Ustadz Muhammad Nasih Amin adalah seorang da’i dari Desa Kota Raden, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Berlatar belakang pendidikan pesantren di Hadramaut, Yaman.
Diantara kalam beliau:
“Bagaimana supaya waktu kita tu berkah, umar kita berkah kayapa? Itu ujar sisin a yang mengatakan batal puasanyada 3 (tiga) macam, Pertama, fokus kita dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, kada mamikirakan nang lain. Kedua, dan dalam kita beribadah itu memang karena Alah Ta’ala, bukan karena makhluk, kada selain daripada Allah Subhanahu wa ta’ala. Ketiga, dan setelah yang dua macam itu, hanyar kita ba atur waktu. Misalnya, jam sekian sampai sekian itu waktunya pacang gasan baca qur’an, dari jam sekian sampai sekian gasan sembahyang, dan semua aktivitas dijadwalkan dengan teratur, Insya Allah waktu kita yang sedikit akan dipenuhi keberkahan”.
“Ada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengumumkan bahwa orang yang sembahyang subuh secara berjama’ah itu seharian akan diselamatkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena itu usahakan, apabila pian handak kemana-mana kah usahakan jangan sampai sembahyang subuh kada bajama’ah, karena orang yang sembahyang subuh berjama’ah itu, menurut haditsnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa orang itu akan selamat dari beberapa bala musibah”.
“Apakah basuntik membatalkan puasa? Yang pertama, ada qaul yang mengatakan batal puasanya, kaya (seperti) apakah suntikannya. Pokoknya basuntik melalui pori-pori, karena ada yang mengatakan bahwa pori-pori itu rongga, maka membatalkan puasa. Pendapat yang kedua, basuntik itu hukumnya kada batal. Pendapat yang ketiga, yaitu adanya tafsil atau perincian. Ujar para ulama apabila suntikannya itu mengandung zat suplemen yang mengenyangkan, atau zat vitamin yang mengenyangkan lawan kita, maka hukumnya batal, (tetapi) apabila suntikannya itu kada mengenyangkan lawan kita maka kada batal. Dengan catatan jar para ulama bahwa suntikannya itu kada lewat urat dan apabila suntikannya itu lewan urat sehingga menganyangikah kada menganyangikah maka hukumnya batal”.
“Subhanallah. Kita kada tahu bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala itu terkadang meletakkan keredhaannya pada amalan yang sangat kecil, ringan. Oleh karena itu, menurut Imam Ghazali (bahwa) jangan pernah merasa harat dari orang lain. Sekalipun terhadap orang-orang kafir. Kenapa? Karena barangkali dia bertaubat kembali kepada Allah dan diterima taubatnya, dan kemudian meninggal dalam keadaan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar