KH. Mahyuddin, lahir di Desa Kandang Halang, Amuntai pada tahun 1947 M (1362 H), adalah pengasuh pertama Pondok Pesantren “Darussalam” Muara Tapus.
Pendidikan dasar beliau tempuh di kampung halaman kemudian melanjutkan ke
Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Di Ponpes Darussalam beliau
mondok di Asrama Tunggal Martapura, dan berguru dengan beberapa ulama disana,
diantaranya dengan KH. Anang Sya’rani Arief dan KH. Zaini Abdul Ghani (Guru
Sekumpul).
Bersama dengan penuntut ilmu dari Amuntai lainnya, seperti KH. Syukeri Unus
(Desa Harus), KH. Ahmad Riduan (Desa Lok Bangkai) beliau sangat akrab dengan
sang guru KH. Zaini Abdul Ghani. Waktu itu, Guru Sekumpul hampir tiap hari
mampir atau berkunjung ke Pondokan Tunggal. Hingga pertemanan mereka dikenal pula
dengan sebutan orang “Empat Sekawan”.
Dituturkan oleh KH. Mahlani Hamdan, pimpinan Ponpes “Darussalam” Kandang
Halang, berdasarkan penuturan kerabat KH. Mahyuddin, bahwa ketika Guru Sekumpul
berkunjung ke Amuntai dan bermalam di rumah KH. Mahyuddin.
Diceritakan, bahwa urutan tempat tidur pada waktu itu, disusun berurutan
pertama tempat tidur KH. Mahyuddin disebelahnya tempat tidur KH. Ahmad Riduan
disebelahnya lagi tempat tidur Guru Sekumpul dan terakhir tempat tidur KH.
Syukeri Unus.
Maka demikianlah takdirnya, faktanya, KH. Mahyuddin meninggal lebh dahulu
tahun 1974 M (1394 H), disusul KH. Ahmad Riduan Lok Bangkai tahun 1999 M (1420 H), kemudian Guru Sekumpul berpulang
tahun 2005 M (1426 H) dan terakhir KH. Syukri Unus masih aktif mengajarkan ilmu
agama.
Pada tahun 1967, beliau pulang ke kampung halaman dan kemudian memimpin
madrasah yang diberi nama “Darussalam”. Dalam perkembangan selanjutnya, kini berubah
menjadi Pondok Pesantren “Darussalam” Muara Tapus yang semakin maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar