Ustadz Fahriannor, lahir di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Amuntai Tengah, Kamis, 7 Januari 1982 (bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1402 H). Berlatar belakang pendidikan Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Sekarang menjadi pendidik di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Amuntai.
Diantara kalam beliau:
“Setiap kita diciptakan oleh Allah Ta’ala ada mempunyai kehendak, ada mempunyai angan-angan, cita-cita, setiap kita ada mempunyai ketakutan, kengerian, dan lain-lain. Yang mana hakikatnya daripada itu semua adalah agar kita kembali kepada Allah Ta’ala. Setiap masalah yang,menimpa kita pada hakikatnya itu adalah supaya kita kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”
“Setiap masalah, setiap kehendak, setiap ketakutan itu bisa menjadi pahala bila kita sandarkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”.
“Adab itu menunjang terkabulnya do’a”
“Do’a itu kalau tidak memenuhi syarat otomatis bukan ibadah. Kalau bukan ibadah otomatis bukan do’a. Tidak setiap permintaan kita disebut do’a. Do’a itu kalau sudah memenuhi syarat. Dan apabila memenuhi syarat maka akan diterima oleh Allah Ta’ala dan akan dikabulkan sesuai dengan apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan waktu yang diinginkan oleh Allah Ta’ala. Dan diantara syarat berdo’a itu adalah, Pertama, jangan meminta kepada Allah Ta’ala sesuatu yang mustahil. Bila meminta yang mustahil itu bukan do’a ngarannya. Tapi mahulut-hulut (memperolok-olok). Kecuali bagi para wali Allah Ta’ala. Kedua, yang diminta bukan untuk membolehkan yang haram. Ketiga, jangan meminta kepada Allah sesuatu yang maksiat (seperti) mendo’akan supaya orang bercerai, mendo’akan seseorang dengan yang tidak baik. Keempat, berdo’a untuk coba-coba. Tidak yakin. Kelima, jangan menganggap besar permintaan. Keenam, baik sangka kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar