Minggu, 01 April 2018

SYEKH MUHAMMAD SA'AD


 Syekh Muhammad Sa’ad, lahir di Tanjung Rengas, Sambas pada tahun 1807 Masehi (1225 H). Beliau adalah penyebar Tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah (TQN) di kota Amuntai, Kalimantan Selatan.


Syekh Muhammad Sa’ad berguru langsung dengan Syekh Ahmad Khatib Sambas (lhr. 1803 M dan wafat di Mekkah 1875 M), selama belasan tahun di Mekkah al-Mukarramah.
Sepulang dari Mekkah, beliau pernah menetap di kota Amuntai kurang lebih 10 tahun, mengajarkan ilmu agama sekaligus mengajarkan thareqat Qadiriyah wan Naqsabandiyah.
Adapun yang beliau ajarkan adalah mengenai dzikir lathaif, sebagai berikut:
1.     Lathifatul qalby, yaitu untuk membersihkan sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, dan lain-lain, yang bersarang di dada.
2.     Lathifatur Ruhi, yaitu untuk membersihkan diri dari sifat-sifat kebinatangan yang jinak, seperti memperturut hawa nafsu (tamak, banyak makan, dll). Letaknya adalah dua jari di bawah susu kanan.
3.     Lathifatus Sirri, yaitu untuk membersihkan diri dari sifat-sifat kebinatangan yang buas, seperti sifat dzalim, pemarah, pendendam, dll. Letaknya adalah dua jari di atas susu kiri.
4.     Lathifatul Khafi, yaitu untuk membersihkan diri dari sifat iri, dengki dan khianat. Letaknya dua jari di atas susu kanan.
5.     Lathifatul Akhfa, yaitu untuk membersihkan diri dari sifat-sifat riya’, sombong, dll. Letaknya tepat ditengah-tengah dada.
6.     Lathifah Nafsun natiqah, yaitu untuk membersihkan nafsu yang selalu mendorong pada kejahatan. Letaknya diantara dua alis di kening.
7.     Lathifah Kullu jasad, yaitu untuk membersihkan  segala sifat jahil, malas beribadah. Letaknya adalah di seluruh tubuh jasmani.

Cara pengamalannya adalah dengan membaca dzikir La ilaha illallah sebanyak 165 x dan membaca zikir Allah Allah sekurang-kurangnya 200 x pada setiap selesai shalat 5 waktu, dimana seseorang harus berkonsentrasi untuk mengalirkan aura zikir tersebut pada bagian-bagian Lathaif yang telah disebutkan di atas.
Setelah lama berdakwah di amuntai, syekh Muhammad sa’ad, atas perintah guru beliau dianjurkan untuk kembali ke Sambas. Dan akhirnya beliau membuka tanah di selakau, dan menetap di Selakau hingga berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1922 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar