Habib
Ridho bin Salim al-Bahar, lahir di Bondowoso, 7 Juni 1994 M (bertepatan dengan
27 Zulhijjah 1414 H) adalah Sekretaris Majelis Rasulullah Cabang Amuntai. Terkenal
karena kedekatannya dengan kalangan generasi milineal, seperti keikutsertaan
beliau didalam aktifitas Biker di Hulu Sungai Utara. Beliau juga Khadim Majelis
Ta’lim “Makarimal Akhlaq” Pasar Amuntai.
Diantara
kalam beliau:
“Jangan memandang seseorang dari awalnya,
pandanglah seseorang tersebut dari akhir hayatnya”
“Kita banyak mendengarkan sejarah-sejarah,
lalu apa yang kita bawa pulang oleh-oleh dari majelis-majelis ilmu. Seharusnya
kita mengamalkan apa yang disampaikan oleh guru-guru kita. Beginilah bukti
cinta kita kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam”.
“Akan datang suatu saat dimana bibir kita
tidak bisa bergerak lagi menyebut nama Allah. (yaitu) ketika kita meninggal,
kita dikafani lalu dimasukkan ke dalam kubur kita, dibuka wajah kita diciumkan
ke didinding kuburan kita. (maka) selagi pian nyaman berucap shalawat kepada
Sayyidina Muhammad, nyaman berdzikir kepada Allah, selagi pian mampu, maka
cepat ucapan”.
“Ingatlah kematian itu tidak pandang bulu,
kakanakankah tuhakah, kada tahu umur kita berapa. Kita memohon, sampai
ulama-ulama mengatakan : Ya Allahu biha ya Allahu biha ya Allahu bi
husnil khatimah. Maka saat itu, ketika kita meninggal, tidak ada
kekasih, tidak ada jabatan, tidak ada harta, hanya kita sendiri di dalam kubur,
dan disaat itu, beruntunglah orang yang berdzikir yang mengingat Allah (dan)
Allah mengingatnya, yang merindukan Allah, Allah merindukannya. Maka
beruntunglah ketika orang yang selalu berdzikir, yang selalu mengingatnya,
bukan hanya mengingat-Nya kepada Allah tetapi Allah juga mengingatnya”.
“Jangan tahan lidahmu untuk (terbiasa)
menyebut nama Allah, jangan berhenti menyebut nama Allah. (maka) dosa apa
gerangan yang kalian lakukan hingga berat menyebut nama Allah”.
“Cerahkan
wajah Nabi kalian dengan bagusnya amal kalian. Kalau pengin vNabi senang kepada
sampiyan, maka perbaguslah perbuatan amal pian, perbaguslah apa yang dilakukan
pian sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senang kepada kalian”.