Kamis, 03 Maret 2022

SAYYID ALWI ALAYDRUS

 

Sayyid Alwi alyadrus adalah putra dari Habib Hasan Taufiq alayadrus (Desa Pasar Senin, Kecamatan Amuntai Tengah).

Diantara kalam beliau:

“Kita alhamdulillah terlahir sudah menjadi ummatnya Rasulullah. Kkita tidak minta, nggak perlu minta kepada Allah (dimana) sejak lahir sudah menjadi ummatnya Rasulullah. Sedangkan Nabi Musa saja ketika mendengar ucapan, ketika Nabi Musa bertanya kepada Allah : Ya Allah, apakah ada manusia yang berjumpa dengan-Mu seperti aku? Kata Allah : ada, wahai Musa! Bahkan lebih dari dirimu. Ketahuilah wahai Musa, engkau berjumpa dengan-Ku ini dilapisi oleh 70.000 dinding, nanti ada segerombolan ummat, yang mana ummat ini berhadapan dengan-Ku tanpa sehelai benangpun. “Sipa itu ya Allah?”. “Dia itu adalah ummat kekasihku, ummatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.” Lalu apa kata Nabi Musa : “Ya Allah, jadikan aku (sebagai) ummat Muhammad”.  (jadi) Nabi Musa saja minta jadi ummatnya Rasulullah. (sedangkan) kita tidak minta sudah jadi ummatnya Rasulullah. (maka) bukanlah kita tidak pantas bershalawat kepada Rasulullah, buksnkah kita tidak pantas untuk menggembirakan Rasulullah”.

“Sorga itu nggak gratis. Kalau sorga itu gratis (maka) nggak ada orang ngemis untuk membuat mesjid. Makanya orang Islam ini, saya bilang kadada nang sugih, karena kalau ada nang sugih (membangun) mesjid 5 orang tuntung, (membangun) mushalla 1 orang gin tuntung”.

“Dosanya kita ini sudah melampaui batas, sudah mencapai limit. Ibaratnya tandon air tu sudah tumpah. Tapi apa kata Allah “ Ya ‘ibadi  ud’uni astajiblakum, hai hamba-Ku minta sama Aku, pasti engkau akan Kuberi”.

“Bukanalah dosanya kita telah melampaui batas. Ada (panggilan) Allahu Akbar 2 x. Kita (masih) ma unjun, ba-dom, ma-adu ayam. Bukanlah kita dosanya telah memampaui batas (bahkan) ada yang maunjun di higa langgar. Bukankah dosanya kita melampaui batas, bagi ibu-ibu, saat adzan masih masak, masih menggosip aja. Bukankah dosanya kita telah melampaui batas, tetapi kita masih dipanggil oleh Allah. Ya ‘ibadi,  wahai hamba-Ku, mintalah sama Aku. (tidak itu saja) ditutupinya lagi dosa-dosa kita, sudah banyak ditutupinya pula, (bahkan) ditambahi lagi oleh Allah (dimana) orang sayang sama kita, orang hormat sama kita. Bukankah kita nggak pantas”.

“Jangan pernah putus asa. Kita 1000 kali berbuat salah, 1000 kali juga minta maaf sama Allah. Ingat, jangan pernah malu untuk minta maaf kepada Allah. Yang pasti pegangan hidup kita 2 (dua) yaitu Husnudzan dan kita harus tawadhu’”.

“Ingat, tawadhu’ itu hati-hati, karena (godaan) syetan itu pintar. Syetan itu hebat. Kita disuruh tawadhu’, tapi kita disuruh sombong karena tawadhu’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar