Minggu, 30 Juli 2017

KH. SYUKERI UNUS



K.H. Muhammad Syukeri lahirkan di Desa Harus, Kecamatan Amuntai Tengah, Senin, 5 Oktober 1948 M (bertepatan dengan 1 Zulhijjah 1367 H). Orang tua beliau bernama Unus Bin Ali Bin Abd Rasyid dan ibu yang bernama Hj. Mascinta Bin Sa'ad Bin Abd Rasyid.


Beliau bersekolah di SD (1954 1960) dan SMP (1960 1963). Sejak kecil ia belajar membaca Al-Qur'an kepada Pamannya sendiri yaitu M. Qadri bin Ali bin Abdurrasyid. Ia juga belajar Ilmu Tauhid kepada Tuan Guru H.M. Mansyur, serta selalu membaca kitab-kitab Agama Islam secara otodidak dengan langsung menghapalkannya.
Ketika ia masih tinggal di Amuntai yaitu dari tahun 1958 – 1963 ia banyak menghadiri Majelis ta'lim yang diasuh oleh beberapa ulama terkenal disana diantaranya, KH. Abdul Hamid  ( Guru Tuha Haji Tarus ), KH. M. Suberi (Desa Harus) , K. Umar Baki, KH. Abd. Muthalib, KH. Mansur, KH. Asy'ari, KH. Hasan, KH. Abdul Wahab Sya'rani, KH. M. Imberan ( Bung Tomo ).
Tahun 1963 M, setelah orang tua meninggal, beliau memutuskan untuk merantau ke Kota Intan Martapura guna mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Darussalam. Tahun 1963 -1964 ia belajar kepada K.Gusti Imansyah ( Guru Murad ) beliau adalah guru pertamanya sejak nyantri di Pondok Pesantren Darussalam. Tahun 1964 – 1965 ia berguru kepada KH.M. Rofi'I Ahmad, beliau adalah guru yang disiplin dan ahli dalam ilmu Nahwu dan Shoraf. Tahun 1965-1976 ia juga berguru kepada KH.M. Husein Dahlan. Tahun 1966 -1967 ia berguru kepada muhaditsin Kalimantan yakni KH. Anang Sya'rani Arief . tahun 1967 – 1968 ia berguru kepada KH.M. Ramli. Tahun 1967 -1968 ia berguru kepada KH. Husein Qadri. Tahun 1968 -1969 ia berguru kepada KH.Abd. Syukur.

Selain berguru kepada para Ulama yang mengajar dipondok Pesantren Darussalam ia juga selalu menghadiri majelis ta'lim dikampung-kampung. Tercatat ia juga berguru kepada KH. Abd. Qadir Hasan, KH. M. Zaini Abd. Ghani, KH. Badruddin, KH. Salim Ma'ruf, KH. A. Royani, KH. Nasrun Thahir, KH. Syarwani Abdan.
Ia belajar kepada KH. Syarwani Abdan atas restu dan perintah dari KH. M. Zaini Abd. Ghani. Kh.M. Syukri pergi ke kpta Bangil yang pertama kali tahun 1981 bertepatan dengan bulan Ramadhan 1401. kemudian tahun 1984 M atau 1404 pada akhir Sya'ban ia kembali lagi ke kota Bangil untuk mengambil berbagai ijazah berbagai ilmu pengetahuan.
KH. Muhammad Syukri adalah seorang yang senang berkunjung kepada para Ulama guna mengambil berkah dan ijazah ilmu, diantaranya ia pernah bersilaturrahmi kepada K. Abdullah Katum ( Wali Katum ) di Tebu Darat Pantai Hambawang Hulu Sungai Tengah, KH. Ahmad Mugeni ( Ayah Negara ) yang berdomisili di Kota Barabai HST, KH. Abd. Rahman di kampung Kopi Barabai, KH. Luqman Kampung Tanta Kelua, KH. M. Ramli Bitin Danau Panggang, KH. Abdul Wahab bin H. Abdurrahaman bin Tuan Lusuk di Anjir Kapuas, KH. Mahfudz Amin Pamangkih, KH. M. Tarmudzi Badruddin Lombok, NTB, KH. Abdullah Faqih Langitan Tuban Jawa Timur, KH. Drs. A. Wahid Zaini SH.
KH.M. Syukri juga mengunjungi dan mengambil Ijazah Sanad Ilmu dan berkah kepada para Masyayikh dan para Habaib, diantaranya Kepada Syikhul Ulama Syeikh Muhammad Hasan Masyath, Syeikh Muhammad Yasin Al-Fadani, Syeikh Ismail Zein Al-Yamani, Syeikh Habib Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, Habib Hamid Al-Kaff, Syeikh Zein Baweaan al-Hafiz, Syeikh Abd. Karim Al-Banjari Makkah, Syeikh Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri, Habib Muhammad bin Ibrahim Al-Ahdal, Makkah, Habib Abu Bakar bin Salim Al-Habsyie ( Basirih ), Habi Ja'far Basirih, Habib Zein bin Muhammad Al-Habsyie ( Martapura ), Habib Husein Al-Hamid ( Berani Kulon ), Habib Anis bin Ali Al-Habsyie ( Solo ), Habib Muhammad Al-Ba'bud ( Lawang Malang ), Habib Umar Al-Athas ( Jakarta ), Habib Abu Bakar bin Hasan Al-Attas, Habib Idrus Al-Habsyie ( Ampel, Surabaya ), Habib Muhammad bin Husein Al-Hamid ( Seiwun Hadramaut ), Habib Ali bin Muhsin Al-Hamid ( Seiwon Hadramau t ), Habib Muhammad bin Salim bin Aqil ( Surabaya ), Habib Ali Bahsyiem ( Air Putih Samarinda ), Habib Husein bib Hasan Alaydrus ( Solo ) , Habib Muhammad Zein Al-Kaff ( Gresik ), Habib Syeikh As-Seggaf ( Surabaya ) dan Habib Abdullah bin Ja'far Al-Jufri ( paiton , Jawa Timur ).
Senin tanggal 10 7 1978 KH.M. Syukeri menikahi Hj Ramlah sepupu dari Tuan Guru KH.M.Zaini Ghani putri dari pasangan H. Asy'ari dan Hj. Siti Zaleha(saudara Kandung Ayah Guri Ijai red). Pernikahan tersebut berlangsung di rumah mertuanya di Gg. Kurnia Pasayangan Martapura dihadiri pula oleh KH Badruddin dan KH.M. Zaini Ghani. Setelah menikah iapun pindah ke rumah mertuanya.
KH.M. Syukri juga adalah seorang Ulama yang selalu berkarya diantara Karya tulisnya adalah, Is'afut Thalibin ( Nahwu ), Is'aful Haid ( Faraid ), Miftahul Ilmi ( Mantiq ), Is'aful Murid ( Balaghah ), Dalilul Wadihah ( Balaghah ), Dalilul Murid ( Tauhid ), Ta'liqu Isyaratil Maqal ( Saraf ) Dalilut Thalibin ( Ushul Hadist ), Taudihul Masalik ( Nahwu ), Asrarus Saum ( Masalah Puasa ), Risalah Rahasia Haji dan umrah, Irsyadul Aulad ( Akhlaq ).
Ia juga menulis buku-buku Manaqib diantaranya, Manaqib Syyidatina Khadijah, Nubzah Karamat Siti Khadijah, Terjemah Imam Syafi'I, Nubzah Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, Manaqib Imam Rabbani Sayyid Ahmad Al-Badawi, Manaqib Imam Rabbani Sayyid Ahmad Rifai'i, Manaqib Imam Abul Hasan Asy-Syadzili, Manaqib Ahmad bin Idris Al-Idrisi, Manaqib Imam Rabbani Syeikh Ibrahim ad-Dasuqi,Terjemah syeikh Muhammad bin Said Al-busyari, Terjemah Syeikh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Dan lain sebagainya.
Diantara para kader yang sempat menimba ilmu kepadanya yang sekarang ini telah menjadi ulama besar dan mempunyai pondok pesantren dan Majelis ta'lim yang tersebar diman-mana adalah :, KH. Ahmad Bakri ( Gambut ), KH. Hafidz Anshari ( Banjarmasin ), KH. Ahmad Fahmi Zam-zam ( Kedah , Malaysia ), KH. Suriani. Lc. ( Amuntai ), KH. Ibrahim Aini ( Rantau ), Alm. KH. M. Sya'rani Zuhri (Jakarta ),KH. Bahran Jamil ( Barabai ), KH.M. bakhit ( Barabai ), KH. M. Sya'rani ( Samarinda ), dan lain-lain.
Dan sekarang sesuai dengan kepakarannya , beliau dipercaya sebagai Dewan Penasehat (Mustasyar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2015 - 2020.


Diantara kalam beliau:

“Ahli tasawuf  pasti memiliki akhlak yang tinggi”

“Hanya Allah yang patut dipuji. Bagi orang yang kaya, yang berpangkat, ingatlah ! bahwa tanpa limpahan karunia pemberian Allah kita tidak memiliki daya apapun”

“Yang Maha Besar itu hanya Allah, kita ini kecil, jangan pernah kita menyombongkan diri, berprilakulah lemah lembut dan ringan hati dalam bergaul”.

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan rezki namun tidak mau berkorban, maka dia akan mendapatkan murka Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Dengan menguasai ilmu alat (nahwu/tata bahasa), semua bidang ilmu agama akan mudah dicerna”.

“Sering-seringlah membaca shalawat, karena shalawat itu adalah nuur dari segala nuur. Ulama-ulama dahulu kalau menjalani suluk dengan jalan Nuur Muhammad mesti membaca shalawat sehingga ulama-ulama menjadi washil mencapai maqam ‘arif billah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar