Kamis, 02 Maret 2023

Ustadz ABDUL GHANI, SQ, S.Pd.I

 


Ustadz ABDUL GHANI, SQ, S.Pd.I adalah Pimpinan Tahfiz Darul Furqan wal Ilmi. Kelurahan Antasari, Kecamatan Amuntai Tengah. Beliau berlatar belakang pendidikan pondok pesantren Raudlatul Amin, Desa Teluk Baru, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

“Adapun orang yang dihari kiamat nanti lebih berat timbangan amal kebaikan daripada amal kejahatannya, maka dia akan mendapatkan kehidupan yang di redhai, maksudnya dimasukkan kedalam sorga. Maka barang siapa yang tabarat (lebih berat) timbangan amalnya walaupun sekecil dzarrah, maka dia dimasukkan kedalam sorga, dan dosa-dosanya diampuni. Makanya jangan kita anggap enteng duit-duit nang halus (uang receh) tu nah, (misalnya) 100 rupiah asa kada baharaga asa handak membuang ha, padahal dari uang yang 100 rupiah itu siapa tahu nangitu (yang itu) kita lebih ikhlas “manimbai” (menyedekahkannya)

      “Karena didalam hari kiamat itu ada “babaratan” dan ada “babanyakkan” dalam hal kualitas amalnya. Makanya didalam surah al-Mulk itu ada “alladzii khalaqal mauta wal hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalaa” (Dia-lah Allah yang menciptakan hidup dan kematian untuk menguji kamu, siapa yang “ahsanu ‘amalaa). Allah tidak menguji kalian siapa yang paling banyak amalnya, kadada. Tapi siapa “yang paling baik amalnya”. Di dalam tafsir “ahsanu ‘amalaa” itu adalah “ahlasha” yaitu yang paling ikhlas. 100 ribu tetapi riya ditimbang dihari kiamat jua, dengan 500 rupiah atau 1000 rupiah tetapi ikhlas banar, (maka) berat yang terakhir ini, yang kada ikhlas tadi bisa kada bapahala meskipun ganal/ besar. Maka dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa yang namanya “paling baik amalnya” itu adalah “yang paling ikhlas niatnya, bukan yang paling banyak jumlahnya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar