Diantara kalam beliau:
“ Kehidupan manusia itu ibarat sebuah kompor. Apabila kompor dinyalakan, maka lambat laun sumbu dan minyaknya akan habis. Begitu pula halnya dengan umur kita ini”.
“Apabila kita ingin berhasil dalam segala sesuatu dan urusan, maka dahulukanlah ketentuan-ketentuan Allah. Shalatlah dahulu baru bekerja. Jangan sebaliknya, kita masih bekerja, sidang, rapat, dan sebagainya, padahal waktu shalat sudah berlalu. Shalatlah dahulu baru bekerja. Seperti firman Allah : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung (QS. Al-Jumu’ah (62) :10)”
“Bershalawat itu penting banar (sekali) bagi kita, supaya mendapatkan syafaat Rasulullah diakhirat nanti. Karena kadada lagi di akhirat kaena nang kawa memberikan syafaat nang ganal (besar), nang istemewa melainkan Rasulullah saja”.
“(dalam membaca shalawat itu) ada nang banyak ada nang kada. Membaca shalawat itu, membaca shalawat-ai sebarataan. Cuma ada nang digolongkan Tuhan orang yang memperbanyak, ada nang kada. Jadi bagi orang yang memperbanyak shalawat tadi (maka) ditulis oleh Allah Subhanahu wa ta’ala “bara ah” (lepas) dari kemunafikan. Atau kelakuannya itu tidak akan menyeret dia kepada sifat kemunafikan. Kemudian juga lepas orang itu dari neraka”.
“Bershalawat itu kadada papantangannya (pencegahnya), walaupun orang datang bulan (haid) boleh haja membaca shalawat, kada papa. Cuma jangan didalam jamban (wc) saja, itu mahuhulut (mengolok-olok) ngarannya”.
“Diantara keutamaan shalawat adalah (sebagai) pencuci bagi seluruh amal. Jadi amal-amal kita nang rigat (kotor), itu shalawat nang tukang basuh, tukang barasihi, tukang sempurnakan, dan shalawat juga merupakan kaffarat atau melebur bagi seluruh dosa-dosa apapun bentuknya”.
“Shalawat yang pernah kita baca akan memintakan ampun untuk diri kita”
“Menurut para ulama, atau ulama memberi batasan bahwa paling kurang orang yang dianggap memperbanyak membaca shalawat itu adalah paling sedikit 300 kali sehari. Dan termasuk orang yang paling banyak berdzikir, yaitu zikirnya paling kurang 300. Termasuk orang yang memuji Allah, (ucapan) Alhamdulillah nya paling kurang 300 kali”.
”Semua penduduk sorga nantinya akan menyesal dan merasa rugi melihat derajat masing-masing di sorga. Penduduk sorga merasa rugi karena tidak banyak beramal shaleh sewaktu didunia. Derajat masing-masing di sorga itu ibarat orang yang membangun rumah yang kecil merasa iri dan menyeal tidak dapat membangun rumah yang besar. Dan bagi yang mempunyai rumah yang besar merasa rugi dan menyesal tidak dapat memiliki rumah yang mewah dan megah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar