Senin, 30 Oktober 2023

Guru Fakhruddin

 

 

Guru Fakhruddin adalah salah seorang da’i ilallah dari Desa Tampakang, Kecamatan Babirik.

Diantara kalam beliau:

“Bulan Rajab itu kan bulannya Allah, Bulan Sya’ban bulanku (bulan Nabi) dan Ramadhan adalah bulan ummatku. Kalau kita ini hendak beribadah, hendak menuju Allah kada kawa mun kada melalui Muhammad. Kalau kita ini hendak beribadah kepada AllahSubhanahu wa ta’ala kada kawa langsung ke Allah ta’ala. Ummat manusia, si hamba Allah Subhanahu wa ta’ala ini (bila) hendak ba-ibadah menuju Allah, artinya dari Ramadhan ke Rajab, kada kawa mun kada melalui sya’ban. Artinya apabila kita beribadah haruslah mengetahui diri Nabi Muhammad. Begitu pula, oleh karena itu, dalam beribadah kita (dianjurkan) berwashilah, berhubungan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mana dalilnya ? “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) dijalan-Nya, agar kamu beruntung” (Qs. Al-Maidah (5) : 35). (Jadi) mun kada ba-washilah lawan Rasulullah  kada jadi untung, sia-sia belaka”.

“Ayat isra mi’raj itu ka-kaya itu pang nang dibacakan orang. “Subhaanalladzi asraa bi’abdihi lailam minal masjidil haraami ilal masjidil aqsha...” (artinya) : “Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha ...” (QS. Al-Isra (17) : 1). Jakanya (seandainya) “ba” nya tu pang kada babuat “ba”, langsung haja “Subhaanalladzi asraa ‘abdahu”. Itu menandakan titik dibawah huruf Ba’ . Ba’ itu bathin. Batumpu lalu babarkat, bauntung, bahujung, baduit. Ba’ nya itu kalau orang mengaji ilmu Nahwu, ba’ itu adalah “bi ma’iyah”. Ma’i  itu beserta Aku, ujar Allah Subhanahu wa ta’ala. Muhammad itu kada bapisah kada lawan Aku. Kaya itu juga (demikian juga) lawan diri kita ini kada bapisah juga lawan Muhammad. Sehingga kita beberkat, bauntung. Jadi, Ba’ itu bi ma’iyah. Selalu ikut serta”.

         “Bila hati bersih, jiwa tenang, Insya Allah melihat lawan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Guru H. Hasbullah



Guru H. Hasbullah adalah Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah “Darul Hikmah” Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Barangsiapa yang gembira, senang, suka dengan datangnya Ramadhan, maka Allah haramkan akan awaknya (dirinya) daripada api neraka. Inilah hadits yang berkaitan dengan kelebihan bulan suci ramadhan. Kita yang senang, kita yang suka, kita yang gembira dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah berikan kelebihan bagi diri kita yaitu dilepaskan, diselamatkan dari api neraka. Senang disini maksudnya adalah senangnya kita (ada kesempatan dapat) meningkatkan amal ibadah di bulan ramadhan, gembira kita (punya kesempatan dapat) meningkatkan, melebihkan urusan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Yang ngarannya wali itu mereka tidak pernah takut, dan tidak pernah mereka berduka cita. Itulah tanda-tanda seorang wali, yang pertama, mereka tidak pernah takut pada apapun, kedua, dan tidak pernah mereka sedih terhadap apapun. Jadi orang wali tu dua, pertama, tidak pernah takut, kedua, hatinya kada gelisah dan sedih”.

“Rasulullah mengatakan yang ngarannya wali itu cirinya 2 (dua), yaitu Allah kada menciptakan seorang wali itu kecuali di awaknya (pada dirinya) itu ada 2, yaitu baik suaranya, (dimana) orang wali-wali itu baik-baik suaranya; kedua, seorang wali itu secara zahir orangnya bungas rupanya”.