Syekh
Muhammad Sa’ad, lahir di Tanjung Rengas, Sambas pada tahun 1807 Masehi (1225 H). Beliau
adalah penyebar Tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah (TQN) di kota Amuntai,
Kalimantan Selatan.
Syekh Muhammad Sa’ad berguru langsung dengan
Syekh Ahmad Khatib Sambas (lhr. 1803 M dan wafat di Mekkah 1875 M), selama
belasan tahun di Mekkah al-Mukarramah.
Sepulang dari Mekkah, beliau pernah menetap di
kota Amuntai kurang lebih 10 tahun, mengajarkan ilmu agama sekaligus
mengajarkan thareqat Qadiriyah wan Naqsabandiyah.
Adapun yang beliau ajarkan adalah mengenai dzikir
lathaif, sebagai berikut:
1.
Lathifatul qalby, yaitu untuk membersihkan
sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, dan lain-lain, yang
bersarang di dada.
2.
Lathifatur Ruhi, yaitu untuk membersihkan diri
dari sifat-sifat kebinatangan yang jinak, seperti memperturut hawa nafsu
(tamak, banyak makan, dll). Letaknya adalah dua jari di bawah susu kanan.
3.
Lathifatus Sirri, yaitu untuk membersihkan diri
dari sifat-sifat kebinatangan yang buas, seperti sifat dzalim, pemarah,
pendendam, dll. Letaknya adalah dua jari di atas susu kiri.
4.
Lathifatul Khafi, yaitu untuk membersihkan diri
dari sifat iri, dengki dan khianat. Letaknya dua jari di atas susu kanan.
5.
Lathifatul Akhfa, yaitu untuk membersihkan diri
dari sifat-sifat riya’, sombong, dll. Letaknya tepat ditengah-tengah dada.
6.
Lathifah Nafsun natiqah, yaitu untuk membersihkan
nafsu yang selalu mendorong pada kejahatan. Letaknya diantara dua alis di
kening.
7.
Lathifah Kullu jasad, yaitu untuk membersihkan segala sifat jahil, malas beribadah. Letaknya
adalah di seluruh tubuh jasmani.
Cara pengamalannya adalah
dengan membaca dzikir La ilaha illallah sebanyak 165 x dan membaca zikir Allah
Allah sekurang-kurangnya 200 x pada setiap selesai shalat 5 waktu, dimana
seseorang harus berkonsentrasi untuk mengalirkan aura zikir tersebut pada
bagian-bagian Lathaif yang telah disebutkan di atas.
Setelah lama berdakwah di
amuntai, syekh Muhammad sa’ad, atas perintah guru beliau dianjurkan untuk
kembali ke Sambas. Dan akhirnya beliau membuka tanah di selakau, dan menetap di
Selakau hingga berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1922 M.
Terimakasih informasinya.
BalasHapusBoleh minta informasi, di Amuntai, dimana beliau tinggal dan apakah masih ada pelanjut ajaran TQNnya di sana?
Terimakasih.
Alhamdulillah ,terima kasih beliau sudah meninggal dan dimakamkan ditempat beliau Selakau Kab.Sambas Kalimantan Barat
BalasHapus