Kamis, 10 Oktober 2024

KH. ASMURI

 


KH. Asmuri lahir di Cakru, Kecamatan Amuntai Utara, Kamis, 10 Februari 1938 M (bertepatan dengan 9 Zulhijjah 1356 H). Beliau adalah pengasuh Majelis Taklim “Darul Istiqamah” Cakru, Amuntai.

Telah berpulang ke rahmatullah pada hari Jum’at, 11 Oktober 2024 (bertepatan dengan 8 Rabiul Akhir 1446 H).

Jumat, 04 Oktober 2024

Ustadz FAKHRIANNOR

Ustadz Fahriannor, lahir di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Amuntai Tengah, Kamis, 7 Januari 1982 (bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1402 H). Berlatar belakang pendidikan Pondok Pesantren “Darussalam” Martapura. Sekarang menjadi pendidik di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Amuntai.

Diantara kalam beliau:

“Setiap kita diciptakan oleh Allah Ta’ala ada mempunyai kehendak, ada mempunyai angan-angan, cita-cita, setiap kita ada mempunyai ketakutan, kengerian, dan lain-lain. Yang mana hakikatnya daripada itu semua adalah agar kita kembali kepada Allah Ta’ala. Setiap masalah yang,menimpa kita pada hakikatnya itu adalah supaya kita kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”

“Setiap masalah, setiap kehendak, setiap ketakutan itu bisa menjadi pahala bila kita sandarkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”.

“Adab itu menunjang terkabulnya do’a”

“Do’a itu kalau tidak memenuhi syarat otomatis bukan ibadah. Kalau bukan ibadah otomatis bukan do’a. Tidak setiap permintaan kita disebut do’a. Do’a itu kalau sudah memenuhi syarat. Dan apabila memenuhi syarat maka akan diterima oleh Allah Ta’ala dan akan dikabulkan sesuai dengan apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan waktu yang diinginkan oleh Allah Ta’ala. Dan diantara syarat berdo’a itu adalah, Pertama, jangan meminta kepada Allah Ta’ala sesuatu yang mustahil. Bila meminta yang mustahil itu bukan do’a ngarannya. Tapi mahulut-hulut (memperolok-olok). Kecuali bagi para wali Allah Ta’ala. Kedua, yang diminta bukan untuk membolehkan yang haram. Ketiga, jangan meminta kepada Allah sesuatu yang maksiat (seperti) mendo’akan supaya orang bercerai, mendo’akan seseorang dengan yang tidak baik. Keempat, berdo’a untuk coba-coba. Tidak yakin. Kelima, jangan menganggap besar permintaan. Keenam, baik sangka kepada Allah Subhanahu wa ta’ala”.

Ustadz SAYUTI

 


Ustadz Sayuti adalah salah seorang da’i ilallah dari Desa Banyu Tajun Hulu, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Lahir pada hari Sabtu, 1 Maret 1980 M (bertepatan dengan 13 Rabiul Akhir 1400 H).

Diantara kalam beliau:

“Bila kita ada ilmu dan kawa ma-amalakan, maka ini sudah luar biasa. Bila kita kawa mengaji kita gawi, asal kita terus menerus, bila kawa istiqamah, itu tanda ikhlas tu pian. Menandakan amal itu diterima yaitu bila kawa istiqamah, ikhlas tu. Jadi antara istiqamah dan ikhlas itu kada mau tapisah. Apapun baik amaliah-amaliah, ilmu bilanya ikhlas kawa istiqamah, dan bilanya istiqamah berarti ikhlas tu”.

“Empat hal yang perlu diperbanyak pada bulan ramadhan, yaitu 1) membaca La ilaaha ilallah, 2) Istighfar, minta ampun kepada Allah, 3) banyak-banyak meminta sorga, dan 4) banyak-banyak minta jauhkan daripada api neraka”.

“Puasa orang khawas al khawas adalah puasanya hati dari keinginan-keinginan yang hina dan dari pikiran-pikiran duniawiyah, atau kosong hatinya itu sesuatu selain Allah. Artinya, hatinya itu senantiasa musyahadah kepada Allah. Makanya dia mudah haja. Hasbi Rabbi Jallallah, ma fi qalbi ilallah. Orang yang “ma fi qalbi ilallah” adalah orang yang puasa khawas al khawas. Kalau mulut mudah kita mengatakan : “Kadada nang didalam hatiku ini kecuali Allah”. Bila kawa yang seperti ini berarti tingkatan pian itu sudah khawas al khawas. Mulutnya kawa mengatakan yang seperti itu, dan hatinya bujur-bujur musyahadah, hatinya ingat tarus”.

Ustadz FATHURRAHMAN

 


Ustadz Fathurrahman adalah salah seorang da’i ilallah yang lahir di Desa Jalan Lurus, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Minggu, 4 Juli 1982 M (bertepatan dengan 12 Ramadhan 1402 H).

Diantara kalam beliau:

“Didiri kita ini, ada rohani ada jasmani. Rohani perlu makan, jasmanipun perlu makan. Kalau jasmani itu makanannya pentol, nasi, dan lain-lain, sedangkan kalau rohani itu makanannya shalawat, berdzikir, dan lain-lain. Itu rohani kita. Tapi kadangkala kita itu selalu menyamani jasmani tapi rohani kita menjerit. Muha tarus dibaiki, muha ha tarus dituruti, tapi hatinya? Padahal hati ini adalah pandangan Allah Subhanahu wa ta’ala, sedangkan muha hanyalah pandangan manusia”.

“Dalam hidup ini, supaya tenang, (maka) jangan mengocek (mengorek-ngorek) aib kemaluan orang”

“Orang yang meninggi (sombong) kada pacangan baik di mata Allah, tapi orang yang merendah, tawadhu maka itu akan ditinggikan (derajatnya) oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”.

MA'RIFATULLAH, S.Ag

 


Guru Ma’rifatullah, S.Ag  adalah guru al-Qur’an dan Tahfidz pada Madrasah Aliyah “Shalatiyah” Bitin, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diantara kalam beliau:

 “Bila ada permasalahan dahulukan curhat dengan Allah Subhanahu wa ta’ala. Jangan tadahulu mencurhatkan diri di media sosial”.

”Setiap ketaatan yang dilakukan di bulan Ramadhan dijamin maqbullah, diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”

“Ucapan yang diminta pada bulan Ramadhan. Diijabah, dikabulkan oleh Allah Subhanahu wata’ala”.

“Kita ini nah bersyukur lawan Rasulullah, bersyukur lawan Allah ta’ala, menunaikan haknya Allah Ta’ala, menunaikan hak-hak Rasulullah itu, sedikit sekali. Cuman karena kemuliaan Allah Ta’ala, fadhlah dari Allah Ta’ala (maka) yang sedikit itu tetap diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, tetap dihargai Allah”.

“Shalawat tersebut menjadi do’a bagi seorang hamba. Maksudnya, ikam kada usah meminta lawan Tuhan gin, karena shalawat itu sudah menempati kedudukan do’a. Ujar Allah Ta’ala, ikam bershalawat itu kada sawat (sempat) lagi meminta lawan Aku, (maka) Ku-kabulkan lebih daripada orang yang meminta”

“Bahwasanya bershalawat itu menjadi penyebab dibukanya, tercapainya hajat atau keperluan, dan tercapainya apa yang dituntut dan tercapainya hajat dalam kehidupan dunia dan setelah meninggal, artinya, di dunia tertunai hajat, di akhirat tertunai hajat”.

“Orang yang rancak bershalawat itu razakinya tanyaman (mudah)”.

Muallim MUHAMMAD

 


Muallim Muhammad adalah pengisi Majelis “Assyafa’ah” Desa Teluk Sarikat, Kecamatan Banjang.

Diantara kalam beliau:

“Memuji Rasulullah adalah jalan nang paling lakas (cepat) mendekatkan diri kepada Allah”

“Orang yang belajar  berguru dengan para habaib itu, “Sirr” nya, keberkahannya ada pada orang yang berkhadam”

“Janganlah menghina kepada kawan yang kurang kepandaiannya, karena boleh jadi dia lebih pandai dikemudian hari”.