Dengan mengingat kematian, berarti kita termasuk kaum yang cerdas.
Kalau kita ingin menjadikan islam sebagai pedoman, pemandu, manhaj untuk semua hal, seharusnya setiap pelajaran diwarnai oleh nilai-nilai Islam. Ketika anak-anak kita belajar Fisika, matematika, tidak dikaitkan dengan nilai-nilai Islam, yang terjadi hanyalah ilmu untuk ilmu.
Rumah sakitnya zaman fitnah adalah majelis ilmu, dokternya adalah kyai, ustadz atau ulama dan obatnya adalah ilmu agama.
Kita melihat benda mati harus bersyukur kita merupakan makhluk hidup. Kita melihat binatang, harus bersyukur bahwa kita manusia. Kita melihat manusia tapi non muslim, kita wajib bersyukur bahwa kita muslim. Karena bagaimanapun, innaddina ‘indallahil Islam.
Semua Nabi itu mulia dan memiliki kemukjizatan masing-masing. Para nabi selain Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam bagaikan emas, namun kemuliaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam bagaikan intan berlian. Kita memulyakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam bukan karena kita yang tau-tau memuji beliau, tapi karena Allah-lah yang memuji.
(9) HABIB FIRDAUS bin MASYHUR al-MUNAWAR
____________________
Ketika kita tertimpa masalah, lalu dengan musibah itu bertambah ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala. Maka segeralah bersyukur atas musibah itu agar menjadi berkat bukan laknat dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
__________
______________
(32) SAYYID FAHMI HUSEIN al-HADDAD
(Fahmi Husein bin Umar bin Muchdar al-Haddad) :
· Jadikanlah shalawat sebagai wasilah agar do’a-do’a kita bisa cepat terkabulkan.
· Orang yang diterima bacaan shalawatnya, sejak berjalan ditempat (ber) shalawat, dari awal dia berjalan dari rumahnya, dia berniat untuk membaca shalawat dan sampai ditempat shalawat, dia basahi lidahnya, (maka) ciri orang yang diterima membaca shalawatnya adalah melihat manusia hatinya senang.
· Anak santri yang meninggalkan shalat tahajjud dan meninggalkan shalat dhuha, (maka) ilmunya tidak akan pernah lengket dan barokah, dan apalagi jika memeninggalkan shalawat, (maka ilmunya dinyatakan tidak mamfaat, maka dari itu, selalulah perbanyak baca shalawat disetiap tempat.
(38) USTADZ SYED AHMAD FA'IZ :
(39) HABIB FATIH al-FAIZ bin MUHAMMAD bin YAHYA
(40) HABIB FIKRI al-MUSAWWA
(41) FERDINAND SYECH ALBAR (ADI BING SLAMET)
(42) HABIB FADHIL bin HAMID MUSYAYYACH
(43) HABIB FAIZAL ASSEGAF
· Wajar saja dalam berdemokrasi, ummat manapun bebas memilih pemimpin atas dasar kesamaan agama dan sebagainya.
(45) HABIB SYAIKH UMAR FATHULLAH
(46) SYAIKH SAED FODEH
(50) HABIB FARID al-MUNAWAR
· Janganlah tanyakan nikmat mana lagi yang belum kita dapat tetapi bertanyalah nikmat apa yang belum kita syukuri.
(51) HABIB FITRI BAHASYIM
· Oi ibu-ibu, lajari anak-anak dengan ilmu pengetahuan, masukkan ke madrasah. Ini ke es em pe, masukkan ke madrasah saja, jangan ke lain-lainnya. (supaya) ikut menghindari dan mencegah daripada perbuatan... lainnya. Jaga ibu-ibu, jangan sampai anak-anakterjerumus ke dalam kemaksiatan dengan zenit, obat-obatan terlarang. Kasihan generasi penerus kaena.
(52) HABIB FATHUR RIJAL bin HASAN al-ATTAS
· Gunakan ilmu yang diterima dari seorang guru untuk memperbaiki diri kita bukan untuk menghakimi orang lain.
· Saatnya gunakan intelektualitas, kecerdasan bertindak dan diam menahan diri tidak meneruskan berita hoax demi ketenangan beribadah didalam negeri yang damai.
· Menyalahkan sesuatu yang tidak perlu disalahkan hanya akan mempersulit diri dan mengotori hati.
(53) HABIB FAISHAL bin ZEIN al-HABSYI
· Teruslah menjadi pelayan ummat dan perekat umat secara kaffah tanpa membeda-bedakan suku, agama dan ras. Teruslah berjuang menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar dengan medan juang dakwah, hisbah dan jihad FPI demi meraih redha Illahi.
(54) HABIB FIKRI bin MUHAMMAD al-HABSYI
· Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak ingin ada dari salah seorang ummatnya yang masuk nerakanya Allah Subhanahu wa ta’ala, tetapi berapa banyak umatnya yang melanggar perintahnya Allah dan melanggar perintahnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
· Ulama-ulama terdahulu ketika mereka berdakwah, tidak hanya pandai bicara saja, mereka tahu mana yang adat mana yang syari’at, sebagaimana menurut Imam Abdullah al-Haddad : satu adat istiadat ketika menetap disuatu tempat selalu berpulang disuatu tempat, disuatu waktu. Maksudnya apa? Adat istiadat itu ketika ulama-ulama dahulu berdakwah menreka mengikuti adat-adat tersebut, akan tetapi ketika adat tersebut melanggar syari’at maka mereka tetap dalam syari’at tersebut.
(55) HABIB FUAD bin JA’FAR BA’ABUD
· Orang-orang Tarim (Hadramaud, pen) didalam mmempelajari rukun sesuatu, atau didalam mengamalkan sesuatu (sunnah) mereka tidak untuk mengharapkan pahala, melainkan tetapi mengharap bagaimana bisa berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
·
Orang yang memakai cadar lalu menampakkan dirinya di
media sosial sehingga dilihat oleh orang lain maka ketahuilah bahwa wanita itu
bukan wanita yang sholeh.
(56) A. FADHIL FAIRUZI al-HABSYI
· Dalam kalimat talbiyah, disebutkan : “innal hamda, wani’mata, laka wal mulku”, artinya, sesungguhnya puji-pujian, nikmat, semuanya kekuasaanmu. 3 (tiga) hal inilah yang dicari atau direbutkan manusia, yaitu Pujian, nikmat, dan kekuasaan. Padahal untuk melaksanakan ibadah ketanah suci kita harus siap “meninggalkan” yaitu meninggalkan seduatu yang dicintainya didunia. Setelsh “meninggalkan” maka harus siap “menanggalkan”. Menanggalkan siapa dia... serahkan semuanya milik Allah. Puji, nikmat dan kekuasaan itu adalah milik Allah, kalau sudah seperti ini, Insya Allah semua urusan kita beres.
(57) HABIB FADHIL al-HABSYI
· Ketahuilah bahwa Ramadhan, terdapat didalamnya 2 kemuliaan, yaitu kemuliaan turunnya al-Qur’an, dan terdapat juga malam lailatul qadar yang juga dibulan Ramadhan. Maka kita usahakan ketika kita membaca al-Qur’an untuk menghadirkan hatibahwa Allah sedang berbicara dengan kita. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : Law anzalnaa haadzal qur’aana ‘alaa jabaliin lara-aitahu khasyi’a mutashaddi’an min khasyatillah. Maksudnya, sekiranya Kami turunkan al-Qur.an ini kesebuah gunung pasti kamu akan melihatnya tunduk dan pecah belah sebab takutnya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Dan bagaimana kita yang hanya sebagai ummat yang lemah, dan kemudian hal apa yang harus kita lakukan pada hari tersebut, pada hari diturunkannya al-Qur’an? Tidaklah kita berpesta pora bersenang-senang dengan kelalaian, lupa dengan Allah Subhanahu wa ta’ala, tetapi yang harus kita lakukan adalah kita isi dengan terus membaca al-Qur’an, beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, terus berdzikir, tetap mencari redha Allah Subhanahu ta’ala.
(58) SAYYID ABDALLAH FADAAQ
· Its true that there are differences between the way people practice their faith, and this is an indication that people are using their minds and thinking, which is a good thing. But what we should concentrate on are the expanses that bring us together, like the prophet, we must take advantege of what we have in common. (Benar bahwa ada perbedaan antara cara mengamalkan suatu keyakinan, dan ini merupakan indikasi bahwa orang menggunakan pikiran dan pemikirannya, yang merupakan hal yang baik. Tapi yang harus kita konsentrasikan adalah bentangan ikatan yang menyatukan kita, seperti nabi kita harus memanfaatkan kesamaan yang kita miliki)
(59) SYED FAKHRUDDIN SAJJADA
· Setelah kemerdekaan negara, setiap campur tangan dalam hukum pribadi yang dilakukan kepada ummat islam untuk diri mereka sendiri berarti telah melanggar hak-hak ummat Islam.
(60) SYED AHMAD FATHI bin SYED MOHD KHAIR
· Saya percaya dengan membaca buku (kitab) kita dapat berbicara dengan generasi yang telah lalu, dengan menulis buku kita berbicara dengan generasi yang akan datang.
· Persoalan mencari kebahagiaan bukan merupakan satu persoalan modern, ia merupakan persoalan yang sanagat primitif, telah ditanya sebelum manusia berjaya menghasilkan alatan seperti talifon pintar. Bahkan ia merupakan persoalan yang universal. Ia ditanya baik oleh seorang putera raja yang sepi hidup dibalik dinding istana, oleh ahli falsafah yang tekun membaca karya didalam perpustakaannya, malah oleh tentera di barisan hadapan yang nyawanya di hujung bom-om yang bakal diletupkan oleh saudara semanusianya.
· Begitulah kuasa sebuah kemahuan yang dinamakan sebagai impian. Impian membuatkan kita berusaha dengan penuh cekal tanpa putus asa. Impian membezakan kita dengan perkara lain di atas bui ini, kita seharusnya bukan sekedar wujud seperti wujudnya ayam atau lembu yang jika mereka mati disembelih, tiada siapa yang peduli dan ingat pada mereka. Lebih dari wujud kita perlu hidup, dengan tujuan dan impian. Kita juga harus merasai kehidupan sepanjang mengejar impian, dan jika ia tidak tercapai sekalipun, seharusnya tidak bersedih dan membinasakan diri, tetapi menerima nasihat Gautama untuk menerima ia seadanya dan berusaha lagi, nyalakanlah semula lilin usaha dan kejarlah impian anda.
(61) FARID MAULACHELAH
· Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh orang yang membencimu karena didalamnya ada kebenaran, sedangkan orang yang menyayangimu hanya akan memujinya.
· Cinta akan datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan.
· Orang yang pelit dengan ilmu akan mengalami lupa, mati tanpa manfaat, hilang kitab-kitabnya.
(62) SYED SIR FARAZ A. SHAH SAHIB
· Satu-satunya syarat cinta adalah bahwa seseorang harus menjual dirinya kepada-Nya tanpa harga apapun.
· Ketika seorang hamba berseru kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, dengan hati yang syahdu, dengan penuh ketulusan, maka sebagai tanggapan atas ketulusannya itu, Allah Subhanahu wat’ala berbalik kepada hamba.
(63) SAYYID FAISHAL bin ALWY ALATHAS
(Sayyid Faishal bin Muhammad bin Abdullah bin Umar bin Begof bin Alwy Alathas)
· Semakin sebuah peradaban ingin maju dan sukses, maka seyogianya semakin dalam usaha seseorang dalam menggali sejarahnya.
(64) FAHMI ASSEGAF
· Percaya dan jadilah diri sendiri, serta yakinkan hati agar apapun yang kamu kehendaki bisa kamu dapati.
(65) FADHIL al-HINDUAN
· Jika kamu menyadari hatimu terbuat dari kaca (maka) jaga lisanmu agar tidak melontarkan batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar