MUNAJAT HIKMAT
Karya: Muhammad
Khairani ibnu Sahamad
PENGANTAR MUNAJAT
Alhamdulillah, Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang bersifat Kalam dan Kaunuhu Mutakalliman.
Tuhan yang juga telah menganugerahkan kemampuan berkata-kata kepada manusia
untuk dapat dipergunakannya “berkata-kata” kepada Tuhannya.
Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Baginda
Rasulullah Saw. Yang telah menyampaikan kata-kata (firman) Tuhan dengan
sesempurna kata dan bahasa kepada seluruh ummat manusia dan dunia.
Sesungguhnya, syair bukanlah hal
baru dalam dinamika kebudayaan Islam. Jauh sebelum agama Islam berkembang, di
Jazirah Arabia, khususnya bagi penduduk Makkah telah mengenal syair, bahkan
telah ada semacam “pasar” bagi penyair untuk memperkenalkan dan mempertunjukkan
kehebatan mereka dalam menggubah syair. Masing-masing berlomba membuat syair
yang dapat mengangkat harkat dan derajat keturunan serta kehormatan kabilah
maupun sukunya. Bahkan, dengan syair itu pula, seringkali dipergunakan mereka untuk
mengobarkan semangat permusuhan dan dendam kesumat. Wallahu’alam. Demikian
beberapa riwayat dan catatan sejarah.
Pada masa Islam inipun, syair
tidaklah hilang, karena risalah Islam memang tidak melarang. Wahyu Al-Qur’an
tidak ditujukan untuk menghapus syair, tetapi mengarahkan syair – seperti
halnya aktifitas hidup lainnya – pada hal-hal yang bermanfaat, dipandang dari
segi isi dan tujuan-tujuannya. Karena disadari, syair dapat berperan positif di
dalam kehidupan, sekaligus dapat menimbulkan efek negatif. Sisi negatif dari
syair, seperti tergambar dalam al-Qur’an, bahwa penyair-penyair cenderung suka
“mengembara ke tiap-tiap lembah” sebagai perumpamaan dari tidak menentunya arah
dan tujuan, kaburnya nilai-nilai yang ingin dicapai, dan majemuk (beragamnya)
pemahaman dan penafsiran.
Diturunkannya surah asy-syu’ara
(para penyair) secara eksplisit mengakui kepenyairan sebagai suatu profesi,
sekaligus menyatakan bahwa penyair dan syair-syairnya perlu mendapatkan
perhatian. Karena titik rawan dari syair dapat menggerogoti individu dari segi
aqidah dan pandangan hidup lainnya.
Di masa Rasulullah Saw masih hidup,
syair pada kesempatan-kesempatan tertentu berfungsi sebagai penggerak semangat
jihad, ungkapan suasana hati yang rindu pada illahi, dan juga sebagai pemudah
pemahaman.
Banyak penyair-penyair muslim di
zaman Rasulullah Saw yang berjihad dengan syair (kata-katanya) disamping dengan
harta dan jiwanya. Di antaranya seperti ; Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Tsabit, Utsman bin Mazh’un,
Zaid bin Haritsah, Ka’ab bin Malik, Abdullah bin Rawahah, Khubaib bin Adi, dan
Salamah bin Al-Akwa. Hampir dapat dikatakan bahwasanya keseluruhan sahabat
pandai bersyair atau setidak-tidaknya menyukai syair.
Syair sebagai suatu ilmu dan metode
transfer ilmu juga dipakai oleh imam-imam mazhab di dalam kitab-kitab karangan
mereka, seperti Imam Syafi’i, Abu Hanifah dan Imam Al-Ghazali.
Metode ini kemudian juga diterapkan
oleh pengarang-pengarang muslim, khususnya didalam menyampaikan pesan-pesan
akhlak dan etika, menjalin rangkaian cerita, menyimpulkan suatu pembahasan yang
paanjang, atau juga sebagai penambah gairah di dalam memeperdalam pelajaran dan
pengajaran karena iramanya yang cukup serasi.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan
bahwa syair semakin menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktifitas hidup
dan kehidupan manusia. Syair dalam wujudnya juga berubah menjadi berbagai
bentuk dan dengan sendirinya berganti nama seperti pantun, sajak, gurindam,
seloka, madah, puisi dan nama-nama lainnya.
Di Indonesia sendiri masalah syair
juga bukan hal yang asing. Bahkan, secara menyeluruh oleh ummat islam, dibaca
terutama pada acara-acara tertentu seperti perayaan maulid, acara selamatan
(syukuran), dan acara-acara bernuansa keagamaan lainnya. Buku-buku syair
seperti Diba’, Burdah dan Simtud Durar
(Habsy) cukup banyak diminati.
Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya
syair memang dapat membawa hasil positif bagi manusia. Orang-orang shaleh
terdahulu menggubah syair sebagai upaya untuk menciptakan kerinduan-kerinduan
kepada Allah SWT. Ada pula yang bertujuan memperkuat tekad dan keyakinan serta
mempertebal semangat jihad mereka. Seperti syair yang disenandungkan oleh salah
seorang sahabat Nabi SAW, yaitu Khubaib bin Adi.
“Mati bagiku tidak menjadi
masalah
Asalkan ada dalam ridha dan
rahmat Allah
Dengan jalan apapun kematian
itu terjadi
Asalkan kerinduan kepada-Nya
terpenuhi
Kuberserah, menyerah kepada-Nya
Sesuai dengan takdir dan kehendak-Nya
Semoga rahmat dan berkah Allah
tercurah
Pada setiap sobekan daging dan
tetesan darah”.
Syair sebagai suatu washilah atau sarana penghubung (QS.Al-Maidah
(5) : 35) memang dapat difungsikan untuk menyuarakan cetusan-cetusan relung
hati yang terdalam. Oleh karenanya ia dapat dijadikan sebagai “MUNAJAT” atau “DO’A”
yang penuh dengan pengakuan ketidakberdayaan dan sejumlah
harapan-harapan. Seperti syair yang digubah oleh seorang Sufi wanita, Rabi’ah
al-Adawiyah :
“Jika sekiranya aku beribadah
kepada Engkau
Karena takut akan siksa neraka
biar bakarlah aku dengan jahannam
Dan jika aku beribadah kepada
Engkau
Karena harap akan masuk sorga
Biar jauhkanlah dirinya
daripadaku
Tetapi, jika aku beribadah
kepada Engkau
Hanya karena semata-mata cinta
kepada Engkau
Maka janganlah, ya Ilahi
Engkau haramkan daku melihat
keindahan yang azali “.
Sebagai penutup mukaddimah ini
dapatlah diketengahkan sebuah syair yang banyak dihafal oleh sedari anak-anak TK Al-Qur’an sampai
kepada orang-orang lanjut usia, yaitu syair yang digubah oleh Abu Nawas,
seorang waliyullah yang hidup pada zaman pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid.
Syair ini juga dijadikan amalan oleh sebagian besar kaum muslimin terutama
dibaca seusai menunaikan shalat fardlu Jum’at.
“Ilahi lastu lil firdausi ahla
Wala aqwa ‘alan naril jahimi
Fahabli taubatan waghfir
dzunubi
Fa innaka ghafiruz dzanbil ‘adhimi
(artinya) :
“Tuhanku, aku ini tidak patut
menjadi penghuni sorga
Tetapi aku juga tidak tahan
terhadap panasnya neraka
Karena itu terimalah taubatku
ini dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkau Zat yang
mengampuni dosa yang besar”
Syair-syair yang terhimpun di dalam
buku ini, merupakan cetusan hati yang gelisah (bingung) yang kadang timbul
kadang tenggelam. Dan juga hasil dari semacam renungan dan munajat penulis
ketika beri’tikaf di beberapa masjid, di antaranya di Mesjid Raya Amuntai,
Mesjid Syi’arul Muslimin Paliwara, dan di Mesjid Nurul Hidayah Desa Hulu Pasar.
Sekaligus juga dimaksudkan untuk
melengkapi khazanah sastra yang bernafaskan religi, sebagai penyeimbang dari
semakin derasnya dan banyaknya karya sastra sekuler yang cenderung “bermain kata-kata”
sehingga sulit untuk difahami oleh orang yang masih awam. Akibatnya, isi dari
suatu missi tidak dapat membentuk arti, juga tidak dapat memeperbaiki kerusakan
diri.
Sebagai seorang yang jahil terhadap
luasnya ilmu Allah SWT. Penulis menyadari, bahwasanya renungan atau munajat
ini belumlah berhasil mencapai hakikat
(maksud) sebenarnya yang ingin diharapkan justru oleh penulis sendiri. Oleh
karena itu, penulis berharap sangat adanya koreksi dan saran dari siapapun juga
untuk penyempunaan dan perbaikan munajat hikmat ini, sehingga diharapkan
melalui kata-kata dapat menghantarkan manusia ke derajat yang mulia. Insya
Allah.
Untuk menjadikannya sebagai suatu
ilmu yang menyeluruh dan sebagai nasehat yang lengkap, dapatlah kiranya
meneliti dan membaca syair-syair yang digubah oleh para Hukama’, Udaba’,
Ulama’, Bulagha’, Fushaha’, dan sebagainya.
Akhirnya, Ya Rabbi, inilah
washilahku agar selalu dekat dengan-Mu.
Amuntai, Kalsel :
Jum’at , 6 September 1996 M/22 Rab. Akhir 1417 H
FATIHAH MUNAJAT
Ya
Rabbi,
Engkaulah
yang kasih sayang
Ya
Rabbi,
Engkaulah
Pemuji
Engkaulah
yang Terpuji
Ya
Rabbi,
Engkaulah
yang kasih sayang
Ya
Rabbi,
Engkaulah
Raja
Engkaulah
yang memiliki
Ya
Rabbi,
Engkaulah
yang disembah
Engkaulah
Penolong
Ya
Rabbi,
Engkaulah
Penuntun
Engkaulah
Jalan
Engkaulah
yang lurus
Ya
Rabbi,
Engkaulah
pemberi nikmat
Engkaulah
kenikmatan
Ya
Rabbi,
Jangan
murkai aku
Jangan
sesatkan aku
Amiin
MUNAJAT 1
Ya Rabbi,
ingin kulukis jejak
pada setiap perputaran yang bernama apa
saja
tapi selalu kutemukan
mataku kabur
dan lukisan jadi hablur
luntur dan hancur
Ya Rabbi,
ingin pula kuperbaiki letak
pada setiap detak yang senantiasa
mendepak
tapi selalu kutemukan
jiwaku koyak
dan berbagai keinginan jadi rusak
dulu dan sekarang sama retak
Ya Rabbi,
ingin kukatakan
bagaimana berjalan
sementara semua firman
telah Kau bentangkan
Ya Rabbi,
inilah kebodohanku yang terdalam
merasa mampu untuk mengendalikan
berbagai tantangan yang Kau ciptakan
padahal kelemahan sudah dirasakan
Ya Rabbi,
inilah aku
dalam baju baru
sadar menyeru.
MUNAJAT 2
Ya Rabbi,
aku selalu mengejar sesuatu
yang akhirnya jadi bayang-bayang
dan
ketika kucintai
lalu perlahan dia hilang
Ya Rabbi,
di dalam petak kehidupanku
selalu mengalir cerita keaiban yang
panjang
aku hilang, aku lenyap, Tuhanku
dalam kegalauan sukma
yang tidak memberiku peluang
melihat terang
MUNAJAT 3
Ya Rabbi,
Beri aku ilmu
Yang membawa rindu
Selalu bersatu
denganMu
Ya Rabbi,
Beri aku tanda
Berupa cinta
Pendingin dada
Yang lama luka
Ya Rabbi,
Beri aku peluh
Biar kubasuh
Segala keluh
Dengan patuh
Ya Rabbi,
Beri aku kunci
Tempat tertinggi
Agar kudatangi
Tanpa memanggilMu lagi
MUNAJAT
4
Ya Rabbi,
Panggillah namaku
Dalam daftar kasih-Mu
Biar kutahu
Tertulis selalu
Ya Rabbi,
Panggillah namaku
Dengan suara merdu
Agar dapat kutiru
Perbaiki rindu
Ya Rabbi, panggillah namaku
Pada setiap waktu
Biar kuramu
AsmaMu
MUNAJAT 5
Ya Rabbi,
Berapa jarak yang tersisa
Antara aku dan Kau
Ya Rabbi, betapa banyak gerakku
Tak pernah menyatu
Padahal diriMu
Pasti dituju
Ya Rabbi,
Berapa jarak tersisa
Antara aku dan Kau
MUNAJAT
6
Ya Rabbi,
Keseluruhan diriku
Adalah ketidak utuhanku
Sebab aku selalu merasa butuh
Sentuhan-Mu
Ya Rabbi,
Janganlah Kau tolak
Amalku
Yang tak pernah bisa utuh
Ya Rabbi,
Kukumpulkan juga ketidakutuhanku
Agar dapat Kau basuh
Saat kubutuh
MUNAJAT 7
Ya Rabbi,
Engkau yang tak pernah lupa
Mengenaliku dalam segala rupa
Tetaplah suka memberi tanda-tanda
Meski banyak yang kuanggap biasa
Ya Rabbi,
Bagaimana dapat kukenal Engkau
Didalam kesaksian yang banyak,
Diantara yang sedikit
Dan
Pengenalan yang sedikit,
Diantara yang banyak
Padahal Engkau
Tak pernah jadi cerimin
Bagi hatiku
Didalam hidupku yang dzalim
MUNAJAT 8
Ya Rabbi,
Sungguh diriku telah jadi lain
Kubawa bukti : Akupun tidak ingin
Kalau saja hatiku kembali yaqin
Seperti janjiku : hanya Engkau, tiada
yang lain
Tidaklah mungkin,
Karena angin
Tergelincir di jalan yang licin
Ya Rabbi,
Sugguh, masih kuinginkan kerinduanku
terjalin
Menerangi kalbu biar seterang lilin
Sungguh, masih kudambakan hembusan
angin
Padamkan angkara
Secara dingin
MUNAJAT 9
Ya Rabbi,
Aku tahu, Kau selalu melihat gerakku
Dari waktu ke waktu tanpa mengganggu
keasyikanku
Memang, aku merasa merdeka, bebas
segala
Ya Rabbi,
Menjadi hamba-Mu
Tak butuh waktu tak perlu lagu
Hanya laku, dan aku tahu itu
Kau selalu melihat gerakku
Tapi Kau tak pernah mengganggu
kebebasanku
Berlaku
Ya Rabbi,
Kebebasan-Mu jualah yang berlaku
MUNAJAT 10
Ya Rabbi,
Bila kumenangis
Janganlah Kau simpan
Selendang kebesaran-Mu
Biar air mataku habis
Janganlah Kau pendam
Tumpahan rahmat-Mu
Ya Rabbi,
Telah kumakan yang manis-manis
Sungguh telah kutinggalkan yang pahit
Akibatnya jadi tragis
Tenggorokkanku pahit dan badanku jadi
sakit
Ya Rabbi,
Semestinya lebih dulu kureguk
Pahit getirnya ujian-Mu
Sekarang aku duduk menceguk
Menanti air-Mu
Air-Mu
MUNAJAT 11
Ya Rabbi,
Aku tahu, Kau selalu berkata-kata
denganku
Dari waktu ke waktu tanpa mempedulikan
keingkaranku
Sayangkah Engkau padaku, sayangkah
Jika tidak kufahami kata
Bagaimana dapat kutangkap bahasa
Ya Rabbi,
Sungguh, andai Engkau tidak selalu
menyapa
Aku semakin gaga, dan mataku tambah
buta
Tapi Kau tetap saja berkata-kata
Dengan cara yang berbeda
Dan nada yang tak pernah sama
Ya Rabbi,
Ajari aku cara meraba
MUNAJAT 12
Ya Rabbi,
Aku tahu, Kau selalu mendengar pintaku
Dari waktu ke waktu tanpa menuduhku
dungu
Sekarang do’a-do’aku selalu baru,
Tuhanku
Dari awal kuberfikir
Sampai nanti dimana namaku di ukir
Do’aku selalu baru, Tuhanku
Dan Kau tak pernah menuduhku dungu
Dengan do’a-do’aku yang baru
MUNAJAT 13
Ya rabbi,
Telah Kau buka sejuta makna
Namun, sejauh itu pula aku terpesona
Ya rabbi,
Kucoba memahami sejumlah tanda
Sebentar kuingat, selebihnya adalah
kesan yang hampa
MUNAJAT 14
Ya Rabbi,
Berilah aku biji terbaik
Biar besok kupetik
Buah jiwa yang resik
MUNAJAT
15
Ya
Rabbi,
Biarlah
aku seperti aku
Sebab
diriMu tak dapat ditiru
Ya
rabbi,
Biarlah
aku seperti kehendak-Mu
Aku
abdi-Mu dan tak ragu mengaku
Ya
Rabbi,
Biarlah
kutempuh jalan-Mu
Dengan
haru biru
Ya
Rabbi,
Biarlah
aku dan diri-Mu
Sama
terharu
Ya
Rabbi,
Biarlah
aku merasa rindu
MUNAJAT
16
Ya
Rabbi,
Sudah
cukup dewasakah aku
Untuk
bicara dengan-Mu
Sebab
selama ini
Fikiranku
selalu rancu
Ya
Rabbi,
Sudah
bolehkah aku
Buka
tirai-Mu
Tumpahkan
rindu
Untuk-Mu
Ya
Rabbi,
Sudahkah
menyatu
Sebab
kutahu
Jawab-Mu
Selalu
bisu
MUNajAT
17
Ya
Rabbi,
Pengalaman-pengalaman
yang purba
Banyak
yang hampa
Tak
dapat diduga
Melayang
sia-sia
Bagaimana
dapat dibina
Sukma
lama terluka
Pada
setiap sendi
Dunia
meninju kepala
Ya
Rabbi,
Beri
aku perisai-Mu
Agar
aku khusyuk bertamu
Ditengah-tengah
deru
Yang
selalu menyeru
Ayo
!
Berseteru
MUNAJAT
18
Ya
Rabbi,
Terus
terang saja
Aku
masih terlalu belia
Untuk
mengenal kata cinta
Dan
sesungguhnyalah
Aku
tak bisa mencintai secara utuh
Bagaimana
bisa betah
Untuk
dipercayai, dapatkah ?
Ya
Rabbi,
Kalau
aku
Dalam keinginanku mencintai-Mu
Tak
pernah bersetuju
Janganlah
tinggalkan aku
Tapi
dahuluilah aku
Dengan
cinta-Mu
MUNAJAT
19
Ya
Rabbi,
Andai
Kau ambil hidupku lebih dini
Mungkin
aku akan berpuas hati
Tapi
kusadari, hidupku tidak lebih berarti
Daripada
kematian yang sunyi
Ya
Rabbi,
Tak
kuat lagi aku menanti
Dimana
kumelangkah, aku merasa ngeri
Ya
Rabbi,
Kubawa
juga rinduku dengan nyeri
Ya
Rabbi,
Adakah
lagi untukku, Tuhanku
Tali
yang dapat menyambung nadi
Buat
meniti hari
Dengan
harap yang tak lagi dicemari
MUNAJAT
20
Ya
Rabbi,
Entah
sejak kapan, hati kami tak lagi megah
Orang-orang
menyalahkan sejarah yang berjalan
Tapi
sesungguhnya,
Malam
akan semakin kelam
Dan
siang akan semakin garang
Kehancuran
ini, entah sampai kapan,
Dapat
kita hentikan
Ya
Rabbi,
Pemikiran
kami selalu bertolak belakang
Masuk
dari jalan belakang untuk menendang
Ketika
banyak yang tumbang : keakuan kami bercabang
Ya
Rabbi,
Entah
kapan dapat kulihat sejarah
Dengan
wajah yang indah
MUNAJAT
21
Ya
Rabbi,
Aku
terpenjara mencari-Mu
Tapi
tetap kurasakan
Pendakian
itu
Jalan
satu-satunya
Ke
pintu-Mu
Ya
Rabbi,
Banyak
rasaku
Hasrat
menggebu
Rindu
bertemu
Raga
terpaku
Ya
Rabbi,
Berbalik
juga aku
Perilaku
jemu
Tanpa
kaku
Memanggil-manggil
Ya
Rabbi,
Jadikan
setiap jalanku
Yang
berbalik daripada-Mu
Sebagai
jalan-Mu jua
Jadikan
harapanku
Sebagai
terang
Menerangi
kalbu
MUNAJAT
22
Ya
Rabbi,
Perjelas
bagiku
Sebelum
aku mengerti
Agar
dapat kuyakini
Sampai
ke inti
Ya
Rabbi,
Perjelas
bagiku
Sebelum
aku mengerti
Bahwa
keghaiban itu ada
Dan
yang nyata
Ghaib
juga adanya
Ya
rabbi,
Sekali
lagi,
Perjelas
bagiku
Sebelum
aku mengerti
Bahwa
diri adalah kunci
Eksistensi
yang misteri
Dan
misteri yang bereksistensi
MUNAJAT
23
Ya
Rabbi,
Dalam
gerak dan diamku
Nafasku
berat
Dan
Hatiku
lembab
Ya
Rabbi,
Kenapa
tak kutahu
Pada
akhirnya
Sampai
juga
Ke
pinggir masa lalu,
Dan
masa depan yang tak berbayang
Tak
pernah jelas bagiku
Dan
sekarangpun.
Dimana
aku berdiri
Selalu
aku dalam keadaan ragu
MUNAJAT
24
Ya
Rabbi,
Kesadaran
kami menyatakan
Bahwa
Engkau suatu kebutuhan
Yang
wajib ada dalam segala gerak dan diam
Tapi
tuhanku, aku selalu merasa aneh
Hati
kami terlalu pemilih
Saat
tidak ada lagi yang lain, selain Engkau
Masih
kami cari juga yang lain, sampai mengigau
Ya
Rabbi,
Kesadaran
kami menyatakan
Bahwa
Engkau suatu kebutuhan
Yang
masih perlu kami tempuh
MUNAJAT
25
Ya
Rabbi,
Bersama-Mu
Aku
mabuk
Remuk
Tuhanku,
Tuhanku,
Tuhanku,
Aku
mabuk
Bersama-Mu
mabuk
MUNAJAT
26
Ya
Rabbi,
Ambillah
padaku
Kecuali
Satu
Rahmat-Mu
Ya
Rabbi,
Bila
dalam lakuku
Selalu
berseteru
Ambillah
padaku
Kecuali
Satu
pengharapan baikku
MUNAJAT
27
Ya
Rabbi,
Demi
rasa
Yang menyua makna
Rupaku
telah jadi lain
Kucari
cara kembalikan rupa,
Tapi
sebanyak itu pula
Rupaku
bersalin
Ya
Rabbi,
Orang
melihatku jadi lain
Aku
melihat-Mu jadi lain
MUNAJAT
28
Ya
Rabbi,
Ingin
aku jadi yang terakhir
menjengukMu
secara lahir
tak
peduli peluh mengalir
kan
kutunggu dengan segenap fikir
Ya
rabbi,
Ingin
aku jadi yang terakhir
Mencintai-Mu
secara mahir
Biar
lebih lezat bergulir
Kan
kutunggu dengan untaian zikir
Ya
Rabbi,
Ingin
aku jadi yang terakhir
Memeluk-Mu
agar mencair
Segaala
ragu dan gelisah yang membutir
Biarlah
kutunggu sampai berakhir
MUNAJAT
29
Ya
Rabbi,
Kedatanganku
Selalu
menjengkelkan-Mu
Tapi
tak pernah Kau tutup pintu
Ya
Rabbi,
Semestinya
yang mencintai
Sedia
korbankan diri
Tapi
ternyata, ini terjadi
Diriku
tak baanyak peduli
Ya
Rabbi,
Sekarang
bila ku tak datang
Bukan
tak kucintai Engkau
Hanya
diriku suka bimbang
Dunia
membuatku meracau
Ya
Rabbi,
Jangan
Kau tutup pintu
Jangan
Kau tutup pintu
MUNAJAT
30
Ya
Rabbi,
Kau
beri ataupun tidak
Tetaplah
kami dalam keadaan kere
Sebab
banyaknya karunia-Mu
Tetaplah
tidak mampu kami balas
Ya
Rabbi,
Kau
tetapkan ataupun tidak
Tetaplah
kami suka mengingkari
Sebab
luasnya ampunan-Mu
Sering
memacu penyimpangan kami tanpa batas
Ya
Rabbi,
Kau
binasakan ataupun tidak
Tetaplah
kami makhluk-Mu yang rugi
Sebab
meratanya pengajaran-Mu
Tak
pernah merasap dalam hati kami yang culas
MUNAJAT
31
Ya
Rabbi,
Bagaimana
aku tidak bodoh
Burung
bisa terbang,
Dan
aku selalu mengeluh
Ya
Rabbi,
Bagaimana
aku tidak lemah
Laba-laba
berumah indah
Dan
aku hanya berpasrah
Ya
Rabbi,
Bagaimana
aku tidak gila
Ikan
bisa berenang,
Dan
aku didunia tertawa
Ya
rabbi,
Bagaimana
aku tidak malu
Nyamuk
lebih perkasa,
Dan
aku masih ragu
Tuhanku,
Tuhanku,
Bagaimana
aku bisa patuh
Kalau
diriku ternyata bodoh
MUNAJAT
32
Ya
Rabbi,
Aku
tak semiskin Isa
Tidak
sekaya Sulaiman
Tidak
setampan Yusuf
Tidak
sesakit Ayyub
Tidak
seberani Ibrahim
Tidak
sekuat Musa
Tidak
seikhlas Ismail
Tidak
sesempurna Muhammad
Ya
rabbi,
Aku
adalah juga seperti mereka
Hamba-mu,
yang juga karena-Mu
Menjadi
aku
Dan
menjadi mereka
Ya
Rabbi,
Sebelum
nafasku berakhir
Kuingin
kembali lahir
Dengan
segala fikir
Dan
dzikir
Dzahir
Dan
sir
MUNAJAT
33
Ya
Rabbi,
Kesalahan
yang membuatku sadar
Lebih
aku sukai
Daripada
menangnya kebenaran
Yang
membuatku besar hati
Ya
Rabbi,
Menangnya
tentara-Mu
Lebih
aku sukai
Dari
pada bergembiranya
Penyakit-penyakit
hati
Ya
Rabbi,
Matinya
diriku
Lebih
kusukai daripada
Putusnya
kasih sayang
Dan
pengampunan-Mu
Ya
Rabbi,
Kalau
perjuanganku dikalahkan
Bergembiralah
musuh-musuh-Mu
Berkibarlah
panji-panji syetan
Beranak
pinaklah kemaksiatan
Ya
Rabbi,
Kurasa
Kau takkan membiarkan
Dan
kuyakin Kau tak terkalahkan
MUNAJAT
34
Ya
Rabbi,
Haruskah
Engkau yang begitu baik
Aku
tiadakan secara tragik
Tidak
!
Tidak
akan pernah aku matikan
Walau
pedang-pedang nafsu terus menekan
Tidak
!
Tidak
akan pernah aku matikan
Meski
diriku ditelan syetan
Ya
rabbi,
Haruskah
Engkau yang begitu baik
Aku
kesampingkan secara pelan-pelan
Tidak
!
Tidak
akan pernah kulakukan
Meski
diriku selalu lari dari tujuan
MUNAJAT
35
Ya
Rabbi,
Karuniailah
aku hikmat
Yang
dapat memberi manfaat
Buat
mensyukuri nikmat
Ya
Rabbi,
Bukankah
aku hanya ibarat
Bagi
segala sesuatu yang berhasrat
Buat
mempertinggi derajat
Ya
Rabbi,
Jangan
lagi ada penyekat
Setelah
aku sembahkan munajat
Anugerahilah
kami akibat-akibat
Yang
hebat
Yang
dapat membabat
Kisi-kisi
hati yang gelap
Ya
Rabbi,
Ringankan
lagi langkahku yang berat
Agar
dapat kukejar jejak-jejak firasat
Sampai
kutemukan kunci ma’rifat
Ya
Rabbi,
Ingin
aku merasa dekat
Bagai
perekat yang kuat
MUNAJAT
36
Ya
Rabbi,
Hatiku
laksana riak gelombang
Fikiranku
bagai debu terbang
Rohaniahku
seperti malam tak berbintang
Dan
tubuhku ibarat pohon berlobang
Ya
rabbi,
Dapatkah
kucintai Engkau
Dengan
fikiran yang senang
Dan
hati yang lapang
Disaat
semua orang
Datang
dan selalu datang
Membawa
bimbang ?
MUNAJAT
37
Ya
Rabbi,
Kuakui
memang
Aku
penggamang
Sedikit
penghalang
Aku
terjungkang
Ya
Rabbi,
Banyaknya
bintang
Tak
membikin terang
Hati
yang Kau tendang
Ya
Rabbi,
Bagaimana
kupasang
Lampu
yang kupegang
Sementara
ruang yang lapang
Tak
ada bidang dan tiang
Ya
Rabbi,
Kuakui
memang
Jalan
menuju-Mu
Tak
seorangpun
Datang
dengan gampang
MUNAJAT 38
Ya
Rabbi,
Kami inikah anak-anak cucu adam
Yang
telah Engkau
muliakan
Di darat dan di lautan
Kami inikah
Ya
Rabbi,
Padahal kami adalah
adam-adam
Yang
tak pernah mengakui adam
Secara
utuh : suatu pribadi teguh
Untuk
tetap patuh
Ya
Rabbi,
Kami
adalah adam-adam
Yang
butuh contoh
Tapi
acuh tak acuh
Ya
Rabbi,
Kami
telah jatuh sebelum lusuh
Runtuh
tertimbun rasa angkuh
MUNAJAT
39
Ya
Rabbi,
Hatiku
telah penuh dengan kecintaan-kecintaan
Semakin
lekat, semakin memayahkan
Dan
tak ada satu nafaspun
Tanpa
menumbuhkan cabang-cabang dan
Ranting-ranting
kecintaan lainnya
Ya
Rabbi,
Aku
kini sebatang pohon yang lapuk
Menopang
ranting dan cabang
Berlobang
dan menanti tumbang
Ya
Rabbi,
Tumbangkan
hatiku
Patahi
semua dahan, cabang, ranting dan
Daun-daunnya
Kecuali
satu dahan saja
Yang
Kau pilih
Tanpa
cabang
Tanpa
ranting
Tanpa
daun
Tanpa
gelombang
Ya
Rabbi,
Tumbuhkan
kembali aku
Dengan
darah baru
Dari-Mu
MUNAJAT
40
Ya
Rabbi,
Ke
rumah-Mu jua aku pergi
Ya,
selalu ke rumah-Mu yang sepi
Ketika
tidak dapat lagi kuatasi
Semua
teka-teki dengan hati
Dan
fikiran yang berdaki
Ya
Rabbi,
Ke
rumah-Mu jua aku pergi
Ya,
tidak akan kemana-mana lagi
Mulai
hari ini,
sama
saja bagiku warna pelangi
dan
cinta-Mu lebih berarti
daripada
cintaku yang tertinggi
Ya
Rabbi,
Ke
rumah-Mu jua aku pergi
Ya,
selalu ke rumah-Mu yang sunyi
Ketika hanya nadi yang berbunyi
Kuucap
berkali-kali : aku ingin mati
Dan
aku tak ingin lagi dilukai
MUNAJAT
41
Ya
Rabbi,
Inilah
kebingungan-kebingunganku
Suatu
munajat hikmat
Hantarkan
wujud
Gelisah
rindu
Ya
Rabbi,
Inilah
kebingungan-kebingunganku
Yang
membuatku linglung, limbung dan terpasung
Ya
Rabbi,
Inilah
kebingungan-kebingunganku
Yang
aku munajatkan
Terlalu
banyak, Tuhanku
Di antara mata yang buta
Diri-Mu
Sebentar
kuyakini
Sebentar
kulepas kembali
MUNAJAT
42
Ya
Rabbi,
Hari
ini
Saat
kebingunganku lebih terpuruk
Ingin
kuakui
Aku
semakin tak tahu bentuk
Ya
Rabbi,
Hidup
ini
Bagiku
tak lebih daripada mencari
Selebihnya
kelelahan yang tak terkendali
Ya
Rabbi,
Bila
kumati
Jangan
tinggalkan aku bersendiri
Obatilah
luka-lukaku yang nyeri
Ketika
mencari-Mu
Di
dunia yang penuh duri
MUNAJAT
43
Ya
Rabbi,
Jika
pada sejuta bayang
Dapat
kulihat dengan terang
Mengapa
pula sukmaku meradang
Ya
Rabbi,
Jika
pada selaksa gerak
Dapat
kurekam dengan decak
Mengapa
pula raguku berlagak
Ya
Rabbi,
Jika
pada sekian tanda
Dapat
kukenali dengan nyata
Mengapa
pula, sejak lama
Hatiku
terpenjara
Ya
Rabbi,
Diri-Mu
selalu jadi orang baru
Dalam
hidupku
Asing,
dan aku merasa malu
MUNAJAT
44
Ya
Rabbi,
Makin
dalam aku menyelam
Makin
tak kutemukan ratna mutumanikam
Aku
tahu, aku tak pernah bisa menggunakan potensi
Dan
diriku, semakin tak bisa diharapkan
Sebab
telah lama ku iyakan,
Yang
bukan sebagai sejatinya pencarian
Ya
Rabbi,
Mungkin
Engkau telah kutemukan
Tetapi
hatiku tak kuat untuk mengenali
Barangkali
Engkau,
Setelah
kutangkap kulepaskan
Setelah
kukira bukan
Ya
Rabbi,
Beri
aku satu tanda saja
Yang
tak membuatku lupa
MUNAJAT
45
Ya
Rabbi,
Bawalah
aku
Ke
masa silamku
Sebelum
Kau ambil
Jiwaku
yang labil
Ya
Rabbi,
Sadarkan
aku
Dengan
cara-Mu
Sebelum
Kau panggil
Rohku
yang dekil
Ya
Rabbi,
Hidupkan
aku
Dalam
rumah-Mu
Hilangkan
debu
Ditubuh
kaku
Ya
Rabbi,
Bawalah
aku
Ke
masa depanku
Dengan
tangan-Mu
Didadaku
MUNAJAT
46
Ya
Rabbi,
Setetes
keyakinan, cukuplah bagiku
Sebab
di dalam ilmu-Mu
Tak
ada kata ragu
Ya
Rabbi,
Setetes
keyakinan, cukuplah bagiku
Sebab
dengan ilmu-Mu
Tak
mungkin tertipu
MUNAJAT
47
Ya
Rabbi,
Kurasa
diriku telah jadi pintar
Membuat
jalan-Mu yang lurus jadi berputar
Ketika
tak ada lagi jalan alternatif
Masih
sempat aku berkoar :
Tunggu
sebentar !
Ya
Rabbi,
Kalau
kebenaran sebagai suatu kepintaran
Adakah
kepintaranku juga selalu benar
Ya
Rabbi,
Bodohkan
kembali aku
Biar
tak kuucap lagi kata tunggu
MUNAJAT
48
Ya
Rabbi,
Nama-Mu
jua yang kusebut
Ketika
tidak ada lagi yang layak kurebut
Ya
Rabbi,
Kalau
yang Kau terima hanya yang patut
Mungkinkah
aku mendapat nomor urut
Ya
Rabbi,
Bila
hanya yang baik yang Kau pagut
Bagaimana
dengan amalku yang selalu kusut
Ya
Rabbi,
Jika
pikiranku tetap kolot
Adakah
Engkau merasa salut
Ya
Rabbi,
Sesungguhnya
ada juga aku merasa takut
Tapi
selalu datang dalam hati yang ribut
MUNAJAT
49
Ya
Rabbi,
Kukira,
jalan terbaik bagiku
Adalah
diam dalam selimut-Mu
Karena
telah lama kurasakan : darahku beku dan aku
Bukan
orang yang sabar menunggu
Ya
Rabbi,
Terlalu
khayal bagiku
Merasa
dekat dengan-Mu
Padahal
tak satu tandapun yang kuyakini
Bahwa
Engkau cinta aku
MUNAJAT
50
Ya
Rabbi,
Aku
hanyalah orang tawanan
Yang
mencoba melawan
Di
balik jeruji pesakitan
Berteriak
kalem : bebaskan !
Ya
Rabbi,
Kuyakini,
kematian bukanlah suatu kebebasan
Atau
pembebasan
Tidak
pula seperti yang kufahami :
Kematian
sebagai suatu keadilan
Atau
keniscayaan
Ya
Rabbi,
Jangan
tutupi hatiku
Agar
selalu dapat kutuju titik temu
Antara
aku dengan-Mu
MUNAJAT
51
Ya
Rabbi,
Jangan
jadikan aku orang yang ragu
Yang
memahami-Mu seperti orang dungu
Ya
Rabbi,
Jangan
jadikan aku orang yang dungu
Yang
menempuh sesuatu dengan ragu
Ya
Rabbi,
Bagaimana
aku tidak jadi ragu dan dungu
Sementara
kehendakku
Tidak
pernah seperti kehendakku
Ya
Rabbi,
Tumbuhkanlah
keyakinan dalam setiap keragu-raguanku
Ya
Rabbi,
Bentuklah
aku seperti orang yang ragu dan dungu
Karena
Engkau Maha Tahu
Tak
ada satu keadaanpun dari diriku
Yang
layak ditiru
MUNAJAT
52
Ya
Rabbi,
Kata-kataku
hanya andai
Yang
akhirnya pasti tercerai
Tak
kutahu bagian mana yang sampai
Tapi
mudahan teranggap memadai
MUNAJAT
53
Ya
Rabbi,
Keyakinan
dan kebingungan adalah ikhtiarku
Sampai
tak sampai tetap kelemahanku
Gerak
dan diam adalah kehendak-Mu
Hidup
dan mati bukan kuasaku
Lalu
bagaimana dapat kupinta sesuatu
Tanpa
rasa malu
MUNAJAT
54
Ya
Rabbi,
Andai
dapat kembali kupilih
Biarlah
aku tak dijadikan dalih
Walau
sebagai orang yang bersih
Bukan,
bukan karena ingin di kasih
Sebagai
hamba tak ada yang lebih
Hanya
noda yang terus menindih
Ya
Rabbi,
Akankah
terus kusapih
Diri
yang ringkih
Dan
haruskah kujadikan dalih
Buat
hidup orang yang sama-sama merintih
Tertatih-tatih
Menahan
derita yang perih
Ya
Rabbi,
Sebelum
ini, aku tahu warna putih
Yang
selalu tercampur beralih-alih
Hingga
pikiran dan hati tak lagi jernih
Sedangkan
kini, yang putih baru terpilih
Setelah
diri ringkih
Dan
jerih kecuali dengan pamrih
MUNAJAT
55
Ya
Rabbi,
Sekarang
aku hanya berfikir
Andai
dapat kukembalikan waktu
Saat
kebingungan-kebingungan mulai mau meminggir
Kurasa
tanpa mau-Mu
Sulit
juga bagiku
Ya
Rabbi,
Haruskah
aku kembali ke pinggir
Hidup
bagai orang sapir
Ya
Rabbi,
Haruskah
aku kembali kafir
Atas
segala nikmat-Mu
Yang
senantiasa hadir
Bergulir
MUNAJAT
56
Ya
Rabbi,
Jika
dapat kuhitung
Segenap
lakuku yang bingung
Tak
mungkin aku tersanjung
Oleh
Duli Yang Maha Agung
Ya
Rabbi,
Pun,
jika dapat kusalin
Segala
perilakuku yang alim
Tak
dapat aku merasa yakin
Dapat
berteduh, walau digerbang Jannatun Na’im
MUNAJAT
57
Ya
Rabbi,
Aku
bosan dengan kebingunganku
Aku
bosan dengan fikiranku
Aku
bosan dengan tulisanku
Aku
bosan dengan munajatku
Aku
bosan dengan amalku
Aku
bosan dengan kebosananku
Ya
Rabbi,
Apakah
Engkau bosan padaku ?
Apakah
Engkau enggan padaku ?
MUNAJAT
58
Ya
Rabbi,
Jika
kusampai
Tak
bisa kubuat andai
Tapi
jika ku tak sampai
Jangan
biarkan aku
Mati
tanpa Kau pangku
Ke
rumah pengampunan-Mu
Ya
Rabbi,
Jika
kusampai
Tetaplah
aku hamba-Mu
Yang
suka berandai-andai :
Andai
dahulunya akalku pandai
MUNAJAT
59
Ya
Rabbi,
Berhadapan
dengan-Mu
Kuyakini,
merupakan kemerdekaan tertinggi
Pembebas
dari terpenjaranya hati
Pembuka
rahasia segala yang terkunci
Ya
Rabbi,
Berhadapan
dengan-Mu
Tak
kupungkiri, melembutkan perasaan insani
Penggerak
buat menyerahkan rohani
Penyelesai
dari segala yang menggundahkan diri
Ya
Rabbi,
Hatiku
rawan
Menanti
panggilan
MUNAJAT
60
Ya
Rabbi,
Telah
kutanam sejumlah kembang
Kusiram
dan diapun bercabang
Lalu,
entah darimana kembangpun datang
Mengisap
sari,tebarkan wangi,kemudian terbang
Hari
ke hari kejadian berulang
Kembang
yang kutanam akhirnya tumbang
Ya
Rabbi,
Kupelihara
juga sejumlah mas koki
Agar
tumbuh rasa
kasih sayang di hati
Supaya
tumbuh kebebasan dan keikhlasan mengabdi
Seperti
ikan yang ke sana kemari
Tak
pernah bicara soal rezeki
Tapi
tak ada yang setia menemani
Seekor
demi seekor mereka mati
Kutunggu,
dan dia tak pernah kembali
Ya
Rabbi,
Kukira
akupun akan mati
Menghadap-Mu
seorang diri
Dan
setelah itu, aku tak tahu pasti
Dapatkah
kunikmati
Segala
yang kukehendaki
Ya
Rabbi,
Hanya
wajah-Mu yang kuingini
MUNAJAT
61
Ya
Rabbi,
Aku
ini bodoh dan nakal
Menggunakan
akal untuk mengenal
Padahal
Engkaulah yang membuat akal
Ya
Rabbi,
Aku
ini angkuh dan binal
Menyalahi
sesuatu tanpa sesal
Padahal
Engkau sangat penyoal
Ya
Rabbi,
Aku
ini rapuh dan majal
Sebentar
lagi akan terjungkal
Janganlah
Kau tambah dengan deraan yang kekal
MUNAJAT
62
Ya
Rabbi,
Menyakinkan
diri diantara samudera bukti
Bukanlah
tugas hati yang mudah dicermati
Seperti
telah kualami sendiri berkali-kali
Mencintai-Mu
tidak pernah dengan ketulusan hati
Ya
Rabbi,
Meluruskan
hati untuk kembali fitri
Tidaklah
semudah melangkahkan kaki
Seperti
telah kukerjakan sendiri hari ke hari
Hingga
kuduga
Tanpa
melibatkan-Mu semuanya tak berarti
Ya
Rabbi,
Menempatkan
diri-Mu dalam relung hati
Mematikan
diri sebelum mati
MUNAJAT
63
Ya
Rabbi,
Seperti
inikah nanti Engkau
Mendidik
hamba-Mu berlaku :
Mencubit,
memukul dan menggerutu
Seperti
yang selalu kulakukan terhadap anakku
Ya
Rabbi,
Seperti
itukah nanti Engkau
Padahal
Engkaulah yang Maha Kasih
Maha
Faham untuk meniadakan
Maha
Mampu untuk menentukan hal baru
Ya
Rabbi,
Seperti
akukah nanti Engkau
Marah
bukan karena tak sayang
MUNAJAT
64
Ya
Rabbi,
Pernah
kucoba meninggalkan Engkau
Kemudian
kuyakini : Engkau tetaplah Engkau
Dan
aku adalah aku
Yang
suka mengigau dan bertambah kacau
Ya
Rabbi,
Kalau
kaca dapat membuat mata jadi ssilau
Kukira
Engkau, dan hanya Engkau yang mampu
Menciptakan
hatiku yang kacau jadi kemilau
MUNAJAT
65
Ya
Rabbi,
Engkau
tak dapat kubayangkan
Tapi
jelas tak ingin kutangkap bayang-bayang
Ya
Rabbi,
Selalu
terbayang Engkau dihadapan
Tapi
masih berupa bayang-bayang fikiran
Ya
Rabbi,
Adakah
nanti kutemui Engkau
Seperti
apa yang kubayangkan
Ya
Rabbi,
Aku
tak ingin bayang-bayang-Mu
Aku
ingin sejati-Mu
Sejati-Mu
MUNAJAT
66
Ya
Rabbi,
Kepada
ibu bapakku
Tak
dapat kutunaikan bakti
Walau
kuserahkan diri
Sepenuhnya,
pada api
Di
akhir nanti
Ya
Rabbi,
Terhadap
kawan dan lawan
Juga
alam yang menyimpan
Tak
pantas kuiyakan dan kubanggakan
Sebab
diri tak lebih dari lukisan
Tafsiran
terprogram :
Sejalan,
bersebelahan
Salam
dan dendam
Ya
Rabbi,
Apatah
lagi persembahkan bakti kepada-Mu
Semuanya,
sedikitpun tak cukup
MUNAJAT
67
Ya
Rabbi,
Munajat
ini
Mungkin
tidak berarti
Tapi
terimalah sebagai bukti
Bahwa
abdi tak suci
Dan
Engkaulah yang Tinggi
Ya
Rabbi,
Munajat
ini
Mungkin
tidak berkesan
Tapi
pandanglah sebagai suatu keinginan
Bahwa
banyak hal tak tersuarakan
Dan
Engkaulah yang Rahmaan
MUNAJAT
68
Ya
Rabbi,
Seseorang
mengadu pada Nabi Suci :
Aku
tak laku dihadapan insani
Tapi
nabi suci berkata membesarkan hati :
Tidak,
engkau sangat laku di sisi Illahi
Ya
Rabbi,
Berhargakah
aku dihadapan-Mu
Ketika
aku sendiri merasa malu
Menghadap-Mu
membawa laku
Sesuatu,
selalu terbungkus debu
Bersih
tapi palsu
Ya
Rabbi,
Hargakan
aku
Agar
dapat kuhargai diri-Mu
Tapi
bagaimana dapat kuhargai Engkau
Tanpa
penghargaan dari-Mu
Ya
Rabbi,
Hargakan
aku
Agar
aku berharga
MUNAJAT
69
Ya
Rabbi,
Kata-kataku
jua yang berperan
Sedang
firman-Mu sebagai pembenaran
Ya
Rabbi,
Inginnya
aku ditiadakan
Agar
firman-Mu mengalahkan
MUNAJAT
70
Ya
Rabbi,
Kehidupan
yang Kau ciptakan
Tentu
bukan mainan
Tapi
sejatinya diri
Ingin
kufahami
Tanpa
koreksi
Ya
Rabbi,
Kehidupan
yang Kau ciptakan
Tentu
bukan mainan
Dan
setiap persoalan
Mengambang
berkejaran
Kuat
menentukan
Ya
Rabbi,
Terlambat
kufahami
Sampai
bara tak lagi jadi api
Terlambat
kukoreksi
Hingga
kebingungan sudah menumbangkan diri
MUNAJAT
71
Ya
Rabbi,
Hari-hari-Mu
sibuk untukku
Namun
hari-hariku
Tak
banyak tunduk untuk-Mu
MUNAJAT
72
Ya
Rabbi,
Sejak
perkenalan yang pertama
Dunia
telah membuatku buta
Tak
pernah dapat kubendung dengan cara
Kecuali
meninggalkan luka,
Duka
nestapa dan tambah menggila
Ya
Rabbi,
Dan
kinipun belum lagi teratasi
Pada
setiap sisi dan kisi
Dunia
meracuni
Berkali-kali
tak terpuasi
Hingga
pikiranku jadi etalase
Ya
Rabbi,
Hatiku
bukan lagi tempat yang aman
Untuk-Mu
semayam
Bukan
lagi suara
Yang
dapat dipercaya
Ya
Rabbi,
Bagaimanapun
juga
Aku kecewa
Siapa
lagi kalau tidak kepada jiwa
MUNAJAT
73
Ya
Rabbi,
Kegafilanku
telah menenggelamkan segala bentuk kesempatan
Yang
Engkau berikan sepenuh kemurahan
Ya
Rabbi,
Dalam
kegafilan, kesadaran bukan jaminan
Sebab
kegafilan
Menghimpun
semua keburukan
Ya
Rabbi,
Gafilkan
ingatanku
Tentang
sesuatu
Selain
kepada-Mu
MUNAJAT
74
Ya
Rabbi,
Seragu-ragunya
aku
Aku
percaya :
Engkau
Tuhanku
Ya
Rabbi,
Sesombong-sombongnya
aku
Aku
percaya :
Tidak
sesombong diri-Mu
Ya
Rabbi,
Securang-curangnya
aku
Aku
percaya :
Tidak
mengurangi-Mu
Ya
Rabbi,
Sejahat-jahatnya
aku
Aku
tak mau
Menghujat-Mu
MUNAJAT
75
Ya
Rabbi,
Aku
hanya meminjam suara
Ya
Rabbi,
Aku
hanya meminjam daya
Ya
Rabbi,
Aku
hanya meminjam kata-kata
Ya
Rabbi,
Aku
hanya meminjam cara-cara
Ya
Rabbi,
Aku
hanya meminjam dosa-dosa
Ya
Rabbi,
Pasti
kukan kembali
Menyerahkan
diri
Ya
Rabbi,
Pinjami
aku yang lebih baik lagi
MUNAJAT
76
Ya
Rabbi,
Fikiranku
menyalahkan-Mu
Mengapa
tidak Kau angkat aku
Ya
Rabbi,
Tindakanku
meremehkan-Mu
Mengapa
tidak Kau bantu aku
Ya
Rabbi,
Fikiranku
terhadap tindakanku
Tak
pernah terpikir
Bagaimana
tindakan-Mu
Ya
Rabbi,
Betapa
naifnya aku
Mengira-ngira
selalu :
Kau
tak akan menindakku
MUNAJAT
77
Ya
Rabbi,
Hubunganku
dengan manusia tidaklah mesra
Mendekat
bukan untuk mempererat
Membantu
bukan untuk menyatu
Memihak
bukan untuk tegak
Ya
Rabbi,
Hubunganku
dengan mereka tidaklah mesra
Menghindar
bukan karena benar
Diam
bukan karena nyaman
Pergi
bukan karena suci
Ya
Rabbi,
Memesrakan
hati ini
Penting
buatku kembali
Ya
Rabbi,
Mesrakan
hati ini
Mesrakan
kembali
MUNAJAT
78
Ya
Rabbi,
Telah
lengkap Kau ciptakan kesempurnaan
Ya
Rabbi,
Telah
genap ku temukan kekurangan
Ya
Rabbi,
Dapatkah
kumiliki kesempurnaan ?
Ya
Rabbi,
Dapatkah
kubuang penghalang ?
MUNAJAT
79
Ya
Rabbi,
Semuanya
Mudah
saja bagi-Mu
Bagi-Mu
teramat mudah
Ya
Rabbi,
Semuanya
Sama
saja bagiku
Bagiku
semuanya susah
Ya
Rabbi,
Engkaulah
yang memudahkan yang susah
Ya
Rabbi,
Mudahkanlah
kesusahanku
MUNAJAT
80
Ya
Rabbi,
Kukira
hari kan terus mengelam tampilan
Tak
penuh lagi perbendaharaan
Tak
sampai lagi pencarian
Ya
Rabbi,
Kukira
hari kan tambah buram
Belum
lagi sempat diselesaikan
Belum
lagi sempat diputuskan
Ya
Rabbi,
Kukira
hari kan tenggelam
Lebih
cepat menelan
Lebih
transparan memberitahukan
Ya
Rabbi,
Belum
lagi kusikapi
Hari
habis lembaran
Kukira
aku kan terbenam
Mengapa
diri tak juga berlari ?
Ya
Rabbi,
Kakiku
terkunci
Aku
tak dapat berlari
MUNAJAT
81
Ya
Rabbi,
Sebaik-baiknya
kataku
Tidak
sebaik kata-Mu
Ya
Rabbi,
Sebaik-baiknya
sikapku
Tidak
sebaik perlakuan-Mu
Ya
Rabbi,sebaik-baiknya penghormatanku
Tidak
sebaik penghargaan-Mu
Ya
Rabbi,
Sebaik-baiknya
pujianku
Tidak
sebaik pujian-Mu
Ya
Rabbi,
Sebaik-baiknya
aku
Tidak
sebaik makhluk-Mu
Ya
Rabbi,
Perbaiki
diriku
MUNAJAT
82
Ya
Rabbi,
Mengadu
jua aku pada-Mu :
Permainan
ini
Sangat
membosankan
Sudah
larut hitungan
Belum
juga diselesaikan
Ya
Rabbi,
Tidurkan
aku dalam semua adegan
Bangunkan
bila membahagiakan
MUNAJAT
83
Ya
Rabbi,
Harapanku
terlalu
Padahal
Kau tahu
Jalanku
membatu
Ya
Rabbi,
Angan-anganku
menipu
Padahal
hanya Satu
jalan menuju-Mu
Ya
Rabbi,
Tuntunlah
tanganku
Langkahi
jalan-Mu
Ya
Rabbi,
Dengan
tangan-Mu
Tak
seorangpun tak sampai pada-Mu
MUNAJAT
84
Ya
Rabbi,
Selalu
kupinta pada-Mu
Sepercik
taufik
Agar
tertarik
Berbuat
apik
MUNAJAT
85
Ya
Rabbi,
Berapa
kali lagikah harus kuucap
Desahan-desahan
munajat yang penuh harap
Ketika
tak dapat kuhindari keengganan jasad
Memalingkan
wajah,pucat, meminta istirahat
Ya
Rabbi,
Berapa
tingkat lagikah mesti kunaiki
Diantara
tangga maqam yang Kau hiasi
Sementara
langkah, hanya bergairah menanti
Merasa
tinggi,tapi begini, tak juga terpuasi
Ya
Rabbi,
Berapa
saat lagikah harus kutunggu
Kehadiran-Mu
dalam laku hidupku
Agar
tak pernah lagi ada kata ragu
Pemandangan
semu, keyakinan palsu
Dan
aku ingin diri-Mu selalu bertamu
MUNAJAT
86
Ya
Rabbi,
Aku
selalu kekurangan bahan untuk membangun
Tak
punya batu untuk fondasi
Tak
punya semen untuk perekat
Tak
punya apapun yang dapat kumiliki sendiri
Secara
hakiki
Ya
Rabbi,
Aku
selalu kekurangan bahan untuk menumbuhkan
Kekurangan
semangat untuk menyelesaikan
Kekurangan
harapan untuk sampai ke puncak
Kurang,
kurang yang membuat bintangku
Tak
lagi terang
Ya
Rabbi,
Bagaimana
dapat kusempurnakan bangunan imanku
Dengan
bahan-bahan yang serba kurang
Dan
bahan-bahan lainnya
Yang
tak pernah aku temukan
Ya
Rabbi,
Tak
dapat kulangkahkan kaki bila kubersendiri
Tak
dapat kugerakkan nadi
Dengan
apa yang kumiliki
Tak
dapat kubangunkan hati
Tanpa
Nur Illahi
MUNAJAT
87
Ya
Rabbi,
Bagaimana
dapat kuingkari
Engkau
terlalu banyak memberi
Tapi
bagaimana tidak keji
Teramat
banyak hatiku memungkiri
Ya
Rabbi,
Syukur
bagaimanakah yang dapat menghibur
Bagi
jiwa yang jenak tertidur
Ketika
gema dan nyala
Membuatku tambah mendengkur
Ya
Rabbi,
Bagaimana
dapat kuhindari
Hati
yang berdaki
Tak
pernah lagi
Sempat
kugosoki
Ya
Rabbi,
Bagaimana
dapat kufikir
Membuat
kebekuan supaya mencair
Padahal
air tidak mengalir
Dan
keringatpun tak berair
Ya
Rabbi,
Barangkali
hanya dapat kusyukuri
Ketika
diri tak lagi berarti
Mati
tanpa permisi
MUNAJAT
88
Ya
Rabbi,
Seseorang
kan datang pada-Mu sesaat lagi
Dengan
tanda yang pasti Kau kenali
Ya
Rabbi,
Inilah
aku yang mencari
Selalu
mencoreti hati
Dengan
arang panci
Ya
Rabbi,
Tuntunlah
hatiku
Karena
terlalu banyak pintu yang kubuat berliku
Hingga
tak kuyakini,
Pintu
mana yang akan kutuju
Pintu
mana yang Kau pasang lampu
Pintu
mana yang mengelabu
Pintu
mana tanpa ragu
Ya
Rabbi,
Tutupi
hatiku dengan selimut-Mu
Tuntun
langkahku
Membuka
pintu
MUNAJAT
89
Ya
Rabbi,
Jadikanlah
aku orang yang abrar, benar dan sabar
Ya
Rabbi,
Masukkanlah
aku kedalam golongan orang-orang muhajir, berdzikir dan berfikir
Ya
Rabbi,
Tempatkanlah
aku dilingkungan orang-orang yang muslim, mukmin dan muhsin
Ya
Rabbi,
Bentuklah
aku menjadi orang yang shaleh, bersih dan muflih
Ya
Rabbi,
Tempalah
aku hingga menjadi orang yang khusyu’, khudu’ dan tawadhu’
Ya
Rabbi,
Arahkanlah
aku hingga menjadi orang yang sangat hafiz, hamid dan muqsit
Ya
Rabbi,
Tuntunlah
diriku hingga menjadi orang yang bertawakkal, bertaqwa dan berguna
Ya
Rabbi,
Gemblenglah
aku menjadi mujahid, ulama dan muballigh
Ya
Rabbi,
Daftarkanlah
aku dalam kelompok ahlus sunnah wal jama’ah, Ansharullah dan Hizbullah
Ya
Rabbi,
Aku
beristighfar
Aku
bertaubat
Ya
Rabbi,
Jadikanlah
aku sebagai wali-Mu
Kekasih
diantara kekasih-kekasih-Mu
MUNAJAT
90
Ya
Rabbi,
Ku
akhiri kata
Kata
berakhir
Ya
Rabbi,
Mencintai
diri
Diri
mencinta
Ya
Rabbi,
Merindukan
Engkau
Engkau
memandu
Ya
Rabbi,
Kuingin
kebekuan ini mencair
Mengalir
membawa desir Sir
Bercampur
kapur
Ke
maqam luhur
Ya
Rabbi,
Kuakhiri
kata
Kataku
tak sempurna
PENUTUP HIKMAT
Ya
Rabbi,
Aku
lah yang bodoh
akulah yang angkuh
akulah yang lusuh
akulah
yang roboh
Ya
Rabbi,
Akulah
yang nakal
akulah
yang binal
akulah
yang bebal
akulah
yang batal
Ya
Rabbi,
Akulah
yang bingung
Akulah
yang linglung
Akulah
yang lengkung
Akulah
yang limbung
Ya
Rabbi,
Akulah
yang salah
akulah yang lemah
akulah yang payah
akulah
yang kalah
Ya
Rabbi,
Akulah
yang kacau
Akulah
yang silau
akulah
yang risau
akulah yang mengigau
Ya
Rabbi,
Akulah
yang dusta
Akulah
yang hina
akulah
yang duka
akulah yang dosa
Ya
Rabbi,
Akulah
yang ragu
Akulah
yang dungu
Akulah
yang menipu
Akulah
yang tertipu
Ya
Rabbi,
Akulah
yang faqir
Akulah
yang mungkir
Akulah
yang apkir
Akulah
yang terjungkir
Ya
Rabbi,
Akulah
yang bejat
Akulah
yang cacat
Akulah
yang laknat
Akulah
yang khianat
Ya
Rabbi,
Akulah
yang pekak
Akulah
yang congkak
Akulah
yang lagak
Akulah
yang sesak
Ya
Rabbi,
Akulah
yang iri
akulah yang dengki
akulah
yang nyeri
akulah
yang mati
Ya
Rabbi,
Akulah
yang bimbang
Akulah
yang gamang
Akulah
yang garang
Akulah
yang lancang
Ya
Rabbi,
akulah
yang sakit
akulah
yang sulit
akulah
yang sensitif
akulah
yang naif
Ya
Rabbi,
akulah yang dekil
akulah
yang devil
akulah
yang musykil
akulah yang labil
Ya
Rabbi,
akulah
yang heran
akulah
yang karam
akulah yang suram
akulah yang rawan
Ya
Rabbi,
akulah
yang sapih
akulah yang pamrih
akulah
yang pemilih
akulah
yang ngalih
Ya
Rabbi,
akulah
yang malas
akulah
yang culas
akulah
yang panas
akulah
yang naas
Ya
Rabbi,
akulah
yang syok
akulahyang
mabuk
akulah
yang seok
akulah
yang keok
Ya
Rabbi,
akulah
yang ketus
akulah
yang rakus
akulah
yang putus
akulah
yang mampus
Ya
Rabbi,
akulah
yang miskin
akulah
yang minim
akulah
yang dzalim
akulahyang
dingin
Ya Rabbi,
akulah
yang kalap
Akulah
yang silap
akulah yang gagap
akulah
yang gelap
Ya
Rabbi,
akulah yang picik,
akulah yang fasik,
akulah
yang munafik
akulah
yang syirik
Ya
Rabbi,
Aku
kembali kepada-Mu
Terimalah
aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar