Ustadz Muhammad Anshari bin KH. Suriani Rais, Lc., lahir di Amuntai, hari Kamis, 6
Agustus 1981M bertepatan dengan 5 Syawal 1401 H. Berlatar belakang pendidikan
Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Sekarang menjadi pendidik di
Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Desa Kembang Kuning, Pasar Senin, Amuntai.
Diantara kalam beliau:
“Kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam : siapa orang
yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa ta’ala akan kebaikan, maka orang itu
akan difahamkan Allah dalam hal urusan agama”. Jadi diantara usaha kita untuk
memahami agama yaitu kita mau hadir di majelis taklim, majelis ilmu. Ujar para
ulama, maksudnya daripada “kebaikan” (didalam hadits diatas) adalah “dakhalal
jannah”. Bila Allah subahanhu wa ta’ala menghendaki seseorang itu pacangan atau
calon penghuni sorga, (maka) orang itu pasti difahamkan Tuhan tentang masalah
agama. Faham masalah kewajiban, faham masalah-masalah yang dilarang Allah, nang
wajib digawinya, nang haram ditinggalakannya, (mengenai hal tersebut) dapatnya
ilmu itu di majelis taklim, dipengajian-pengajian.”
“Rasulullah sangat senang apabila ummatnya ini menuntut
ilmu agama. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke
mesjid, dan didapati beliau ada halaqah orang yang duduk belajaran bahasa
kitanya. Ada disebelahnya halaqah orang yang “ba amalan”. Kemudian Rasulullah
duduk di halaqah orang yang belajaran tadi. Lalu ujar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam : “innama buitstu mu’alliman”, (Aku ini diutus Allah menjadi
mu’allim). Jadi pian, jadi mu’allim ini luar biasa, merupakan pangkat
tertinggi”.
“Orang yang belajar di pesantren tu pian kaena jadi
penghuni sorganya Allah. Itulah tempat yang paling mulia. Kenapa? Karena orang
yang menuntut ilmu agama itu kaena pacangan mewaris gawian Rasulullah. Napa
gawian Rasulullah? Jar Habib Umar : “Jalannya khairil wara’, sebaik-baik makhluk
adalah dakwah ilallah secara dawam, (yaitu) mengajak orang supaya ingat kepada
Allah, mengajak orang supaya mempelajari ilmunya Allah, mengajak orang supaya
mengabdi kepada Allah, (karena) kita diciptakan Allah adalah : “wa maa
khalaqtul jinna wal insa illa liya’buduni” (dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku) (QS. Adz-Dzariyaat (51) : 56)”
“Dengan cintanya kita kepada Rasulullah maka kita akan
dimudahkan didalam melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kita”.
“Apabila kita cinta kepada zurriyat Rasulullah, maka
Rasulullah akan cinta kepada kita. Dan bila kita cinta kepada Rasulullah, maka
diakherat nanti kita akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam”.
Sidin lahir di mekkah
BalasHapus