KH. Jailani Abin Dulah, Lc
lahir di Amuntai, Jum’at, 8 Agustus 1947 M (bertepatan dengan 21 Ramadhan 1366 H). Pendidikan Formal diantaranya : SRN tahun 1960,
Normal Islam Rasyidiyah Khalidiyah 1970, Sarjana Muda Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari tahun 1974, S1
Fak. Ushuluddin Univ. Al Azhar, Cairo,
Mesir tahun 1980.
Riwayat Pekerjaan : Guru
Normal Islam Rakha Amuntai 1970 sd 1978, Tata Usaha Pengurus Yayasan Pesantren
Rakha Amuntai tahun 1974 – 1977, Local Staff
Kedutaan Besar RI di Arab Saudi 1980 sd
1985, Local Staff Konsulat Jenderal RI di Jeddah 1985 sd 2003, Guru MA Normal
Islam Putera Rakha Amuntai 2003 sd 2012, Dosen (tt) pada Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran (STIQ) Amuntai tahun 2005 sd 2006, Koordinator Dewan Guru
Rakha Amuntai 2010 sd Juni 2012, Guru
M.Ts Normal Islam Putera Rakha 2010 sd 2011.
Organisasi : Ketua
Nahdlatul Muta’allimin Normal Islam Rakha Amuntai
1970/1971. Ketua Senat Mahasiswa Fak.
Ushuluddin IAIN Antasari 1973/1974, Ketua
Kerukunan Mahasiswa Kalimantan Mesir 1979/1980, Wakil Sekretaris ICMI Orwil
Timur Tengah 1990 – 1995.Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Hulu Sungai Utara. Ketua Pokja
Pondok Pesantren se Kalimantan Selatan. Ketua Umum
BAZNAS Kabupaten Hulu Sungai Utara. Ketua I (Ketua Harian) Dewan Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Rasyidiyah
Khalidiyah Amuntai. Pembina Pondok Pesantren Rasyidiyah
Khalidiyah Amuntai.
Beliau juga aktif menjadi penulis bidang religi di tabloid Bulanan
Demokrasi Plus. Buku yang telah diterbitkan diantaranya “Kumpulan Fatwa Jilid I”,
Kumpulan Khutbah “Keluarga Berkualitas” kerjasama MUI, BKKBN HSU dan Pemda HSU.
Beliau juga sering diundang ceramah keagamaan Peringatan Hari Besar Islam
di negara-negara Eropa, terakhir di negara Vatikan, 1998.
Berpulang kerahmatullah pada hari Sabtu, 1 Maret 2014 M (bertepatan dengan 29
Rabiul Akhir 1435 H) dan dimakamkan di Alkah Desa Paropokan kecamatan Babirik,
kabupaten Hulu Sungai Utara.
Diantara kalam beliau:
“Kalau ada terjadi perbedaan, pertama,
kedepankan husnudzan. Kedua, coba mencari sisi persamaan”.
“Shalat adalah
hadiah bagi seorang mukmin, maka beruntung orang mukmin (yang
dapat mendirikan shalat, pen) shalat dalam keadaan khusyu’. Karena, dalam peristiwa isra mi’raj, nabi
kita waktu itu diperlihatkan sorga, tempat kembali orang-orang yang
melaksanakan shalat. Namun bagi mereka yang enggan shalat, tentu (akan
mendapatkan) azab di neraka, suatu tempat yang sanagat mengerikan, yang
juga diperlihatkan kepada Rasulullah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar