Ustadz Abdussalam (UAS) adalah salah seorang da’i ilallah dari desa Pandawanan, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Diantara kalam beliau:
“Kaya apa (bagaimana) Tuhan handak manyugihakan maminta haja koler (malas). Minta (berdo’a) dahulu, hanyar diberi. Mun hakum meminta, kada usah mamikirakan caranya. Bila Allah tu handak manyugihakan seseorang, nyaman ja caranya. (karena) apabila Allah menghendaki sesuatu, pasti Allah siapkan sebab-sebabnya, dan Allah hilangkan pencegah-pencegahnya. Yang penting kita itu hakun baucap (berdo’a), meminta : Amiin. (sebab) 40 orang berdo’a itu setara saikung wali, 80 orang, 2 ikung (orang) wali. Semuanya berdo’a dan mengucap amiin barataan, (maka) kabul”.
“Tujuan utama ulama-ulama bahari (terdahulu) mahuluakan kita (memberi contoh) mengadakan peringatan maulid (adalah) agar supaya kita lebih kenal dengan siapa itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan harapan kenal melahirkan sayang, sayang melahirkan cintA. Karena pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. (Jadi) amun handak cinta, sayang dahulu; mun handak sayang, kenal dahulu. Nah lewat maulid ini, tujuannya adalah supaya kita kenal siapa itu Nabi, mudahan (dengan itu) melahirkan sayang, mudahan melahirkan cinta. Karena kalau sudah cinta (maka) gfanal perasaan halus, banyak perasaan sedikit, berat terasa ringan, jauh terasa dekat, asal atas nama cinta. Kalau sudah cinta nyaman kita mutaba’ah (mengikuti)”.
“ilmu murid menghargai guru sebesar-besarnya. Sebesar apa penghargaanmu kepada gurumu, sebesar itulah keberkahan yang kamu dapat dari dia. Ilomu guru seikhklas-ikhlasnya melajari murid, jangan mengharap pemberian murid, semakin ikhlas, maka itulah yang menjadi sedekajh jariah Bagi sang guru”.
“Sekarang ini kita berada di alam pertengahan. 2 alam sudah kita lalui, 2 alam belum kita lalui. Sekarang alam ketiga. Alam arwah, sudah. Alam rahim, sudah. Alam kubur, belum. Alam akhirat, belum. Sekarang alam dunia. Di alam dunia ini, yang paling bernilai (adalah) duit. Yang paling berharga, duit. Yang paling menguntungkan, duit. Di dunia ini pahala kada bernilai. Sudahkah kita merasakan untungnya mempunyai pahala? Suahkah (pernahkah) pian merasai nikmatnya pahala ? Kada suah. Sekecil apapun, bila sudah tahu rasanya, bila sudah tahu untungnya, (lalu) ketinggalan, kelewatan, kada kebagian, maka ada rasa kecewa dihati. Sekecil apapun itu bila kita sudah tahu rasanya, (kemudian) kada mendapat maka ada rasa kecewa, ada rasa rugi, ada rasa menyesal. Sebaliknya, sebesar apapun amun kita belum tahu rasanya, belum tahu untungnya, belum tahu nikmatnya, (jika) kada mendapat, kada kebagian, kelewatan, maka sebesar apapun tidak ada rasa penyesalan, tidak ada rasa kecewa, tidak ada rasa rugi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar