Diantara kalam beliau:
“Hidup didunia ini pasti ada sabar pasti ada syukur. (jadi) mun kawa bala’ itu di syukuri, disabari supaya hati kita jngan sakit hati”.
“Nikmat didunia ini masih bercampur (seperti) nangkaya apa haja nyamannya makan tiwadak (cempedak) tatap taungut di jamban, (maaf : bahiraan). Jadi kaya apa ja nyamannya di dunia ini, kada nyaman”.
“Siapapun yang pernah hidup didunia sekalipun satumat, (maka) tetap ia akan hidup di akhirat. Mun kada suah hidup di dunia, selesai. Untung kita suah hidup. Hidup (memang) kada pernah diminta, iman kita tidak pernah minta, jadi ummat Nabi Muhammad kada pernah minta, kemudian jadi ahlussunnah wal jama’ah (juga) kada suah minta”.
“Duit itu nol (nilainya, pen) mengapa ulun mengatakan nol, (yaitu) selama duit itu kada disedekahakan. Duit itu nol, mengapa? Karena mun kita mati inya (duit) tatinggal”.
“Dunia itu bentuknya 2, lihat kita Tanbih ul-ghafilin, yaitu “ad-dunya imma thariqatun, wa imma matruqatun”, dunia itu adakalanya meninggalkan kita, dan adakalanya kita yang meninggalkan dunia”.
“Al-Qur’an itu kesugihan (maksudnya ladang pahala bagi orang Islam, pen) kita, majelis ilmu kesugihan kita, lailatul qadr kesugihan kita”.
“Mengapa Muhammad itu digelari al-Baqir? Karena al-baqir itu katuju menabok-nabok, mengorek-ngorek ilmu pengetahuan. Makanya harus bakurinah menuntut ilmu. (sebab) barangsiapa yang belajar menuntut dari bab daripada ilmu, maka “ma amalakankah kada ma amalakankah”, (maka yang demikian) lebih afdal daripada sembahyang 1000 rakaat”
“Didalam al-Qur’an ada potongan ayat, yaitu “wa qamaran muniira”, (Tabaarakalladzii ja’ala fiis samaa-i buruujan waja’ala fiihaa sirraajan waqamaran muniiraa (Qs.al-Furqan (25) : 61) qamaran, bulan, dan muniir itu bercahaya. Berarti bulan itu sifatnya dibumi. Didalam ayat lain, Allah mengatakan, “waja’alna sirrajan wahhaja” (Qs. An-Naba (78): 13), Aku jadikan matahari itu Sirraajan (lampu/pelita) wahhaja (yang bercahaya). Dibulan Muniira, dimatahari Sirraajan. Kemudian lihat dalam al-Qur’an, ketika Allah menyebutkan tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. “Yaa ayyuhannabiyyu inna arsalnaaka syaahidan wa mubasyiran wa nadziiraa, wa da ‘iyyan ilaallah, bi idznihii wasiraajaan muniiraan” (Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (QS. Al-Ahzab (33) : 45-46). Berarti pada diri Nabi Muhammad ada (sifat) bulan dan pada diri Nabi Muhammad ada matahari. Sehingga banyak dalam syair ada yang mengatakan : Anta syamsun, anta qamarun, engkau laksana matahari, engkau laksana bulan. Berarti Nabi Muhammad mengumpul matahari dan bulan. Itulah kehebatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita berhajat kepada matahari, pada siang hari, malam hari tidak. Kita berhajat bulan, pada malam hari, siang tidak. Adapun terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, karena nabi itu bulan iya, matahari iya. (jadi) kita berhajat kepada Nabi Muhammad itu disetiap tempat, disetiap waktu, malam dan siang, sampai hari inipun kita tetap berhajat kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”.
“Isra Mi’raj adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad yang kedua setelah al-Qur’an. Suatu kejadian yang diluar akal. Kejadian yang menerangkan kepada manusia bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah Subhanahu wa ta’ala. (Karena Allah (bersifat) Iradat. Allah berkehendak”.
....أحبكم في الله أستاذ
BalasHapusاْحبك الذي اْحببتني له
HapusItu abah ulun napa masuk Google
BalasHapusKami ingin menghimpun ulama, da'i dan cendekiawan muslim yang berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, atau tokoh dari luar yang turut berdakwah di Kab. HSU. Tujuannya agar jejak langkah dakwah mereka dapat kita teladani, serta ucapan-ucapan (kalam) beliau dapat pula kita jadikan rujukan dan pengetahuan. Salam kami untuk keluarga pian.
BalasHapusAlhamdulillah tetamu bio sidin,ulun suka di setiap ceramah sidin,mudahan kelak anak-anak ulun bisa berguru dgn beliau.
BalasHapus