)
h.      Memperkosa/berzina (QS.Al-Isra (17) : 32 dan QS.Al-Furqan (25) : 68-70).
i.        Melakukan sumpah dan saksi palsu (QS.Ali Imran (3) : 77 dan QS.Al-Furqan (25) : 4 dan 72).
j.        Mengkhianati amanat ( QS.Al-Anfal (8) : 27)
k.      Berdusta (QS.Az-Zumar (39) : 3)
l.        Mengghibah orang lain (QS.Al-Hujurat (49) : 12)
m.    Berbuat zalim (QS.Ibrahim (14) : 42-45, QS.Asy-Syuura (42) : 42 dan QS.Al-Ahzab (33) : 58).
n.      Dan lain-lain.

3.    Dosa terhadap diri sendiri
a.       Tidak mensedekahi bagian-bagian anggota tubuh.
b.      Tidak mau berdo’a untuk kebaaikan dirinya sendiri.
c.       Mencela diri sendiri  (QS.Al-Hujurat (49) : 11)
d.      Menjerumuskan diri kedalam kebinasaan (QS.Al-Baqarah (20) : 195)
e.       Tidak bersikap adil terhadap diri sendiri (QS.An-Nisa (4) : 135)
f.       Tidak sabar dalam bergaul dengan orang-orang shaleh (QS.Al-Kahfi (18) : 28)
g.       Tidak mau berbuat baik (QS.Al-Israa (17) : 7)
h.      Tidak mau mengoreksi diri (QS.Adz-Dzariyat (51) : 21)
i.        Tidak membawa akhlaq malu (QS.Al-Alaq (96) :14)
j.        Berputus asa (QS.Al-Hadiid (57) : 23)
k.      Membunuh diri sendiri (QS.An-Nisa (4) : 29)
l.        Dan lain-lain.

4.    Dosa terhadap makhluk selain dari manusia

a.       Menghina dan memusuhi Jibril (para malaikat)  :


97. Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
98. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (Qs. Al-Baqarah (2) : 97-98 )


b.      Mencerca waktu dan yang semisalnya.
لا تسبوا الدهر فاءن الله هو الدهر

           “Janganlah kalian mencerca waktu (masa). Karena Allah sendirilah pencipta masa”. (HR.Muslim dari Abu Hurairah ra).

c.       Mencerca dan menganiaya binatang

Dari ibnu Abbas ra bahwasanya suatu ketika ada seekor keledai yang ada cap dimukanya lewat dihadapan nabi saw, kemudian beliau bersabda :
لعن الله الذى وسمه
“Allah melaknat orang yang memberi cap pada muka keledai itu”. (HR.Muslim)

Bersumber dari Anas ra. ia berkata :
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم ان تصبرالبها ئم

“Rasulullah SAW melarang penganiayaan binatang yang akan dibunuh/disembelih”. (HR.Bukhari dan Muslim).

Sedangkan menurut subyeknya (para pelaku), dosa dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu :
1.    Dosa yang dilakukan oleh diri sendiri yang membawa dampak (akibat) bagi dirinya sendiri.
Misalnya :
Dosa mata               :  Melihat yang tidak baik
Dosa telinga              :  Mendengar yang tidak baik
Dosa kaki                :  Melangkah ketempat yang tidak baik
Dosa tangan            :  Mengerjakan sesuatu yang tidak baik
Dosa mulut             :  Berbicara yang tidak baik
Dosa hati                 :  Berperasa yang tidak baik
Dosa akal                :  Berpikir yang tidak baik.

Apabila panca indera ditambah hati dan akal tidak digunakan sebagaimana ketentuan Allah, maka akan dapat melahirkan dosa. Dengan demikian dosa yang dilakukan oleh manusia secara pribadi/individu adalah sangat banyak.

2.    Dosa yang dilakukan oleh orang lain yang membawa dampak bagi diri kita.
Misalnya :

     Orang lain yang mengikuti perbuatan bid’ah kita.
     Orang lain yang mengghibah diri kita.
     Orang lain yang balas menghina martabat orang tua kita.



III. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA DOSA

       Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), tidak mempunyai dosa. Kemudian, perjalanan hidup dan kehidupannyalah yang membawanya berkenalan dengan berbagai rambu-rambu agama yang lurus. Batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah SWT bertujuan untuk memuliakan manusia itu sendiri, agar tidak keluar dari keadaan fitrah (kesuciannya).
Akan tetapi, dosa itu timbul hanya pada waktu perjalanan hidupnya didunia, yang memang tidak dapat dihindari tentulah dapat menjerumuskannya ke lembah kedosaan, kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah Swt dan orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
Sedangkan di akherat, dosa memang tidak ada keterangan lagi dapat diperbuat, namun negeri akherat merupakan tempat penghinaan bagi orang-orang yang berdosa yang tidak mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
Agar seseorang terlepas dari beban dosa, tidak ada alternatif lain selain bertaubat, memohon ampun kepada Allah. Meskipun memberikan ampunan ataupun tidak merupakan hak Allah semata, tetapi Allah Swt sendiri memberikan jaminan kepastian untuk mengampuni semua dosa, kecuali dosa mempersekutukan-Nya (syirik). Karena Allah Swt bersifat Al-Ghafur (Maha Pengampun), At-Tawwab (Maha Penerima Taaubat) dan Al-‘Afuwwu (Bersifat Maha pemaaf).
Allah Swt berfirman didalam hadits qudsiy, yang menerangkan bahwa semua manusia (pernah) berbuat dosa, dan janji Allah Swt untuk memberikan ampunan kepada orang-orang yang meminta ampun.

يا عبادى كلكم مذنب الا من عا فيت فا سئلو نى معفرة اعفرلكم

“Wahai hamba-Ku, kamu semuanya mempunyai dosa, kecuali mereka yang Ku maafkan; maka mintalah kepadaKU akan ampunan, niscaya Aku ampuni untukmu”. (HQR. Ibnu Majah).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwasanya dosa lahir dari jalan kesesatan. Manusia akan selamat dan terhindar dari kesesatan apabila teguh berpegang kepada tali (wahyu) Allah Swt. Sebagaimana tersebut dalam surah Ali Imran berikut :

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu, karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (QS.Ali Imran (3) : 112 )

Orang yang senantiasa berada dalam kehinaan dan jauh dari hidayah (petunjuk) Allah Swt.  Oleh karena itu, setiap manusia, siapapun juga, terlebih bagi seorang muslim, wajib memohon petunjuk kepada Allah Swt.
Allah Swt. Berfirman di dalam hadits qudsiy :

يا عبادى كلكم ضال الا من هديته فا ستهد و نى اهد كم

“Wahai hamba-Ku, kalian semua tersesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk kepadanya, maka hendaklah kamu memohon petunjuk-Ku, pastilah Aku akan meemberikan petunjuk kepadamu”. (HQR.Muslim).

Ada banyak sebab yang membuat seseorang mudah terjerumus kedalam perbuatan dosa, beberapa diantaranya adalah :

1.        Kurang dzikrullah (lupa kepada Allah)


Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(Qs. Ali Imran (3) : 135 )


Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi.
(Qs. Al-Mujaadillah (58) : 19 )

2.        Memperturutkan hawa nafsu

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Qs. Yusuf (12 ) : 53 )

 3.    Terkena Perangkap Syetan

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Qs. Al-Hijr (15 ) : 39 )

Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Qs. Yusuf (12) : 5 )

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Qs. An-Nuur (24) : 21 )

4.             Kurang memahami tujuan hidup

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Qs. Adz-Dzariyat (51) : 56 )

5.             Terpengaruh lingkungan

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Qs. Al-An’am (6) : 116 )

6.             Kurang Pengetahuan/ilmu agama

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
(Qs. Al-Israa (170 : 36 )

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.   (Qs. Fathiir (35) : 28 )

Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
(Qs. An-Nahl (16) : 43 )

7.             Akhlaq yang kurang terpuji

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Qs. Asy-Syuura (42) : 30 )

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
47. Dan Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar Termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (Qs. Shaad (38) : 46-47 )


8.             Dosanya mengajak kepada dosa

 (Bukan demikian), yang benar: Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Qs. Al-Baqarah (2) : 81 )

9.             Hati tidak bersih

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(Qs. Al-Baqarah (2) : 10 )

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. (Qs. Al-Muthaffifin (83) : 14)


10.         Pikiran selalu ragu dan was-was

 (apa yang telah Kami ceritakan itu), Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu Termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (Qs. Ali Imran (3) : 60 )


Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.
(Qs. Al-Baqarah (2) : 42 )

11.         Kurang sabar menghadapi cobaan

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Qs. Luqman (31) : 17 )

Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Qs. Yunus (10) : 62 )

12.           Iman yang lemah

Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Al-Hujurat (49) : 14 )


13.         Terlalu cinta dunia

Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.
Yang demikian itu disebabkan karena Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
Mereka Itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi. (Qs. An-Nahl (16) : 106-109)

14.         Tidak berpedoman kepada aturan Allah (syari’at)

Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. (Qs. Al-Hajj (22) : 67 )

15.         Banyak memakan barang haram

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang Amat pedih. (Qs. Al-Baqarah (2) : 172-174 )





IV. SIKAP ORANG BERDOSA


Perbuatan dosa, disadari atau tidak akan menumbuhkan kegelapan hati. Apabila suasana hati sudah gelap akibat kebanyakkan perbuatan dosa, maka hati akan semakin keras dan semakin jauh dari Allah Swt. Keadaan yang sedemikian dapat pula menjadi sumber timbulnya kejahatan lainnya didalam lingkungan masyarakat.
Orang yang berdosa, merupakan orang yang mempunyai penyakit didalam hatinya. Penyakit itu akan menjalar apabila tidak segera diblokade. Salah satu bentuk upaya menghilangkan atau menyembuhkan penyakit tersebut adalah dengan meminum obat. Maka, bagi orang yang berdosa, penyembuhannya dilakukan dengan memperbanyak melakukan istighfar (minta ampun).
Dengan istighfar hati akan kembali menjadi bersih. Hati yang bersih akan dapat membawa diri kepada tindak tanduk (perbuatan) yang terpuji. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah Swt. Yang intinya menyatakan bahwa seseorang yang mengiringi perbuatan jahatnya dengan perbuatan baik, karena sesungguhnya perbuatan baik itu dapat menghapuskan kejahatan (dosa).

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Qs.Huud (11) : 114 ).

Bagi  orang yang berdosa memandang  atau menyikapi dosa itu sendiri bermacam-macam, tergantung pada seberapa tinggi kadar keimanan dan tingkat pengetahauannya. Dapat disimpulkan atas beberapa sikap, diantaranya :

1.             Tidak mengetahui kalau dirinya telah berbuat dosa

Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang Kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh Kami mengerjakannya." Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Qs. Al-A’raaf (7) : 28 )

2.             Mengetahui dosa, tetapi tidak dapat melepaskan diri darinya

Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu Hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,
(Qs. Al-Israa (17) : 74 )

Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
(Qs. Al-Qiyaamah (75) : 5 )

3.              Bangga dengan perbuatan dosanya

 (Bukan demikian), yang benar: Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Qs. Al-Baqarah (2) : 81 )

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.
Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
(Qs. Al-Baqarah (2) : 204-206 )

Dan Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (Qs. Al-Israa (17) : 72 )

4.             Berputus asa

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah Dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (Qs. Huud (11) : 9 )


Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs. Az-Zumar (39) : 53 )

5.             Segera mengiringi dengan perbuatan baik

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
(Qs. Huud (11) : 114 )

6.             Menyesal dan bertaubat

Aku bersumpah demi hari kiamat,
Dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri) (Qs.Al-Qiyaamah (75) : 1 – 2 )

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
(Qs. Ali Imran (3) : 135 )

.




V.  AKIBAT YANG DITIMBULKAN DOSA


Tidak ada suatu perbuatan baik yang tidak memberi bekas pada kehidupan. Begitu pula, tidak ada suatu perbuatan tidak baik yang tidak menimbulkan akibat bagi pelakunya, bahkan dapat pula membinasakan orang-orang shaleh yang ada dilingkungannya. Seperti diberitakan dalam kitab hadits, bahwa apabila Allah Swt menurunkan adzab terhadap suatu kaum yang berdosa, maka kehancurannya tidak saja membinasakan pelaku kedosaan, tetapi orang-orang yang shalehpun akan binasa, hingga nanti akan dibangkitkan berdasarkan niat dan amalan masing-masing. Orang berdosa akan mempertanggungjawabkan perbuatannya, sedang orang yang beriman serta beramal shaleh akan mendapatkan balasan pahala berlipat ganda di akherat.
Akibat pertama bagi pelaku kebaikan adalah timbulnya perasaan senang dan ketenangan jiwa. Sebagaimana Dabda Nabi Saw :

البر ما سكنت اليه النفس واطما ء ن اليه القلب

“Perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tenteram dan hati menjadi tenang”. (HR. Ahmad )

Sedang akibat pertama bagi pelaku kejahatan adalah timbulnya kegelisahan jiwa dan kekotoran hati, seperti tersebut dalam sabda-sabda Rasulullah Saw.
الاءثم مالم تسكن اليه النفس ولم يطمئن اليه القلب وان افتاك المفتون
“Perbuatan dosa adalah perbuatan yang menjadikan jiwa terguncang dan hati gusar, sekalipun kamu mendapatkan nasehat dari mufti (ahli fatwa)” (HR.  Ahmad)

الاءثم ماحاك في نفسك وكرهت ان يطلع عليه الناس
“Yang dinamakan dosa adalah suatu perbuatan yang berakibat menggelisahkan jiwa dan kamu tidak mau meemperlihatkannya (menampakkannya) kepada orang lain “(HR. Ahmad )

ان المو من اذا اذنب كانت نكتة سوداء فى قلبه فان تاب ونزع واستغفر صقل قلبه  فان زاد زادت فذلك الران الذي  ذكر الله فى كتابه  : ( كلا بل ران على قلوبهم ماكا نوا يكسبون )

“Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan perbuatan dosa, maka hatinya ternoda oleh titik hitam. Apabila ia mau bertaubat dan tidak akan mengulangi perbuatan dosa lagi serta melakukan istighfar, maka hatinya akan menjadi bersih kembali”.
Titik hitam itulah yang dimaksuf didalam firman Allah : “Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan, membuat noda hitam (hingga) menutupi hati mereka  (QS.Al-Muthaffifin (83) : 14 )” (HR. Ibnu Majah dan Imam Ahmad)

Al-Hafizh Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam bukunya : “Aatsaarul Ma’ashi wa adhraaruha”, diterjemahkan oleh Nabhani Idris dalam judul “Akibat berbuat maksiat”, terbitan Gema Insani Press, menjelaskan secara ringkas tentang akibat-akibat dari perbuatan dosa/maksiat, yang tergambar dari hal-hal sebagai berikut :

1.        Maksiat menghalangi ilmu pengetahuan
2.        Maksiat menghalangi datangnya rezeki
3.        Maksiat menimbulkan jarak dengan Allah
4.        Maksiat menjauhkan pelaku dengan orang lain (terasing)
5.        Maksiat menyulitkan urusan
6.        Maksiat menggelapkan hati
7.        Maksiat melemahkan hati dan badan
8.        Maksiat menghalangi ketaatan
9.        Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahan
10.    Maksiat menumbuhkan maksiat lain
11.    Maksiat mematikan bisiskan hati nurani
12.    Maksiat menghilangkan keburukan maksiat itu sendiri
13.    Maksiat warisan ummat yang pernah di adzab
14.    Maksiat menimbulkan kehinaan
15.    Maksiat memudahkan perbuatan dosa
16.    Maksiat merugikan makhluk lain
17.    Maksiat mewariskan kehinadinaan
18.    Maksiat merusak akal
19.    Maksiat menutup hati
20.    Maksiat dilaknat rasulullah SAW
21.    Maksiat menghalangi syafa’at Rasul dan Malaikat
22.    Maksiat melenyapkan malu
23.    Maksiat meremehkan Allah
24.    Maksiat memalingkan perhatian Allah
25.    Maksiat melenyapkan nikmat dan mendatangkan adzab
26.    Maksiat memalingkan istiqamah.
(Akibat Berbuat Maksiat, halaman 29 – 45 ).


Drs.Syahminan Zaini dalam buku beliau “Problematika Dosa”, terbitan Al-Ikhlas, Surabaya membicarakan akibat-akibat dosa secara umum sebanyak 17 macam akibat, yaitu :
1.        Melanggar janji
2.        Merusak iman
3.        Merusak hubungan manusia dengan Allah
4.        Merusak hubungan manusia dengan manusia
5.        Merusak kebahagiaan hidup
6.        Merusak moral
7.        Menimbulkan penyakit rohani
8.        Mengotori kesucian manusia
9.        Menjatuhkan martabat manusia
10.    Megundang kemarahan Allah
11.    Mengundang malapetaka (bencana)
12.    Menyebabkan ditolaknya do’a
13.    Memberikan kemenangan kepada nafsu dan syetan
14.    Menyampaikan cita-cita orang kafir
15.    Merusak kelestarian alam dan manusiasendiri
16.    Memepengaruhi tingkah laku manusia
17.    Menyebabkan masuk neraka.
(Problematika Dosa, halaman 10 – 38 )


Dengan demikian, akibat yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan dosa banyak sekali. Semakin banyak dosa tentunya akan semakin banyak pula akibat-akibat yang ditimbulkannya. Namun semua perbuatan dosa, baik yang kecil ataupun dosa besar, sedikit ataupun banyak, tampak ataupun tersembunyi akan tidak baik akibatnya.

Dari sekian banyak akibat-akibat yang ditimbulkan oleh dosa, dapatlah disimpulkan menjadi 7 (tujuh) akibat saja, yaitu :

1.        Perbuatan dosa membawa kecelakaan bagi diri sendiri

Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Qs. Yunus (10) : 23 )

Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.
(Qs.Yunus (10) : 44 )

Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. dan orang-orang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan diri.
(Qs. Az-Zumar (39) : 51 )

Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya Para Malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. dan Allah tidak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu Menganiaya diri mereka sendiri,
Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang selalu mereka perolok-olokan.
(Qs. An-Nahl (16) : 33 – 34 )

2.        Perbuatan dosa merugikan orang lain

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. (Qs. Al-Anfaal (8) : 25 )

Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;
(Qs. Asy-Syu’ara (26) : 183 )

3.        Perbuatan dosa dapat merusak lingkungan

Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."
Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (Qs.Al-Baqarah (2) : 11-12 )

Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”
(Qs. Al-Baqarah (2) : 205 )

4.        Pelaku dosa mendapat sebutan yang tidak baik

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.
(Qs. Al-Anfaal (8) : 55 )

Dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. akan tetapi mereka Berlaku sombong di (muka) bumi, dan Tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).
(Qs. Al-Ankabut (29) : 39 )

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa
(Qs. Al-Lahab (111) : 1 )

Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Apakah sekarang (baru kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. (Qs. Yunus (10) : 90 – 92 )

5.        Perbuatan dosa mengundang datangnya hal-hal yang tidak baik (kejahatan lainnya)

Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) Balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. mereka Itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Qs.Yunus (10) : 27)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Qs.Ar-Ruum (30) : 41 )

 
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat ma'siat dengan sungguh-sungguh?, (Qs. Maryam (19) :    83 )

6.        Perbuatan dosa sangat dibenci, dikutuk dan dimurkai Allah

Dan mereka berkata: "Hati Kami tertutup". tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; Maka sedikit sekali mereka yang beriman. (Qs. Al-Baqarah (2) : 88 )

Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, (Qs. Al-Baqarah (2) : 159 )

Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam Keadaan kafir, mereka itu mendapat la'nat Allah, Para Malaikat dan manusia seluruhnya.
 Mereka kekal di dalam la'nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.
(Qs. Al-Baqarah (2)  : 161 – 162 )


Maka Apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari,
Atau Allah mengazab mereka diwaktu mereka dalam perjalanan, Maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu),
Atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Qs. An-Nahl (16) : 45 – 47 )

Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, (Qs. An-Nisa (4) : 107 )


7.        Dosa yang tidak diampuni menyebabkan pelakunya masuk neraka

Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), (Qs. Huud (11) : 106 )

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
(Qs. Al-Baqarah (2) : 39 )

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.
Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. (Qs. Az-Zukhruf (43) : 74-75 )

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Qs.An-Nisa (4) : 145 )

Dan Adapun orang-orang yang Fasik (kafir) Maka tempat mereka adalah Jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
(Qs. As- Sajdah (32) : 20 )



VI.  AMALAN PENGHAPUS DOSA

BERHUBUNGAN DENGAN KEIMANAN

1.       Bersyahadat

“Tiadalah dari seorang hamba yang membaca “Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah” melainkan Allah Ta’ala berfirman: “Benarlah hamba-Ku, Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Aku. Aku menjadikan saksi kamu semua wahai para malaikat-Ku. Aku benar-benar telah mengampuninya dari dosanya yang telah berlalu dan yang akan datang” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)

“Barangsiapa menyaksikan (percaya) bahwa tiada Tuhan melainkan Allah tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya, dan bahwa Nabi Isa itu hamba Allah dan pesuruh-Nya dan kalimat-Nya yang Ia jatuhkan kepada Maryam dan roh daripada-Nya dan bahwa Sorga itu hak dan bahwa neraka itu juga hak, maka barangsiapa yang menyaksikan yang demikian itu, niscaya Allah memasukkan dia ke sorga, sesuai dengan amal yang telah dilakukannya” (HR. Syaikhani dari Ubadah bin Shamit)

2.       Shalawat

 “Telah datang kepadaku utusan dari Tuhanku ‘Azza wa Jalla maka dia berkata: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atas engkau diantara ummatmu, maka, Allah Subhanahu wa ta’ala menuliskan baginya sepulu ganjaran (kebaikan) dan menghapuskan daripadanya sepuluh kejahatan, lalu mengangkatkan Allah baginya sepuluh derajat dan memberikan Allah atasnya (membalasi Allah) yang seumpamanya”  (HR. Ahmad dari Abi Thalhah).

“Perbanyak olehmu shalawat atasku, maka sesungguhnya shalawat kamu atasku adalah ampunan bagi dosanya, dan carilah olehmu dariku derajat yang tinggi dan wasilah (jalan), maka sesungguhnya jalanku di sisi Tuhanku, itu adalah syafa’at bagi kamu” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Hasan bin Ali)

“Tiada seorang hambapun dari ummatku yang mengucapkan shalawat kepadaku dengan satu shalawat secara ikhlas dari pihak dirinya sendiri, melainkan Allah memberi balasan atasnya sepuluh shalawat, dan dituliskan Allah baginya 10 kebajikan, dan dihapuskan Allah daripadanya 10 kejelekan”. (HR. Abu Nu’aim).

Dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik ra. Berkata, saya berdiri disisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda:  “Siapa bershalawat atasku di setiap hari Jum’at sebanyak 80 kali, maka Allah Ta’ala mengampuni dosanya delapan puluh tahun”, kemudian saya bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana (cara) bershalawat atasmu?” Beliau bersabda : “Hendaknya engkau membaca : “Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rasuulikan nabiyyil ummiyyi”.

3.       Membaca kalimat tahlil

 “Malaikat maut mendatangi seseorang yang baru saja meninggal kemudian sang malaikat membelah semua anggota tubuhnya, dan ternyata ia tidak menemukan suatu amal kebaikanpun yang dilakukannya. Kemudian ia membelah dadanya hatinya dan ternyata ia tidak menemukan suatu kebaikanpun di dalamnya. Lalu ia membuka kedua rahangnya, dan ternyata ia menemukan ujung lidahnya menempel pada langit-langit mulutnya, rupanya orang tersebut baru saja membaca kalimah “Laa Ilaaha Illallah” (Tidak ada tuhan selain Allah), maka akhirnya ia mendapatkan ampunan berkah kalimah ikhlas tersebut” (HR. Ibnu Abid Dunya dari Abu Hurairah).

“Pengamalan Laa Ilaaha Illallah, tidak ada suatu amalanpun yang dapat menyamainya, dan ia dapat melebur semua dosa” (HR. Ibnu Majah)

4.       Redha dengan takdir kebutaan

 “Sekali-kali tidaklah dicobai seorang hamba dengan sesuatu yang lebih dari syirik, dan sekali-kali tidak dicobai dengan sesuatu sesudah syirik lebih dari hilang penglihatannya, dan sekali-kali tidaklah dicobai hamba dengan hilang penglihatannya, lalu dia sabar, melainkan Allah mengampuni dosanya” (HR. Bazzar dari Baridah).

5.       Memperbanyak dzikrullah

 “Tiadalah suatu kaum yang duduk mengingat (berdzikir) kepada Allah, kecuali menyeru mereka yang ada di langit, “Bangunlah kamu (dari dudukmu) dalam keadaan mendapat ampunan”. (HR. Adh-dhiya’ dari Anas)

6.       Redha dengan tumbuhnya uban

 “Tiada seorang muslimpun yang beruban sehelai rambutnya dalam Islam, melainkan Allah tuliskan untuknya satu kebaikan dan Allah hapuskan daripadanya satu kesalahannya”. (HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar).

7.       Membaca surah ya siin

 “Barangsiapa yang membaca surah Yasiin untuk mencari ridha Allah, diampuni Allah baginya apa yang terdahulu dari dosanya, maka bacalah surah itu di dekat orang yang akan mati” (HR. Baihaqi dari Mu’qal bin Yasar).

8.       Membaca 4 surah

 “Barangsiapa yang membaca: “Al-Fatihah, Qul-huwallahu ahad, Qul a’udzu birobbil falaq dan Qul a’udzu birabbinnas”, tujuh kali, tujuh kali, sebelum ia melipat kedua kakinya apabila imam telah mengucapkan salam pada hari Jum’at (shalat Jum’at), diampunilah baginya dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian” (HR. Abul As’ad al-Qosyiri dari Anas).

9.       Memperbaharui syahadat

“Siapa yang permulaan ucapannya “Laa ilaaha Illallah” dan pada akhir ucapannya “Laa ilaaha Illallah” dan ia melakukannya seribu kejelekan (maksudnya dosa-dosa kecil), jika ia hidup seribu tahun, maka Allah tidak akan menanyakan dosanya sama sekali” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)

“Siapa mengucap “Laa ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah” satu kali, maka dosa (kecil)nya diampuni sekalipun dosa-dosa itu seperti buih dilautan” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)

10.   Membaca Bismillah

“Siapa membaca “Bismillaahir Rahmaanir Rahiim” sekali, maka (dileburlah dosa kecilnya) sehingga dosanya tidak ada yang tertinggal seberat dzarrah (debu) pun” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)

11.   Menulis Bismillah

 “Siapa menulis “Bismillah” lalu memperindah (tulisannya) karena mengagungkan Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu dan yang akan datang” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)

12.   Mengikut  Rasul-Nya (menjalankan sunnah)

“Katakanlah hai Muhammad! Jika kamu mencintai Allah, maka ikutlah kamu dengan aku, niscaya Allah akan mengasihimu dan Dia akan mengampuni dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ali Imran (3) : 31)

13.   Redha dengan sempitnya rezeki

“Sesungguhnya diantara dosa, ada dosa yang tidak dapat diampuni oleh amal shalat, puasa, hajji dan umrah, tetapi ditutupi oleh kesusahan-kesusahan dalam mencari penghidupan” (HR. Ibnu ‘Asakir)

14.   Redha dengan musibah

“Tidak seorang muslimpun yang tertimpa suatu musibah, yaitu penyakit atau lainnya, melainkan Allah gugurkan dengan sebab itu dosa-dosanya, sebagaimana pokok kayu menggugurkan daunnya” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud)

15.   Ta’at kepada Allah

“Dan setiap hamba yang ta’at kepada-Ku, pasti Aku memberinya sebelum meminta kepada-Ku, dan mengabulkannya sebelum berdo’a kepadaKu, serta mengampuninya sebelum minta ampunan kepadaKu” (Hadits Qudsi Fiwayat Tamam, Ibnu ‘Asakir dan Dailami dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik yang bersumber dari bapaknya)

16.   Takut kepada Allah

“Jika seseorang gemetar tubuhnya karena merasa takut kepada Allah, maka berguguranlah dosa-dosanya daripada dirinya sebagaimana daun-daun berjatuhan dari pohon yang kering” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Abbas bin Abdul Muthalib).

17.   Membaca surah al-Ikhlas

“Barangsiapa membaca surah al-Ikhlash, 10 kali sesudah shalat subuh (Dhuha), maka ia tidak akan terkena dosa dalam sehari tersebut walaupun syetan ngotot menggodanya” (Hadits diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib)

18.   Bertaqwa

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu Furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu, dan Allah mempunyai karunia yang besar" (QS. Al-Anfal (8) : 29)

19.   Membaca surah al-Mulk (tabarak)

“Didalam Qur’an ada surah berisi 30 ayat dapat membela seseorang hingga diampunkan baginya, yaitu Tabarakalladzi Biyadihil Mulku” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dari Abu Hurairah)

20.   Memanjangkan bacaan  La ilaha ilallah

“Barangsiapa membaca “Laa Ilaaha Illallah” dengan memanjangkan bacaan (kalimat) itu maka akan hancur 4000 dosa besar” (Hadits diriwayatkan dari Anas bin Malik)

***************************






BERHUBUNGAN DENGAN KEISLAMAN

1.       Shalat 5 waktu

“Lima waktu shalat yang telah difardukan Allah Subhanahu wa ta’ala. Barangsiapa yang baik wudhunya, dan shalat pada waktunya, dan menyempurnakan dia akan ruku’, sujud dan khusyu’nya, adalah baginya atas Allah perjanjian bahwa Allah mengampuninya, dan barangsiapa yang tidak berbuat demikian maka tidaklah baginya atas Allah perjanjian. Jika Allah menghendaki untuk mengampuni, niscaya Allah mengampuni, dan jika Allah menghendaki akan menyiksanya, niscaya Allah menyiksanya”. (HR. Baihaqi dari Ubadah bin Shamit).

2.       Dzikir di bulan ramadhan

 “Orang yang mengingat Allah pada bulan Ramadhan, akan mendapat ampunan, dan memohon kepada Allah tidaklah akan sia-sia”. (HR. Baihaqi dari Umar).

3.       Shalat malam

 “Tetaplah kamu bangun malam (mengerjakan shalatul lail), maka sesungguhnya hal itu sudah menjadi kelaziman orang-orang shaleh masa dahulu sebagai pendekatan diri kepada Allah, dapat mencegah diri dari dosa, dapat melebur kesalahan/dosa dan dapat mengusir penyakit yang ada pada tubuh” (HR. Ahmad dari Bilal).

4.       Shalat subuh jum’at

“Tidaklah dari beberapa shalat, yang lebih baik dari pada shalat di waktu fajar pada hari jum’at dalam berjama’ah, dan aku tidaklah mengira orang yang menyaksikannya daripada kamu, melainkan orang itu akan mendapatkan ampunan Allah” (HR. Hakim dari Abu Ubaidah).

5.       Mengumandangkan adzan

“Sesungguhnya mu’adzdzin (orang yang mengumandangkan adzan) diampuni (dosa-dosa) baginya sejauh suaranya (dapat didengar)” (HR. Ahmad).

“Barangsiapa yang beradzan shalat lima waktu dengan iman dan mengharapkan pahala Allah, maka ia diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Baihaqi dari Abu Hurairah, dengan isnad dhaif)

 “Barangsiapa yang adzan di mesjid sampai 7 tahun lamanya, karena mengharap pahala, Allah tuliskan baginya satu kelepasan dari siksaaan neraka” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas)

 “Barangsiapa beradzan selama dua belas tahun (dengan ikhlas karena Allah), maka baginya wajib (masuk) sorga” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim dari Ibnu Umar)

6.       Thawaf di Baitullah

“Barangsiapa yang thawaf di Baitullah (Ka’bah) sebanyak lima puluh kali, telah keluarlah ia dari dosanya seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Tirmidzi).

7.       Qiyam ramadhan

“Barangsiapa yang shalat pada malam ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ampunan Allah, niscaya diampuni oleh Allah segala dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari, Muslim)

 “Barangsiapa mendirikan shalat di malam ramadhan dengan penuh keikhlasan dan keimanan, niscaya diampunilah oleh Allah subahanhu wa ta’ala segala dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dari Abu Hurirah)

8.       Beribadah saat Lailatul qadr

“Barangsiapa yang mendirikan malam qadar (lailatul qadr) dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya diampuni Allah-lah segala dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari)

9.       Berpuasa sunnah

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, dan diamnya adalah tasbih, dan amalnya dilipatgandakan dan do’anya dikabulkan Allah dan dosanya mendapat ampunan” (HR. Thabrani dari Abdullah).

10.   Menunggu waktu shalat

“Maukah kamu saya tunjukkan apa-apa yang karenanya Allah subhanahu wa ta’ala menghapuskan segala dosa dan meninggikan derajat kamu?” Jawab sahabat: Baiklah ya Rasulullah. Bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam “ Menyempurnakan wudhu dalam masa keberatan (kesukaran) dan banyak melangkahkan kaki ke mesjid, dan menantikan shalat setelah menyelesaikan shalat yang pertama. Maka inilah yang dinamakan kewaspadaan dalam memelihara perintah Allah (Ar-Ribaath). Maka inilah yang disebut Ar-Ribaath”.(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

11.   Hajji

“Barangsiapa berhaji, dia tidak bersetubuh dan tidak berbuat fasiq, maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ibunya melahirkannya (bersih dari dosa)” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Dan diriwayatkan oleh dua orang syekh dari Abu Hurairah, berkata dia: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Barangsiapa yang melakukan haji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali dalam keadaan bersih dari dosanya bagaikan bayi yang baru lahir dari kandungan ibunya” (Hadits tersebut dalam Mukhtarul Ahadits)

12.   Umrah

“Ibadah umrah sampai umrah yang akan datang merupakan tebusan dosa yang terjadi dianytara kedua umrah tersebut. Dan hajji yang mabrur itu tidak ada balasannya selain sorga” (Hadits Riwayat dari Abu Hurairah).

13.   Mandi hari jum’at untuk shalat

“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at maka tertebuslah dosa-dosanya dan bila ia berjalan menuju jum’at dicatatlah oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai ibadah duapuluh tahun baginya untuk tiap-tiap langkah dan bila telah bershalat Jum’at diganjar dengan amal dua ratus tahun” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Bakar ra).

 “Siapa yang mandi pada hari Jum’at, maka leburlah dosa-dosa dan kesalahannya” (Hadits dalam Tanqihul Qaul)

14.   Shalat jum’at

“Shalat lima waktu adalah sebagai penebus dosa (kecil) yang dilakukan antara shalat itu selagi ia menjauhi dosa-dosa besar. Dan satu jum’at sampai jum’at berikutnya merupakan penebus dosa yang dilakukan antara keduanya dan ditambah tiga hari” (HR. Abu Nu’aim dari Anas).

15.   Shalat dhuha

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat dhuha sebanyak dua belas rakaat dengan iman dan mengharapkan pahala, maka Allah ta’ala menetapkan baginya sejuta kebaikan, menghapus daripadanya sejuta kejelekan, mengangkat baginya sejuta derajat, dan Allah membangunkan baginya sebuah rumah di sorga, dan Allah mengampuni dosa-dosa orang itu seluruhnya” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)

“Barangsiapa shalat dhuha dua rakaat, niscaya diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih dilautan”. (HR. Ibnu Majah).

16.   Berdo’a setelah adzan

 “Barangsiapa yang ketika mendengar suara panggilan adzan berakhir membaca : “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariikalahu wa anna Muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluhu radhiitu billaahi rabbaa wa bi Muhammadin rasuulaa wa bil Islaami diina” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan RasulNya, aku rela Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama), maka diampuni Allah segala dosanya” (HR. Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqash)

17.   Berwudlu

“Apabila hamba Allah yang muslim atau orang mu’min mengambil wudhu’, lalu ia membasuh mukanya, keluarlah segala dosanya yang ia lakukan dengan kedua matanya, beserta air, atau bersama tetesan air yang paling akhir dari mukanya. Apabila ia membasuh kedua belah tangannya, keluarlah dari kedua tangannya segala dosa yang pernah ia lakukan dengan kedua tangannya, bersama air, atau b ersama tetesan yang akhir dari air itu. Dan apabila ia membasuh kedua belah kakinya, keluarlah tiap-tiap dosa yang dilakukan kedua kakinya, bersama air, atau bersama tetesan air yang akhir, sampai ia selesai (dari wudhunya), sudah menjadi bersih betul dari dosa-dosa itu” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

“Barangsiapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, maka keluar semua dosanya dari badanya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR. Muslim dari Usman bin Affan)

“Barangsiapa berwudhu untuk shalat lalu ia menyempurnakan wudhu’nya kemudian berdiri mengerjakan shalat, maka keluarlah dosa kesalahannya seperti pada hari dilahirkannya oleh ibunya” (Hadits terdapat dalam Tanqihul Qaul)

18.   Berjalan ke masjid

“Barangsiapa yang bersuci dirumahnya kemudian berjalan ke mesjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka semua langkahnya dihitung yang satu untuk menghapuskan dosa dan yang kedua untuk menaikkan derajat” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

21.   Shalat sunnah sesudah maghrib

“Barangsiapa shalat sesudah shalat maghrib enam rakaat dimana ia tidak berkata jelek  diantara enam rakaat itu, maka enam rakaat itu sebanding dengan ibadah dua belas tahun, dan diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih dilautan” (Hadits tersebut dalam Kasyful Ghummah, dan at-Targhiib wat Tarhiib).

19.   I’tikaf

“Barangsiapa ber’i’tikaf dengan penuh keikhlasan dan keimanan, niscaya diampuni oleh Allah dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadits diriwayatkan dari ‘Aisyah ra).

20.   Berwirid setelah shalat

“Barangsiapa yang membaca tasbih pada tiaptiap usai shalat sebanyak 33 kali, membaca tahmid 33 kali dan membaca takbir 33 kali itu semua sembilan puluh sembilan. Dan keudian ia membaca sebagai pelengkap menjadi seratus : Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahuu lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun (Tiada tuhan yang patut diibadahi melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nyalah segala kerajaan, dan segala pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu), niscaya dihapuslah dosa-dosanta sekalipun sebanyak buih dilautan”. (HR. Muslim)

“Tatkala turun ayat-ayat al-Fatihah dan ayat Kursi dan Syahidallahu dan Qulil Allahumma yang tersebut di atas, bergantunganlah ayat-ayat itu pada Arasy nya Tuhan dan berkata: “Ya Tuhan! Kenapa kami diturunkan pada suatu kaum yang berma’siat kepadaMu? Demi keagungan dan kebesaranKu, Tuhan berfirman : “tiada seorang yang membacamu pada tiap akhir shalat kecuali telah Aku ampuni dosanya, Aku tempatkan dia dalam sorga firdaus. Aku melihatnya tujuh puluh kali tiap hari dan mengabulkan baginya tujuh puluh hajat serendah-rendahnya adalah pengampunan dosa”.  (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihin)

21.   Membaca syahadat
 
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan sebuah tiang di sisi Arasy. Jika seorang hamba-Nya membaca : “Laa ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah” bergoyanglah tiang itu dan bila Allah memerintahkan agar berhenti tenang kembali, berkata tiang itu : “Bagaimana aku dapat tenang kembali padahal Tuhan belum mengampuni dosa pembacanya”, lalu Allah berfirman: “Telah Aku ampuni dia” barulah kemudian tiang itu tegak, tenang kembali” (Hadits tersebut dalam Zubdatul Wa’idhin).

“Jika seorang hamba mu’min membaca “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah” maka keluarlah dari mulutnya suatu makhluk – malaikat – dalam bentuk burung hijau, kedua sayapnya putih bertaburan dengan mutiara dan yaqut, satu sayap berada di masyriq (timur) dan satunya di maghrib (barat) bila dibentangkannya. Terbang naiklah burung itu kelangit dengan disertai suara dengungan seperti suara dengungannya lebah, lalu oleh malaikat penikul arasy diperintahkan : Berhentilah demi keperksaan Allah dan keagungannya! Aku tidak akan berhenti, jawab burung itu, sebelum Allah mengampuni hamba yang membaca syahadat tadi, maka diberinyalah oleh Allah tujuh puuh ribu lidah yang beristighfar – memintakan ampun – bagi hamba itu sampai hari qiamat, dimana pada hari itu malaikat akan menuntunnya melewati shirat dan memasukkannya di sorga” (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihin)

22.   Puasa 6  bulan syawal

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala telah menciptakan langit dan bumi dalam tempo enam hari di bulan Syawal, maka barangsiapa berpuasa enam hari itu, Allah akan mencatat pahala baginya menurut bilangan makhluknya dan akan menghapus segala ma’syiatnya serts mengangkat derajatnya” (Hadits tersebut dalam Durratul Wa’idhin)

23.   Puasa ramadhan

“Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka ia diampuni dosanya yang terdahulu dan yang akan datang” (HR al-Khathib dari Ibnu Abbas).

“Barangsiapa berpuasa satu hari dari bulan ramadhan, maka diampunilah dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Jika bulan ramadhan telah sempurna, maka ia ditetapkan tidak mempunyai dosa sampai satu tahun berikutnya. Jika ia mati sebelum ramadhan yang lain, maka ia datang pada hari kiamat tanpa dosa” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).

24.   Menjadi imam shalat

“Barangsiapa yang menjadi imam sahabat-sahabatnya dalam lima shalat fardhu dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadits tersebut dalam Kasyful Ghummah)

25.   Shalat taubat

“Tiada seorang hamba melakukan suatu dosa kemudian mengambil wudhu dan mengerjakan shalat dua raka’at, dan selepas itu ia meminta ampun kepada Allah, melainkan sudah pasti diampunkannya oleh Allah. Kemudian Baginda Nabi membaca ayat : “Dan orang-orang itu, apabila melakukan perbuatan keji atau mendzalimi diri sendiri, mereka ingat kepada Allah lalu memohon ampun kepada-Nya bagi dosanya. Siapa lagi yang akan mengampunkan dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak terus melakukan perbuatan yang buruk itu sedang mereka mengetahuinya (Qs. Ali Imran (3) : 135). Dan Baginda juga membaca ayat : “Dan sesiapa yang melakukan perbuatan jahat atau menzalimi akan dirinya sendiri, kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah itu sebagai Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani” (QS. An-Nisa (4) : 110) (HR. Abu Daud al-Thayalisi)

26.   Mengerjakan shalat tasbih
“Wahai Abbas (bin Abdul Muthalib), wahai pamanda, ssukakah kamu aku beri, sukaah kamu aku anugerahi, sukakah kamu aku hadiahi, sukakah aku berbuat dengan kamu sepuluh macam kebiasaan? Apabila kamu berbuat yang demikian itu niscaya Allah akan mengampuni dosamu yang awal dan yang akhir, yang dahulu dan yang baru, yang disengaja dan yang tidak disengaja, yang kecil dan yang besar, yang tersembunyi dan yang terang-terangan, sepuluh kebiasaan itu adalah shalat empat rakaat pada setiap rakaat membaca surah al-Fatihah dan surat, maka apabila telah selesai bacaan surah pada rakaat pertama dalam keadaan berdiri bacalah : Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah yang Maha Besar) sebanyak 15 kali, kemudian ruku’ dan membacanya 10 kali, kemudian bangkit dari ruku’ dan membacanya 10 kali, kemudian sujud dan membacanya 10 kali, kemudian bangkit dari sujud dan membacanya 10 kali, kemudian kembali sujud dan membacanya 10 kali, kemudian kamu mengangkat kepala dan membacanya 10 kali, maka yang demikian itu genap 75 kali dalam setiap rakaat, kamu lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat, bila kamu mampu melakukannya pada setiap hari satu kali maka lakukanlah, apabila kamu tidak mampu maka dalam setiap jum’at satu kali, apabila kamu tidak dapat berbuat maka dalam setiap bulan satu kali, apabila kamu tidak dapat berbuat maka dalam setiap tahun satu kali, apabila kamu masih tidak dapat maka dalam seumur hidupmu satu kali” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah).


27.   Memperbanyak sujud (shalat sunnah)

“Perbanyaklah engkau dari sujud, sungguh tiada engkau bersujud satu kali melainkan diangkat satu derajat, dan dihapuskan daripadamu satu khothi’ah (kesalahan/dosa)” (HR. Muslim dari Abu Abdillah atau Abdurrahman (Tsauban)

28.   Shadaqah

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah (2) : 271)

 “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi)

29.   Puasa  Arafah  dan Hari ‘Asyura

“Puasa pada hari arafah, sesungguhnya saya ikhlas karena Allah agar puasa pada hari ‘arafah menghapus dosa-dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa pada hari ‘asyura, sesungguhnya saya ikhlas karena Allah agar ia menghapus (dosa-dosa) tahun sebelumnya” (HR. At-Tirmidzi).

30.   Mengucap amin secara serentak

“Apabila imam (selesai) membaca : Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhaaliin, maka hendaklah kalian ucapkan : Aamiin. Maka siapa saja yang ucapan (aamiin) nya bersamaaan dengan ucapan (aamiin) nya para malaikat, niscaya diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).


31.   Membangunkan istri/ suami untuk tahajjud

“Tiada dari seorang suami yang bangun pada waktu malam lalu membangunkan isterinya dan jika tidur masih menguasai isterinya lalu ia memerciki air dimukanya sampai keduanya shalat dirumahnya dengan menyebut Allah ‘Azza wa Jalla sesaat pada waktu malam melainkan keduanya diampuni dosanya” (HR. Thabrani dari Abu Malik al asy’ari)

32.   Memperbanyak ibadah di hari raya

“Bersungguh-sungguhlah kamu pada hari raya idul fitri (dengan) mengeluarkan sedekah dan mengamalkan amal-amal kebajikan seperti shalat dan zakat serta perbanyaklah pembacaan tasbih dan tahlil, karena pada hari itu Allah mengampuni dosamu dan menerima do’amu serta melihat kamu dengan rahmat dan pengampunan” (Hadits tersebut dalam Durratun nashihiin)

****************************

BERHUBUNGAN DENGAN MU’AMALAH

1.       Menerima dan melayani tamu

“Apabila seorang tamu masuk pada suatu kaum, ia datang dengan membawa rizki, dan apabila keluar tamu itu keluarlah dia dengan ampunan dosa untuk mereka” (HR. Dailami dari Anas)

“Tamu itu datang dengan rezekinya (sendiri) dan ia pulang dengan membawa dosa kaum (yang ditamuinya), menghapuskan daripada mereka akan dosa mereka” (HR. Abu Syekh dari Abu Darda).

2.       Mengantar jenazah

“Sesungguhnya pahala yang diberikan kepada seorang yang mukmin sesudah ia mati ialah semua orang-orang yang menghantarkan jenazahnya diberi ampunan (oleh-Nya)” (HR. Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas).

3.       Berprilaku baik pada hewan

“Ketika ada seekor anjing yang berputar-putar di sekitar sebuah sumur, anjing itu hampir saja mati karena kehausan. Tiba-tiba ada seorang wanita tuna susila dari kalangan Bani Israil melihatnya.  Kemudian ia melepaskan sepatunya kemudian mengambil air dengannya dan diberinya anjing itu minum, akhirnya ia mendapat ampunan dari Allah” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

“Ketika seseorang sedang berjalan ia merasa sangat haus, kemudian ia menemukan sebuah sumur, lalu turun ke bawah, setelah meminum ia keluar (naik). Tiba-tiba ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya seraya memakan pasir karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya : Rupanya anjing ini sedang kehausan seperti apa yang barusan aku alami. Lalu ia turun kembali kedalam sumur dan memenuhi khufnya dengan air; ia pegang khuf yang berisi air itu dengan mulutnya kemudian naik dan memberikan minuman kepada anjing itu. Akhirnya Allah berterima kasih terhadap orang itu dan memberinya ampunan. Keudian ada yang bertanya kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang segera beliau jawab : “ (memberi sesuatu) kepada tiap-tiap makhluk yang mempunyai hati itu (termasuk) sedekah” (HR. Muslim)

4.       Lemah lembut dalam menagih hutang

“Ada orang yang biasa menghutangkan kepada orang, maka jika ia menyuruh menagih  kepada pesuruhnya, selalu berpesan, “Jika kamu dapati orang itu masih belum dapat membayar, maka maafkanlah, semoga Allah memaafkan kamu kelak. Maka ketika ia menemui Allah (wafat), Allah memafkannya”. (HR. Syaikhani dari Abu Hurairah).

5.       Menolong sesama

“Barangsiapa yang menahan sanggurdi (pelana) kendaraan saudaranya yang muslim dengan tidak mengharapkan sesuatu apa yang tidak merasa takut (segan) kepadanya maka diampunilah dosanya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)

6.       Ziarah ke kubur orang tua

“Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya pada hari Jum’at, lalu ia membaca didekatnya surah Yasin, maka ia akan mendapat ampunan dari Allah” (HR. Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar).

“Barangsiapa yang menziarahi kubur kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada tiap-tiap Jum’at satu kali, maka ia mendapat ampunan dan tercatat sebagai orang yang berbakti (kepada orang tuanya)” (HR. Hakim dari Abu Hurairah).

7.       Membaca do’a sebelum masuk pasar

“Barangsiapa memasuki pasar lalu membaca : “Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu biyadihil khairu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir” dengan mengeraskan suaranya , maka Allah menulis baginya sejuta kebaikan, menghapus bagimnya sejuta kejelekan dan mengangkat baginya sejuta derajat” (HR. At-Tirmidzi).

8.       Jihad dengan harta dan diri

“Hai orang-orang yang beriman! Maukah kutunjukkan kepadamu suatu perdagangan yang bakal melepaskan kamu dari siksa yang pedih? (yaitu) berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan berperanglah pada jalan Allah (mempertahankan agama-Nya) dengan harta dan diri kamu. Itulah yang terlebih baik bagimu, jika kamu mngetahui. Jika kamu berbuat demikian, niscaya Allah mengampuni dosamu dan memasukkan kamu kedalam sorga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, begitu pula dimasukkan kamu kedalam rumah-rumah yang baik dalam surga tempat diam. Itulah kemenangan yang besar. Dan dianugerahi-Nya kamu nikmat yang lain yang kamu cintai yaitu pertolongan daripada Allah dan pembukaan yang dekat (membuka negeri Makkah) dan berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin” (Qs. Shaff : 10 – 13)

9.       Kerja keras cari nafkah

“Barangsiapa yang sampai berpetang-petang dalam keadaan penat dan letih sehabis bekerja berat, petang itu ia mendapat ampunan Allah untuknya” (Hadits diriwayatkan dari Ibnu Abbas).

“Barangsiapa yang sampai bermalam-malam dalam keadaan letih sehabis mencari rezeki yang halal, bermalam-malam dia mendapat ampunan Allah baginya” (HR. Ibnu Asakir)

10.   Meninggal sewaktu berjihad

“Hamba-Ku yang mana saja dari hamba-hamba-Ku yang menunaikan jihad pada jalan-Ku, Aku jamin untuk mengembalikannya (jika ia Kukembalikan) dengan segala apa yang didapatnya berupa pahala atau harta rampasan. Dan jika ia Kumatikan (dalam perang sabil itu), ia akan Kuampuni, Kuberi rahmat dan akan Kumasukkan kedalam sorga” (HQR. At-Tirmidzi dan Thabrani dari Ibnu Umar)

11.   Membaca tahmid dan istighfar ketika haid

“Tidak seorang wanita berhaid melainkan haidnya menjadi penebus dosa baginya dan apabila ia membaca : “Alhamdulillahi ‘ala kulli hal wa astaghfirullaha min kulli dzanb” (bertahmid dan beristighfar) pada hari pertamanya ia dipastikan oleh Allah bebas dari neraka, melintasi shirath, aman dari adzab dan diberinya untuk tiap satu hari satu malam tingkat empat puluh syahid selama ia ingat dan berdzikir pada Allah dimasa haidnya” (Hadits diriwayatkan dari Aisyah).

12.   Merayakan idul fitri

“Jika telah menyelesaikan puasa pada bulan Ramadhan dan keluarlah mereka merayakan hari rayanya – idul fitri – berfirmanlah Allah Subhanahu wa ta’ala kepada malaikatnya : Wahai para malaikatKu ! Tiap-tiap pekerja menuntut upahnya dan hamba-hambaKu yang telah menyelesaikan puasanya sebulan dan merayakan hari rayanya juga menuntut upahnya. Ketahuilah dan saksikan bahwa Aku telah mengampuni mereka”, maka terdengarlah suara panggilan : “Hai ummat Muhammad! Kembalilah kamu ke rumah! Allah telah menukar dosa-dosamu dan ma’syiatmu dengan pahala dan kebajikan dari karunia-Nya” (Hadits)

“Jika tiba hari raya idul fitri dan keluarlah orang berbondong-bondong melakukan shalat dan bersujud kepada Tuhannya, berfirman Allah Subhanahu wa ta’ala : Hai hamba-hambaKu ! Untuk-Ku kamu berpuasa dan untuk-Ku kamu berbuka dan untuk-Ku kamu shalat. Berdirilah kamu! Telah Ku ampuni dosamu yang dahulu maupun yang mendatang”. (Hadits tersebut dalam Durratun Nashihiin).

13.   Berkorban

“Hai Aisyah berikanlah qurbanmu, sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang lalu untuk tiap tetes darah yang menetes di atas tanah. Bertanya Aisyah : “Adakah karunia ini khusus bagi kami ataukah bagi semua orang mukmin”. “Bagi kami dan bagi seluruh mukminin”, jawab Rasulullah (Hadits diriwayatkan dari Aisyah, terdapat didalam Durratun Nashihiin)

14.   Berwasiat sebelum mati

“Barangsiapa mati setelah berwasiat niscaya ia mati pada jalan yang benar dan diatas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ia mati dalam ketakwaan dan persaksian, serta ia mati dalam ampunan” (HR. Ibnu Majah)

15.   Memaafkan pembunuh (tidak menuntut qishash)

“Barangsiapa bersedekah dengan darah (memberi maaf pembunuh) atau lainnya, maka baginya pelebur (dosa) dari hari ia dilahirkan sampai kepada ia berikan sedekah” (HR. Abu Ya’la).

16.   Memerdekakan budak

“Barangsiapa memerdekakan budak yang beriman, maka dia itu sebagai penebusnya dari neraka” (HR. Ahmad)

“Barangsiapa memerdekakan budak yang beriman, maka adalah ia itu sebagai penebusnya dari neraka” (HR. Abu Dawud dan Nasai).

17.   Merahasiakan aib mayit

“Siapa yag memandikan orang mati, lalu merahasiakan apa-apa yang terlihat padanya, Allah akan mengampunkan baginya empat puluh kali” (HR. Hakim dari Abu Rafi’ (Aslam).

18.   Penyaksian orang-orang shaleh akan kebaikan seseorang

“Jika seseorang meninggal dan Allah mengetahui kejelekannya sedang orang-orang mengatakannya baik, maka Allah berfirman kepada Malaikat : “Kalian jadi saksi bahwa Aku terima hamba-Ku atas hamba-Ku yang mati. Kuampuni dia dengan sepengetahuan-Ku” (Hadits diriwayatkan dari Amir bin Rabi’ah)

19.   Menyebarkan salam

“Sesungguhnya diantara amalan yang mewajibkan mendapat maghfirah (ampunan) ialah menyebarkan salam dan berkata baik” (HR. Al-Khara-ithy)

20.   Melaksanakan ketentuan hukum (had)

“Hamba yang mana saja yang melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah kemudian hukuman dilaksanakan atasnya, niscaya dosa (perbuatan yang dilarang itu) terhapus” (HR. Hakim)

***********************


BERHUBUNGAN DENGAN IHSAN

1.       Mengiringi kejahatan dengan kebaikan

“Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah kejahatan dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia dengan budi yang baik” (HR. Thabrani dari Abid Darda’)

2.       Ditimpa kesusahan

“Apabila sudah tterlalu banyak dosa seorang hamba sedang baginya tidak ada amal Ikebaikan) untuk menghapuskan dosanya itu, Allah akan mengujinya dengan kesusahan, untuk menutupi dosanya itu” (HR. Ahmad dari Aisyah).

“Orang-orang yang paling banyak musibahnya ialah para nabi, kemudian orang-orang yang berada di bawah mereka demikianlah seterusnya; seseorang itu diuji dengan musibah sesuai dengan kedudukan agamanya. Apabila seseorang agamanya kuat, maka kuat pula ujian musibah yang menimpanya, dan apabila agamanya lemah, maka iapun diuji dengan musibah yang sesuai dengan kadar agamanya. Musibah itu tetap terus mengincar hamba Allah, dan baru ia meninggalkannya berjalan benas dimuka bumi ini, manakala dosa-dosanya sudah habis (terkikis oleh musibah)”. (HR. Bukhari dari Sa’ad).

3.       Mengingat mati

 “Banyak-banyaklah kamu sekalian mengingat mati, mengingat mati itu dapat menghapuskan dosa-dosa, dan membuat hati berzuhud (tidak senang) terhadap perkara duniawi. Jika kalian mengingatnya diwaktu dalam keadaan kaya, maka dzikrul maut itu menanamkan rasa anti pati terhadap keduniawian (harta benda). Dan jika kalian mengingatnya diwaktu dalam keadaan fakir, maka dzikrul maut itu menanamkan rasa ridho terhadap kehidupan kalian”. IHR. Ibnu Abid Dunya dari Anas bin Malik).

 “Bergembiralah wahai Ali, kesedihan tentang keluarga adalah menjadi tabir neraka, kesedihan akan taat kepada Allah adalah menjadi aman dari azab, kesedihan tentang balasan amal adalah jihad dan lebih utama dari ibadah 60 tahun, kesedihan akan datangnya malaikat mautadalah pelebur dosa-dosa. Ketahuilah, wahai Ali, rezki Allah kepada hamba-Nya tidak karena kasedihan itu. Kesedihan tidak akan berpengaruh apa-apa kecuali semakin menambah pahala. Jadilah orang yang bersyukur dan tawakkal, niscaya kamu akan menjadi kekasih Allah” (Hadits tersebut dalam Mau’izah al-Usfuriyah).

4.       Istighfar

“Sesungguhnya setan berkata: Demi kemuliaan Engkau wahai Tuhan, aku akan senantiasa menyesatkan hamba-Mu, selama roh berada dalam tubuh mereka, maka Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: Demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, senantiasa Aku mengampuni mereka selama mereka memohon ampun kepada-Ku” (HR. Ahmad dari Abu Sa’id)

“Bukanlah dinamakan orang yang menetapi perbuatan dosa yaitu seorang yang selalu memohon ampunan, sekalipun ia mengulangi perbuatannya itu sebanyak tujuh puluh kali dalam seharinya” (HR. Tirmidzi dari Abi Bakar).

“Barangsiapa ketika hendak tidur membaca : Astaghfirullahal adziim alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum wa atuubu ilaihi (Aku memohon ampun kepada Allah, Tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup, Maha berdiri sendiri, kepada-Nya aku bertobat) 3 kali, maka Allah mengampuni dosanya sekalipun seperti buih lautan. Sekalipun sebanyak hitungan daun-daun pohon. Meskipun seperti hitungan butiran pasir. Meskipun seperti jumlah hari dunia”. (Hadits dari Abu Sa’id al-Khudry, tersebut dalam al-Mau’izah al-Usfuriyah)

5.       Bertaubat

“Sesungguhnya seorang hamba itu yang telah melakukan suatu perbuatan dosa lalu jika ia mengingat perbuatannya itu, dalam dirinya timbul rasa penyesalan dan ia merasa sedih karenanya. Dan apabila Allah melihatnya mulai bersedih dan menyesal akan perbuatannya, maka Allah mengampuni apa yang telah dilakukannya itu. Ampunan Allah ini datang sebelum Ia menurunkan siksassn kepadanya sebagai kifaratnya, tanpa dengan imbangan shalat atau puasa sebagai penebusnya” (HR. Ibnu Asakir dari Abu Hurairah).

“Sungguh Allah itu lebih gembira terhadap taubatnya seorang hamba daripada gembiranya orang yang kehausan yang menemukan sumber air, dan daripada orang yang mandul kemudian mempunyai anak, dan daripada orang yang kehilangan kemudian menemukan barang yang hilangnya itu. Barangsiapa yang bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya, maka Allah melupakan dua malaikat pencatat amalnya, anggota-anggota tubuhnya dan permukaan bumi seluruhnya, akan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya” (HR. Abul Abbas al-Hamdani, tersebut dalam Mukhtar al-Ahadits)’

“Sesungguhnya Allah membentangkan rahmat-Nya pada waktu malam hari untuk menerima taubat orang yang telah melanggar pada siang hari, juga Dia mengulurkan rahmat-Nya pada waktu siang hari, untuk menerima tobat orang yang berdosa pada waktu malam hari. Keadaan itu tetap terus hingga matahari terbit dari barat (hari kiamat). (HR. Muslim).

6.       Menghindarkan duri di jalan

“Ketika seseorang sedang berjalan, tiba-tiba ia menemui ranting berduri di tengah jalan (yang dilaluinya itu), kemudian ia menyingkirkan duri tersebut darinya, (maka) Allah berterima kasih terhadap perbuatannya, kemudian Ia memberinya ampunan”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

7.       Membersihkan masjid

“Barangsiapa mengeluarkan kotoran dari mesjid sekedar pantas dilihat mata, maka Allah ta’ala mengeluarkan dari sebesar-besar dosa orang itu” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul)

8.       Berwudhu sebelum tidur

“Sucikanlah badan kalian niscaya Allah akan mensucikan kalian. Karena sesungguhnya tidak ada seorang hambapun yang bermalam dalam keadaan suci melainkan ada malaikat yang menemaninya bermalam didalam baju dalamnya. Tidak sekali-kali ia berbalik dalam tidurnya itu dalam suatu saat di malam hari, kecuali sang malaikat berdo’a untuk nya : Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, sebab ia bermalam dalam keadaan suci” (HR. Thabrani dari Ibnu Umar).

9.       Sakit diperantauan

“Orang musafir (perantau) itu apabila dia sakit lalu menjenguk orang-orang yang ada di kanan kirinya, muka belakangnya, kemudian ia tidak melihat seseorang yang dikenalnya, maka Allah mengampuni baginya apa yang terdahulu dari dosanya”. (HR. Ibnu Najar dari Ibnu Abbas).

10.   Lansia yang taat ibadah

“Berfirman Allah Ta’ala : “Apabila sampai hamba-Ku berumur 40 tahun terpeliharalah dia dari bahaya yang tiga macam : dari penyakit gila, penyakit kusta dan penyakit supak. Apabila sampai hamba-Ku berumur 50 tahun akan diperiksalah dia dengan pemeriksaan yang mudah, dan apabila sampai hamba-Ku berumur 60 tahun, aku mengasihi kepadanya dan akan diberikan penggantian kebaikannya, dan apabila sampai umurnya 70 tahun dia , maka malaikat-malaikat akan mengasihi dan apabila sampai 80 tahun dituliskanlah kebaikannya dan dihapuskan kejelekkannya, dan apabila sampai 90 tahun berkata malaikat : Itulah tawanan Allah yang ada dibumi-Nya, maka Allah mengampuni akan dosanya, apa-apa yang telah lalu dan yang terakhir dia bisa mensyafa’ati pada ahlinya”  (HR. Hakim dari Utsman).

11.   Membaca do’a kaffarat majlis

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia tidak berdiri dari tempat duduk suatu majelis, melainkan berkata: subhaanaka allahumma wa bihamdika, asyahadu an la ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika (Maha suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji Engkau, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan aku bertobat kepada Engkau). Maka ada seorang berkata : Ya Rasulullah engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau berbuat demikian? Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam majelis itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Barzah)

12.   Bersyukur

“Allah tidaklah memberi suatu nikmat kepada seorang hamba lalu dia berkata Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) melainkan Allah memberinya anugerah karena bersyukurnya itu, maka jika dia mengatakan pujian yang kedua kali, Allah membarui pahala orang itu, maka apabila dia memuji Allah pada kali yang ketiga, Allah mengampuni dosanya” (HR. Baihaqi dari Jabir).

13.    Memulai dan menutup hari dengan kebaikan

“Barangsiapa yang membuka awal siangnya dengan kebaikan dan menutupnya dengan kebaikan, berkata Allah kepada malaikatnya : janganlah kamu tuliskan dosa-dosanya yang ada diantara keduanya” (HR. Thabrani)

14.   Bersyukur setelah makan

 “Barangsiapa yang makan lalu kenyang, dan minum lalu hilang dahaganya, lalu ia mengucapkan : Alhamdulillahilladzi ath’amanii wa asyba’anii wa saqaanii wa arwaanii (Segala puji bagi Allah yang memberi aku makan dan memberi kenyang kepadaku, dan yang memberi minum aku, dan yang melepaskan dahagaku), maka keluarlah dosa-dosanya (dia menjadi suci) seperti hari waktu dia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Ibnu Sunni dari Abu Musa al-asy’ari).

15.   Membaca subhanallahi wa bihamdihi

“Barangsiapa yang mengucapkan “Subhaanallaah wa bihamdihi” (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya) pada tiap-tiap hari 100 kali dihapuskanlah kesalahannya, sekalipun kesalahannya seumpama banyak buih air laut” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

16.   Mencuci pakaian suami

“Jika seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, Allah mencatat baginya seribu pahala dan mengampuni dua ribu dosa dan memintakan ampun baginya segala sesuatu yang disinari matahari serta diberinya seribu tingkat” (Hadits diriwayatkan oleh Abdullah bin mas’ud)

17.   Memandang dengan kasih saying

“Barangsiapa yang memandang kepada saudaranya dengan pandangan kasih sayang, maka diampuni Allah-lah dosanya” (HR. Hakim dari Ibnu Umar).

18.   Niat yang benar/ ikhlas

“Niat yag jujur bergantung pada arasy, maka apabila sang hamba benar dalam niatnya, bergeraklah arasy, lalu Allah meberikan ampunan kepadanya” (HR. Khatib dari Ibnu Umar).

19.   Memandang wajah orang alim

“Siapa memandang wajah orang alim dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka Allah ta’ala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).

20.   Berbakti pada orang tua

“Katakanlah (hai Muhammad) kepada orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya : Perbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya Allah akan mengampuni kamu” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).

“Berbuat baik kepada kedua orang tua (berupa ucapan dan perbuatan) adalah menjadi penebus dosa-dosa besar” (Hadits tersebut dalam Tanqihul Qaul).

21.   Berkata benar

“Hai orang-orang yang beriman! Takutlah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, (niscaya) diperbaiki-Nya amalan kamu dan diampuni-Nya dosamu. Barangsiapa yang mengikuti Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat keberuntungan yang besar” (QS. Al-Ahzab (33) : 70-71)

22.   Tidak berputus asa

“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari raahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar () : 53)

23.   Sabar ditimpa penyakit/musibah

“Barangsiapa yang ditimpa musibah dalam hartanya atau badannya, dan disembunyikannya musibah itu, dan ia tidak menceritakannya kepada manusia, maka kewajiban Allah untuk mengampuninya"”(HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)

“Barangsiapa yang sakit satu malam lalu ia bersabar, dan ridha demi karena Allah, maka gugurlah dosa-dosanya seperti hari yang ia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Hakim dari Abu Hurairah)

24.   Menyesal

“Allah subhanahu wa ta’ala mengetahui hambanya yang menyesal atas dosa, melainkan Allah ampuni baginya sebelum ia meminta ampun kepada-Nya” (HR. Hakim dari Aisyah).

25.   Menutupi aib saudara

 “Barangsiapa yang dapat menutup (menyembunyikan) suatu keaiban (yang memalukan) sesama muslim niscaya Allah akan menutup (keaibannya) kelak di hari kiamat” (HQR. Muslim dari Ibnu Umar).

26.   Berjabatan tangan

“Tiada dua orang muslim bertemu, berjabat tangan dan bershalawat untukku, melainkan tidak berpisah mereka kecuali oleh Allah subhanahu wa ta’ala telah mengampunkan dosa-dosanya yang lalu maupun yang akan datang” (Hadits diriwayatkan oleh Anas bin Malik)

27.    Tawadhu, minum minuman sisa teman

“Salah satu dari tanda rendah hati (tawadhu’), bahwa seseorang tidak enggan minum sisa minuman saudaranya. Dan tiada seorangpun minum sisa minuman saudaranya, melainkan akan tercatat baginya tujuhpuluh kebajikan dan terhapus tujuhpuluh kejahatan, serta terangkat derajatnya ke tingkat sorga Illiyyin” (Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Abbas).

28.   Merahasiakan kesulitan

“Barangsiapa tertimpa musibah didalam harta bendanya ataupun mengenai badannya, dan ia merahasiakannya serta tidak mengadukannya kepada orang lain, maka Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

29.   Memuliakan bulan sya’ban

“Barangsiapa memuliakan bulan sya’ban, bertaqwa dan taat kepada Allah dan menahan dirinya dari perbuatan ma’syiat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan mengamankannya dari bala’ dan penyakit-penyakit dalam tahun itu” (Hadits tersebut dalam Zubdatul Wa’idhin dan Durratun nashihiin).

30.   Bersilaturrahmi

“Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim, maka untuk setiap langkahnya ia memperoleh pahala seorang yang memerdekakan hamba sahayanya, dibebaskan dari seribu dosa, tercatat baginya seribu pahala dan memperoleh cahaya seperti cahaya arasy disisi Tuhannya” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Ibnu Abbas)

31.   Berkata santun dengan orang tua

“Barangsiapa berjalan untuk berziarah kepada kedua orang tuanya, Allah akan mencatat baginya untuk tiap langkah seratus pahala dan menghapus seratus dosa, serta mengangkatnya ke seratus tingkat. Dan jika ia duduk bersantai dengan mereka berdua bercakap-cakap dengan kata-kata yang baik, maka oleh Allah diampuni dosanya dan dihari kiamat akan dikaruniai cahaya mendapinginya” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Dzarr al-Ghifari).

32.   Tabah atas kematian anak

“Tiadalah dua orang muslim (suami istri) yang pernah kematian tiga orang anak yang belum sampai usia dewasa melainkan Allah mengampuni dosa keduanya, dengan keutamaan rahmat-Nya” (HR. An-Nasai dari Abu Dzarr al-Ghifari, dan diriwayatkan juga oleh Ahmad dan Ibnu Hibban).

33.   Menjenguk orang sakit

“Siapa menjenguk orang sakit yang shaleh, maka ia keluar disertai tujuh puluh malaikat yang memohonkan ampunan kepadanya. Dan ketika ia pulang maka para malaikat itu keluar dari rumah orang yang sakit menyertainya dan masuk ke rumahnya (orang yang menjenguk)”.

34.   Hijrah

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa islam itu menghapus semua dosa yang sebelumnya. Dan hijrah itu juga menghapuskan dosa yang sebelumnya. Dan haji itu juga menghapus dosa yang sebelumnya”. (HR. Muslim dari Abu Syumaasah).

35.   Bertasbih (berdo’a) saat menyuap makanan

“Siapa yang makan kemudian membaca: Alhamdu lillahi ladzi ath’amani hadza warazaqanihi min ghairi haulin minni wa la quwwatin (segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini, dan memberi rizki pada saya dengan tiada daya dan kekuatan daripadaku), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dari Mu’adz bin Anas)

36.   Membaca la ilaha ilallahu wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qadir

“Siapa yang membaca : la ilaha ilallahu wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli syai’in qadir, pada tiap hari 100 kali, seimbang dengan memerdekakan 100 hamba sahaya dan tertulis baginya seratus hasanat (kebajikan) dan dihapuskan daripadanya seratus dosa dan menjadi perlindungan baginya dari gangguan syaithan sepanjng hari itu hinggasore. Dan tiada seorang yang lebih utama daripadanya kecuali yang berbuat eperti atau lebih banyak dari itu. Dan siapa yang membaca : Subhanallahi wa bihamdihi, 100 kali, dihapuskan dosa-dosanya walau sebanyak buih laut” (HR. Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah).

37.   Menghimpun 40 hadits

“Barangsiapa menghimpun 40 hadits maka ia dalam pemaafan dan pengampunan” (Hadits tersebut dalam Mau’izah al-usfuriyah)

38.   Sabar terhadap ujian pada keluarga

Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukminin laki-laki atau perempuan, yang mengenai dirinya, hartanya, anaknya, tetapi ia tetap bersabar, maka ia akan menemui Allah dalam keadaan tiada berdosa” (HR. Tirmidzi)

“Tidak ada musibah yang menimpa seperti keletihan, kelesuan, sakit, duka, susah atau gangguan sekedar tusukan duri sekalipun, melainkan dihapuskan Allah sebagian dari dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim).

39.   Menyesal sebelum 6 jam berlalu

“Sesungguhnya malaikat pencatat perbuatan jelek benar-benar akan mengangkat kalamnya selama 6 jam dari hamba muslim yang berbuat salah. Maka apabila ia menyesal dan mohon ampun kepada Allah dari perbuatan dosanya, niscaya ia tidak mencatat perbuatan dosa. Dan jika tidak, maka ditulislah satu dosa” (Hadist Riwayat Thabrani).

40.   Menghadiri majelis taklim/ ilmu

“Setiap kaum yang berkumpul (disuatu tempat) berdzikir kepada Allah dengan maksud dan tujuan hanya mengharapkan redha-Nya, pasti mereka diseru oleh penyeru dari langit, hendaklah kalian bangun! Kalian telah mendapatkan ampunan (dari Rabb-mu), semua keburukanmu telah diganti dengan kebajikan”. (HR. Ahmad, Abu Ya’la dan Bazzar)

41.   Memuji Allah ketika ditimpa musibah atau kesulitan

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : “Sesungguhnya apabila aku menguji seorang hamba-Ku yang mukmin lalu ia memuji-Ku karena telah diuji, maka ia akan bangun dari tempat tidurnya seperti pada waktu dilahirkan ibunya, yaitu bersih dari segala dosa.” Rabb Azza wa Jalla berfirman lagi : “Saya telah mencoba dan menguji seorang hamba-Ku, maka tulislah pahala untuknya sebagaimana kalian (malaikat) telah biasa menulis pahala untuknya ketika ia dalam keadaan sehat” (HR. Ahmad).

********************

VII. PEDOMAN BERTAUBAT DAN BERAMAL

Ketika Nabi Adam as diuji oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk tidak mendekati sebuah pohon larangan (Qs. Al-Baqarah (2) : 34  dan Qs. Al-A’raaf (7) : 19 ), ternyata, akibat bujuk rayu syaithan terkutuk, Adam dan istrinya lupa terhadap larangan Allah Subhanahu wa ta’ala tersebut.
Iblis laknatullah berhasil membujuk Adam ‘alaihi salam dan istrinya untuk memakan buah pohon larangan tersebut, yang mengakibatkannya diturunkan ke bumi ini untuk mencari penghidupan sendiri, berketurunan, bermusuh-musuhan dan sebagainya sampai pada suatu waktu yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala (Qs. Al-A’raaf (7) : 20 s/d 25 ).
Akibat kelalaian tersebut, Adam ‘alaihi salam (menurut suatu riwayat) bertaubat bertahun-tahun lamanya. Sampai akhirnya, Allah Subhanahu wa ta’ala menerima taubat Adam ‘alaihi salam tersebut dan kemudian memilihnya menjadi khalifah  di permukaaan bumi.
Adam as merupakan contoh yang baik bagi generasi yang datang sesudahnya. Orang yang baik, bukan berarti orang yang tidak pernah berbuat salah, akan tetapi adalah orang yang mau memperbaiki dirinya setelah melakukan perbuatan yang salah. Adam ‘alaihi salam  bersalah, tetapi kemudian ia bertaubat, dan diampuni kesalahannya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Apatah lagi bagi kita yang hidup pada zaman sekarang yang dimana-mana terlihat dengan jelas aneka ragam kemaksiatan, kezaliman, kerusakan dan kehancuran. Manusia,  meski hidup dalam alam petunjuk, tetapi semakin jauh dari petunjuk. Manusia, meski hidup dalam suasana nyaman, tetapi jauh dari hidup yang tenteram. Dan, manusia, meski Allah telah membuka pintu taubat seluas-luasnya, tetapi justru manusia lebih terang-terangan melakukan kemungkaran dan tidak ada keinginan untuk bertaubat.
Pertaubatan tidak saja harus dilakukan oleh orang-orang yang bersalah (berdosa) saja, tetapi oleh semua orang. Karena kita selalu punya kemungkinan untuk melakukan kesalahan. Terkadang ada kesalahan yang tidak dimengerti (diketahui) oleh manusia itu sendiri. Sebab itulah, kita wajib untuk selalu minta ampun, dan memohon ampun itu tidak tergantung kepada ada tidaknya perbuatan yang tidak benar (dosa). Contohnya, Baginda Rasulullah Saw, yang berpredikat ma’shum, juga melakukan pertaubatan dan memohon ampun tidak kurang dari 70 kali dalam sehari.
Imam Hasan Basri ra. Berkata : “Istighfaruna yahtaaju ila istighfar” (Istighfar kita memerlukan lagi kepada istighfar).
Juga, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kwh. Ketika melihat seseorang dengan terbuuru-buru (cepat-cepat) menghitung biji tasbihnya sewaktu membaca istighfar, beliau berkata : “Inilah taubatnya orang-orang pembohong. Taubat yang sedemikian itu masih memerlukan taubat lagi”.
Dengan demikian, pertaubatan mengandung beberapa unsur, sebagai berikut :

1.             Mengakui diri bersalah

Keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. (Qs. Al-A’raaf (7) : 23 )

2.             Menyesal
اتوبة من الذنب الندم والاء ستغفار
“Taubat dari dosa itu adalah penyesalan dan mohon ampun” (HR.Ad-Dailami)

3.             Bersungguh-sungguh


Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Qs.At-Tahrim (66) : 8 )

4.             Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi

 (ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. Ali Imran (3) : 35 )

اتوبة من الذنب ان لا يعود اليه ابدا
“Taubat dari dosa itu adalah tidak kembali mengerjakannya untuk selamanya”. (HR. Baihaqi)

5.             Merobah diri dengan banyak berbuat baik

Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
(Qs. Thaha (20) : 82 )

Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
(Qs. Huud (11) : 114 )

Pertaubatan  yang tidak disertai dengan kegemaran melakukan amal shaleh adalah terkesan main-main. Sebab, amal shaleh merupakan bentuk peribadatan dan pertaubatan juga, yang dapat mengangkat harkat dan martabat (derajat) di sisi Allah Swt. Meninggalkan amal shaleh dengan sendirinya membiarkan diri tanpa bekal. Bekal yang paling baik adalah taqwa, yaitu menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Menjalankan perintah Allah Swt termasuk amal shaleh, begitupula dengan meninggalkan larangan-Nya juga merupakan perbuatan yang mulia bernilai ibadah. Dapat dikatakan, taqwa dan amal shaleh ibarat sekeping mata uang.
Sama seperti halnya taubat, amal shaleh memiliki beberapa unsur, diantaranya :

1.             Ikhlas
لا اتقبل الا ما ابتغي به وجهي

“Aku (Allah) tidak akan menerima (sesuatu ibadah) kecuali yang ikhlas niatnya untuk-Ku “ (HR. Bukhari)

2.             Harus dengan pengertian (ilmu) atau pedoman syari’at
  
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
(Qs. Al-Isra (17) : 36 )

Dan ikutilah Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, (Qs. Az-Zumar (39) : 55 )
من تمسك بالسنة دخل الجنة

“Barangsiapa yang berpegang  dengan sunnah, maka ia masuk sorga”
(HR.Thabrani)

3.             Bersungguh-sungguh

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al-Ankabuut (29) : 69 )

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong. (Qs. Al-Hajj (22) : 78 )

4.             Berkesinambungan/terus menerus

احب الا عمال الى الله اد ومها وان قل

“Amal yang disukai Allah itu adalah amal yang berkesinambungan walaupun sedikit”. (HR.Bukhari dan Muslim)

5.             Tidak berlebih-lebihan
خيرالعبا دة اخفها

“Sebaik-baik ibadat itu adalah yang paling ringan”. (HR. Adldlyaa)

Rasulullah Saw bersabda :

“Hindarkanlah dirimu sikap melampaui batas dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu telah binasa karenanya”. (HR. Ahmad, An-Nasai, Ibnu Majah dari Abdullah bin Abbas ra).

6.             Kerjakan sampai tiba keyakinan (kematian)

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Qs. Al-Hijr (15) : 99 )

Demikianlah tuntunan ringkas tentang cara bertaubat dan beramal shaleh. Mudah-mudahan kita dianugerahi hidayah oleh Allah Swt, sehingga kita dapat mengamalkan ajaran agama secara kaffah (sempurna dan menyeluruh). Kepada Allah Swt. kita munajatkan segala harapan, dan kepada-Nya pula tempat berkeluh kesah memohon ampunan.




KHATIMAH

    Alhamdulillah, telah selesai disusun kitab : AMALAN  PENGHAPUS  DOSA  ini tanggal 18 Syawwal 1416 H bertepatan dengan tanggal  8 Maret 1996 M.

Penulis menyadari, kandungan isi buku ini jauhlah dari apa yang dikatakan sempurna. Meski demikian, dapatlah kiranya dijadikan pedoman bagi kita semua yang ingin kembali kekeadaannya yang fitrah (suci). Agar jangan sampai terjadi kita berputus asa dari Rahmat Allah SWT.
Beraneka ragamnya amalan-amalan yang dapat menghapuskan dosa, menunjukkan bahwasanya Allah SWT sangat sayang kepada semua hamba-hamba-Nya tanpa terkecuali.
Banyak rahasia-rahasia tersembunyi dibalik kejadian-kejadian yang akal manusia tidak dapat menjangkaunya. Semakin ditelusuri, semakin tidak diketahui. Allah SWT  Maha luas Ilmu-Nya. Sehingga, ada kita temukan dalam suatu riwayat yang menyatakan bahwa : sesungguhnya ada seseorang yang beramal dalam masa yang cukup lama dengan amalan penduduk sorga, tetapi kemudian ditutupi amalannya itu dengan amalan penduduk neraka, sehingga dia masuk neraka. Dan sesungguhnya, ada pula seseorang  yang beramal dengan amalan penduduk neraka, hingga jarak antara dia dengan neraka hanya sejengkal, namun kemudian diakhiri amalannya itu dengan amalan untuk penduduk sorga, sehingga ia dapat masuk sorga (Lihat dalam HR.Muslim).
Allah SWT memang merupakan penyebab dari semua sebab itu dan ini :

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (Qs. Al-Qashash (28) : 68)

 “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (Qs. Al-Anbiyaa (21) :  23 )

Penulis menyadari, tanpa adanya taufik dan hidayah, ilmu dan inayah dari Allah SWT, tidaklah mungkin penulis dapat menyelesaikan kitab ini.
Mudah-mudahan kitab ini dapat memberi manfaat kepada banyak orang, terlebih bagi diri penulis sendiri. Karena sesungguhnyalah, penulis merasa banyak sekali kesalahannya. Kesalahan kepada Allah SWT, kesalahan kepada orang tua, kepada sesama dan kesalahan kepada makhluk lainnya. Mudah-mudahan Allah SWT memaafkan, mengampuni dan mengasih sayangi  diriku, dan diri pembaca, serta diri orang-orang Islam dimanapun berada.
Dan mudah-mudahan Allah SWT dapat menerima tulisan penulis dalam kitab ini sebagai ibadat yang berpahala besar bagi diri penulis. Kujadikan pahalanya untuk kedua orang ibu bapakku yaitu H.Sahamad dan Hj.Hamidah yang senantiasa mengasihsayangiku meskipun diriku sering berbuat kedurhakaan padanya. Dan, mudah-mudahan, pahalanya juga dilimpahkan kepada orang-orang yang penulis mempunyai kesalahan dan atau permasalahan keduniaan dengannya.
Akhirnya, semua kebenaran yang terdapat dalam kitab ini datangnya dari Allah SWT, aku bersyukur kepada-Nya. Dan, semua kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam kitab ini, semata-mata adalah karena kelemahan, kebodohan dan kesalahan dari penulis sendiri. Kepada Allah SWT. aku  memohon ampunan.


MUHAMMAD KHAIRANI BIN SAHAMAD BIN SHALATUDDIN BIN SAID







KITAB RUJUKAN

Al-Qur’an  dan Terjemahannya
Abdul Ghani Asykur, Membuka Rahasia Alam Malaikat, CV.Bintang Pelajar, 1987
Abd. Samad Ngile, Taubat, Yayasan Pengkajian Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Cet. II, 1991
Abu zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi,  Al-Adzkar (Penerjemah : M Tarsi Hawi), PT.Al-Ma’arif, Bandung, Cetakan I, 1984
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Riadhus Shalihin I & II (Penerjemah : Salim Bahriesy, PT. Al-Ma’arif, Bandung, Cet. 9 , 1986
Abdurrauf Al-Manawi, Ku Nuuzul Haqaaiqi fii Haditsi Khairil Khalaaiqi.
Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Al-Khathaya Fi Nazhari’l Islam (Penerjemah : Bahrun Abu Bakar), Dosa-Dosa menurut Al-Qur’an, Gema Risalah Press, bandung, Cetakan IX, September, 1993
Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub (Penerjemah : Mahfudli Sahli), Di Balik Ketajaman Mata Hati, Pustaka Amani, jakarta
Al-Ghazali, Terjemah Ihya Ulumuddin
As-Sayyid Abdullah Al-Haddad, Sabiilul Iddikaar wal I’tibaar bimaa yamurru bil insan wa yangadhiilahu minal a’maar (Penyunting : Hasanain M Makhluf, Penerjemah : Muhammad Baqir), Renungan tentang Umur Manusia, Mizan, Bandung, Cetakan II, Mei, 1985
As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimiy, Mukhtarul Ahadits Hikamil Muhammadiyah (Penerjemah : H.Hadiyah Salim, Penyunting : Syamsudin manaf), Al-Ma’arif, Bandung, Cet. I, 1994
Hamzah Muhammad Shaleh ‘Ujaj, Washaayaa Rasulullah SAW : Khamsun wa khamsuuna washiyyat, Cetakan Makkah
Husien Bahriesy, Himpunan Hadits Shahih Muslim, Al-Ikhlas, Surabaya, 1987
Husien    Bahriesy,  Ensiklopedi Hadits nabi, Sahih Bukhari Muslim, Bintang Usaha Jaya, Surabaya, Cetakan I, 1994
Hafizh Al-Mundziri, At-Targhiib wat Tarhiib (Penerjemah ; Mahfudli Sahli), Terjemah At-Targhiib wat Tarhiib, Amaliah Surgawi, Pustaka Amani, Jakarta.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Aatsaarul Ma’ashi  wa adhraaruha (Penerjemah  : Nabhani Idris), Akibat Berbuat Dosa, Gema Insani Press, Jakarta, Cetakan I, Agustus, 1994
Mustafa Baisa, Do’a dan Hukum, Usaha Keluarga, Cetakan VIII, 1977
Muhammad bin Abu Bakar, Syekh, Al-Mawa’idh al-Ushfuriyyah (Penerjemah : M Khairon GZ), Hikayat-Hikayat Hikmah berdasarkan hadits, Apollo, Surabaya
Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi, Syekh, Nashaaihul ‘ibaad (Penerjemah : H. Sofyan, Penyunting : Endang Sugriati dan Neni Susanti), Nasehat Bagi Haamba Allah, Triganda Karya, Bandung, Cet. I, 1994
Muhammad bin Umar An-Nawawi al-Bantani, Syekh, Tanqihul Qaul al-Hatsits (Penerjemah : M Ali Chasan Umar), Terjemah Tanqihul Qaul Komenetar Lubabul hadits Imam Jalaluddin As-Suyuthi, CV.Toha Putra, Semarang, Cet. I, 1993
M  Sudaroji dan Warno Hamid, Janji dan Ancaman Allah dalam Al-Qur’an, Apollo, Surabaya, Cetakan I, 1995
M   Thalib, 40 Tanggung Jawab anak terhadap orang tua, Pustaka mantiq, Solo, Cetakan I, Januari, 1993
Mahmud Samiy, Mukhtashar fi Ma’ani Asma Allah al-Husna (Penerjemah : Idrus Hasan), 70 Shalawat Pilihan, Riwayat, Manfaat dan Keutamaannya, Pustaka Hidayah, Cetakan I, Jakarta, 1992
Saleh Al-Jufri, Anatomi Diri Dalam Islam, LPLI Sunan Ampel, Surabaya, Cet. III. 1989
Salim Bahriesy (alih bahasa), Bekal Juru Dakwah (Durratun Nashihin), TB Balai Buku, Surabaya, Cet. III, Agustus, 1981
Sukmajaya Asyarie – Rosy Yusuf, Indeks Al-Qur’an, Pustaka, Bandung, Cetakan I, 1984
Syahminan Zaini, Problematika Dosa, Al-Ikhlas, Surabaya
Syamsudin Muhaammad bin Utsman Adz-Zahabi, Al-Kaba-ir (Penerjemah : Achmad Sunarto), Menyingkap Dosa-Dosa Besar, Pustaka Amani, Jakarta
T.M.Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan ke-20, 1992
T.M.Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman Puasa, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan ke-13, 1992
T.M.Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman Dzikir dan Do’a, Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan ke-13, 1992
Zainuddin MZ, Khusnul Khatimah, Tuntunan Kematian Islami, Pustaka Progressif, Surabaya, Cetakan ke-4, April, 1993.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar