Senin, 08 November 2021

Ustadz NORDIN KUSAIRI

 


Ustadz Nordin Kusairi bin Hasani, lahir di Amuntai, Selasa, 5 Mei 1970 M (bertepatan dengan  29 Shafar 1390 H). Berlatar belakang pendidikan pondok pesantren, terutama Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Sekarang menjadi pendidik di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Pasar Senin, Amuntai.

Diantara kalam beliau:

“Perbanyaklah membaca shalawat atas Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka bahwasanya  (bagi) orang yang membaca shalawat, (maka shalawat tersebut, penulis) akan menjadi cahaya didalam kubur, akan menjadi cahaya di atas shirat, dan menjadi cahaya di sorga. Maka oleh karena itu, perbanyaklah membaca shalawat atas baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam., sebab bahwasanya dengan banyak membaca shalawat itu memadamkan daripada kemurkaan Allah, dan menghinakan tipu daya syaithan. Artinya, kalau memperbanyak membaca shalawat maka tatkala syaithan handak menipu, (maka) kada kawa manipu inya dengan sebab banyak membaca shalawat.”

“Cuma dalam bershalawat itu dengan menggunakan adab, diantaranya bersuci, menghadap kiblat, ikhlas dan waktu disaat kita membaca shalawat amun kawa tu kita membayangka  wajah Rasulullah, (tetapi) karena kita kada pernah bertemu Rasulullah, kada kawa. Bagi orang yang suah (pernah) ke madinah, membayangkan seolah-olah kita membaca suatu shalawat dihadapan kubur rasulullah, kada kawa jua kaya itu karena kada pernah ke Madinah, maka yaitu dengan membayangkan foto makam Rasulullah. Jadi ketika kita membaca shalawat, bayangkanlah bahwa itu daripada gambar (makam) Rasulullah), itulah salah satu daripada membaca shalawat yang beradab”.

wa liman khoofa maqooma robbihii jannataan (Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga) (Qs.Ar-Rahman : 46). Dia akan mendapat dua sorga yaitu sorga di dunia dan sorga di akhirat. Sorga didunia adalah ma’rifatullah. Maqoom Allah ta’ala itu adalah daripada kedudukan Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Tinggi. Jadi manusia harus tawadhu’, bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala adalah Maha Mulia dan paling kasih sayang”.

“Diantara rikit-rikitnya do’a supaya kabul, yaitu (perhatikan) makanan yang halal, dan akhirnya berdo’a itu dengan ikhlas. Artinya kita berdo’a itu Allah ta’ala yang menyuruh kita berdo’a :  wa qolla robbukum ud’uuniii astajib lakum (Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu”) (Qs. Al-Mu’min (40) : 60). Soal kabul kadanya itu urusan Allah ta’ala, (yang penting) ikhlas dan hadir hati. Maksudnya kita kawa berdo’a itu adalah dengan pertolongan Allah jua, ingat akan inayah Allah Ta’ala”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar