Kamis, 10 Agustus 2023

Ustadz H. Zainuddin, Lc

 


Ustadz H. Zainuddin, Lc lahir di Amuntai, 31 Januari 1982 (bertepatan dengan 5 Rabiul Akhir 1402 H). Adalah seorang da’i ilallah dari desa Palimbangan, yang juga menjadi pendidik di lingkungan Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai.

Diantara kalam beliau:

“Banyak Allah bersumpah dalam al-Qur’an, diantaranya denganwaktu. Misalnya, wallaili, dan seterusnya. Demi waktu malam. Pentingkah malam? Penting ! Amun (jika) malam kadada, taganggu siang. Maka waktu malam, menurut guru-guru kita, waktu malam itu istimewanya adalah waktu yang banyak keberkahannya, (dimana) rata-rata seberataan (semuanya) Nabi, Rasul serta para wali-wali Allah itu diangkat jadi Nabi atau jadi wali yaitu diwaktu malam. Maka rugi, ujar Nabi, kalau seorang hamba itu mengaku cinta kepada Allah tapi inya (dirinya) guring (tidur) semalaman.”

“Taubat senantiasa terbuka sampai kiamat. Kiamat ada 2, (yaitu) kiamat sughra, bila pahinakan (nafas) sampai kerongkongan. Kiamat kubra, saat malaikat Israfil berdiri di sangkakala. Sampai dah tobat kadada lagi. Maka hati-hati kita yang hidup. Maka menurut para ulama, meninggalnya seseorang sesuai dengan amal yang biasa inya gawi didunia.”

“Orang yang menyahut seruan adzan itu, ujar Nabi : Halal law syafa’ati, “orang yang menyahut seruan adzan halal, berhak mendapat syafaatku”.

“Kita harus mempunyai amalan-amalan yang (dapat) mengimbangi kesalahan-kesalahan kita”.

“Dua saja kesimpulan dalam hidup kita, (yaitu) menggawi ibadah dan yang kedua barasihi hati. Mun ba-ibadah ha, tapi hati rigat (kotor), tasalah pian, karena Allah memandang hati. Amun hati barasih tapi kada ba-ibadah, salah ja jua, sebab napa nang (apa yang) di bawa bulik. Jadi keduanya penting, ba=ibadah dan hati barasihi, (yaitu dengan) ba-fiqih dan barasihi hati dengan tasawuf”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar