KH. Muhammad Zuhri bin H.Abdullah, lahir di Tangsawa sekitar 10 km dari pedalaman Amuntai,
Jum'at, 15 Mei 1925 M (bertepatan dengan 21 Syawal 1343 H). Pada masa kanak-kanak bersekolah di Daerah Muara Tapus Amuntai.
Namun karena kebutuhan kehidupan, beliau ikut orang tua merantau ke Banjarmasin
dan akhirnya menetap di Rumpiang.
Pada tahun 1939 orang tua beliau berhasil membuka sekolah Islam di
Rumpiang, tetapi hanya bertahan setahun, karena ketiadaan guru yang mau dan
mampu serta ikhlas mengajar dilembaga tersebut.
Tahun1942 beliau kembali bersekolah di Amuntai, dan selanjutnya menimba
ilmu di Ponpes “Darussalam” Martapura (lulus 1945), kemudian melanjutkan ke Pondok Modern “Gontor” Ponorogo (1952-1957). Di Pondok
Modern “Gontor” beliau diminta untuk mengajar selama beberapa tahun, dan ketika
pulang kampung ke Rumpiang, beliau kembali memimpin lembaga pendidikan yang
pernah ditinggalkan.
Aktivitas beliau semasa hidup diantaranya adalah menjadi anggota Thariqat
Sadzaliyah, Pimpinan Pondok Pesantren “Abnaul
Amin” Rumpiang, membina Majelis taklim serta menjadi Penyuluh Agama.
KH. Muhammad Zuhri berpulang ke Rahmatullah pada hari Senin, 22 April 2002 M (9 Shafar 1423 H).
S
Diantara kalam beliau:
“Yang namanya duit
(dapat dibelanjakan) itu adalah duit yang ada di saku kita, bukan yang ada di
bank atau di tangan orang lain meski jumlahnya banyak. Demikian juga yang
namanya ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang ada di kepala, bukan yang ada di
buku atau di perpustakaan”.
“Kita jaangan enggan
memberi orang sebab pada hakekatnya apa yang kita peroleh jugadari Tuhan
melalui tangan hanba-hamba-Nya bukan langsung dari langit”
“Kita harus tulus
menghormati orang lain sebab penghormatan orang lain akan muncul dengan
sendirinya”
“Berjabat tanganlah
ketika selesai shalat hari raya sebagai pertanda kita saling meminta dan
memberi maaf, sebab kita tidak mungkin menemui orang untuk minta maaf ke
rumahnya satu persatu”.(Dipetik dari buku KH.Muhaammad Zuhri, Ulama Pejuang dan Pendidik (menelusuri Pemikiran
Pendidikan danKeagamaan) oleh DR.H.Barsihannor,
M. Ag, editor: Dra.Hj. Gustia Tahir, M.Ag, terbitan UIN Alauddin
Makassar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar