Diantara kalam beliau:
“Allah Subhanahu wa ta’ala bersifat Maha
Kuasa. Allah Subhanahu wa ta’ala kuasa memasukkan ahli ibadat ke dalam neraka,
dan kuasa pula memasukkan ahli maksiat dan orang kafir ke dalam sorga. Tapi
pikir kita jangan sampai berhenti di sini. Karena sesungguhnya, kuasanya Allah
subhanahu wa ta’ala tersebut sesuai dengan sifat adil-Nya serta
janji-janji-Nya. Apabila kita ingin kenyang, maka harus makan, bagaimana dapat
kenyang apabila kita tidak makan.Apabila kita mau jadi orang kaya, maka harus
berusaha. Tidak mungkin menjadi kaya apabila tidak disertai usaha. Begitu pula
halnya, apabila kita mau masuk sorga, harus bersyari’at dahulu yaitu melakukan
amalan-amalan (perbuatan) yang baik”
“Ibarat lampu (listrik). Antara yang 5 watt
dengan yang 10, 25, 50 watt atau lebih tentu berbeda dari segi terangnya dan
luas yang dapat diterangi. Yang 10 watt tentu lebih terang dan lebih luas
menerangi daripada yang 5 watt. Dan yang 25 tampak lebih terang dan lebih luas
lagi wilayah yang dapat diterangi dibandingkan jika menggunakan lampu dengan
kekuatan 10 watt. Begitu seterusnya, semakin besar wattnya, semakin tampak
(jelas) terangnya dan semakin banyak (luas) yang dapat diterangi. Begitupula
dengan iman. Apabila iman seseorang itu kuat, maka akan semakin tampak pada
perbuatannya”
“Buah asam, mangga, hambawang, kasturi dan
sebagainya, dengan kwini pada dzahirnya sama saja yaitu buah asam, tetapi isinya
(rasanya) berbeda-beda. Meski sama-sama manusia, namun hati seseorang itu
berbeda-beda”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar