Ustadz Khairiyadi, S.Pd., M.Pd adalah Direktur Muhammadiyah Boarding School (MBS) Nurul Amin, Desa Pandulangan, Alabio. Lahir di Alabio, Kamis, 16 Juni 1988 (bertepatan dengan 1 Dzulqa’dah 1408 H). Selesai menempuh pendidikan SD dan Madrasah Tsanawiyah, beliau melanjutkan pendikan ke Pondok Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur. Pada tahun 2014, selesai kuliah beliau kemudian kembali lagi ke MBS Nurul Amin Alabio sebagai pengajar.
Diantara kalam beliau:
“Sekurang-kurangnya ada 3 manfaat atau faedah dari mengingat kematian. Pertama (1), menyadarkan kepada kita untuk supaya bersegera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Bertaubat adalah perintah yang mungkin disepelekan oleh sebagian orang, seakan tidak memiliki dosa. Kenapa sebabnya ? karena dia tidak sadar karena dia suatu saat akan meninggal dunia. Oleh karenanya, orang yang selalu ingat kematian, dia akan segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Kenapa? Karena dengan mengingat kematian tentunya ingin menghadap Allah dalam keadaan bertaubat. Kedua (2), selalu merasa cukup dengan apa yang Allah anugerahkan. Orang yang selalu mengingat kematian, dia tidak akan menuntut lebih dari keduniaan. Dia merasa cukup, dia merasa qana’ah dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya, sehingga dengan itu dia selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala apapun yang Allah takdirkan. Ketiga (3) menjadi bersemangat dalam beribadah. Orang yang sadar akan meninggal dunia tentu dia akan lebih giat beribadah, dia akan lebih rajin melakukan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala. Kenapa demikian ? Karebna orang yang mengingat kematian selalu beranggapan bahwa apa yang dia lakukan ini bisa saja adalah terakhir kalinya bagi dia, (seperti) dia shalat, dia anggap mungkin saja itu shalat dia yang terakhir kalinya. Dia puasa, bisa saja itu puasa yang terakhir kalinya. Dia membaca al-Qur’an, bisa saja itu adalah ayat terakhir yang dia baca. Begitulah seterusnya. Begitupun, ketika terbersit dalam hatinya ingin melakukan maksiat, dia juga sadar bahwasanya saja ini adalah dosa terakhir yang dilakukannya, sehingga dia tidak jadi melakukan dosa tersebut, karena sadar bahwa dirinya akan meninggal dunia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar