Ustadz Norkansyah, S.Ag, M.Pd.I, lahir di
Hulu Sungai Utara, Rabu, 2 Juni 1971 M (bertepatan dengan 7 Rabiul Akhir 1391
H). Jabatan yang dipegang sekarang adalah dosen sekaligus Wakil Ketua III
Bidang Pengabdian Masyarakat, Kemahasiswaan dan Alumni Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Rakha Amuntai. Beliau juga seorang guru negeri di Madrasah Aliyah
Negeri 1 (MAN 1) Amuntai dengan jabatan Wakamad Kesiswaan serta pembinaan
keagamaan.
Diantara kalam beliau:
“Tafakkur itu adalah memikirkan akhirat, kalau
memikirkan dunia itu banyak mahayal-hayal haja. Namun, tafakkur itu
banyak memikirkan perkara-perkara yang akan kita hadapi diakherat. Apa itu?
Mulai sejak kita menghadapi sakaratul maut, memikirkan supaya bagaimana kita
diberikan kemudahan, yang terpenting itu adalah yang kita pikirkan kita
usahakan itu bagaimana paling tidak akhir kalam kita itu dapat mengucapkan
kalimat La ilaha illallah”.
“Kita ini kaena (mun mati) akan
dimasukkan ke dalam kubur, dimana lagi maandak mun kada dalam kubur, di dalam
rumah kada harapan hakun orang rumah. Jadi, barangsiapa yang senantiasa
menunaikan sembahyang fardlu 5 waktu, niscaya akan dilapangkan , diluaskan
kuburnya sejauh mata memandang. Kubur yang sempit itu nantinya dengan Qudrat
dan Iradat-Nya Allah akan diluaskan bagi orang yang sembahyang. Barangsiapa
yang kuburnya kaena handak diberikan cahaya supaya tarang kubur, kada kadap,
amaliahnya adalah perbanyaklah membaca al-Qur’an”.
“Pahala di akherat tidak akan hilang
selama kita dapat menjaga hati, mun kada kawa menjaga hati bisa hangus, karena
riya’, karena ujub, karena ghibah dan sebagainya karena semua itu dapat
menggugurkan, menghilangkan pahala amal-amal kita menjadi rusak, menjadi
hangus”.
Alhamdulillah postingannya, semoga bermanfaat buat menambah imtaq kepada Allah.
BalasHapus