Rabu, 10 Oktober 2018

MUNAJAT HIKMAT


MUNAJAT HIKMAT
 Karya: Muhammad  Khairani  ibnu  Sahamad

PENGANTAR  MUNAJAT
 

Alhamdulillah, Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang  bersifat Kalam dan Kaunuhu Mutakalliman. Tuhan yang juga telah menganugerahkan kemampuan berkata-kata kepada manusia untuk dapat dipergunakannya “berkata-kata” kepada Tuhannya.
Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Baginda Rasulullah Saw. Yang telah menyampaikan kata-kata (firman) Tuhan dengan sesempurna kata dan bahasa kepada seluruh ummat manusia dan dunia.

Sesungguhnya, syair bukanlah hal baru dalam dinamika kebudayaan Islam. Jauh sebelum agama Islam berkembang, di Jazirah Arabia, khususnya bagi penduduk Makkah telah mengenal syair, bahkan telah ada semacam “pasar” bagi penyair untuk memperkenalkan dan mempertunjukkan kehebatan mereka dalam menggubah syair. Masing-masing berlomba membuat syair yang dapat mengangkat harkat dan derajat keturunan serta kehormatan kabilah maupun sukunya. Bahkan, dengan syair itu pula, seringkali dipergunakan mereka untuk mengobarkan semangat permusuhan dan dendam kesumat. Wallahu’alam. Demikian beberapa riwayat dan catatan sejarah.
Pada masa Islam inipun, syair tidaklah hilang, karena risalah Islam memang tidak melarang. Wahyu Al-Qur’an tidak ditujukan untuk menghapus syair, tetapi mengarahkan syair – seperti halnya aktifitas hidup lainnya – pada hal-hal yang bermanfaat, dipandang dari segi isi dan tujuan-tujuannya. Karena disadari, syair dapat berperan positif di dalam kehidupan, sekaligus dapat menimbulkan efek negatif. Sisi negatif dari syair, seperti tergambar dalam al-Qur’an, bahwa penyair-penyair cenderung suka “mengembara ke tiap-tiap lembah” sebagai perumpamaan dari tidak menentunya arah dan tujuan, kaburnya nilai-nilai yang ingin dicapai, dan majemuk (beragamnya) pemahaman dan penafsiran.
Diturunkannya surah asy-syu’ara (para penyair) secara eksplisit mengakui kepenyairan sebagai suatu profesi, sekaligus menyatakan bahwa penyair dan syair-syairnya perlu mendapatkan perhatian. Karena titik rawan dari syair dapat menggerogoti individu dari segi aqidah dan pandangan hidup lainnya.
Di masa Rasulullah Saw masih hidup, syair pada kesempatan-kesempatan tertentu berfungsi sebagai penggerak semangat jihad, ungkapan suasana hati yang rindu pada illahi, dan juga sebagai pemudah pemahaman.
Banyak penyair-penyair muslim di zaman Rasulullah Saw yang berjihad dengan syair (kata-katanya) disamping dengan harta dan jiwanya. Di antaranya seperti ; Ali bin Abi  Thalib, Hasan bin Tsabit, Utsman bin Mazh’un, Zaid bin Haritsah, Ka’ab bin Malik, Abdullah bin Rawahah, Khubaib bin Adi, dan Salamah bin Al-Akwa. Hampir dapat dikatakan bahwasanya keseluruhan sahabat pandai bersyair atau setidak-tidaknya menyukai syair.
Syair sebagai suatu ilmu dan metode transfer ilmu juga dipakai oleh imam-imam mazhab di dalam kitab-kitab karangan mereka, seperti Imam Syafi’i, Abu Hanifah dan Imam Al-Ghazali.

Metode ini kemudian juga diterapkan oleh pengarang-pengarang muslim, khususnya didalam menyampaikan pesan-pesan akhlak dan etika, menjalin rangkaian cerita, menyimpulkan suatu pembahasan yang paanjang, atau juga sebagai penambah gairah di dalam memeperdalam pelajaran dan pengajaran karena iramanya yang cukup serasi.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa syair semakin menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktifitas hidup dan kehidupan manusia. Syair dalam wujudnya juga berubah menjadi berbagai bentuk dan dengan sendirinya berganti nama seperti pantun, sajak, gurindam, seloka, madah, puisi dan nama-nama lainnya.
Di Indonesia sendiri masalah syair juga bukan hal yang asing. Bahkan, secara menyeluruh oleh ummat islam, dibaca terutama pada acara-acara tertentu seperti perayaan maulid, acara selamatan (syukuran), dan acara-acara bernuansa keagamaan lainnya. Buku-buku syair seperti Diba’, Burdah dan  Simtud Durar (Habsy) cukup banyak diminati.
Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya syair memang dapat membawa hasil positif bagi manusia. Orang-orang shaleh terdahulu menggubah syair sebagai upaya untuk menciptakan kerinduan-kerinduan kepada Allah SWT. Ada pula yang bertujuan memperkuat tekad dan keyakinan serta mempertebal semangat jihad mereka. Seperti syair yang disenandungkan oleh salah seorang sahabat Nabi SAW, yaitu Khubaib bin Adi.

“Mati bagiku tidak menjadi masalah
Asalkan ada dalam ridha dan rahmat Allah
Dengan jalan apapun kematian itu terjadi
Asalkan kerinduan kepada-Nya terpenuhi

Kuberserah, menyerah kepada-Nya
Sesuai  dengan takdir dan kehendak-Nya
Semoga rahmat dan berkah Allah tercurah
Pada setiap sobekan daging dan tetesan darah”.

Syair sebagai suatu  washilah atau sarana penghubung (QS.Al-Maidah (5) : 35) memang dapat difungsikan untuk menyuarakan cetusan-cetusan relung hati yang terdalam. Oleh karenanya ia dapat dijadikan sebagai “MUNAJAT” atau  “DO’A”  yang penuh dengan pengakuan ketidakberdayaan dan sejumlah harapan-harapan. Seperti syair yang digubah oleh seorang Sufi wanita, Rabi’ah al-Adawiyah :

“Jika sekiranya aku beribadah kepada Engkau
Karena takut akan siksa neraka
 biar bakarlah aku dengan  jahannam

Dan jika aku beribadah kepada Engkau
Karena harap akan masuk sorga
Biar jauhkanlah dirinya daripadaku

Tetapi, jika aku beribadah kepada Engkau
Hanya karena semata-mata cinta kepada Engkau
Maka janganlah, ya Ilahi
Engkau haramkan daku melihat keindahan yang azali “.

Sebagai penutup mukaddimah ini dapatlah diketengahkan sebuah syair yang banyak dihafal  oleh sedari anak-anak TK Al-Qur’an sampai kepada orang-orang lanjut usia, yaitu syair yang digubah oleh Abu Nawas, seorang waliyullah yang hidup pada zaman pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid. Syair ini juga dijadikan amalan oleh sebagian besar kaum muslimin terutama dibaca  seusai  menunaikan shalat fardlu Jum’at.

“Ilahi lastu lil firdausi ahla
Wala aqwa ‘alan naril jahimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi
Fa innaka ghafiruz dzanbil ‘adhimi (artinya) :

“Tuhanku, aku ini tidak patut menjadi penghuni sorga
Tetapi aku juga tidak tahan terhadap panasnya neraka
Karena itu terimalah taubatku ini dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkau Zat yang mengampuni dosa yang besar”

Syair-syair yang terhimpun di dalam buku ini, merupakan cetusan hati yang gelisah (bingung) yang kadang timbul kadang tenggelam. Dan juga hasil dari semacam renungan dan munajat penulis ketika beri’tikaf di beberapa masjid, di antaranya di Mesjid Raya Amuntai, Mesjid Syi’arul Muslimin Paliwara, dan di Mesjid Nurul Hidayah Desa Hulu Pasar.
Sekaligus juga dimaksudkan untuk melengkapi khazanah sastra yang bernafaskan religi, sebagai penyeimbang dari semakin derasnya dan banyaknya karya sastra sekuler yang cenderung “bermain kata-kata” sehingga sulit untuk difahami oleh orang yang masih awam. Akibatnya, isi dari suatu missi tidak dapat membentuk arti, juga tidak dapat memeperbaiki kerusakan diri.
Sebagai seorang yang jahil terhadap luasnya ilmu Allah SWT. Penulis menyadari, bahwasanya renungan atau munajat ini  belumlah berhasil mencapai hakikat (maksud) sebenarnya yang ingin diharapkan justru oleh penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis berharap sangat adanya koreksi dan saran dari siapapun juga untuk penyempunaan dan perbaikan munajat hikmat ini, sehingga diharapkan melalui kata-kata dapat menghantarkan manusia ke derajat yang mulia. Insya Allah.

Untuk menjadikannya sebagai suatu ilmu yang menyeluruh dan sebagai nasehat yang lengkap, dapatlah kiranya meneliti dan membaca syair-syair yang digubah oleh para Hukama’, Udaba’, Ulama’, Bulagha’, Fushaha’, dan sebagainya.
Akhirnya, Ya Rabbi, inilah washilahku  agar selalu dekat dengan-Mu.


 Amuntai,  Kalsel :
 Jum’at ,  6 September 1996 M/22 Rab. Akhir 1417 H



FATIHAH MUNAJAT


Ya Rabbi,
Engkaulah yang kasih sayang

Ya Rabbi,
Engkaulah Pemuji
Engkaulah yang Terpuji

Ya Rabbi,
Engkaulah yang kasih sayang

Ya Rabbi,
Engkaulah Raja
Engkaulah yang memiliki

Ya Rabbi,
Engkaulah yang disembah
Engkaulah Penolong

Ya Rabbi,
Engkaulah Penuntun
Engkaulah Jalan
Engkaulah yang lurus

Ya Rabbi,
Engkaulah pemberi nikmat
Engkaulah kenikmatan

Ya Rabbi,
Jangan murkai aku
Jangan sesatkan aku

Amiin




MUNAJAT  1

Ya Rabbi,
ingin kulukis jejak
pada setiap perputaran yang bernama apa saja
tapi selalu kutemukan
mataku kabur
dan lukisan jadi hablur
luntur dan hancur

Ya Rabbi,
ingin pula kuperbaiki letak
pada setiap detak yang senantiasa mendepak
tapi selalu kutemukan
jiwaku koyak
dan berbagai keinginan jadi rusak
dulu dan sekarang sama retak
Ya Rabbi,
ingin kukatakan
bagaimana berjalan
sementara semua firman
telah Kau bentangkan
Ya Rabbi,
inilah kebodohanku yang terdalam
merasa mampu untuk mengendalikan
berbagai tantangan yang Kau ciptakan
padahal kelemahan sudah dirasakan

Ya Rabbi,
inilah aku
dalam baju baru
sadar menyeru.


MUNAJAT  2

Ya Rabbi,
aku selalu mengejar sesuatu
yang akhirnya jadi bayang-bayang
dan  ketika kucintai
lalu perlahan dia hilang

Ya Rabbi,
di dalam petak kehidupanku
selalu mengalir cerita keaiban yang panjang
aku hilang, aku lenyap, Tuhanku
dalam kegalauan sukma
yang tidak memberiku peluang
melihat terang



MUNAJAT  3

Ya Rabbi,
Beri aku ilmu
Yang membawa rindu
Selalu bersatu
denganMu

Ya Rabbi,
Beri aku tanda
Berupa cinta
Pendingin dada
Yang lama luka

Ya Rabbi,
Beri aku peluh
Biar kubasuh
Segala keluh
Dengan patuh

Ya Rabbi,
Beri aku kunci
Tempat tertinggi
Agar kudatangi
Tanpa memanggilMu lagi


MUNAJAT  4

Ya Rabbi,
Panggillah namaku
Dalam daftar kasih-Mu
Biar kutahu
 Tertulis selalu

Ya Rabbi,
Panggillah namaku
 Dengan suara merdu
Agar dapat kutiru
Perbaiki rindu

Ya Rabbi, panggillah namaku
Pada setiap waktu
Biar kuramu
AsmaMu


MUNAJAT  5

Ya Rabbi,
Berapa jarak yang tersisa
Antara aku dan Kau

Ya Rabbi, betapa banyak gerakku
Tak pernah menyatu
Padahal diriMu
Pasti dituju

Ya Rabbi,
Berapa jarak tersisa
Antara aku dan Kau



MUNAJAT  6

Ya Rabbi,
Keseluruhan diriku
Adalah ketidak utuhanku
Sebab aku selalu merasa butuh
Sentuhan-Mu

Ya Rabbi,
Janganlah Kau tolak
Amalku
Yang tak pernah bisa utuh

Ya Rabbi,
Kukumpulkan juga ketidakutuhanku
Agar dapat Kau basuh
Saat kubutuh





MUNAJAT  7



Ya Rabbi,
Engkau yang tak pernah lupa
Mengenaliku dalam segala rupa
Tetaplah suka memberi tanda-tanda
Meski banyak yang kuanggap biasa

Ya Rabbi,
Bagaimana dapat kukenal Engkau
 Didalam kesaksian yang banyak,
Diantara yang sedikit
Dan
Pengenalan yang sedikit,
Diantara yang banyak
Padahal Engkau
Tak pernah jadi cerimin
Bagi hatiku
Didalam hidupku yang dzalim


MUNAJAT  8

Ya Rabbi,
Sungguh diriku telah jadi lain
Kubawa bukti : Akupun tidak ingin
Kalau saja hatiku kembali yaqin
Seperti janjiku : hanya Engkau, tiada yang lain
Tidaklah mungkin,
Karena angin
Tergelincir di jalan yang licin

Ya Rabbi,
Sugguh, masih kuinginkan kerinduanku terjalin
Menerangi kalbu biar seterang lilin
Sungguh, masih kudambakan hembusan angin
Padamkan angkara
Secara dingin


MUNAJAT  9

Ya Rabbi,
Aku tahu, Kau selalu melihat gerakku
Dari waktu ke waktu tanpa mengganggu keasyikanku
Memang, aku merasa merdeka, bebas segala

Ya Rabbi,
Menjadi hamba-Mu
Tak butuh waktu tak perlu lagu
Hanya laku, dan aku tahu itu
Kau selalu melihat gerakku
Tapi Kau tak pernah mengganggu kebebasanku
Berlaku

Ya Rabbi,
Kebebasan-Mu jualah yang berlaku




MUNAJAT  10

Ya Rabbi,
Bila kumenangis
Janganlah Kau simpan
Selendang kebesaran-Mu
Biar air mataku habis
Janganlah Kau pendam
Tumpahan rahmat-Mu

Ya Rabbi,
Telah kumakan yang manis-manis
Sungguh telah kutinggalkan yang pahit
Akibatnya jadi tragis
Tenggorokkanku pahit dan badanku jadi sakit

Ya Rabbi,
Semestinya lebih dulu kureguk
Pahit getirnya ujian-Mu
Sekarang aku duduk menceguk
Menanti air-Mu
Air-Mu


MUNAJAT  11

Ya Rabbi,
Aku tahu, Kau selalu berkata-kata denganku
Dari waktu ke waktu tanpa mempedulikan keingkaranku
Sayangkah Engkau padaku, sayangkah
Jika tidak kufahami kata
Bagaimana dapat kutangkap bahasa

Ya Rabbi,
Sungguh, andai Engkau tidak selalu menyapa
Aku semakin gaga, dan mataku tambah buta
Tapi Kau tetap saja berkata-kata
Dengan cara yang berbeda
Dan nada yang tak pernah sama

Ya Rabbi,
Ajari aku cara meraba


MUNAJAT  12

Ya Rabbi,
Aku tahu, Kau selalu mendengar pintaku
Dari waktu ke waktu tanpa menuduhku dungu
Sekarang do’a-do’aku selalu baru, Tuhanku
Dari awal kuberfikir
Sampai nanti dimana namaku di ukir
Do’aku selalu baru, Tuhanku
Dan Kau tak pernah menuduhku dungu
Dengan do’a-do’aku yang baru



MUNAJAT  13

Ya rabbi,
Telah Kau buka sejuta makna
Namun, sejauh itu pula aku terpesona

Ya rabbi,
Kucoba memahami sejumlah tanda
Sebentar kuingat, selebihnya adalah kesan yang hampa



MUNAJAT  14

Ya Rabbi,
Berilah aku biji terbaik
Biar besok kupetik
Buah jiwa yang resik





MUNAJAT  15

Ya Rabbi,
Biarlah aku seperti aku
Sebab diriMu tak dapat ditiru

Ya rabbi,
Biarlah aku seperti kehendak-Mu
Aku abdi-Mu dan tak ragu mengaku

Ya Rabbi,
Biarlah kutempuh jalan-Mu
Dengan haru biru

Ya Rabbi,
Biarlah aku dan diri-Mu
Sama terharu

Ya Rabbi,
Biarlah aku merasa rindu


MUNAJAT  16

Ya Rabbi,
Sudah cukup dewasakah aku
Untuk bicara dengan-Mu
Sebab selama ini
Fikiranku selalu rancu

Ya Rabbi,
Sudah bolehkah aku
Buka tirai-Mu
Tumpahkan rindu
Untuk-Mu

Ya Rabbi,
Sudahkah menyatu
Sebab kutahu
Jawab-Mu
Selalu bisu



MUNajAT  17

Ya Rabbi,
Pengalaman-pengalaman yang purba
Banyak yang hampa
Tak dapat diduga
Melayang sia-sia
Bagaimana dapat dibina
Sukma lama terluka
Pada setiap sendi
Dunia meninju kepala

Ya Rabbi,
Beri aku perisai-Mu
Agar aku khusyuk bertamu
Ditengah-tengah deru
Yang selalu menyeru
Ayo !
Berseteru





MUNAJAT  18

Ya Rabbi,
Terus terang saja
Aku masih terlalu belia
Untuk mengenal kata cinta
Dan sesungguhnyalah
Aku tak bisa mencintai secara utuh
Bagaimana bisa betah
Untuk dipercayai, dapatkah ?

Ya Rabbi,
Kalau aku
 Dalam keinginanku mencintai-Mu
Tak pernah bersetuju
Janganlah tinggalkan aku
Tapi dahuluilah aku
Dengan cinta-Mu




MUNAJAT  19

Ya Rabbi,
Andai Kau ambil hidupku lebih dini
Mungkin aku akan berpuas hati
Tapi kusadari, hidupku tidak lebih berarti
Daripada kematian yang sunyi

Ya Rabbi,
Tak kuat lagi aku menanti
Dimana kumelangkah, aku merasa ngeri

Ya Rabbi,
Kubawa juga rinduku dengan nyeri

Ya Rabbi,
Adakah lagi untukku, Tuhanku
Tali yang dapat menyambung nadi
Buat meniti hari
Dengan harap yang tak lagi dicemari





MUNAJAT  20

Ya Rabbi,
Entah sejak kapan, hati kami tak lagi megah
Orang-orang menyalahkan sejarah yang berjalan
Tapi sesungguhnya,
Malam akan semakin kelam
Dan siang akan semakin garang
Kehancuran ini, entah sampai kapan,
Dapat kita hentikan

Ya Rabbi,
Pemikiran kami selalu bertolak belakang
Masuk dari jalan belakang untuk menendang
Ketika banyak yang tumbang : keakuan kami bercabang

Ya Rabbi,
Entah kapan dapat kulihat sejarah
Dengan wajah yang indah


MUNAJAT  21

Ya Rabbi,
Aku terpenjara mencari-Mu
Tapi tetap kurasakan
Pendakian itu
Jalan satu-satunya
Ke pintu-Mu

Ya Rabbi,
Banyak rasaku
Hasrat menggebu
Rindu bertemu
Raga terpaku

Ya Rabbi,
Berbalik juga aku
Perilaku jemu
Tanpa kaku
Memanggil-manggil

Ya Rabbi,
Jadikan setiap jalanku
Yang berbalik daripada-Mu
Sebagai jalan-Mu jua
Jadikan harapanku
Sebagai terang
Menerangi kalbu


MUNAJAT  22

Ya Rabbi,
Perjelas bagiku
Sebelum aku mengerti
Agar dapat kuyakini
Sampai ke inti

Ya Rabbi,
Perjelas bagiku
Sebelum aku mengerti
Bahwa keghaiban itu ada
Dan yang nyata
Ghaib juga adanya

Ya rabbi,
Sekali lagi,
Perjelas bagiku
Sebelum aku mengerti
Bahwa diri adalah kunci
Eksistensi yang misteri
Dan misteri yang bereksistensi

 
MUNAJAT  23

Ya Rabbi,
Dalam gerak dan diamku
Nafasku berat
Dan
Hatiku lembab

Ya Rabbi,
Kenapa tak kutahu
Pada akhirnya
Sampai juga
Ke pinggir masa lalu,
Dan masa depan yang tak berbayang
Tak pernah jelas bagiku
Dan sekarangpun.
Dimana aku berdiri
Selalu aku dalam keadaan ragu



MUNAJAT  24

Ya Rabbi,
Kesadaran kami menyatakan
Bahwa Engkau suatu kebutuhan
Yang wajib ada dalam segala gerak dan diam
Tapi tuhanku, aku selalu merasa aneh
Hati kami terlalu pemilih
Saat tidak ada lagi yang lain, selain Engkau
Masih kami cari juga yang lain, sampai mengigau

Ya Rabbi,
Kesadaran kami menyatakan
Bahwa Engkau suatu kebutuhan
Yang masih perlu kami tempuh



MUNAJAT  25

Ya Rabbi,
Bersama-Mu
Aku mabuk
Remuk

Tuhanku,
Tuhanku,
Tuhanku,

Aku mabuk
Bersama-Mu
mabuk



MUNAJAT  26

Ya Rabbi,
Ambillah padaku
Kecuali Satu
 Rahmat-Mu

Ya Rabbi,
Bila dalam lakuku
Selalu berseteru
Ambillah padaku
Kecuali Satu
 pengharapan baikku


MUNAJAT  27


Ya Rabbi,
Demi rasa
 Yang menyua makna
Rupaku telah jadi lain
Kucari cara kembalikan rupa,
Tapi sebanyak itu pula
Rupaku bersalin

Ya Rabbi,
Orang melihatku jadi lain
Aku melihat-Mu jadi lain



MUNAJAT  28

Ya Rabbi,
Ingin aku jadi yang terakhir
menjengukMu secara lahir
tak peduli peluh mengalir
kan kutunggu dengan segenap fikir

Ya rabbi,
Ingin aku jadi yang terakhir
Mencintai-Mu secara mahir
Biar lebih lezat bergulir
Kan kutunggu dengan untaian zikir

Ya Rabbi,
Ingin aku jadi yang terakhir
Memeluk-Mu agar mencair
Segaala ragu dan gelisah yang membutir
Biarlah kutunggu sampai berakhir


MUNAJAT  29

Ya Rabbi,
Kedatanganku
Selalu menjengkelkan-Mu
Tapi tak pernah Kau tutup pintu

Ya Rabbi,
Semestinya yang mencintai
Sedia korbankan diri
Tapi ternyata, ini terjadi
Diriku tak baanyak peduli

Ya Rabbi,
Sekarang bila ku tak datang
Bukan tak kucintai Engkau
Hanya diriku suka bimbang
Dunia membuatku meracau

Ya Rabbi,
Jangan Kau tutup pintu
Jangan Kau tutup pintu


MUNAJAT  30

Ya Rabbi,
Kau beri ataupun tidak
Tetaplah kami dalam keadaan kere
Sebab banyaknya karunia-Mu
Tetaplah tidak mampu kami balas

Ya Rabbi,
Kau tetapkan ataupun tidak
Tetaplah kami suka mengingkari
Sebab luasnya ampunan-Mu
Sering memacu penyimpangan kami tanpa batas

Ya Rabbi,
Kau binasakan ataupun tidak
Tetaplah kami makhluk-Mu yang rugi
Sebab meratanya pengajaran-Mu
Tak pernah merasap dalam hati kami yang culas



MUNAJAT  31

Ya Rabbi,
Bagaimana aku tidak bodoh
Burung bisa terbang,
Dan aku selalu mengeluh

Ya Rabbi,
Bagaimana aku tidak lemah
Laba-laba berumah indah
Dan aku hanya berpasrah

Ya Rabbi,
Bagaimana aku tidak gila
Ikan bisa berenang,
Dan aku didunia tertawa

Ya rabbi,
Bagaimana aku tidak malu
Nyamuk lebih perkasa,
Dan aku masih ragu

Tuhanku,
Tuhanku,
Bagaimana aku bisa patuh
Kalau diriku ternyata bodoh


MUNAJAT  32

Ya Rabbi,
Aku tak semiskin Isa
Tidak sekaya Sulaiman
Tidak setampan Yusuf
Tidak sesakit Ayyub
Tidak seberani Ibrahim
Tidak sekuat Musa
Tidak seikhlas Ismail
Tidak sesempurna Muhammad

Ya rabbi,
Aku adalah juga seperti mereka
Hamba-mu, yang juga karena-Mu
Menjadi aku
Dan menjadi mereka

Ya Rabbi,
Sebelum nafasku berakhir
Kuingin kembali lahir
Dengan segala fikir
Dan dzikir
Dzahir
 Dan
sir


MUNAJAT  33

Ya Rabbi,
Kesalahan yang membuatku sadar
Lebih aku sukai
Daripada menangnya kebenaran
Yang membuatku besar hati

Ya Rabbi,
Menangnya tentara-Mu
Lebih aku sukai
Dari pada bergembiranya
Penyakit-penyakit hati
Ya Rabbi,
Matinya diriku
Lebih kusukai daripada
Putusnya kasih sayang
Dan pengampunan-Mu

Ya Rabbi,
Kalau perjuanganku dikalahkan
Bergembiralah musuh-musuh-Mu
Berkibarlah panji-panji syetan
Beranak pinaklah kemaksiatan

Ya Rabbi,
Kurasa Kau takkan membiarkan
Dan kuyakin Kau tak terkalahkan


MUNAJAT  34

Ya Rabbi,
Haruskah Engkau yang begitu baik
Aku tiadakan secara tragik
Tidak !
Tidak akan pernah aku matikan
Walau pedang-pedang nafsu terus menekan

Tidak !
Tidak akan pernah aku matikan
Meski diriku ditelan syetan

Ya rabbi,
Haruskah Engkau yang begitu baik
Aku kesampingkan secara pelan-pelan
Tidak !
Tidak akan pernah kulakukan
Meski diriku selalu lari dari tujuan



MUNAJAT  35

Ya Rabbi,
Karuniailah aku hikmat
Yang dapat memberi manfaat
Buat mensyukuri nikmat

Ya Rabbi,
Bukankah aku hanya ibarat
Bagi segala sesuatu yang berhasrat
Buat mempertinggi derajat

Ya Rabbi,
Jangan lagi ada penyekat
Setelah aku sembahkan munajat
Anugerahilah kami akibat-akibat
Yang hebat
Yang dapat membabat
Kisi-kisi hati yang gelap

Ya Rabbi,
Ringankan lagi langkahku yang berat
Agar dapat kukejar jejak-jejak firasat
Sampai kutemukan kunci ma’rifat

Ya Rabbi,
Ingin aku merasa dekat
Bagai perekat yang kuat


MUNAJAT  36

Ya Rabbi,
Hatiku laksana riak gelombang
Fikiranku bagai debu terbang
Rohaniahku seperti malam tak berbintang
Dan tubuhku ibarat pohon berlobang

Ya rabbi,
Dapatkah kucintai Engkau
Dengan fikiran yang senang
Dan hati yang lapang
Disaat semua orang
Datang dan selalu datang
Membawa bimbang ?



MUNAJAT  37

Ya Rabbi,
Kuakui memang
Aku penggamang
Sedikit penghalang
Aku terjungkang

Ya Rabbi,
Banyaknya bintang
Tak membikin terang
Hati yang Kau tendang

Ya Rabbi,
Bagaimana kupasang
Lampu yang kupegang
Sementara ruang yang lapang
Tak ada bidang dan tiang

Ya Rabbi,
Kuakui memang
Jalan menuju-Mu
Tak seorangpun
Datang dengan gampang


MUNAJAT  38

Ya Rabbi,
Kami inikah anak-anak cucu adam
Yang telah Engkau muliakan
Di darat dan di lautan
Kami inikah

Ya Rabbi,
Padahal kami adalah adam-adam
Yang tak pernah mengakui adam
Secara utuh : suatu pribadi teguh
Untuk tetap patuh

Ya Rabbi,
Kami adalah adam-adam
Yang butuh contoh
Tapi acuh tak acuh

Ya Rabbi,
Kami telah jatuh sebelum lusuh
Runtuh tertimbun rasa angkuh


MUNAJAT  39

Ya Rabbi,
Hatiku telah penuh dengan kecintaan-kecintaan
Semakin lekat, semakin memayahkan
Dan tak ada satu nafaspun
Tanpa menumbuhkan cabang-cabang dan
Ranting-ranting kecintaan lainnya

Ya Rabbi,
Aku kini sebatang pohon yang lapuk
Menopang ranting dan cabang
Berlobang dan menanti tumbang
Ya Rabbi,
Tumbangkan hatiku
Patahi semua dahan, cabang, ranting dan
Daun-daunnya
Kecuali satu dahan saja
Yang Kau pilih
Tanpa cabang
Tanpa ranting
Tanpa daun
Tanpa gelombang

Ya Rabbi,
Tumbuhkan kembali aku
Dengan darah baru
Dari-Mu





MUNAJAT  40

Ya Rabbi,
Ke rumah-Mu jua aku pergi
Ya, selalu ke rumah-Mu yang sepi
Ketika tidak dapat lagi kuatasi
Semua teka-teki dengan hati
Dan fikiran yang berdaki

Ya Rabbi,
Ke rumah-Mu jua aku pergi
Ya, tidak akan kemana-mana lagi
Mulai hari ini,
sama saja bagiku warna pelangi
dan cinta-Mu lebih berarti
daripada cintaku yang tertinggi

Ya Rabbi,
Ke rumah-Mu jua aku pergi
Ya, selalu ke rumah-Mu yang sunyi
 Ketika hanya nadi yang berbunyi
Kuucap berkali-kali : aku ingin mati
Dan aku tak ingin lagi dilukai



MUNAJAT  41

Ya Rabbi,
Inilah kebingungan-kebingunganku
Suatu munajat hikmat
Hantarkan wujud
Gelisah rindu

Ya Rabbi,
Inilah kebingungan-kebingunganku
Yang membuatku linglung, limbung dan terpasung

Ya Rabbi,
Inilah kebingungan-kebingunganku
Yang aku munajatkan
Terlalu banyak, Tuhanku
Di antara mata yang buta
Diri-Mu
Sebentar kuyakini
Sebentar kulepas kembali



MUNAJAT  42

Ya Rabbi,
Hari ini
Saat kebingunganku lebih terpuruk
Ingin kuakui
Aku semakin tak tahu bentuk

Ya Rabbi,
Hidup ini
Bagiku tak lebih daripada mencari
Selebihnya kelelahan yang tak terkendali

Ya Rabbi,
Bila kumati
Jangan tinggalkan aku bersendiri
Obatilah luka-lukaku yang nyeri
Ketika mencari-Mu
Di dunia yang penuh duri



MUNAJAT  43

Ya Rabbi,
Jika pada sejuta bayang
Dapat kulihat dengan terang
Mengapa pula sukmaku meradang

Ya Rabbi,
Jika pada selaksa gerak
Dapat kurekam dengan decak
Mengapa pula raguku berlagak

Ya Rabbi,
Jika pada sekian tanda
Dapat kukenali dengan nyata
Mengapa pula, sejak lama
Hatiku terpenjara

Ya Rabbi,
Diri-Mu selalu jadi orang baru
Dalam hidupku
Asing, dan aku merasa malu


MUNAJAT  44

Ya Rabbi,
Makin dalam aku menyelam
Makin tak kutemukan ratna mutumanikam
Aku tahu, aku tak pernah bisa menggunakan potensi
Dan diriku, semakin tak bisa diharapkan
Sebab telah lama ku iyakan,
Yang bukan sebagai sejatinya pencarian

Ya Rabbi,
Mungkin Engkau telah kutemukan
Tetapi hatiku tak kuat untuk mengenali
Barangkali Engkau,
Setelah kutangkap kulepaskan
Setelah kukira bukan

Ya Rabbi,
Beri aku satu tanda saja
Yang tak membuatku lupa
 

MUNAJAT  45

Ya Rabbi,
Bawalah aku
Ke masa silamku
Sebelum Kau ambil
Jiwaku yang labil

Ya Rabbi,
Sadarkan aku
Dengan cara-Mu
Sebelum Kau panggil
Rohku yang dekil

Ya Rabbi,
Hidupkan aku
Dalam rumah-Mu
Hilangkan debu
Ditubuh kaku

Ya Rabbi,
Bawalah aku
Ke masa depanku
Dengan tangan-Mu
Didadaku
  

MUNAJAT  46

Ya Rabbi,
Setetes keyakinan, cukuplah bagiku
Sebab di dalam ilmu-Mu
Tak ada kata ragu

Ya Rabbi,
Setetes keyakinan, cukuplah bagiku
Sebab dengan ilmu-Mu
Tak mungkin tertipu



MUNAJAT  47

Ya Rabbi,
Kurasa diriku telah jadi pintar
Membuat jalan-Mu yang lurus jadi berputar
Ketika tak ada lagi jalan alternatif
Masih sempat aku berkoar :
Tunggu sebentar !

Ya Rabbi,
Kalau kebenaran sebagai suatu kepintaran
Adakah kepintaranku juga selalu benar

Ya Rabbi,
Bodohkan kembali aku
Biar tak kuucap lagi kata tunggu


MUNAJAT  48

Ya Rabbi,
Nama-Mu jua yang kusebut
Ketika tidak ada lagi yang layak kurebut

Ya Rabbi,
Kalau yang Kau terima hanya yang patut
Mungkinkah aku mendapat nomor urut

Ya Rabbi,
Bila hanya yang baik yang Kau pagut
Bagaimana dengan amalku yang selalu kusut

Ya Rabbi,
Jika pikiranku tetap kolot
Adakah Engkau merasa salut

Ya Rabbi,
Sesungguhnya ada juga aku merasa takut
Tapi selalu datang dalam hati yang ribut

 
MUNAJAT  49

Ya Rabbi,
Kukira, jalan terbaik bagiku
Adalah diam dalam selimut-Mu
Karena telah lama kurasakan : darahku beku dan aku
Bukan orang yang sabar menunggu

Ya Rabbi,
Terlalu khayal bagiku
Merasa dekat dengan-Mu
Padahal tak satu tandapun yang kuyakini
Bahwa Engkau cinta aku


MUNAJAT  50
  
Ya Rabbi,
Aku hanyalah orang tawanan
Yang mencoba melawan
Di balik jeruji pesakitan
Berteriak kalem : bebaskan !

Ya Rabbi,
Kuyakini, kematian bukanlah suatu kebebasan
Atau pembebasan
Tidak pula seperti yang kufahami :
Kematian sebagai suatu keadilan
Atau keniscayaan

Ya Rabbi,
Jangan tutupi hatiku
Agar selalu dapat kutuju titik temu
Antara aku dengan-Mu



MUNAJAT  51

Ya Rabbi,
Jangan jadikan aku orang yang ragu
Yang memahami-Mu seperti orang dungu

Ya Rabbi,
Jangan jadikan aku orang yang dungu
Yang menempuh sesuatu dengan ragu

Ya Rabbi,
Bagaimana aku tidak jadi ragu dan dungu
Sementara kehendakku
Tidak pernah seperti kehendakku

Ya Rabbi,
Tumbuhkanlah keyakinan dalam setiap keragu-raguanku

Ya Rabbi,
Bentuklah aku seperti orang yang ragu dan dungu
Karena Engkau Maha Tahu
Tak ada satu keadaanpun dari diriku
Yang layak ditiru


MUNAJAT  52

Ya Rabbi,
Kata-kataku hanya andai
Yang akhirnya pasti tercerai
Tak kutahu bagian mana yang sampai
Tapi mudahan teranggap memadai


MUNAJAT  53
  
Ya Rabbi,
Keyakinan dan kebingungan adalah ikhtiarku
Sampai tak sampai tetap kelemahanku
Gerak dan diam adalah kehendak-Mu
Hidup dan mati bukan kuasaku
Lalu bagaimana dapat kupinta sesuatu
Tanpa rasa malu



MUNAJAT  54

Ya Rabbi,
Andai dapat kembali kupilih
Biarlah aku tak dijadikan dalih
Walau sebagai orang yang bersih
Bukan, bukan karena ingin di kasih
Sebagai hamba tak ada yang lebih
Hanya noda yang terus menindih

Ya Rabbi,
Akankah terus kusapih
Diri yang ringkih
Dan haruskah kujadikan dalih
Buat hidup orang yang sama-sama merintih
Tertatih-tatih
Menahan derita yang perih

Ya Rabbi,
Sebelum ini, aku tahu warna putih
Yang selalu tercampur beralih-alih
Hingga pikiran dan hati tak lagi jernih
Sedangkan kini, yang putih baru terpilih
Setelah diri ringkih
Dan jerih kecuali dengan pamrih


MUNAJAT  55

Ya Rabbi,
Sekarang aku hanya berfikir
Andai dapat kukembalikan waktu
Saat kebingungan-kebingungan mulai mau meminggir
Kurasa tanpa mau-Mu
Sulit juga bagiku

Ya Rabbi,
Haruskah aku kembali ke pinggir
Hidup bagai orang sapir

Ya Rabbi,
Haruskah aku kembali kafir
Atas segala nikmat-Mu
Yang senantiasa hadir
Bergulir


MUNAJAT  56

Ya Rabbi,
Jika dapat kuhitung
Segenap lakuku yang bingung
Tak mungkin aku tersanjung
Oleh Duli Yang Maha Agung

Ya Rabbi,
Pun, jika dapat kusalin
Segala perilakuku yang alim
Tak dapat aku merasa yakin
Dapat berteduh, walau digerbang Jannatun Na’im


MUNAJAT  57

Ya Rabbi,
Aku bosan dengan kebingunganku
Aku bosan dengan fikiranku
Aku bosan dengan tulisanku
Aku bosan dengan munajatku
Aku bosan dengan amalku
Aku bosan dengan kebosananku

Ya Rabbi,
Apakah Engkau bosan padaku ?
Apakah Engkau enggan padaku ?


MUNAJAT  58

Ya Rabbi,
Jika kusampai
Tak bisa kubuat andai
Tapi jika ku tak sampai
Jangan biarkan aku
Mati tanpa Kau pangku
Ke rumah pengampunan-Mu

Ya Rabbi,
Jika kusampai
Tetaplah aku hamba-Mu
Yang suka berandai-andai :
Andai dahulunya akalku pandai



MUNAJAT  59
  
Ya Rabbi,
Berhadapan dengan-Mu
Kuyakini, merupakan kemerdekaan tertinggi
Pembebas dari terpenjaranya hati
Pembuka rahasia segala yang terkunci

Ya Rabbi,
Berhadapan dengan-Mu
Tak kupungkiri, melembutkan perasaan insani
Penggerak buat menyerahkan rohani
Penyelesai dari segala yang menggundahkan diri

Ya Rabbi,
Hatiku rawan
Menanti panggilan

  
MUNAJAT  60

Ya Rabbi,
Telah kutanam sejumlah kembang
Kusiram dan diapun bercabang
Lalu, entah darimana kembangpun datang
Mengisap sari,tebarkan wangi,kemudian terbang
Hari ke hari kejadian berulang
Kembang yang kutanam akhirnya tumbang

Ya Rabbi,
Kupelihara juga sejumlah mas koki
Agar tumbuh rasa kasih sayang di hati
Supaya tumbuh kebebasan dan keikhlasan mengabdi
Seperti ikan yang ke sana kemari
Tak pernah bicara soal rezeki
Tapi tak ada yang setia menemani
Seekor demi seekor mereka mati
Kutunggu, dan dia tak pernah kembali
Ya Rabbi,
Kukira akupun akan mati
Menghadap-Mu seorang diri
Dan setelah itu, aku tak tahu pasti
Dapatkah kunikmati
Segala yang kukehendaki

Ya Rabbi,
Hanya wajah-Mu yang kuingini


MUNAJAT  61

Ya Rabbi,
Aku ini bodoh dan nakal
Menggunakan akal untuk mengenal
Padahal Engkaulah yang membuat akal

Ya Rabbi,
Aku ini angkuh dan binal
Menyalahi sesuatu tanpa sesal
Padahal Engkau sangat penyoal

Ya Rabbi,
Aku ini rapuh dan majal
Sebentar lagi akan terjungkal
Janganlah Kau tambah dengan deraan yang kekal



MUNAJAT  62
  
Ya Rabbi,
Menyakinkan diri diantara samudera bukti
Bukanlah tugas hati yang mudah dicermati
Seperti telah kualami sendiri berkali-kali
Mencintai-Mu tidak pernah dengan ketulusan hati

Ya Rabbi,
Meluruskan hati untuk kembali fitri
Tidaklah semudah melangkahkan kaki
Seperti telah kukerjakan sendiri hari ke hari
Hingga kuduga
Tanpa melibatkan-Mu semuanya tak berarti

Ya Rabbi,
Menempatkan diri-Mu dalam relung hati
Mematikan diri sebelum mati


MUNAJAT  63

Ya Rabbi,
Seperti inikah nanti Engkau
Mendidik hamba-Mu berlaku :
Mencubit, memukul dan menggerutu
Seperti yang selalu kulakukan terhadap anakku

Ya Rabbi,
Seperti itukah nanti Engkau
Padahal Engkaulah yang Maha Kasih
Maha Faham untuk meniadakan
Maha Mampu untuk menentukan hal baru

Ya Rabbi,
Seperti akukah nanti Engkau
Marah bukan karena tak sayang

 

MUNAJAT  64

Ya Rabbi,
Pernah kucoba meninggalkan Engkau
Kemudian kuyakini : Engkau tetaplah Engkau
Dan aku adalah aku
Yang suka mengigau dan bertambah kacau

Ya Rabbi,
Kalau kaca dapat membuat mata jadi ssilau
Kukira Engkau, dan hanya Engkau yang mampu
Menciptakan hatiku yang kacau jadi kemilau



MUNAJAT  65

Ya Rabbi,
Engkau tak dapat kubayangkan
Tapi jelas tak ingin kutangkap bayang-bayang

Ya Rabbi,
Selalu terbayang Engkau dihadapan
Tapi masih berupa bayang-bayang fikiran

Ya Rabbi,
Adakah nanti kutemui Engkau
Seperti apa yang kubayangkan

Ya Rabbi,
Aku tak ingin bayang-bayang-Mu
Aku ingin sejati-Mu
Sejati-Mu



MUNAJAT  66
  
Ya Rabbi,
Kepada ibu bapakku
Tak dapat kutunaikan bakti
Walau kuserahkan diri
Sepenuhnya, pada api
Di akhir nanti

Ya Rabbi,
Terhadap kawan dan lawan
Juga alam yang menyimpan
Tak pantas kuiyakan dan kubanggakan
Sebab diri tak lebih dari lukisan
Tafsiran terprogram :
Sejalan, bersebelahan
Salam dan dendam

Ya Rabbi,
Apatah lagi persembahkan bakti kepada-Mu
Semuanya, sedikitpun tak cukup


MUNAJAT  67

Ya Rabbi,
Munajat ini
Mungkin tidak berarti
Tapi terimalah sebagai bukti
Bahwa abdi tak suci
Dan Engkaulah yang Tinggi

Ya Rabbi,
Munajat ini
Mungkin tidak berkesan
Tapi pandanglah sebagai suatu keinginan
Bahwa banyak hal tak tersuarakan
Dan Engkaulah yang Rahmaan



MUNAJAT  68

Ya Rabbi,
Seseorang mengadu pada Nabi Suci :
Aku tak laku dihadapan insani
Tapi nabi suci berkata membesarkan hati :
Tidak, engkau sangat laku di sisi Illahi

Ya Rabbi,
Berhargakah aku dihadapan-Mu
Ketika aku sendiri merasa malu
Menghadap-Mu membawa laku
Sesuatu, selalu terbungkus debu
Bersih tapi palsu

Ya Rabbi,
Hargakan aku
Agar dapat kuhargai diri-Mu
Tapi bagaimana dapat kuhargai Engkau
Tanpa penghargaan dari-Mu

Ya Rabbi,
Hargakan aku
Agar aku berharga

 

MUNAJAT  69

Ya Rabbi,
Kata-kataku jua yang berperan
Sedang firman-Mu sebagai pembenaran

Ya Rabbi,
Inginnya aku ditiadakan
Agar firman-Mu mengalahkan





MUNAJAT  70


Ya Rabbi,
Kehidupan yang Kau ciptakan
Tentu bukan mainan
Tapi sejatinya diri
Ingin kufahami
Tanpa koreksi

Ya Rabbi,
Kehidupan yang Kau ciptakan
Tentu bukan mainan
Dan setiap persoalan
Mengambang berkejaran
Kuat menentukan

Ya Rabbi,
Terlambat kufahami
Sampai bara tak lagi jadi api
Terlambat kukoreksi
Hingga kebingungan sudah menumbangkan diri


MUNAJAT  71

Ya Rabbi,
Hari-hari-Mu sibuk untukku
Namun hari-hariku
Tak banyak tunduk untuk-Mu


MUNAJAT  72

Ya Rabbi,
Sejak perkenalan yang pertama
Dunia telah membuatku buta
Tak pernah dapat kubendung dengan cara
Kecuali meninggalkan luka,
Duka nestapa dan tambah menggila

Ya Rabbi,
Dan kinipun belum lagi teratasi
Pada setiap sisi dan kisi
Dunia meracuni
Berkali-kali tak terpuasi
Hingga pikiranku jadi etalase

Ya Rabbi,
Hatiku bukan lagi tempat yang aman
Untuk-Mu semayam
Bukan lagi suara
Yang dapat dipercaya

Ya Rabbi,
Bagaimanapun juga
 Aku kecewa
Siapa lagi kalau tidak kepada jiwa


MUNAJAT  73
 

Ya Rabbi,
Kegafilanku telah menenggelamkan segala bentuk kesempatan
Yang Engkau berikan sepenuh kemurahan

Ya Rabbi,
Dalam kegafilan, kesadaran bukan jaminan
Sebab kegafilan
Menghimpun semua keburukan

Ya Rabbi,
Gafilkan ingatanku
Tentang sesuatu
Selain kepada-Mu



MUNAJAT  74
  
Ya Rabbi,
Seragu-ragunya aku
Aku percaya :
Engkau Tuhanku

Ya Rabbi,
Sesombong-sombongnya aku
Aku percaya :
Tidak sesombong diri-Mu

Ya Rabbi,
Securang-curangnya aku
Aku percaya :
Tidak mengurangi-Mu

Ya Rabbi,
Sejahat-jahatnya aku
Aku tak mau
Menghujat-Mu


MUNAJAT  75

Ya Rabbi,
Aku hanya meminjam suara

Ya Rabbi,
Aku hanya meminjam daya

Ya Rabbi,
Aku hanya meminjam kata-kata

Ya Rabbi,
Aku hanya meminjam cara-cara

Ya Rabbi,
Aku hanya meminjam dosa-dosa

Ya Rabbi,
Pasti kukan kembali
Menyerahkan diri

Ya Rabbi,
Pinjami aku yang lebih baik lagi


MUNAJAT  76
 
Ya Rabbi,
Fikiranku menyalahkan-Mu
Mengapa tidak Kau angkat aku

Ya Rabbi,
Tindakanku meremehkan-Mu
Mengapa tidak Kau bantu aku

Ya Rabbi,
Fikiranku terhadap tindakanku
Tak pernah terpikir
Bagaimana tindakan-Mu

Ya Rabbi,
Betapa naifnya aku
Mengira-ngira selalu :
Kau tak akan menindakku


MUNAJAT  77

Ya Rabbi,
Hubunganku dengan manusia tidaklah mesra
Mendekat bukan untuk mempererat
Membantu bukan untuk menyatu
Memihak bukan untuk tegak

Ya Rabbi,
Hubunganku dengan mereka tidaklah mesra
Menghindar bukan karena benar
Diam bukan karena nyaman
Pergi bukan karena suci

Ya Rabbi,
Memesrakan hati  ini
Penting buatku kembali

Ya Rabbi,
Mesrakan hati ini
Mesrakan kembali


MUNAJAT  78

Ya Rabbi,
Telah lengkap Kau ciptakan kesempurnaan

Ya Rabbi,
Telah genap ku temukan kekurangan

Ya Rabbi,
Dapatkah kumiliki kesempurnaan ?

Ya Rabbi,
Dapatkah kubuang penghalang ?


MUNAJAT  79
 

Ya Rabbi,
Semuanya
Mudah saja bagi-Mu
Bagi-Mu teramat mudah

Ya Rabbi,
Semuanya
Sama saja bagiku
Bagiku semuanya susah

Ya Rabbi,
Engkaulah yang memudahkan yang susah

Ya Rabbi,
Mudahkanlah kesusahanku


MUNAJAT  80

Ya Rabbi,
Kukira hari kan terus mengelam tampilan
Tak penuh lagi perbendaharaan
Tak sampai lagi pencarian

Ya Rabbi,
Kukira hari kan tambah buram
Belum lagi sempat diselesaikan
Belum lagi sempat diputuskan

Ya Rabbi,
Kukira hari kan tenggelam
Lebih cepat menelan
Lebih transparan memberitahukan

Ya Rabbi,
Belum lagi kusikapi
Hari habis lembaran
Kukira aku kan terbenam
Mengapa diri tak juga berlari ?

Ya Rabbi,
Kakiku terkunci
Aku tak dapat berlari


MUNAJAT  81

Ya Rabbi,
Sebaik-baiknya kataku
Tidak sebaik kata-Mu

Ya Rabbi,
Sebaik-baiknya sikapku
Tidak sebaik perlakuan-Mu

Ya Rabbi,sebaik-baiknya penghormatanku
Tidak sebaik penghargaan-Mu

Ya Rabbi,
Sebaik-baiknya pujianku
Tidak sebaik pujian-Mu

Ya Rabbi,
Sebaik-baiknya aku
Tidak sebaik makhluk-Mu

Ya Rabbi,
Perbaiki diriku


MUNAJAT  82

Ya Rabbi,
Mengadu jua aku pada-Mu :
Permainan ini
Sangat membosankan
Sudah larut hitungan
Belum juga diselesaikan

Ya Rabbi,
Tidurkan aku dalam semua adegan
Bangunkan bila membahagiakan


MUNAJAT  83

Ya Rabbi,
Harapanku terlalu
Padahal Kau tahu
Jalanku membatu

Ya Rabbi,
Angan-anganku menipu
Padahal hanya Satu
 jalan menuju-Mu

Ya Rabbi,
Tuntunlah tanganku
Langkahi jalan-Mu

Ya Rabbi,
Dengan tangan-Mu
Tak seorangpun tak sampai pada-Mu


MUNAJAT  84
 

Ya Rabbi,
Selalu kupinta pada-Mu
Sepercik taufik
Agar tertarik
Berbuat apik


MUNAJAT  85

Ya Rabbi,
Berapa kali lagikah harus kuucap
Desahan-desahan munajat yang penuh harap
Ketika tak dapat kuhindari keengganan jasad
Memalingkan wajah,pucat, meminta istirahat

Ya Rabbi,
Berapa tingkat lagikah mesti kunaiki
Diantara tangga maqam yang Kau hiasi
Sementara langkah, hanya bergairah menanti
Merasa tinggi,tapi begini, tak juga terpuasi

Ya Rabbi,
Berapa saat lagikah harus kutunggu
Kehadiran-Mu dalam laku hidupku
Agar tak pernah lagi ada kata ragu
Pemandangan semu, keyakinan palsu
Dan aku ingin diri-Mu selalu bertamu


MUNAJAT  86

Ya Rabbi,
Aku selalu kekurangan bahan untuk membangun
Tak punya batu untuk fondasi
Tak punya semen untuk perekat
Tak punya apapun yang dapat kumiliki sendiri
Secara hakiki

Ya Rabbi,
Aku selalu kekurangan bahan untuk menumbuhkan
Kekurangan semangat untuk menyelesaikan
Kekurangan harapan untuk sampai ke puncak
Kurang, kurang yang membuat bintangku
Tak lagi terang

Ya Rabbi,
Bagaimana dapat kusempurnakan bangunan imanku
Dengan bahan-bahan yang serba kurang
Dan bahan-bahan lainnya
Yang tak pernah aku temukan

Ya Rabbi,
Tak dapat kulangkahkan kaki bila kubersendiri
Tak dapat kugerakkan nadi
Dengan apa yang kumiliki
Tak dapat kubangunkan hati
Tanpa Nur Illahi


MUNAJAT  87

Ya Rabbi,
Bagaimana dapat kuingkari
Engkau terlalu banyak memberi
Tapi bagaimana tidak keji
Teramat banyak hatiku memungkiri
Ya Rabbi,
Syukur bagaimanakah  yang dapat menghibur
Bagi jiwa yang jenak tertidur
Ketika gema dan nyala
Membuatku  tambah mendengkur
Ya Rabbi,
Bagaimana dapat kuhindari
Hati yang berdaki
Tak pernah lagi
Sempat kugosoki
Ya Rabbi,
Bagaimana dapat kufikir
Membuat kebekuan supaya mencair
Padahal air tidak mengalir
Dan keringatpun tak berair
Ya Rabbi,
Barangkali hanya dapat kusyukuri
Ketika diri tak lagi berarti
Mati tanpa permisi


MUNAJAT  88

Ya Rabbi,
Seseorang kan datang pada-Mu sesaat lagi
Dengan tanda yang pasti Kau kenali

Ya Rabbi,
Inilah aku yang mencari
Selalu mencoreti hati
Dengan arang panci

Ya Rabbi,
Tuntunlah hatiku
Karena terlalu banyak pintu yang kubuat berliku
Hingga tak kuyakini,
Pintu mana yang akan kutuju
Pintu mana yang Kau pasang lampu
Pintu mana yang mengelabu
Pintu mana tanpa ragu

Ya Rabbi,
Tutupi hatiku dengan selimut-Mu
Tuntun langkahku
Membuka pintu


MUNAJAT  89

Ya Rabbi,
Jadikanlah aku orang yang abrar, benar dan sabar
Ya Rabbi,
Masukkanlah aku kedalam golongan orang-orang muhajir, berdzikir dan berfikir
Ya Rabbi,
Tempatkanlah aku dilingkungan orang-orang yang muslim, mukmin dan muhsin
Ya Rabbi,
Bentuklah aku menjadi orang yang shaleh, bersih dan muflih
Ya Rabbi,
Tempalah aku hingga menjadi orang yang khusyu’, khudu’ dan tawadhu’
Ya Rabbi,
Arahkanlah aku hingga menjadi orang yang sangat hafiz, hamid dan muqsit
Ya Rabbi,
Tuntunlah diriku hingga menjadi orang yang bertawakkal, bertaqwa dan berguna
Ya Rabbi,
Gemblenglah aku menjadi mujahid, ulama dan muballigh
Ya Rabbi,
Daftarkanlah aku dalam kelompok ahlus sunnah wal jama’ah, Ansharullah dan Hizbullah
Ya Rabbi,
Aku beristighfar
Aku bertaubat
Ya Rabbi,
Jadikanlah aku sebagai wali-Mu
Kekasih diantara kekasih-kekasih-Mu



MUNAJAT  90
 

Ya Rabbi,
Ku akhiri kata
Kata berakhir

Ya Rabbi,
Mencintai diri
Diri mencinta

Ya Rabbi,
Merindukan Engkau
Engkau memandu

Ya Rabbi,
Kuingin kebekuan ini mencair
Mengalir membawa desir Sir
Bercampur kapur
Ke maqam luhur

Ya Rabbi,
Kuakhiri kata
Kataku tak sempurna


PENUTUP HIKMAT

Ya Rabbi,
Aku lah yang bodoh
 akulah yang angkuh
 akulah yang lusuh
akulah yang roboh

Ya Rabbi,
Akulah yang nakal
akulah yang binal
akulah yang bebal
akulah yang batal

Ya Rabbi,
Akulah yang bingung
Akulah yang linglung
Akulah yang lengkung
Akulah yang limbung

Ya Rabbi,
Akulah yang salah
 akulah yang lemah
 akulah yang payah
akulah yang kalah


Ya Rabbi,
Akulah yang kacau
Akulah yang silau
akulah yang risau
 akulah yang mengigau

Ya Rabbi,
Akulah yang dusta
Akulah yang hina
akulah yang duka
 akulah yang dosa

Ya Rabbi,
Akulah yang ragu
Akulah yang dungu
Akulah yang menipu
Akulah yang tertipu

Ya Rabbi,
Akulah yang  faqir
Akulah yang mungkir
Akulah yang apkir
Akulah yang terjungkir

Ya Rabbi,
Akulah yang bejat
Akulah yang cacat
Akulah yang laknat
Akulah yang khianat

Ya Rabbi,
Akulah yang pekak
Akulah yang congkak
Akulah yang lagak
Akulah yang sesak

Ya Rabbi,
Akulah yang iri
 akulah yang dengki
akulah yang nyeri
akulah yang mati

Ya Rabbi,
Akulah yang bimbang
Akulah yang gamang
Akulah yang garang
Akulah yang lancang

Ya Rabbi,
akulah yang sakit
akulah yang sulit
akulah yang sensitif
akulah yang naif

Ya Rabbi,
 akulah yang dekil
akulah yang devil
akulah yang musykil
 akulah yang labil

Ya Rabbi,
akulah yang heran
akulah yang karam
 akulah yang suram
 akulah yang rawan

Ya Rabbi,
akulah yang sapih
 akulah yang pamrih
akulah yang pemilih
akulah yang ngalih

Ya Rabbi,
akulah yang malas
akulah yang culas
akulah yang panas
akulah yang naas

Ya Rabbi,
akulah yang syok
akulahyang mabuk
akulah yang seok
akulah yang keok

Ya Rabbi,
akulah yang ketus
akulah yang rakus
akulah yang putus
akulah yang mampus

Ya Rabbi,
akulah yang miskin
akulah yang minim
akulah yang dzalim
akulahyang dingin

Ya Rabbi,
akulah yang kalap
Akulah yang silap
 akulah yang gagap
akulah yang gelap

Ya Rabbi,
 akulah yang picik,
 akulah yang fasik,
akulah yang munafik
akulah yang syirik

Ya Rabbi,
Aku kembali kepada-Mu
Terimalah aku






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar