DR. H. Hadariansyah AB, lahir di Desa Tapus Dalam Hulu, Kecapatan Sungai Pandan Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kamis, 21 Februari 1957 (bertepatan dengan 21 Rajab 1376 H). Alumni S1 IAIN Antasari Banjarmasin (1984), setelah itu mengambil program magister di IAIN Ar-Raniry (1993), sedangkan gelar Doktor diperoleh setelah berhasil mempertahankan disertasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2001).
Disamping menjadi dosen jurusan aqidah filsafat di IAIN/ UIN Antasari, beliau juga menjadi khatib jum’at dibeberapa mesjid di kota Banjarmasin dan sekitarnya.
Beberapa karya ilmiah yang beliau tulis diantaranya : Pemikiran-pemikiran teologi dalam sejarah pemikiran Islam (Banjarmasin : Antasari Press, cet. 2, 2010), Konsep al’al al ‘ibad dalam pemikiran teologi tokoh-tokoh besar aliran asyariah (Telaah perbandingan atas pemikiran al-Asy’ari, al-Baqilani, al-Juwaini dan al-Ghazali) (Jurnal ilmiah Ushuluddin 8(1) hal 49-70, 2009), Mengungkap aspek pemikiran teologi dalam doktrin akidah kaum syi’ah (Jurnal ilmiah ilmu ushuluddin 9 (2), hal. 111-128, 2017)
Diantara kalam beliau:
“Sebutan “af-al al-‘Ibad” jika dilihat dari segi bahasa, berarti perbuatan-perbuatan hamba. Hamba dimaksud disini ialah manusia. Dengan demikian, af-al al-‘ibad bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan perbuatan manusia. Dari segi istilah dalam imu kalam (Teologi Islam), yang dimaksud af-al al-‘Ibad ialah perbuatan manusia dalam hubungannya dengan perbuatan Tuhan. Oleh karena dihubungkan kepada perbuatan Tuhan inilah maka masalah af’al al-‘ibad masuk menjadi bagian pembicaraan di dalam teologi Islam”. (Hadariansyah AB, “Tokoh-tokoh besar aliran asy’ariyah, Telaah perbandingan atas pemikiran al-Asy’ari, al-Baqillani, al-Juwaini dan al-Ghazali”
“Dalam hukum Islam, perbuatan manusia dilakukan oleh manusia sendiri. Sebab, kalau sekiranya perbuatan manusia itu bukan dilakukan oleh manusia, tidak mungkin Tuhan membebani manusia dengan taklif berupa beban kewajiban agama yang harus dikerjakan oleh manusia.” (idem)
“Filsafat dan logika dapat mempengaruhi seseorang untuk berfikir rasional dan logis. Apabila berfikir rasional dan logis dihadapkan kepada soal perbuatan manusia, apakah perbuatan manusia itu dilakukan oleh manusia sendiri ataukah dilakukan oleh Tuhan, sedang dalam kenyataan perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang jahat, dan Allah di dalam al-Qur’an telah menyatakan bahwa Ia akan memberikan ganjaran pahala atas perbuatan baik yang dilakukan manusia dan balasan siksa atas perbuatan jahat yang ia lakukan, maka pemikiran yang rasional dan logis akan berkesimpulan bahwa perbuatan manusia itu dilakukan oleh manusia sendiri”. (idem)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar