Habib Muhammad
Alwi adalah putera dari pasangan Habib Abdillah al-Habsyi (Desa Pamintangan)
dan Hj. Uflihah binti KH. Muhammad Janawi.
Diantara kalam
beliau:
“Di Majelis
taklim inilah tempat untuk menuntut ilmu dan memperhatikan daripada ajaran
Nabi. Di Majelis Taklim inilah turun daripada rahmatnya Allah sebagaimana airt
hujan turun ke dunia ini yang menumbuhkan segala tanaman. Amun (jika)
kita diperlihatkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala “jimus” (basah kuyup)
kita ini semuanya”
“Kalau orang “garing”
(sakit) kada (tidak) diobati, kada diminumi, kada dimakani, 3 hari,
insya Allah, mati. Demikian pula dengan hati manusia, bila kada diisi dengan
ilmu, dengan hikmah-hikmah, dengan kisah-kisah dalam al-Qur’an, maka mati akan
mati”.
“Kita ini
kadang, hadits sudah banyak, qur’an sudah banyak disampaikan, perkataan ulama
dan mubaligh sudah tapi kada manfaat. Ada apa dengan diri kita. Bisa-bisa sudah
ditutup oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka Majelis Taklim inilah yang dapat
membukanya”.
“Makanan orang
dermawan itu menjadi obat. Di Majelis itu bila makan gancang (makan yang
lahap) malah dianjurakan, apalagi makan di wadah habaib atau kyai, karena apa ?
karenan makanannya orang yang dermawan itu menjadi obat, apalagi makanannya
orang alim lagi dermawan”,
“Carilah ilmu
dimana-mana saja. Jangan sampai dalam 3 hari kada manuntut ilmu. Sungguh
beruntung orang yang duduk bersama wali atau melihat wajah orang yang pernah
melihat wali”.