Sabtu, 28 Oktober 2017

H. AHMAD HUMAIDI, Lc, S.Pd.I, M.Pd.I



H. Ahmad Humaidi, Lc, S.Pd.I, M.Pd.I, bin H. Muhammad Yusuf, S.Ag, lahir di Murung Karangan, Amuntai, Jum'at, 9 Februari 1979 M (bertepatan dengan 12 Rabbiul Awwal 1399 H).
Pertama kali menempuh pendidikan di SDN Padang Basar Hulu (lulus tahun 1990), kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah “Normal Islam” Putera (NIPA) Rakha Amuntai (1993), dan Madrasah Aliyah NIPA Rakha Amuntai (1996). Setelah itu, menimba ilmu ke Universitas "Al-Azhar" Cairo dengan mengambil jurusan Syari’ah Islamiyah (2003).
Diantara guru-guru beliau, diantaranya Syekh Muhammad Nuruddin Marbu al-Harusy al-Banjari, Syekh Ahmad Fahmi Zamzam al-Banjari, Syekh Mahyuddin bin KH. Zamzam, Tuan Guru KH. Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul), Syekh Ahmad Jamhuri al-Banjari, Prof. DR. Syekh Ali Jum’ah Muhammad, Prof. DR.Syekh Sayyid Muhammad Fadhil al-Jailani, DR. Syekh Yusuf Muhyiddin al-Hasani, dan lain-lain.  
Berhasil membawa gelar Lc, beliau tetap semangat menimba ilmu, dengan mengambil Akta IV Kependidikan pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rakha Amuntai (2005) dan Pendidikan Bahasa Arab di Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) Amuntai (2007). Dan akhirnya pada tahun 2013 beliau berhasil menyelesaikan S-2 pada Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Beliau disamping mengasuh  Majelis taklim “An-Nur  al-Hasani” di Komplek Perumahan Citra Permata Sari (CPS) Sungai Malang,  juga aktif sebagai tenaga pendidik di MAN 1 Amuntai, guru di MA NIPI Rakha Amuntai, juga sebagai Dosen STAI Rakha dan STIQ Rakha Amuntai.
Beliau ada menyusun sebuah risalah/ kitab yang bernama “Risalah Penuai Berkah” yang diterbitkan oleh Majelis Ta’lim “An-Nuur al-Hasani” Sungai Malang Amuntai.


Diantara kalam beliau:

“Kenapa sembahyang seseorang baik itu adalah karena berwudhunya juga baik”

“Didalam kita berwudhu, supaya kita diberi khusyuk dalam berwudhu itu, diantaranya adalah tiap kali kita membasuh anggota kita berdo’a. Ada do’a yang harus dibaca ketika membasuk muka, ketika membasuh kedua tangan, ketika membasuh kepala, membasuh telinga dan membasuh kaki, ada do’a-do’a yang harus kit abaca supaya kita terlatih khusyu’ dalam wudhu”.

“Apabila kita berwudhu, maka malaikat mendo’akan, malaikat akan menjaga mengawani dan syaithan akan menjauh dari dia. Jadi pastikan anak-anak kita, cucu-cucu kita kalau mau berangkat sekolah berwudhu dulu, maka ilmu yang didapat akan baberkah.”

“Allah akan selalu memuliakan orang yang menziarahi-Nya, mengunjungi-Nya di masjid. Jadi artinya apabila kita ini hendak dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, suatu kemuliaan yang tidak tanggung-tanggung maka jadilah orang yang selalu bolak balik ke rumah Allah subhanahu wa ta’ala”

“Ahlu taqwa itu banyak beramal tapi kada marasa ada baisian amal (tidak merasa ada mempunyai amal)”

“Semakin berilmu seseorang, semakin merasa bodoh, makin banyak kekurangan, istilahnya makin “merasa uhu”. Makanya pada orang-orang shaleh, semakin alim semakin tawadhu’ “

“Seberapapun banyaknya amalan seseorang, tidak akan dapat mencapai kesempurnaan, tidak mampu menghantarkannya masuk sorga. Karena masuk sorganya seseorang adalah karena besarnya Rahmat dan kasih sayang Allah”.

“Harus kita sadari bahwa ibadah-ibadah yang kita lakukan sangat sedikit sekali, kita akui bahwa yang kita lakukan banyak sekali kekurangannya. Karena itu, kita sangat berharap Allah dapat menerima kekurangan-kekurangan kita dan menyempurnakan kekurangan kita. Sebagaimana do’a yang kita panjatkan : Allahumma rabbana taqabbal minna shalatana wa shiyamana wa qiyamana wa takhasysyu’ana wa tadharru’ana wa ta’abbudana wa tammim taqshirana ya Allah, ya Allah, ya Allah, ya Arhamarrahimin” (Ya Allah, terimalah shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, ketundukan kami, ibadah kami, dan sempurnakanlah kekurangan kami, ya Allah, ya Allah, ya Allah, wahai yang Maha Pengasih diantara yang Pengasih). Ibaratnya kita ini maling, kita akui bahwa kita ini maling, maka kira-kira kita akan mendapat keringanan. Maka dengan kita mengakui kekurangan-kekurangan kita, mudahan Allah memaafkan kita. Karena Allah adalah Maha Luas Rahmat-Nya, Maha Penerima Taubat, Maha Pemaaf”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar