Pengantar
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadhirat Ilahi Rabbi yang telah
memberikan karunia-Nya kepada kita sehingga dengan karunia-Nya itu kita dapat
berbakti kepada-Nya melalui ibadah-ibadah yang telah diperintahkan kepada kita
sebagai hamba-Nya.
Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah memimpin seluruh
ummat Islam dari alam yang gelap menuju terang benderang yakni agama islam, dan
juga kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya sampai akhir
zaman.
Mimpi adalah karunia Allah dan pemberian-Nya yang Dia berikan kepada siapa
saja yang Dia kehendaki dan Dia cegah dari siapa saja yang Dia inginkan. Hal
ini sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
“Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa
saja yang Dia kehendaki, sedangkan Allah itu memiliki karunia yang besar” (QS.
Al-Jumu’ah (62) : 4).
Abu Anas Abdul Aziz dalam kitab beliau “Ra’aytu an-Nabiyya SAW. 100
Qishshah Haqiqiyyah li man ra aw an-Nabiyya” menjelaskan bahwa saat
tidur adalah bagian tertentu dari kehidupan manusia. Andaikata manusia
ini-misalnya- biasa tidur selama 8 jam setiap hari, dan ia sudah berusia 60
tahun, maka berarti ia telah menghabiskan 1/3 umurnya dalam keadaan tidur, yang
berarti tidurnya di dunia sudah memakan waktu selama 20 tahun.
Namun, menurut Abu Anas Abdul Aziz, adalah tidak bijaksana dan bukan suatu
langkah yang cerdas bila seseorang berusaha membahagiakan dirinya,
menyenang-nyenangkan rohani dan jasmaninya pada saat ia bangun sepanjang
hidupnya tetapi ia meninggalkan satu bagian hidupnya yang lain yakni yang ia
habiskan untuk tidur, tidak memperhatikannya dan tidak berupaya untuk menggapai
kebahagiaan di dalam tidurnya. Hal itu ia lakukan padahal kenyataannya alam
rohani itu lebih besar daripada alam jasmani, lebih luas dan lebih mutlak,
karena alam rohani tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Tiada dinding penyekat
di alam itu yang menghalangi pertemuan antara satu roh dengan roh lainnya
ketika roh-roh itu telah berbaris rapi. Sebab, roh yang sejenis itu dapat
saling kunjung mengunjungi.
Aisyah ra. Mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الآرواح جنود مجندة فما
تعارف منها اتلف وما تناكر منها اختلف
“Roh-roh
itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka roh-roh yang saling kenal akan
bersatu (menjadi akrab), dan roh-roh yang tidak saling kenal diantara mereka
akan saling menjauh” (HR. Muslim).
Al-Khaththabi rhm berkata:
على معنى التشا كل في
الخيروالشر والصلاح والفساد , وأن الخير من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك
يميل إلى نظيره , فتعارف الأرواح يقع بحسب الطىاع التي جبلت عليها من خير وشر ,
فإذا اتفقت تعارفت , وإذا اختلفت تناكرت
“Kemungkinan
maknanya adalah hal ini merupakan isyarat kepada kesesuaian tipe (jenis) dalam
hal kebaikan dan keburukan serta perbaikan dan kerusakan. Dan bahwasanya orang
yang baik itu akan rindu kepada orang yang se tipe dengannya, sedangkan yang
jelek maka akan condong kepada orang yang sejenisnya pula. Jadi, saling
kenalnya antar roh otu terjadi sesuai dengan tabiat yang ada pada mereka, baik
(roh) yang baik maupun roh
yang buruk. Maka jika roh-roh tersebut sejenis makan akan saling mengenal, dan
apabila tidak sejenis, maka mereka akan saling mengingkari (saling menjauhi)”
(Dinukil dari al-Fath, Juz 3, hal. 199).
Perihal mimpi itu sendiri, Allah Subhanahu wa
ta’ala dalam firman-Nya menyatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk ujian
bagi manusia.
“Dan (ingatlah), ketika Kami
wahyukan kepadamu : “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia”. Dan
Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan
sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam al-Qur’an.
Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah
besar kedurhakaan mereka” (QS. Al-Isra (17) : 60).
Mimpi yang baik termasuk salah satu berita gembira
yang dianugerahkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sampai hari kiamat adalah
untuk meneguhkan jiwa, untuk menenangkan hati, untuk ucapan selamat yang
didahulukan dan kabar gembira yang disegerakan penyampaiannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنه لم يبق من مبشرات
النبوة الا الرؤيا الصالحة يراها المسلم أوترى له
“Sesungguhnya
tiada kabar gembira kenabian yang tetap kekal selain mimpi yang baik, yang
dialami oleh orang yang shaleh, atau diperlihatkan kepadanya” (HR. Muslim,
an-Nasai, Ibnu Hibban, lafadz menurut an-Nasai).
Walau demikian, mimpi yang baik tidak ada kaitannya dengan hukum syari’at,
ia hanya berkaiatan dengan penghiburan terhadap jiwa. Mengapa? Karena hukum
syari’at telah sempurna diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
sebelum beliau wafat, dan agama Allah Subhanahu wa ta’ala telah sempurna
sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an Surat al-Maidah (5) ayat 3.
Sehingga terhadap mimpi yang dialami oleh seseorang meski tidak ada
kaitannya dengan syari’at tetapi isi dari mimpi tersebut harus ditimbang dengan
syari’at.
Sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam
kitabnya “Fathul Bari Juz 2 hal. 478, bahwa mimpi tersebut, “bila sesuai
dengan sunnah maka itu adalah kebenaran”.
Sebaliknya, menurut Ibnu Syahin di dalam “Al-Isyarat fi ‘ilm
al-‘Ibarat), (hal. 24) memaparkan:
“Barangsiapa yang bermimpi melihat seorang Nabi diantara
sekalian Nabi yang ada, lantas didalam mimpi itu sang Nabi memerintahkan ia
untuk menyelisihi syari’at, maka ia bermakna larangan baginya sekaligus
hardikan dan ancaman terhadapnya. Sehingga perintah itu tidak untuk
dilaksanakan tetapi bermakna ancaman atau teguran.”
Adapun perihal menceritakan mimpi, terutama mimpi yang baik, terdapat
hadits dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
كان النبي صلى الله
عليه وسلم إذا صلى صلاة أقبل علينا بوجها
فقال من رأى منكم الليلة روأىا , قصها فيقول
ماشاءالله
“Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam menyelesaikan shalatnya, beliau menghadapkan wajah beliau kepada kami,
seraya bersabda: “Siapa yang bermimpi pada malam tadi ?” Samurrah berkata,
“Setiap kali ada orang yang menceritakan mimpinya, beliau berucap “ “Masya
Allah” (HR. Bukhari).
Yang jadi permasalahan terhadap setiap mimpi adalah
adakah makna disebaliknya, hal tersebut tentu membutuhkan perenungan agar tidak
terjebak dalam perangkap yang tidak baik. Mimpi yang baik ataupun mimpi yang
buruk tentunya harus kita fikirkan secara hati-hati dan proporsional.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka tatkala anak itu sampai
(pada umur sanggup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!” Ia menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”
(QS. Ash-Shaffat (37) : 102).
Jadi kalau mimpi baik ada anjuran dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menceritakannya, adapun terhadap mimpi buruk
kita disuruh untuk menyimpannya, atau tidak menceritakannya kepada orang lain.
Walaupun demikian, bukan berarti bahwa mimpi yang tidak baik tidak mempunyai
manfaat bagi pribadi yang bersangkutan.
Terdapat dalam 490 Perbendaharaan Hadits Nabawi,
susunan al-Imam Abdurrauf al-Manawi:
Idza
aradaallahu bi’abdin khairaan ‘atabahu fii manaamihi
“Jika Allah menginginkan kebaikan buat seseorang hamba maka Ia akan mencercanya dalam tidurnya” (HR. Ad-Dailami)
Tulisan didalam buku ini bukanlah untuk
mentakwilkan mimpi, karena sesungguhnya penulis tidak mempunyai ilmu dan kemampuan
untuk mentakwilkannya. Tetapi hanya sekedar mengambil sedikit pelajaran yang
mungkin ada terselip hikmah pada setiap mimpi-mimpi kita.
DAFTAR ISI
NIMPI
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23, 24,25 dst
MIMPI 1
Suatu malam aku bermimpi melihat rumah
orang tua H. Darmawan di penuhi dengan tulisan Asmaul Husna pada tongkat dan dinding
rumahnya. Wallahu a’lam.
______________________
·
Menurut pengamatanku terhadap
rumah tersebut adalah rumah yang penuh berkah. Karena aku sering mendengar H.
Amberi, orang tua H. Darmawan melantunkan ayat-ayat al-Qur’an di rumah
tersebut. Dan aku juga mendengar suara beliau “mengaji” menjelang waktu subuh di
langgar “Baiturrahman” Palampitan Hulu Amuntai. Padahal di langgar lain
kebanyakkan menyetel kaset atau CD. Dan
beberapa tahun setelah aku bermimpi tersebut, aku menyaksikan H. Darmawan
membuka sebuah tempat pengajian (TPA) bagi anak-anak di rumah beliau.
PELAJARAN PERTAMA
PENTINGNYA MEMBACA dan
TADABBBUR AL-QUR’AN
“Dan apabila
dibacakan al-Qur’an maka dengarkanlah (baik-baik) dan diamlah (memperhatikan)
dengan tenang agar kamu sekalaian mendapat rahmat” (QS. Al-A’raaf (7) : 204)
“Dan apakah
tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab
(al-Qur’an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam al-Qur’an
itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman”
(Qs. Al-Ankabuut (29) : 51)
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al-Anfaal (8) :
2)
MIMPI KEDUA
2
Suatu malam, aku bermimpi sesuatu yang ketika aku bangun
aku merasa takut untuk segera menuruti apa yang diminta dalam mimpi tersebut.
Dalam mimpi itu aku disuruh oleh suatu suara untuk membuka 2 atau 3 ayat
sebelum surah al-Hujurat atau surah ke-49. Wallahu a’lam.
______________________
· Karena penasaran, berdasarkan suara dalam mimpi tersebut
aku diminta untuk membuka atau membaca 2 atau 3 ayat sebelum surah al-Hujurat.
Jadi aku harus membaca surah al-Fath (48) 2 atau 3 ayat terakhir dari surah
tersebut. Bunyi ayat sebagai berikut:
(27. Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya,
tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa Sesungguhnya kamu
pasti akan memasuki Masjidil haram, insya Allah dalam Keadaan aman, dengan
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka
Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu
kemenangan yang dekat.
28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan
cukuplah Allah sebagai saksi.
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar) (QS. Al-Fath (48) ayat
27- 29).
Pada waktu itu aku tertegun membacanya. Apa mungkin aku yang tidak
mempunyai apa-apa ini dapat memasuki kota Makkah dengan aman (naik Haji). Namun
Alhamdulillah, setelah berlalu beberapa waktu, dengan karunia dari Allah Swt,
bersama istri, tahun 2010 kami mendaftarkan diri untuk menyetor ONH.
pelajaran kedua
KEWAJIBAN HAJI dan UMRAH
Padanya
terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS.
Ali Imran (3) : 97)
ان الله تعالى يقول : ان عبدا صححت
له جسمه , ووسعت عليه فى معيشته , يمض عليه
خمسة اعوام لايفد الى لمحروم
“Sesungguhnya Allah
Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Sesungguhnya hamba yang Aku sehatkan tubuhnya,
dan Aku luaskan penghidupannya, berlalu atasnya 5 (lima) musim (tahun) tidak
berziarah dia kepada-Ku (Ka’bah) maka sesungguhnya ia telah berdosa” (HR. Ibnu
Hibban dari Abi Sa’id)
Tersebut keterangan di dalam Mukhtarul Ahadits, bahwa
tiap-tiap orang Islam wajib mengerjakan haji bagi orang yang sanggup artinya
berbadan sehat, cukup keuangannya, kemudian dalam masa 5 tahun ia belum juga
pergi (mengunjungi Baitullah), maka orang itu berdosa, dan apabila dia mati
maka matinya itu sama dengan mati Yahudi dan Nasrani.
MIMPI 3
Pada suatu malam, aku bermimpi tentang almarhumah Ibu.
Mudah-mudahan Allah swt mengampuni, mengasih sayangi
beliau dan menempatkan beliau pada maqam yang terpuji. Itulah mimpi pertama
bertemu Ibu setelah lama beliau meninggal. Dalam mimpi, aku mendengar seakan
ibu berkata bahwa aku akan menjadi kaya pada hari tuanya. Wallahu a’lam.
_________________________
PELAJARAN KETIGA
KEKAYAAN YANG SEBENARNYA
“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang
terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi;
orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya Karena memelihara diri dari
minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak
meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.” (QS.
Al-Baqarah (2) : 273
ليس الغنى عن كثرة العرض , ولكن الغنى غنى النفس
“Bukanlah yang
dinamakan kaya karena banyak simpanan harta benda, tetapi yang disebut kaya
adalah kaya diri (jiwa)” (HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah ra).
Kekayaan harta benda mudah habis dengan jalan dicuri
orang, terbakar, dan sebagainya. Kaya jiwa (banyak ilmu) akan tetap dalam diri,
sekalipun diberi-berikan kepada orang. Itulah kaya yang hakiki.
وارض بما قسم الله لك تكن اغنى الناس
“Dan terimalah
dengan redha apa-apa yang telah ditentukan Allah bagimu adalah engkau
sekaya-kaya manusia” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah ra).
mimpi 4
Pernah pada suatu malam, aku bermimpi KH. DR. Saberan
Affandi, MA. Yang aneh dalam mimpi tersebut aku tidak sengaja terinjak kaki
beliau. Setelah bangun aku terus kepikiran tentang mimpi tersebut, hingga aku
menemui beliau menceritakan hal tersebut, sekaligus meminta maaf. Wallahu
a’lam.
_______________________
pelajaran keempat
ADAB dan KESOPANAN
تعلموا العلم
وتعلموا للعلم السكينة والوقار ,
وتواضعوا لمن تتعلمون منه
“Pelajarilah oleh
kamu ilmu, dan pelajarilah demi untuk ilmu yaitu ketenangan dan keagungan dan
bersikap rendah dirilah kamu terhadap orang yang kamu belajar darinya” (HR. Abu
Nu’aim dari Umar ra).
mimpi 5
Pernah juga aku bermimpi : aku tidur berselimutkan
tulisan shalawat. Tapi pada saat tidur tersebut, selimut bertuliskan shalawat
tersebut melorot ke lantai. Wallahu a’lam.
__________________________
· Aku memang pernah melazimkan
membaca beberapa jenis shalawat. Tapi karena sesuatu hal ada beberapa bacaan
shalawat yang tidak rutin terbaca hingga akhirnya lupa sama sekali atau tidak
hafal lagi. Mungkinkah karena ini?
pelajaran kelima
BERKAH SHALAWAT
Tersebut dalam Syifa Syarif, dari Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
من صلى على فى كتاب لم تزل الملا ئكة تستغفرله مابقى ا سمى فى ذلك الكتاب
“Barangsiapa
mencantumkan shalawat untukku dalam sebuah kitab, beristighfarlah malaikat baginya
selama namaku dalam kitab itu”.
Diriwayatkan oleh Abu darsa ra bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
اكثروا من الصلاة على يوم الجمعة فانه يوم مشهود يشهده الملائكة وان احد يصلى علي الا عرضت علي صلاته حتى يفرغ
منها
“Perbanyaklah
shalawat untukku pada hari Jum’at karena hari itu adalah hari besar disaksikan
oleh para malaikat dan tiap orang bershalawat untuk aku dihidangkanlah
shalawatnya kepadaku hingga selesai”
mimpi 6
Pada waktu subuh aku bermimpi. Sebenarnya dini hari aku
sudah bangun dan mendengar bacaan “Tarhim” dibeberapa langgar. Tapi kemudian
aku tertidur lagi hingga aku bermimpi. Dalam tidur aku mendengar H. Ahmad
Subehan sedang adzan Zuhur padahal dalam mimpi kurasa masih jam 9 pagi. Karena
merasa masih belum waktunya adzan Zuhur aku kaget dan langsung terbangun.
Wallahu a’lam.
____________________
pelajaran keenam
KEUTAMAAN SHALAT
“Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku.” (QS. Thaha (20) : 14)
اذا صلى احدكم فليصل صلاة مودع صلاة من لايظن انه يرجع
اليها ابدا
“Apabila
salah seorang diantara kamu mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti
shalatnya orang yang minta diri yang ia mempunyai keyakinan bahwa dirinya tidak
akan kembali selama-lamanya” (HR. Ad-Dailami dari Ummu Salamah)
mimpi 7
Karena kesal dengan
kucing tetangga, yang buang kotoran di kursi dan kencing sembarangan di dalam
rumah, hingga pada suatu malam aku bermimpi, dimana dalam mimpi itu aku merasa
KH. Asmuni (Guru Danau) memberikan ceramah
tentang perlunya kasih sayang atau berlaku lemah lembut terhadap binatang.
Tetapi dalam mimpi tersebut yang tergambar adalah seekor monyet. Wallahu a’lam.
________________________
pelajaran ketujuh
ADAB TERHADAP BINATANG
فرب مركوبة
خير من راكبها , واكثر ذكرا الله منه
“Banyak binatang tunggangan lebih baik daripada pemiliknya dan
lebih banyak dzikirnya” (Perkataan Imam Ahmad)
اتق الله هذه البهاءم المعجمة , فار كبوها صالحة,
وكلوها صالحة
“Takutlah kepada Allah
dalam (memelihara) binatang-binatang yang tidak dapat bicara ini, tunggangilah
mereka dengan baik dan berilah makanan dengan baik pula” (HR. Abu Dawud).
mimpi 8
Hampir menjadi rutinitas selama beberapa tahun, setiap kali aku
mendengarkan taklim, ceramah ataupun tausyiah, senantiasa intisarinya aku
catat. Apalagi yang mengucapkan itu adalah seorang Zurriyatur rasul. Demikian
pula ketika aku membaca sebuah buku ataupun kitab, manakala ada kalam atau
tulisan dari para habaib atau sayyid dengan gembira hati aku mencatat dan
mengumpulkannya. Hingga pada suatu malam aku kelelahan mencari-cari dalam
beberapa kitab kalau-kalau terselip ucapan para habaib, hingga aku tertidur. Di
dalam tidur sepertinya aku bermunajat minta di anugerahi keturunan yang shaleh. Lalu
dalam mimpi tersebut hadir rupa Habib Hasan Taufik bin Alwi al-aydrus. Wallahu a’lam.
_______________________
pelajaran kedelapan
ZURRIYATAN THAYYIBAH
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya
seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak
yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".” (QS. Ali Imran (3) :
38)
Dan ingatlah
ketika Ibrahim Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya Aku
tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,
Tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku; Karena Sesungguhnya dia akan memberi
hidayah kepadaku".
Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid
itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat
tauhid itu. “ (QS. Az- Zukhruf (43): 26 – 28)
mimpi 9
Pernah pada suatu malam aku bermimpi, namun
dalam mimpi tersebut aku seperti masih bersekolah. Waktu itu terlihat sedang belajar bahasa Arab, adapun yang
menjadi gurunya sepertinya adalah KH. Abdul Bari dari Alabio. Wallahu a’lam.
________________________
· Tidak lama berselang setelah mimpi tersebut, kami
menerima pemberian sebuah al-Qur’an, “Al-Kalimah” yang terjemahannya kata demi
kata. Alhamdulillah dengan al-Qur’an terjemahan kata per kata tersebut sangat
membantu dalam memahami kandungan al-Qur’an.
pelajaran kesembilan
PENTINGNYA BAHASA ARAB
“Sesungguhnya
kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.” (QS. Yusuf (12) : 2)
“Sesungguhnya
kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (Qs.
Az- Zukhruf (43) : 3)
احبوا العرب لثلاث لانى عربي والقران عربي وكلام اهل الجنة
فى الجنة عربي
“Sukailah
(bahasa) Arab karena 3 hal, karena sesungguhnya aku (Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasalam) adalah orang arab, dan al-Qur’an al-Karim berbahasa arab, dan
perkataan penghuni sorga adalah bahasa arab” (HR. Thabrani dan selainnya).
mimpi 10
Kadang aku mengenangkan kematian orang-orang yang shaleh yang
meninggal pada waktu dan tempat yang baik. Seperti meninggalnya muallim KH.
Muhammad Atha, Sy. Pada waktu itu Mesjid Raya sedang dalam perbaikan, sehingga
shalat berjamaah diselenggarakan diteras belakang. Pada waktu itu, di Aula
Bupati juga ada kegiatan, namun beliau dan muallim DR. KH. Saberan Affandi
memilih untuk shalat berjamaah di Mesjid Raya. Dan pada waktu shalat Isya malam
Jum’at tersebut, beliau meninggal dunia. Seusai shalat Isya, kulihat muallim
Saberan ikut membawa beliau ke rumah sakit.
Dan setelah beberapa tahun kejadian tersebut berlalu, hingga
pada suatu malam aku bermimpi. Dalam mimpi tersebut, seperti nya ada laporan
pertanggungjawaban keuangan yang harus disampaikan kepada beliau. Sekilas aku
menengok isi dari laporan pertanggungjawaban itu, dan kulihat tertulis : NIHIL. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kesepuluh
PERTANGGUNGJAWABAN AMAL
“...
demi Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang Telah
kamu ada-adakan.” (QS. An-Nahl (16): 56)
“Dia
(Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan
ditanyai.” (QS. An-Anbiya (21):23)
البر لا يبلى والذنب لا ينسى والديان لا يموت اعمل ما
شئت كما تدين تدان
“Kebajikan
itu tidak akan punah dan dosa itu tidak akan dilupakan, dan Yang Maha Pemberi
balasan (Allah Subhanahu wa ta’ala)
tidak akan mati, beramallah apa yang engkau kehendaki, sebab engkau itu
akan ditulis sesuai dengan perbuatanmu” (HR. Baihaqy).
mimpi 11
Pada suatu malam aku pernah bermimpi. Dalam mimpi tersebut
tersiar kabar bahwa KH. Dja’far Saberan (orang Amuntai yang menjadi ketua MUI
di Samarinda) meninggal dunia. Maka banyaklah orang melakukan takziyah. Hingga
ada pengumuman dari panitia, yang berkata, “mana ulama dari Amuntai”. Sekilas
aku melihat dalam tulisan dikertas ada nama KH. Said Masrawan, MA (Ketua MUI
Kab. HSU). Wallahu a’lam.
_________________
pelajaran kesebelas
PENTINGNYA MANAQIB
“Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia
dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing
jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berfikir.” (!S. Al-A’raaf (7) : 176)
“Dan semua kisah dari rasul-rasul kami
ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan
dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud (11) : 120)
“Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf (12) : 111)
Dari Abu Hurairah ra bahwa rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda :
من اكرم عا لما فقد اكرم سبعين
نبيا ومن اكرم متعلما فقد اكرم سبعين شهيدا ومن احب العا لم لا تكتب عليه خطيئته
ايام حيا ته
“Barangsiapa menghormati dan memuliakan
seorang alim, ia telah memuliakan 70 nabi, dan barangsiapa memuliakan seorang
pelajar ia telah memuliakan 70 syahid dan barangsiapa mencintai seorang alim
tidak akan tercatat dosa-dosanya selama hidupnya” (Terdapat dalam Durratun
Nashihin).
mimpi 12
Pernah pada suatu malam aku bermimpi. Serasa keadaan pada waktu
itu terjadi banjir. Kulihat dalam mimpi sepertinya muallim KH. Muhammad Jahri Waringin
melewati gang di samping sekolahan yang halamannya tergenang air dimana semakin
keujung gang airnya semakin dalam. Kulihat muallim KH. Jahri tetap melewati
arus banjir yang semakin deras dan dalam tersebut hingga beliau tidak lagi
kelihatan. Melihat kejadian tersebut, didalam mimpi, kami kemudian mencari
jalan alternative untuk menyeberang jalan. Terlihat dalam mimpi disisi jalan
arus sungai yang deras dan gelombang serta ombak yang besar. Wallahu a’lam.
_____________________
pelajaran
kedua belas
PENUNJUK KEBAIKAN
“Dan
bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am (6) : 153)
Dari Abu Mas’ud ra. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من دل على حير فله مثل اْجرفاعله
“Siapa yang
menunjukkan seseorang kepada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti orang
yang melakukannya” (HR. Muslim).
mimpi 13
Pada hari ke-24 ayahanda meninggal (28 Desember 2016/28 Rab. Awwal
1438) diadakan acara tahlilan. Sebelum acara dzikir dimulai, muallim KH. Saderi
Ijan ada bertanya kepadaku apakah yang meninggal beberapa hari sebelumnya
adalah keluarga ataukah saudara dari DR. KH. Saberan Afandi. Dan pada malam
harinya aku kembali bermimpi. Dalam mimpi aku seperti berada disuatu areal pekuburan.
Kudengar sepertinya muallim KH. Saberan berkata yang intinya bahwa semua orang
akan mati tidak peduli apakah dia seorang raja atau siapa dan bagaimanapun juga.
Setelah itu beliau, kalau tidak salah, menyuruhku untuk mandi. Wallahu a’lam.
________________________
pelajaran ketiga belas
PERSIAPAN KEMATIAN
“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang
kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan".
(QS. Al-Jumu’ah (62) : 8)
Dari Anas bin Malik ra bahwa nabi
Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
اكثروا ذكرالموت , فانه يمحص الذنوب ويزهد فى الدنيا , فان
ذكرتموه عندا لغنى هدمه , وان ذكرتموه عند الفقر ارضا كم بعيشكم
“Banyak-banyaklah
kamu sekalian mengingat mati, (karena) mengingat mati itu dapat menghapuskan
dosa-dosa, dan membuat hati zuhud (tidak senang) terhadap perkara dunia. Jika
kalian mengingatnya diwaktu dalam keadaan kaya, maka zikrul maut itu menanamkan
rasa antipati terhadap keduniawian (harta benda). Dan jika kalian mengingatnya
diwaktu dalam keadaan faqir, maka zikrul maut itu menanamkan rasa ridha
terhadap kehidupan kalian” (HR. Ibnu Abiddunya).
mimpi
14
Hari ini, Jum’at, 1 September 2017 adalah hari Raya “Idul ‘Adha.
Malamnya aku tertidur dan bermimpi. Sepertinya Ustadz Muhammad Hafidz ada
dirumahku. Sehingga akupun ingin menyampaikan keadaan anakku yang “mandeg”
tidak mau lagi ke rumah Tahfidz akibat diliburkan selama puasa ramadhan. Dan
didalam mimpi tersebut Ustadz Muhammad Hafidz yang hafal 30 Juz berkata
kepadaku: “ Dididik dirumah ja dulu”. Wallahu a’lam.
_____________________
pelajaran keempat belas
BAITI JANNATI
ما نحل والد ولده افضل من ادب حسن
“Tidak ada pemberian
bapak terhadap anaknya yang lebih baik daripada adab yang baik” (HR. Hakim).
mimpi 15
Jum’at, 9 Maret 2018 saat ke Mesjid, aku
melihat ada pengumuman tentang akan adanya pengkajian kitab “Hidayatus Salikin”
oleh KH. Ahmad fahmi Zamzam, asal Desa Harus, Amuntai Tengah, yang lama membuka
majelis pengajian di Malaysia. Pelaksanaanya direncanakan pada hari sabtu dan
minggu (17 dan 18 Maret 2018) dari pagi hingga shalat Isya. Aku terus berharap dapat mengikutinya. Hingga
menjelang tidur aku tetap kepikiran.
Dan saat tertidur, aku serasa bermimpi,
bahwa ada orang yang datang berkendaraan, entah kenapa aku tergerak untuk
membantu memalingkan kendaraan tersebut. Saat itu, aku lagi membaca kitab, dan
lalu kitab itu aku letakkan di meja dalam keadaan terbuka, karena didekat meja
tersebut telah duduk seseorang seperti KH. Muhammad Husaini (tambalangan),
dengan harapan muallim dapat membacanya. Dan saat aku membantu memalingkan
kendaraan tersebut, kulihat muallim membuka buku/kitab tersebut.
Saat aku datang hendak mengambil kitab
tersebut, muallim KH. Muhammad Husaini menanyai aku, tanya beliau : “Syahadat
terbagi atas berapa ?” Dan dalam mimpi tersebut aku tidak bisa menjawab.
Wallahu a’lam.
____________________
pelajaran kelima belas
KETERBATASAN ILMU
افة العلم النسيا ن واضا عته ان تحدث به غير اهله
“Bahayanya ilmu itu
ada 2 (dua0, ialah lupa dan menyia-nyiakan ilmu. Termasuk menyia-nyiakan ilmu
ialah membicarakannya dengan orang yang bukan ahlinya” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Diibaratkan, ilmu itu adalah laksana binatang buruan yang
liar, maka supaya tidak lepas maka harus diikat dengan tali kekang yang kuat.
Demikian pula halnya, talinya ilmu adalah tulisan yang diamalkan.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam bersabda (dalam
hadits pengajaran Jibril as, ketika beliau ditanya tentang kiamat) :
ما المسؤول عنها باعلم من السا ئل
“Tidaklah yang
ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya” (HR. Bukhari Muslim)
Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang sesuatu
permasalahan, beliau menjawab “Saya tidak tahu”. Kemudian beliau berkata lagi.
“Alangkah sejuknya hati ini” (3 kali). Orang-orang bertanya: “Ya Amirul
Mukminin, apa maksud dari perkataanmu itu?” Beliau menjawab : “Yaitu apabila
seseorang ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya ia menjawab : “Allahu
a’lam”
Abu Hafs an-Naisabury berkata : “Orang alim adalah orang
yang ketika ditanya tentang suatu masalah, merasa takut kalau-kalau nanti pada
hari kiamat ditanyakan kepadanya, “Dari mana dasar jawabanmu ?”
Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam
lainnya juga selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasalam yang tidak mereka ketahui dengan ucapan “Allahu wa Rasuluhu
a’lam” )Allah dan Rasulullah lebih mengetahui) dan ini dapat kita lihat dalam
banyak hadits.
Dan riwayat-riwayat lain yang semakna yang menjelaskan
betapa hati-hatinya para sahabat dari menjaga lisan-lisan mereka untuk berkata
sesuatu yang tidak mereka ketahui.
Sikap sedemikian, diikuti pula oleh para imam shalafus
shaleh, sebagaimana tersebut dari Humaid bin Abdurrahman, ia berkata :
“Menjawab dengan jawaban tidak tahu, itu lebih aku sukai daripada harus
memaksakan diri menjawab sesuatu yang tidak aku ketahi” (Diriwayatkan oleh Ad-Darimy)
Abu Sulaiman berkata : “Ma’rifat itu lebih dekat kepada
diam daripada bicara”
mimpi 16
Malam Rabu, 3 ke 4 April 2018 aku kembali
bermimpi. Kali ini mimpi tentang sepasang sandal. Dalam mimpi, kulihat di
sandal jepit itu ada gambar Tuan Guru Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul) dan
gambar seorang ulama lainnya. Ketika ada seseorang hendak memakai sandal
tersebut, aku kemudian melarangnya karena merasa tidak layak gambar seorang
waliyullah dijadikan alas kaki. Wallahu a’lam.
_____________________
pelajaran keenam belas
WALI ALLAH
“Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
Bagi mereka
berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat.
tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu
adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus (10) : 62- 64)
mimpi 17
Malam kamis, 18 ke 19 Juli 2018 menjelang
subuh, aku bermimpi berbicara dengan ustadz Ahyani H. Ramli, imam di langgar
kami “Syi’arul Muslimin” Paliwara. Dalam mimpi tersebut sepertinya ustadz
Ahyani bertanya atau menanyakan sesuatu kepadaku. Pertanyaan tersebut langsung
saja aku jawab. Lalu ustadz Ahyani sepertinya berkata : “Jangan begitu, tapi
ucapkanlah Insya Allah”. Akupun menuruti apa yang dia perintahkan. Setelah itu
dia berkata : “ya, seperti itu !” Wallahu a’lam.
_______________________
pelajaran ketujuh belas
DENGAN IZIN ALLAH
“Dan
jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya Aku akan
mengerjakan Ini besok pagi,
Kecuali (dengan
menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa
dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang
lebih dekat kebenarannya dari pada ini". (QS. Al-Kahfi (18) : 23 – 24)
“Musa berkata: "Insya Allah kamu akan
mendapati Aku sebagai orang yang sabar, dan Aku tidak akan menentangmu dalam
sesuatu urusanpun".” (QS. Al-Kahfi (18) : 69)
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku (Sesungguhnya
Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar".” (QS. As-Shaffat (37)
: 102)
mimpi 18
Sore kamis, 2 Agustus 2018. Dalam hati aku
ingin sekali bertemu dengan waliyullah, tidak dapat dalam kenyataan, kiranya
dapat berjumpa didalam mimpi. Hingga aku membaca surah al-Fatihah yang aku
haturkan untuk baginda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa salam, kemudian membaca
al-Fatihah untuk kedua orang tua, kemudian membaca lagi beberapa kali
al-Fatihah yang dipersembahkan untuk para ulama dan habaib.
Dan setelah shalat isya akupun tidur. Di
dalam tidur tersebut sepertinya aku bermimpi. Dalam mimpi kulihat aku sedang
membersihkan kulit cempedak (mandai) yang diasinkan. Disaat membersihkan
tersebut datang sesosok wanita berpakaian serba hitam, yang kukenali dari mata
beliau, adalah ibunda Ruminah (istri dari DR. KH. Saberan Affandi, MA). Tanpa
banyak berbicara, beliau lalu berkata : “Jakanya ampun Haji Supian (adik beliau) diandak kasini” (seandainya
kepunyaan H. Supian dibawa ke sini). Setelah mengatakan yang sedemikian aku
terbangun. Wallahu a’lam.
_______________________
pelajaran keDELAPAN belas
SUFI WANITA
ان اغبط النا س عندي مؤمن خفيف الحاذذو حظ من صلاة غامض في
النا س لايؤبه له كان رزقه كفا فا وصبر
عليه عجلت منيته وقل تراثه وقلت بوا كيه
“Sesungguhnya orang
yang paling aku merasa iri kepadanya adalah orang mukmin yang miskin, gemar
mendirikan shalat, beribadah kepada Rabb-Nya dengan baik, tidak dikenal orang,
selalu merasa cukup dengan rezeki ( yang telah ditentukan), selalu bersabar,
kematiannya dipercepat, warisannya sedikit dan tidak banyak orang yang
menangisi saat kematiannya” (HR. Ibnu Majah)
ان اغبط اوليا ئي عندى لمؤمن حفيف الحاذ ذوحظ من الصلاة
احسن عبادة ربه واطا عه في السر وكان غامضا في الناس لا يسادلبيه بالا صابع وكان
رزقه كفافا فصبر على ذلك ثم نقر بيده فقا ل عجلت منيته قلت بوا كيه قل تراثه
“Sesungguhnya
wali-wali terbaik menurutku adalah orang yang mukmin yang ringan kondisinya
(miskin), gemar mendirikan shalat, beribadah kepada Rabb-Nya dengan baik,
menaati-Nya dikala sepi, tidak dikenali orang, tidak ditunjuk dengan jari
(jumlahnya sedikit), rezekinya pas-pasan lalu dia selalu bersabar dengan
kondisinya”. Setelah itu, beliau mematok-matokkan tangannya seraya bersabda:
“kematiannya dipercepat, sedikit orang yang menagisi kematiannya dan harta
warisannyapun sedikit” (HR. Tirmidzi)
mimpi 19
Rabu malam Kamis, 22 ke 23 Agustus 2018 M
(bertepatan dengan 10 ke 11 Zulhijjah 1439 H). Masih suasana hari raya. Aku
bermimpi, dimana dalam mimpi tersebut kulihat, Hidayatullah Fitri mengantar
beberapa buah amplop undangan shalat fardlu kifayah. Sebagian uang di dalam
amplop tersebut berada diluar dalam keadaan usang dan kumal.
Kemudian, dalam mimpi tersebut, selesai
shalat Zuhur di langgar, muallim DR. KH. Saberan Affandi lama sekali duduk “di
paimaman” sehingga timbul gerak hati bertanya, apakah beliau lupa ada undangan
shalat fardlu kifayah. Pada saat itu, aku atau ustadz Ahyani berkata : “Ada 4
undangan kifayah, lho !”. Belum lagi kami mengatakan tersebut, muallim langsung
berdiri.
Kemudian, masih dalam mimpi, aku menunggu
disuatu tempat (dalam hati mobilnya akan lewat didepan aku menunggu), tetapi
ternyata dugaanku meleset. Rombongan muallim ternyata naik mobil ke arah lain.
Mengetahui hal sedemikian, aku cepat berlari mengejar mobil mereka, dan
akhirnya berhasil juga naik ke mobil tersebut. Di dalam mobil kulihat, muallim
Saberan, ustadz Ahyani, H. Muhaimin, dan lain-lain.
Kemudian, masih dalam mimpi tersebut,
seraya menunggu pelaksanaan kifayah di dalam langgar (tidak kuketahui namanya),
kulihat sebagian orang berdiri, sebagian duduk, sedangkan aku sendiri makan
nasi bungkus. Wallahu a’lam.
__________________________
pelajaran KESEMBILAN belas
KIFAYAH
وصل على الجنا ئز , لعل ذلك يحزنك فان الحزين فى ظل الله
يوم القيا مة يتعرض لكل خير
“Dan shalatkanlah
jenazah-jenazah itu, mudah-mudahan hal itu bisa membuat kamu sedih, sebab orang
yang sedih itu kelak dihari kiamat berada dalam naungan Allah dan penuh dengan
limpahan kebaikan”. (HR. Ahmad)
mimpi 20
Rabu malam Kamis, 5 ke 6 September 2018 M
(bertepatan dengan 24 ke 25 Zulhijjah 1439 H). Dinihari aku terbangun.
Sepertinya aku bermimpi, atau hanya semacam ilusi yang tergambar dalam pikiran
sewaktu bangun tidur. Dalam mimpi tersebut, kulihat Habib Shadiq bin Muhammad
Assegaf berjalan menuju tempat pengajian (peringatan haul). Aku ingin berjalan
mendahului beliau, tetapi kemudian kuurungkan. Lalu aku berjalan dibelakang
mengikuti belau.
Ketika sampai ditempat peringatan, di
sebuah langgar, kami masuk ke dalam. Habib Shadiq terus saja berjalan sampai ke
bagian depan, sedangkan aku melihat di dalam langgar penuh sesak dengan
jama’ah, aku memilih duduk di deretan jama’ah. Setelah itu, kulihat (dalam
mimpi tersebut) Habib Shadiq melambaikan tangan ke arahku, sepertinya menyuruh
atau mengajak aku untuk duduk kedekatnya di depan. Wallahu a’lam.
________________________
pelajaran kedua puluh
MENCINTAI ZURRIYATUR RASUL
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda:
مثل اهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف
عنها غرق
“Perumpamaan
ahlulbait bagi kalian adalah seperti bahtera Nabi Nuh as. Barangsiapa
menaikinya (mengikuti) pasti dia selamat, dan barangsiapa berpaling darinya
pasti dia tenggelam” (As-Suyuthi dalam Ihya al-Mayyit, hal. 25-27)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
النجوم امان لا هل الارض من الغرق واهل بيتي امان لاهل الارض من الا ختلاف
“Bintang-bintang
adalah pengaman bagi penduduk bumi dari tenggelam (di lautan), dan ahlulbaitku
adalah pengaman bagi penduduk bumi dari perselisihan” (An-Nabhani dalam
Asy-Syaraf al-Mu’abbad, hal. 58)
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda:
اني اوشك ان ادعى فا جيب واني تارك فيكم الثقلين كتاب الله عزوجل وعترتي كتا الله حبل ممدود من السماء الى الارض وعتر تي اهل بيتي وان
اللطيف اخبرني انهما لن
يفترقا حتى يردا
على الحوض فانظروا
بما تخلفوني منهما
“Sesungguhnya aku
tidak lama lagi akan dipanggil (wafat), dan akupun akan memenuhinya. Aku
meninggalkan pada kalian dua peninggalan berharga (tsaqalain) : Kitab Allah
Azzawa jalla dan Itrah-ku. Kitab Allah (al-Qur’an) ibarat tali penghubung
antara makhluk dan pencipta-Nya, sedangkan Itrah-ku adalah ahlilbaitku. Dan
sungguh, Allah Yang Maha Lembut telah memberitahukan kepadaku bahwa keduanya
tidak akan berpisah sampai keduanya datang kepadaku di telaga (sorga). Maka
perhatikanlah ! Kalian berarti menyalahiku jika kalian menyalahi keduanya”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, juz 4 hal 31 danjuz 5 hal
181).
Hal serupa terdapat
pula dalam shahih Muslim, Bab Fadlail Shahabah, juz 15, hal. 179.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
والذي نفسي بيده
لا يبغضنا اهل البيت رجل الا ادخله النار
“Demi yang jiwaku
berada di tangan-Nya, tiada seorangpun yang membenci kami, ahlulbait, kecuali
akan dicampakkan (oleh Allah Subhanahu wa ta’ala) ke dalam api neraka”
(As-Suyuthi dalam Ihya al-Mayyit, hal. 18)
mimpi 21
Selasa malam Rabu, 16 ke 17 Oktober 2018 M (bertepatan dengan 7
ke 8 Shafar 1440 H). Waktu dini hari sepertinya aku bermimpi. Sepertinya aku
berada dalam suatu rapat atau musyawarah yang dihadiri oleh Bupati Drs. H.
Abdul Wahid, HK, MM. Dalam mimpi tersebut kulihat daftar nama-nama peserta test
CPNS untuk wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara. “Banyak jua lih pendaftarnya”,
kataku seketika.
Kemudian seseorang di sebelahku memberi isyarat dengan
mengernyitkan keningnya, Tanya sama bupati maksudnya. Tanpa mendahului
bertanya, bupati H. Abdul Wahid sepertinya mengetahui keinginanku.
“Nangapang” (Ada apa)”, Tanya beliau.
“Anak ulun ada umpat test jua” kataku
“Siapa ngarannya ?” Tanya beliau. Aku kemudian menyebutkan namanya.
“Siapa ?” kata beliau seperti tidak mendengar atau hanya minta penegasan.
“Amalia Ihsana” kataku sekali lagi.
“Umpat napa ?”
“PGSD”
Setelah itu beliau berkata, “Ayuha, kaena nyamanai”.
Kemudian masih dalam mimpi, sepertinya aku dipanggil untuk menghadap
dan sudah berada di depan ruang kerja beliau. Sebelum masuk aku mengatur
terlebih dahulu HP ku dalam posisi merekam pembicaraan. Guna hati-hati agar
tidak ada kecurangan. Tetapi belum sampai masuk ke ruangan aku terbangun. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh SATU
PROFESI MULIA
Hadits dari Sahl bin Sa’id
ra yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
فو الله لاْن يهدي الله بك رجلا خيرلك من اْن يكون لك
حمرالنعم
“Demi Allah, jika Allah
Subhanahu wa ta’ala memberi petunjuk pada satu orang melalui perantaraanmu,
maka hal itu jauh lebih baik daripada kekayaan yang sangat berharga” (HR.
Bukhari Muslim)
Burhanuddin al-Zarnuji, dalam kitab “Ta’lim
al-Muta’allim”, mengatakan:
اْلا لن تنال العلم الا بستة ساْ نبيك عن مجمو عها
ببيان ذكاء وحرص واصطبار وبلغة
وارشاد استاذ وطول زمان
“Engkau tidak akan
mencapai ilmu itu kecuali dengan 6 hal. Aku akan jelaskan kepadamu secara garis
besarnya : cerdas, sungguh-sungguh, sabar, ada bekal, ada guru yang membimbing
dan masa yang panjang”.
Ini jelas-jelas menempatkan peranan guru sebagai salah
satu syarat mutlak mendapatkan ilmu, jika tidak dipenuhi maka ilmu itu tidak
akan engkau capai (lan tanal).
mimpi 22
Senin dinihari, 6 Mei 2019 M bertepatan
dengan 1 Ramadhan 1440 H, sepertinya aku kembali bermimpi. Suasana dalam mimpi
tersebut, sepertinya aku masih kuliah. Aku mengalami kebingungan sehingga aku
turun naik anak tangga kemudian mengelilingi lorong demi lorong ruangan kampus
yang kosong. Dari kejauhan terdengar suara seperti KH. Hanafi Idar yang
meledak-ledak memberikan pengajian di Majelis Ta’lim al-Ma’arif. Lalu seseorang
yang aku kenal berkata, yang ucapannya kalau tidak salah : “Sidin tu tinggi
banar tasaufnya” atau yang dikatakannya : “Ketinggian (mengajarkan) tasaufnya”. Wallahu a’lam.
_______________________
· Setelah berlalu beberapa bulan,
beliau kemudian terpilih menjadi Rais Syuriah Nahdlatul Ulama Cabang Kabupaten
Hulu Sungai Utara.
pelajaran kedua puluh dua
AMALAN SUFI
“maka
istiqamahlah (tetaplah) engkau (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana
telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertaubat bersamamu. Dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan” (QS. Hud : 112)
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan : “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah
pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan) : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) sorga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu” (Qs. Fushshilat : 30).
mimpi 23
Malam Senin, 6 ke 7 Oktober 2019 bertepatan
dengan 8 Shafar 1441 H. Tengah malam aku terbangun. Sepertinya aku bermimpi.
Dalam mimpi tersebut, kulihat orang seperti pada menunggu pembacaan manaqib
ataupun pengajian biasa. Tidak berapa lama kemudian, sepertinya datang mu’allim
KH. Syam’uni, Imam Mesjid Raya Amuntai, seraya membawa kitab. Begitu melihat
aku, kami langsung berpelukan layaknya sahabat yang lama tidak berjumpa, berpelukan
seperti menjemput orang yang datang dari tanah suci. Setelah itu Mu’allim
berkata sambil tersenyum, “Bah/wah ! nginipang orangnya”. Wallahu
a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh tiga
MENCINTAI KARENA ALLAH
Dari Anas bin Malik,
beliau berkata:
ان رجلا كان عند النبي صلي الله عليه وسلم فمربه رجل
فقال : يارسول الله اني لاْحب هذا, فقال له النبي صلي الله عليه وسلم : اْعلمته ؟
قال : لا , قال : اْعلمه , قال : فلحقه فقال : إني اْحبك في الله, فقال:
اْحبك الذي اْحببتني له
“Bahwasanya ada seorang
sahabat yang sedang berada di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian
seseorang lewat dihadapan mereka. Lantas sahabat ini mengatakan: “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. Maka Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya: “Apakah engkau telah memberitahukan
rasa cintamu kepadanya?” Ia berkata: “Belum.” Beliau berkata: “Jika demikian,
pergilah dan beritahukan kepadanya”. Maka ia langsung menemui orang itu dan
mengatakan : “inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena
Allah), lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu”
(semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku
karena-Nya). (HR. Ahmad, Abu Dawud).
mimpi 24
Senin dinihari, 27 April 2020 M (bertepatan
dengan 4 Ramadhan 1441 H. Sepertinya aku kembali bermimpi. Sebelumnya, minggu
malam senin (26 ke 27 April) aku menambahkan beberapa tulisan ke dalam blogku
(majelisulamadanwali.blogspot.com) sampai pukul 23.00 wita. Setelah itu, aku
tidur. Sekira pukul 2 dinihari aku terbangun. Sepertinya aku bermimpi atau
mungkin hanya sebagai bayangan yang mengkristal dalam pikiran sewaktu
terbangun. Dalam mimpi tersebut, aku bersama dengan seseorang pergi ke rumah
muallim KH. Muhammad Jahri. Tampak beberapa santri dalam suatu halaqah duduk
menghadap kedepan. Temanku lebih dulu masuk seraya memberi salam. Kulihat
muallim berpakaian sangat sederhana, hanya mengenakan kaos dalam lengan pendek,
serta tanpa tutup kepala. Kulihat beliau berdiri dan seperti hendak keluar
(mungkin hendak berwudhu) melalui pintu yang lain. Aku segera masuk dan memberi
salam. Seraya menjabat tangan beliau, aku berkata sambil menangis. “Guru, ajari
ulun napa hajakah tentang masalah agama”. Kemudian, beliau bertanya kepadaku:
“ikam dari mana?”, lalu kujawab : “Ulun orang Amuntai jua”. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh empat
BELAJAR HARUS BERGURU
“Bolehkah
aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu
yang telah diajarkan kepadamu? Dia menjawab, “Sesungguhnys kamu sekali-kali
tidak akan sanggup sabar bersamaku” (QS. Al Kahfi : 66-67)
“Dan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi : 60)
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya”
(QS. Al-Isra (17) : 36)
عن عبدالله بن المبارك يقول : الاءسناد
من الدين ولولا الاءسناد لقال من شاء
ماشاء
Ibnul Mubarak berkata:
“Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti
akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya” (HR.
Muslim dalam Muqaddimah Kitab Shahihnya}.
Menurut pendapat ulama:
ولا بد فى سلوك طريق الحق من ارشاد استاذ حاذق وتسليك شيخ كامل مكمل حتى تظهر
حقيقة التوحيد بتغليب القوى الرحانية على القوى الجسما نية
“Diwajibkan bagi orang yang mencari jalan yang benar (belajar
agama) untuik mencari seorang guru yang benar, dan dibawah arahan guru yang
sempurna dan bisa menyempurnakan sehingga bisa menghantarkan kepada hakikatnya
keyakinan dengan mengedepankan kekuatan rohani mengalahkan kekuatan jasmani
(akal fikiran) (Tafsir Haqqi, juz 15, hal. 13)
وقال الشيخ أبو على الدقاق : لوأن رجلا يوحى اليه ولم يكن له شيخ لايجيئ منه من الآسرار
Syekh Abu Ali al-Daqqaq
berkata: “Seandainya seseorang diberi petunjuk dan baginya tidak memiliki guru,
maka jangan berharap akan muncul baginya asror (rahasia yang benar dari
kebenaran ilmu tersebut)”
Dan perkataan Syekh Abu
Yazid al-Bustamiy :
من لم يكن له شيخ فشيخه الشيطان
“Barangsiapa tidak
memiliki guru maka gurunya adalah syaithan” (Tersebut dalam Tafsir Ruhul Bayan)
mimpi 25
Selepas zuhur, cuaca sangat terik, Senin, 9
November 2020 (bertepatan dengan 23 Rabiul Awwal 1442 H). Aku mencoba
membaringkan diri hingga tanpa terasa tertidur. Sepertinya aku bermimpi : aku duduk-duduk
berkumpul bersama keluarga di teras rumah. Selang beberapa waktu aku melihat
kepada gumpalan awan tebal di langit. Kulihat seperti ada mata yang mengintip
dari gumpalan awan tersebut, yang beberapa saat kemudian berubah menjadi gambar
para wali-wali Allah dan zurriyah Rasulullah, yang tampil secara bergantian
layaknya slide show. Aku tidak sempat mengingat gambar-gambar siapa saja yang
tampil, tapi sepertinya kumpulan gambar-gambar waliyullah dan dzurriyah
Rasulullah yang banyak dijadikan orang figura. Dalam mimpi tersebut aku
bergegas mencari gawai HP untuk mengabadikannya guna memperlihatkannya kepada
orang lain, tapi aku tidak berhasil karena keburu terbangun. Kemudian kulihat
jam menunjukkan sebentar lagi masuk waktu ashar. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh lima
WAJAH GURU, WAJAH KEKASIH
“Maka
tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah
wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya
kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia
berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah
(nampakkanlah dirimu) kepada mereka” Maka
tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupanya),
dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata : “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia” (QS. Yusuf
(12) : 31)
Demikian gambaran
al-Qur’an tentang ketampanan wajah Nabi Yusuf, dan keterpanaan manusia ketika
memandang wajah beliau.
Tentang memandang wajah, diungkap kembali oleh
Syaikh Nawawi Banten dari kitab Riyadh al-Shalihin, bahwa Ali Ibn Abi Thalib berkata,
“Memandang wajah seorang ulama adalah ibadah. Lalu berpendar
cahaya dalam pandangan itu dan terang cahaya di dalam hatinya. Ketika
seorang ulama mengajarkan ilmu, maka satu tema yang diajarkan berhadiah satu
istana di surga, Bagi yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya, akan mendapatkan
hadiah serupa”.
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang memuliakan seorang ulama, sungguh ia telah
memuliakan aku.” Mengapa begitu? Menurut Syaikh Nawawi
Banten, “Karena ulama adalah kekasih Nabi SAW”. Lalu Nabi SAW melanjutkan, “Barangsiapa
yang memuliakan aku, sungguh ia telah memuliakan Allah.”
Mengapa
begitu? Menurut Syaikh Nawawi Banten, “Karena Nabi SAW adalah kekasih Allah
SWT”. Nabi SAW bersabda lagi, “Barangsiapa yang memuliakan Allah, maka ia akan bertempat tinggal
di surga.” "Surga itu sendiri adalah tempat
tinggal para kekasih Allah SWT”, demikian tulis Syaikh Nawawi Banten.
Oleh karena itu, terkait dengan hal ini Nabi SAW bersabda, “Muliakanlah
ulama karena mereka adalah pewaris para nabi. Barangsiapa yang memuliakan
mereka, sungguh ia telah memuliakan Allah dan Rasul-Nya.” Hadits
ini diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi bersumber dari Jabir.
Dulu sebagian sahabat ketika belajar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam ada yang sampai tidak berani melihat beliau. Wibawa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, sampai membuat sahabat ini tidak kuat melihat beliau.
Seperti yang dialami sahabat Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan,
وَمَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَىَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
وَلاَ أَجَلَّ فِى عَيْنِى مِنْهُ وَمَا كُنْتُ أُطِيقُ أَنْ أَمْلأَ عَيْنَىَّ
مِنْهُ إِجْلاَلاً لَهُ وَلَوْ سُئِلْتُ أَنْ أَصِفَهُ مَا أَطَقْتُ لأَنِّى لَمْ
أَكُنْ أَمْلأُ عَيْنَىَّ مِنْهُ
Tidak ada seorang-pun yang lebih aku cintai melebihi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada manusia yang lebih mulia di mataku,
dari pada beliau. Aku tidak mampu untuk memenuhi pandanganku ke arah beliau,
karena wibawa beliau. Kalaupun aku diminta untuk menceritakan tentang wajah
beliau, aku tidak mampu. Karena aku tidak pernah memandang total wajah beliau. (HR. Muslim 336).
Memandang orang shalih, bisa membangkitkan semangat, untuk
meningkatkan amalan kebaikan, tatkala keimanan seseorang sedang turun.
Sebagaimana dilakukan oleh Abu Ja’far bin Sulaiman, salah satu murid Hasan Al
Bashri. Beliau pernah mengatakan,”Jika aku merasakan hatiku sedang dalam keadaan
qaswah (keras), maka aku segera pergi untuk memandang wajah Muhammad bin Wasi’
Al Bishri. Maka hal itu mengingatkanku kepada kematian.” (Tarikh Al Islam,
5/109).
Imam Malik sendiri juga melakukan hal yang sama tatkala merasakan
qaswah dalam hati. Beliau berkisah,”Setiap aku merasakan adanya qaswah dalam
hati, maka aku mendatangi Muhammad bin Al Munkadir dan memandangnya. Hal itu
bisa memberikan peringatan kapadaku selama beberapa hari.” (Tartib Al Madarik,
2/51-52).
Jika demikian besar dampak positif yang
diperoleh saat seorang memandang wajah orang-orang shaleh, maka melakukannya
dihitung sebagai ibadah, karena telah melaksanakan saran Rasulullah. Dimana,
suatu saat beberapa sahabat bertanya, “Karib seperti apa yang baik untuk kami?”
Rasulullah menjawab,”Yakni apabila kalian memandang wajahnya, maka hal itu
mengingatkan kalian kepada Allah.” (Riwayat Abu Ya’la, dihasankan Al Bushiri).
Seseorang bertanya kepada Imam Hasan Al
Basri "wahai Imam hasan katakan amalan apa yang bisa membuat aku dekat
dengan Allah dan menyelamatkan diriku ditempat terbaik di yaumil akhir (jannah)”. Kemudian imam
Hasan menjawab "cintailah para aulia atau ulama (orang yang dekat dengan
Allah) dan berharap ketika Allah menatap hati para kekasihnya itu dan disana
tertulis namamu, dan itu akan membuat Allah membiarkan engkau bersama mereka di
tempat terbaik Nya"
mimpi 26
Lewat tengah malam, sekira pukul 02.00
pagi, Jum’at, 20 November 2020 (bertepatan dengan 4 Rabiul Akhir 1442 H). Aku
terbangun dari mimpi. Sewaktu tidur tersebut, sepertinya aku bermimpi bahwa aku
juga sedang tidur, dan didalam mimpi tersebut ketika aku mau bangun, aku merasa
tidak dapat membuka mataku. Aku sudah berupaya mengusahakannya tetapi tetap
saja aku tidak dapat melihat. Didalam mimpi tersebut, aku berjalan sambil
meraba-raba untuk mencari air. Dan ketika aku memperolehnya, langsung aku
usapkan ke mataku, seketika mataku dapat terbuka dan melihat kembali. Bersamaan
dengan itu, akupun terbangun. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh enam
BUTA DI DUNIA, BUTA DI AKHIRAT
“Dan
barangsiapa yang buta (hatinya) didunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan
lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)” (QS. Al-Isra’
(17) : 72)
“Dan Kami
mengumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta. Dia berkata, “Ya
Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan kami dalam keadaan buta, padahal aku dulu
(didunia) dapat melihat” (QS. Thaha (20) : 124-125)
Mengapa demikian?
“Demikianlah,
karena kamu telah didatangi ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya. Maka,
demikian pula hari ini kamu dilu[pakan” (Qs. Thaha (20) : 126)
“Sebenarnya
bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada “ (QS.
Al-Hajj : 46).
Akibatnya ?
“Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan
barangsiapa yang dia sesatkan, maka sekali-kali dia tidak akan mendapat
penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Kami akan mengumpulkan mereka
pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli”
(QS. Al-Isra’ (17) : 97)
mimpi 27
Jum’at Malam Sabtu, 15 Oktober 2021
(bertepatan dengan 9 ke 10 Rabiul Awwal 1443 H). Di Langgar “Baiturrahman” Desa
Palampitan Hulu diselenggarakan peringatan maulid Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, dengan penceramah Ustadz Muhammad Yannor dari Kelua. Usai
ceramah kulihat ustadz Muhammad Nashih Amin (Kota Raden), -- alumni Hadramaud , Yaman, yang baru saja melangsungkan walimatul 'ursy, dengan seorang wanita di Desa Palamptan Hulu --- berjalan beriringan dengan ustadz
Yannor.
Malamnya aku bermimpi. Dalam mimpi tersebut
sepertinya aku melihat Ustadz Nashih Amin berada dirumah kami yang di Paliwara.
Aku melihat ustadz Nashih sedang santai duduk di sofa. Waktu itu, aku bermaksud
untuk memperbaiki sesuatu yang rusak di dekat ustadz. Namun, tidak berapa lama
terdengar suara seperti mau adzan. Seketika aku bergegas untuk berwudhu dengan
melompat dari jendela ke rumah sebelah. Kulihat ustadz Nashih ketika hendak ke
langgar juga terpaksa melompati pagar teras yang tidak tinggi karena jalan terhalang oleh
beberapa orang berdiri dan berbicara di jalanan tersebut. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh TUJUH
JANGAN TERGESA-GESA
Dari Ibnu Abbas, beliau
berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj Abdul Qais
: “Sesungguhnya dalam dirimu terdapat 2 (dua) sifat yang dicintai oleh
Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa”. (HR. Bukhari)
Dari Anas ra, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sifat perlahan-lahan berasal dari
Allah, sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan”. (HR.
Baihaqi, dan Abu Ya’la).
Bersegera
melakukan kebaikan memang sangat dianjurkan. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman dalam surat al-Baqarah (2) ayat : 148
yang bunyinya: “Dan setiap ummat mempunyai kiblat yang dia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada,
pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya (pada hari kiamat). Sungguh Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Intinya, bersegera mengerjakan
kebaikan dianjurkan tetapi terburu-buru atau tergesa-gesa justru dilarang, hatta dalam hal kebaikan sekalipun.
Seperti disebutkan dalam
al-Qur’an:
“Janganlah
kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasainya)”
(QS. Al-Qiyamah : 16).
Dari Abu Hurairah ra, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dikabulkan do’a seseorang dari
kalian selama ia tidak buru-buru; (dimana) ia berkata: “Aku sudah berdoa namun
belum dikabulkan do’aku” (HR. Bukhari, Muslim).
“Dan manusia
berdo’a untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa’a untuk kebaikan. Dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa” (QS. Al-Isra : 11)
Sebuah hadits dari Abu
Hurairah , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kamu
mendengar iqamah, maka berjalanlah kamu menuju tempat shalat, dan langkahkanlah
kakimu dengan tenang dan anggun, dan janganlah kamu melangkahkannya dengan
tergesa-gesa. Maka apa saja bagian shalat yang kamu jumpai, kerjakanlah dan apa
yang terlewatkan olehmu, maka sempurnakanlah” (HR. Bukhari dan Muslim).
mimpi 28
Hari ini, tepat sebulan seseorang yang
ingin menyewa toko belum mengembalikan kunci toko yang dipinjamnya. Sehingga,
malam tadi, Minggu malam Senin, 19 ke 20 Desember 2021 (bertepatan dengan 16
Jumadil Awal 1443 H), terbawa ke alam mimpi. Dalam mimpi tersebut aku didatangi
oleh dua orang pemuda tampan yang menanyakan apakah toko kami tersebut mau disewakan.
Aku tidak ingat bagaimana sikapku ketika menjelaskan bahwa kunci tokonya dibawa
oleh seseorang. Hingga kemudian dalam mimpi tersebut aku mendengar suara entah
dari siapa dan dari mana, katanya : “Hendaklah engkau menjadi waliku”. Wallahu
a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh DELAPAN
MEMBUAT PILIHAN
Hidup didunia ini selalu
dihadapkan pada 2 pilihan yang harus dipilih salah satunya, yaitu menjadi wali
Allah ataukah menjadi wali setan.
“Ingatlah
wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih.
Yaitu orang-orang yang beriman lagi bertakwa.” (QS. Yunus (10) : 62-63).
Seseorang yang menjadi
wali Allah adalah orang yang bersih keimanannya, yang tidak dicampuri dengan
berbagai bentuk kesyirikan. Serta bertaqwa yaitu melakukan apa yang diperintah
oleh Allah dan menjauhi apa yang apa yang dilarang-Nya.
Sedangkan tentang berwali
kepada syetan, rujukannya adalah:
“Sesungguhnya
setan-setan itu mewahyukan kepada wali-wali mereka untuk membantahmu. Jika kamu
mentaati mereka sesungguhnya kamu termasuk menjadi orang-orang musyrikin”. (Qs.
Al-An’am (6) : 121).
Mengapa harus memilih?
Karena itulah yang paling
bijak dari sudut pandang kebebasan manusia untuk menentukan pilihannya sendiri.
Dan Allah sendiri juga telah mengilhamkan kepada manusia tentang jalan-jalan
kejahatan dan ketaqwaannya berserta akibat-akibatnya.
“demi jiwa
serta penyempunaan (ciptaan)nya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan)
kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa
itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (Qs. Asy-Syams (91) : 7 – 10).
“Tidak ada
paksaan dalam memilih/ menganut agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang
ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah
berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah (1) : 256).
Memilih pilihan tersebut,
tidak saja berlaku pada manusia melainkan kepada seluruh makhluk Allah yang
lain. Seperti tersebut dalam al-qur’an:
“Dan
diantara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang
Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus (Qs. Al-Jiin (72) : 14)
Namun,
“Dan
tidakalah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang
lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
RasulNya, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata”. (QS.
Al-Ahzab (33) : 36).
mimpi 29
Jum’at, subuh dinihari, 18 Februari 2022 (bertepatan
dengan 27 Rajab 1443 H) aku terbangun, kudengar suara rintik hujan diatap
rumah, dan sepertinya aku telah bermimpi. Suasana dalam mimpi sepertinya aku
berada dalam sebuah acara resepsi perkawinan. Dalam mimpi tersebut kulihat datang Sayyid Alwi bin
Hasan Taufik alyadrus, memakai baju jas
serta kopiah hitam, layaknya pemuda yang ingin menikah, beliau kemudian kulihat
duduk dikursi dan sibuk mempersilakan dan melayani tamu undangan yang datang. Wallahu a’lam.
______________________
pelajaran kedua puluh SEMBILAN
IKRAMUL MUSLIMIN
Mengapa kita tidak mau
memuliakan sesama manusia ? Bukankah Allah Subhanahu wa ta’ala telah memuliakan
makhluk ciptaan-Nya yang bernama manusia !
“Dan sungguh
Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di
laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
diatas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna” (QS.
Al-Isra (17) : 70)
“Sungguh,
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang baik-baiknya” (Qs. At.Tiin
(95) : 4)
Maka selayaknyalah pula
kita memuliakan sesama, menghormati dan tidak merendahkan makhluk yang telah
diciptakan Allah Subhanahu wa ta’ala.
“Dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu” (QS. Asy-Syu’ara
(26) : 215)
“Dan apabila
kami dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan
itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan)
dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu” (QS. An-Nisa (4) :
86)
Dan salah satu bentuk
memuliakan manusia adalah memuliakan tamu.
“Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR. Bukhari)
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda : “Tamu datang dengan membawa rezekinya dan pergi (pulang)
dengan menghapus dosa-dosa kalian, dan Allah Subhanahu wa ta’ala menghapus dari
dosanya dan dosa-dosa kalian” (HR. Abu Syaikh).
Perilaku atau akhlaq
sedemikian, telah dicontohkan oleh para sahabat (kaum Anshar) terhadap kaum
Muhajirin. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan
orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah
ketempat mereka, dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap
apa yang mereka berika kepada mereka (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun
mereka juga mmemerlukan.. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka
itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-Hasyr (59) : 9)
mimpi 30
Jum’at, 14 Mei 2023 (bertepatan dengan 28 Syawal 1444 H)
sekira pukul 2 malam. Sepertinya aku baru bangun dari mimpi. Dalam mimpi, Aku
seperti berbicara dengan KH. Saderi Ijan (Desa Palampitan Hulu), beliau adalah
saudara dari KH. Salni Ijan (Mantan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten
Hulu Sungai Utara Periode 1991 – 1994). Sepertinya beliau (Muallim Saderi) meminta sampaikan sesuatu kepada seseorang.
Namun ketika aku bermaksud untuk menyampaikannya, aku benar-benar lupa kepada
siapa aku harus menyerahkannya. Aku cari-cari di kertas itu kalau-kalau
terdapat alamat yang dituju, tetapi tidak aku temukan. Wallahu a’alam”.
______________________
pelajaran ketiga puluh
LUPA
Adakah kita tidak pernah
lupa ?
Ada yang mengatakan :
“Manusia tidaklah dinamakan dengan insan, kecuali karena (sifat) lupanya”.
Berkata Ibnu Abbas ra :
“Sesungguhnya (manusia
dinamakan insan karena diambil janji kepadanya, lalu ia lupa” (Tafsir
ath-Thabari)
Nabi Shallallhu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Dan Adam dibuat lupa dan
keturunannya juga dibuat lupa” (HR. Tirmidzi).
Apa saja yang telah kita
manusia lupakan?
- Lupa terhadap
perjanjian dan asal kejadian diri
“Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :
“Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab : “Betul (Engkau Tuhan kami) kami
menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat nanti kamu
tidak mengatakan : “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (QS, Al-A’raaf (7) : 172)
- Lupa dzikrullah,
lupa kepada Allah
“Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah
menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik” (Qs.
Al Hasyr (59) : 19)
- Lupa terhadap nikmat
yang telah Allah berikan
“Dan
apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diiri
degan sombong) tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdo’a” (QS.
Fushilat (41) : 51)
“Dan
apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya
dengan kembali taat kepada-Nya,, tetapi apabila Dia memberikan nikmat
kepadanya, dia lupa (akan bencana) yang pernah dia berdoa kepada Allah sebelum itu,
dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan-Nya. Katakanlah, “Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk
sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka” (Qs. Az-Zumar (39) :
8)
- Lupa terhadap peringatan-
peringatan Allah
“Maka ketika mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu (kesenangan)
untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka
terdiam putus asa” (QS. Al-An’am (6) : 44)
- Lupa terhadap
dosa-dosa yang dilakukan
“Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan
ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah
dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka
tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula)
sumbatan ditelinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada
petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya”.
(Qs. Al-Kahfi (18) : 57)
- Lupa terhadap apa
yang telah diri kerjakan
“Pada
hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka
apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu),
meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”
(Qs. Al-Mujadillah (58) : 6 )
- Lupa terhadap
kebaikan orang lain
“Dan janganlah
kamu lupa terhadap kebaikan orang lain di antara kamu” (Qs. Al-Baqarah (2) :
23)
Kita harus menyadari
bahwasanya lupa merupakan sebagian daripada tipu daya syaithan.
“Setan
telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka
itulah golongan setan. Ketahuilah bahwa golongan setan itulah golongan yang
rugi” (Qs. Al-Mujadillah (58) : 19)
Bagaimana sikap kita
ketika lupa?
- Segera mengingat
Allah
“Dan
ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat
(kebenarannya) daripada ini” (Qs. Al-Kahfi (18) : 24)
- Berdo’a dan meminta
ampun
“Dia
(Musa) berkata, “Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah
engkau membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku” (Qs. Al-Kahfi
(18) : 7
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat
(pahala) dan (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami,
ampunilah kami, dan rahm,atilah kami. Engkalulah pelindung kami, maka tolonglah
kami menghadapi orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah (2) : 286).
mimpi 31
Malam Rabu, 9 Agustus 2023 (bertepatan dengan 22 Muharram
1445 H). Sepertinya aku bermimpi. Dalam mimpi tersebut, kulihat istriku ada
membawa majalah/ koran. Pada koran tersebut, kulihat ada pemberitaaan tentang
ulama kondang Indonesia, yaitu Ustadz Abdul Somad (Prof. DR. KH. Abdul Somad,
MA). Anakku yang bungsu senang sekali melihat foto Ustadz Abdul Somad
bersanding dengan syekh atau ulama dari negara luar. Karena aku tidak membaca
isi pemberitaanya, sepertinya ada suara yang menyebut “Sittah” dan “arba’ah”.
Mungkinkah maksudnya kita harus mengikut kepada Imam Madzhab yang 4, serta
berpegang kepada hadits-hadits yang terdapat didalam 6 kitab Hdits yang
terkenal. Wallahu a’lam
______________________
pelajaran ketiga puluh SATU
BERMAZHAB
Terkadang sering
kita dengar slogan, “kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah”, tidak perlu
bermazhab, cukup mengikuti generasi salaf, hingga tudingan bahwa, “segala
sesuatu yang tidak dicontohkan Nabi adalah bid’ah”. Demikiankah?
Mazhab pada dasarnya
adalah pandangan ulama mujtahid yang bersumberkan al-Qur’an dan hadits.
Bermazhab artinya memilih suatu cara menjalankan praktek keagamaan dengan
mengikuti suatu cara atau pandangan-pandangan yang ditempuh oleh imam mazhab
yang semua dalil-dalilnya berdasarkan atau bersumberkan dari ajaran Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Perlukah kita
bermazhab?
Bagi kita orang
awam, yang tidak mempunyai referensi pengetahuan, yang tidak mempunyai
kemampuan untuk menggali hukum sendiri, maka bermazhab, sebagaimana tersebut
dalam kitab “Fathul Mu’im” hukumnya adalah wajib.
Juga menurut Imam
Jalaluddin al-Mahali, dalam kitabnya “Syarh Mahalli ‘ala jami’ul jawami’ ,
mengatakan bahwa, menetapi satu mazhab adalah wajib.
Sehingga,
berkomitmen atau berketetapan hati mengikuti salah satu dari mazhab yang empat
adalah sebuah keniscayaan yang sudah disepakati (ijma’) semua ulama.
Mengapa?
Karena dengan
berpegang kepada suatu mazhab yang tertentu dapat membantu seseorang dalam
menjalankan tatacara beragama dan beribadahnya secara lebih terarah dan
sistematis. Mengingat rujukan mazhab berbeda-beda, atau karena pandangan
ulama-ulama mujtahid berbeda-beda, sehingga dengan mengikuti atau menganut satu
mazhab tertentu dapat membuat seseorang mudah didalam menjalankan syari’at.
Sebab apa-apa yang ditetapkan dalam suatu mazhab rujukan pokoknya juga
al-Qur’an dan Hadits.
Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman:
“Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya” (QS.
Al-Isra (17) : 36)
“Kemudian
Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu,
maka ikutilah (syari’at itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui” (Qs. Al-Jatsiyah (45) : 18)
mimpi 32
Menjelang subuh Jum’at, 25 Agustus 2023 (bertepatan
dengan 8 Shafar 1445 H), aku terbangun dari mimpi. Di dalam mimpi terjadi
perdebatan mengenai besar kecilnya
ukuran kapal Nabi Nuh alaihi salam. Hingga ada seseorang yang mengatakan bahwa kapal
Nabi Nuh itu tidak besar, sekitar 19 meter atau 20 meter saja panjangnya. Kalau
tidak percaya, lihat buktinya pada surah Nuh (71) ayat 19 dan 20. Di dalam
mimpi, aku dan yang lainnya tidak mempercayai kalau ukuran kapalnya hanya sekitar 20 meter, bagaimana mungkin
dapat memuat beraneka ragam binatang
ternak, berpasang-pasangan lagi. Wallahu a’lam
______________________
pelajaran ketiga puluh DUA
HIJRAH
“Dan Allah
menjadikan bumi untuk sebagai hamparan. Agar kamu dapat menjelajahinya (pergi kian
kemari) dijalan-jalan yang luas” (QS. Nuh (71) : 19 – 20).
Kisah Nabi Nuh alaihi salam, mengandung pelajaran bahwasanya berhijrah atau
berpindah merupakan suatu solusi untuk mendapatkan keadaan yang lebih baik.
Hijrah dalam pengetiannya ada yang merujuk pada perpindahan tempat
(makaniyah), ada juga hijrah secara maknawiyah. Sebagaimana dikatakan oleh KH.
Abdul Bari (Pengasuh Pondok Pesantren “Asy-Syafi’iyah” Alabio) : “Hijrah adalah
berpindah tempat dari Mekkah ke Madinah. Adapun pada zaman sekarang, hijrah
adalah perpindahan (seseorang) dari perbuatan jahat ke baik, maksiat ke thaat,
malas ke rajin, kikir ke dermawan, dan dari perbuatan dosa kepada pahala”.
Dalam melakukan hijrah, terdapat 4 unsur pokok yaitu:
1) Ada kemauan atau perintah merobah diri
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d (13) : 11)
2) Dilakukan secara bertahap,
“Sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam
kehidupan)” (Qs. Al-Insyiqaaq (84) : 19)
3) Bersungguh-sungguh
“Dan
orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjihad) untuk mencari keredhaan Kami,
(maka) Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sungguh Allah
beserta orang-orang yang berbuat baik” (Qs. Al-Ankabuut (29) : 69)
4) Menuju kebaikan
“Kecuali
orang yang berlaku zalim yang kemudian mengubah (dirinya) dengan kebaikan
setelah kejahatan (bertaubat), maka sungguh Aku Maha Pemngampun, Maha
Penyayang” (Qs. An-Naml (27) : 11)
Dan mengenai hijrah ini sudah diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh
para anbiya sedari Nabi Adam alaihi salam.
1. Nabi Adam alaihi
salam
“ Dan
Kami berfirman, “Wahai Adam ! Tinggallah engkau dan istrimu didalam sorga dan
makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada disana sesukamu. (Tetapi)
janganlah kamu mendekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim.
“Lalu, setan memperdaya keduanya dari sorga, sehingga keduanya
dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya disana (sorga). Dan Kami
berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi
kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.
“Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia-pun
menerima tobatnya. Sungguh Allah Maha Penerima taubat, maha penyayang.
“Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari sorga@! Kemudian jika
benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti
petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati”
(Qs. Al-Baqarah (2) : 35 – 38)
2. Nabi Nuh alaihi
salam
“Lalu
Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah bahtera/ kapal di bawah pengawasan dan
petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah
memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam kapal itu sepasang-sepasang dari
setiap jenis hewan, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan
(akan ditimpa siksaan) diantara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan denganKu
tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan di tenggelamkan”
(Qs. Al-Mu’minuun (23) : 27)
3. Nabi Ibrahim alaihi
salam
“Maka Luth membenarkan (Kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) berkata,
“Sesungguhnya aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku;
sungguh, Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (Qs. Al-Ankabuut (29) : 26)
“Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia.
Barangsiapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa
mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)
yang dihormati, Ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat,
maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah
mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (Qs. Ibrahim
(14) : 36 – 37)
4. Nabi Yunus
alaihi salam
“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul.
“(ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan.
“Kemudian dia ikut diundi, ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah
(dalam undian)
“Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
“Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir
(bertasbih) kepada Allah.
“Niscaya dia akan tetap tinggal diperut (ikan itu) sampai hari
berbangkit
“Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam
keadaan sakit
“Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu,
“Dan Kami utus dia kepada 100.000 orang atau lebih
“Sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup
kepada mereka hingga waktu tertentu” (QS. As-Shaffat (37) : 139 – 148)
5. Nabi Musa alaihi
salam
“Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama
hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk
mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul
dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).
“Kemudian Fir’aun dengan bala tentara mengejar mereka, tetapi mereka di
gulung ombak laut yang menenggelamkan mereka”
(QS. Thaha (20) : 77 – 78)
6. Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasalam
“Dan ingatlah ketika kamu (kaum Muhajirin)
masih (berjumlah) sedikit lagi tertindas di bumi (Mekkah), dan kamu takut
orang-orang (Mekkah) akan menculik kamu, maka Dia memberi kamu tempat menetap
(Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya
kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur” (Qs. Al-Anfaal (8) : 26)
mimpi 33
Cerita
tentang masih utuhnya jasad KH. Maimoen Zubair (Mbah Maimoen) di pemakaman
Ma’la, Mekkah, padahal sudah lebih 4 tahun dimakamkan, sudah pula kudengar. Dan
sebelumnya, sewaktu beliau masih hidup, ada seorang syaikh dari Mekkah, berkata
dihadapan beliau: “Siapa yang ingin melihat penduduk sorga dimasa kini, maka
lihatlah kiai (Maimoen) ini”. Apa reaksi Mbah Maimoen mendengar ucapan syaikh
tersebut, “ Amiin. Amiin. Amiin. Semoga do’amu mustajab”. Masya Allah, bnetapa
tawadhu’nya beliau.
Dan hari
ini, Minggu, 27 Agustus 2023 (bertepatan dengan 10 Shafar 1445 H), setelah
shalat zuhur di langgar “Syi’arul Muslimin” Paliwara, yang dilanjutkan dengan
tahlilan untuk haul salah seorang warga. Aku pulang dan rebahan di hari yang
sangat terik. Tanpa kusadari aku tertidur dan bermimpi.
Dalam
mimpi, aku seperti berjalan cepat atau setengah berlari, karena beberapa meter
dihadapan, aku berperasa bahwa seseorang
akan tergelincir, maka refleks aku berlari untuk menahan orang tersebut
agar tidak jatuh tergelincir. Aku berhasiul menahan tubuh orang tersebut, dan
kemudian membantu beliau untuk menaiki anak tangga. Kulihat banyak orang
menaiki anak tangga tersebut. Tapi tidak ada seorangpun yang kukenal. Selain
aku, ada juga orang lain yang memegangi tubuh beliau. Di akhir anak tangga ada
ruangan terbuka, dan disampingnya ada lagi sebuah ruangan atau kamar. Di
ruangan terbuka tersebut ada seorang kyai yang menyalami beliau. Seketika aku
sadar bahwa yang aku papah adalah KH. Maimoen Zubair, Pengasuh Ponpes Sarangan,
Rembang. Maka akupun yang semula memegangi beliau langsung menyalami dan
mencium tangan beliau. Setelah itu, ketika berada dekat sebuah kamar, beliau
berkata, yang seakan perkataan itu ditujukan kepadaku, “Ayo ikut”, ajak
beliau. Wallahu a’lam
______________________
pelajaran ketiga puluh TIGA
TAWADHU’
“Dan Dia
lebih mengetahui (tentang keadaanmu) ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan
ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu
mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertaqwa” (Qs. An-Najm (53) : 32)
Imam Hasan al-Bashri pernah
berkata: “Tawadhu adalah tatkala engkau
keluar dari rumahmu, maka tidaklah engkau menjumpai seorang muslimpun kecuali engkau menganggap bahwa dia
lebih utama dibandingkan dirimu”
“Tidaklah seseorang memiliki sifat
tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya” (HR.
Muslim)
Imam Asy-Syafi’i di dalam Syu’abul
Iman, mengatakan: “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang
tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang
yang tidak pernah menampakkan kemuliannya”
Mengapa harus tawadhu ?
Imam Ibnu Hibban, didalam Raudhah
al- ‘Uqala’, berkata: “Sifat tawadhu akan memberikan keselamatan, membuahkan
keakraban, meniadakan kedengkian, dsan menghilangkan kebencian”.
mimpi 34
Senin menjelang subuh, 18 Septeember 2023
(bertepatan dengan 2 Rabiul Awwal 1445 H). Dalam mimpi aku melihat Ustadz Adi
Hidayat (DR. Adi Hidayat, Lc, MA) berjalan dengan seorang ukhti. Mereka
tampaknya saling beradu argumentasi tentang permasalahan agama. Aku tidak dapat
mengingat secara rinci apa-apa yang mereka katakan dalam mimpi tersebut. Namun
sepertinya mereka membicarakan tentang spesialisasi jurusan yang akan mereka
ambil/ pilih. Sang ukhti tampaknya ingin mempelajari ilmu dengan teknik
menghafal, sedangkan ustadz Adi Hidayat memilih cara yang lain, yaitu dengan
langsung mempraktekkannya. Hal tersebut tampak pada akhir debat argumentasi
mereka. Sang ukhti terus berjalan lurus, sedangkan Ustadz Adi Hidayat berbelok
ke arah kanan, seraya berkata, “berarti kamu memilih jurusan yang banyak
hafalannya”. Wallahu a’lam
______________________
pelajaran ketiga puluh EMPAT
ANTARA HAFALAN dan AMALAN
Terdapat dalam Hilyatul Auliya’ (6 :
163), “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, maka Allah akan
membuka untuknya hal-hal yang sebelumnya ia tidak mengetahui”
Fudhail bin Iyadh berkata: “Orang yang
berilmu tetap dikatakan bodoh sampai dia mengamalkan ilmunya, apabila dia
mengamalkan ilmunya maka dia (benar-benar) orang yang berilmu”
Malik bin Dinar berkata: “Sesungguhnya jika engkau menuntut ilmu
dengan tujuan untuk diamalkan maka itu akan membuatmu tawadhu’, dan jika engkau
menuntut ilm,u bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanyalah membuatmu semakin
berbangga diri (sombong)”
Mana pentingnya menghafal atau
mempelajari ilmu dengan mengamalkan suatu ibadah?
Sama pentingnya. Sebab, ibadah tanpa ilmu,
sebagaimana dikatakan Umar bin Abdul Aziz, “Barangsiapa beribadah kepada Allah
tanpa ilmu, niscaya akan merusak lebih banyak daripada memperbaiki”
(Az-Zuhud 1/301 karya Imam Ahmad).
Dalilnya : “Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang
tidak engkau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani,
semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya” (Qs. Al-Isra (17) : 36).
Sedangkan ilmu tanpa amal, menurut Imam
al-Ghazali, “Sesusngguhnya hati manusia itu mati, kecuali mereka yang berilmu.
Sesungguhnya mereka yang berilmu itu terlena kecuali mereka yang beramal.
Sesungguhnya mereka yang beramal itu tertipu, kecuali mereka yang ikhlas”.
Dalilnya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa
kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (Qs. Ash-Shaaf
(61) : 2 – 3).
--------------
mimpi 35
Setelah bulan lalu (Rabiul Awwal 1446)
mengadakan haul yang ke-8 untuk almarhum ayahanda, hingga kemudian Sabtu
dinihari, 20 Oktober 2024 (bertepatan dengan 23 Rabiul Akhir 1446 H) ayah (abah)
hadir dalam mimpi. Dalam mimpi seakan ayah ingin mengambil berkas yang dia
fotocopy dan menanyakan berapa total harganya. Sejenak aku terdiam dan kemudian
berkata : “Kada usah gin” (Tidak perlu bayar). Wallahu ‘alam.
pelajaran ketiga puluh LIMA
HARTA ANAK adalah HARTA AYAH
Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, Sesungguhnya
aku memiliki harta dan anak, namun ayahku membutuhkan hartaku. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Engkau dan semua hartamu adalah milik
ayahmu”.
Hadits tersebut diatas diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalur Sahabat
Jabir bin Abdullah ra, juga diiriwayatkan oleh Ath-Thabrani melalui Abdullah
bin Abbas ra.
Sedangkan dalam riwayat Sunan Abu Dawud melalui jalur ‘Abdullah bin ‘Amr
bin ‘Ash ada tambahan redaksi : “Sesungguhnya aku memiliki harta dan anak,
namun ayahku ingin mengambil hartaku”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu. Sesungguhnya anak-anak
kalian adalah sebaik-baik hasil usahamu, maka makanlah dari hasil usaha
anak-anakmu”.
Menurut Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitabnya al-Mughni berpendapat:
“Boleh saja seorang ayah mengambil harta anaknya untuk ia miliki, apalagi hal
itu memang sangat dibutuhkan oleh ayahnya. Demikian juga, diperbolehkan
mengambilnya meskipun tidak dibutuhkan. Ayah tersebut boleh mengambil harta
tersebut dari anaknya yang masih kecil maupun sudah dewasa. Namun pembolehan
tersebut harus memenuhi 2 syarat, yaitu : 1)
tidak menghabiskan seluruh harta dan tidak memudharatkan anak, juga bukan
mengambil yang jadi kebutuhan penting anak-anaknya. 2) tidak boleh mengambil harta tersebut dengan tujuan untuk
diberikan kepada yang lain.
Jadi sesungguhnya harta yang dimiliki seseorang, didalamnya ada harta
orangtuanya, karena orangtuanyalah yang telah membesarkan anaknya sampai
dewasa, bahkan memiliki keluarga/ keturunan sendiri. Dan tanpa jerih payah
orang tua. Termasuk harta orang tua yang dinikmati oleh seorang anak maka
mustahil seorang anak bisa sampai menjadi besar.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
”Tidaklah seorang anak mampu membalas jasa bapaknya, kecuali dia mendapati
bapaknya seorang budak, maka dia membelinya kemudian memerdekakannya” (HR.
Muslim)
_____
PERIHAL MENCERITAKAN MIMPI
:
Syaikh
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani, dalam kitabnya Futuh al-Ghaib menceritakan tentang mimpi yang pernah dialaminya,
sebagai berikut:
“Aku melihat setan
terkutuk dalam mimpi, seolah aku berada dalam sebuah kerumunan besar, dan aku
berniat membunuhnya. Lalu si setan itu berkata kepadaku: “Kenapa kamu hendak
membunuhku, dan apa dosaku ? Jika Allah menentukan keburukan, maka aku tak
kuasa mengubahnya menjadi kebaikan. Jika Allah menentukan kebaikan, maka aku
tak kuasa mengubahnya menjadi keburukan. Dan apa yang ada ditanganku? “ Dan
kulihat dia seperti seorang kasim, lembut ucapannya, dagunya berjenggot, hina
pandangannya dan buruk mukanya, seolah ia tersenyum kepadaku, penuh malu dan
ketakutan. Hal ini terjadi pada malam Ahad, 12 Zulhijjah 401 H)”.