KH. Kasyful Anwar, S.Pd.I, lahir di Amuntai, Minggu, 3 Januari 1965 (bertepatan dengan 29 Sya’ban 1384 H), adalah pimpinan Majelis Ta’lim “al-Mahabbah” Desa Kaludan Besar, Kecamatan Banjang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Diantara kalam beliau:
“Peristiwa isra mi’raj ini adalah salah satu daripada mu’jizat Nabi kita yang terbesar sesudah al-Qur’an. Mu’jizat Nabi kita itu banyak benar. Pambanyaknya ba-isi mu’jizat diantara Nabi-nabi. Dari sekian banyak mu’jizat itu, nang paling besar itu adalah al-Qur’an. Kenapa jadi al-Qur’an? Karena jar ulama, al-Qur’an itu sampai lawan (kepada) kita sampai hari ini, bahkan kaena sampai hari kiamat tetap ada al-Qur’an itu”.
“Setelah al-Qur’an, mu’jizat Nabi kita adalah Isra dan Mi’raj. Kenapa nang terbesar? Karena isra mi’raj ini tidak pernah diberikan kepada Nabi-nabi sebelum Nabi kita, sekalipun ada diantara Nabi itu yang diangkat naik ke atas langit, dinaikkan Tuhan. Misalnya Nabiyullah Idris dan Nabiyullah Isa. .Tapi sampai hari ini kada sing turunan sidin. Namun nanti, menurut suatu riwayat, Nabi Isa itu nanti akan turun diakhir zaman, ketika parak kimat, bahkan turunnya Nabiyullah Isa ke dunia menjadi tanda atau alamat kiamat kubra”
“Peristiwa isra dan mi’raj itu peristiwa nang kada masuk di akal amun (jika) kita ma-ukurnya lawan akal. Tetapi lawan iman, itu kekuasaan Allah, kehendak Allah, pasti terjadi. Makanya dimulai dengan ayat “Subhana”, Maha Suci. Sehingga manakala kita melihat sesuatu yang ajaib benar, maka baca : “Subhanallah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar