Ustadz
H. Asrani bin Hasan adalah da’i muda dari Sungai Pandan, Alabio. Pernah menimba ilmu di
Pesantren Darul Lughah wa Da’wah (Dalwa) Bangil. Beliau juga menjadi
pendidik di Pondok Pesantren “Darussalam” Muara Tapus, Amuntai.
Diantara kalam beliau:
“Bahasa kitanya, taqwa itu supaya kita menjadi
orang yang baik. Orang baik di dunia maka di akherat akan dibalas oleh
Allah Subhanahu wa ta’ala dengan kebaikan. Barangsiapa yang baik di dunia,
dengan atas nama keadilan Allah, di akheratpun dibalas dengan baik”.
“Sebuah peribahasa arab mengatakan : salamatul
insan fi hifzhil lisan, selamatnya manusia itu tergantung pada ucapan,
(karena itu), lebih baik kita saling membicarakan hal-hal yang menyenangkan
saja dari pada sesuatu yang dapat membahayakan kita, walaupun itu mungkin tidak
terjadi pada diri kita, tapi tidak ada yang tidak mungkin menurut Allah
Subhanahu wa ta’ala”.
“Memang Nabi ada menyuruh kita untuk bersikap
jangan tergesa-gesa, tetapi ada beberapa masalah yang harus dilakukan bukan
dengan perlahan-lahan tapi harus dengan cepat, tergesa-gesa dan dengan
semaksimal mungkin. Apa itu? Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan tentang hal
ini di dalam al-Qur’an : wa syari’u ila maghfiratin min rabbikum wa
jannatin ardhuha samawaatu wal ardhu, u’iddat lil muttaqin (Qs. Ali
Imran (3) : 133). Pertama, adalah bersegeralah melakukan sesuatu
yang membuat dosa-dosa kita diampuni oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Kedua,
kita dianjurkan untuk bersegera-segera dan semaksimal mungkin untuk melakukan
sesuatu yang membuat kita dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kedalam
sorga. Dua ini dulu yang harus kita kerjakan tapi dua ini harus kita lakukan
dengan cepat, semaksimal mungkin dan tergesa-gesa, yaitu satu,
kita dianjurkan untuk secepatnya memperbaiki diri kita. Kedua,
kita dianjurkan untuk secepat mungkin untuk banyak-banyak berbuat kebaikan”.
“Mengapa kita masih hidup sampai hari ini,
mengapa kita diberi umur panjang sampai detik ini? Itu adalah karena, pertama,
Allah Subhanahu wa ta’ala masih memberi izin kepada kita untuk banyak-banyak
bertaubat dan memperbaiki kesalahan kita. Kedua, karena Allah
Subhanahu wa ta’ala masih memberikan kesempatan kepada kita untuk banyak-banyak
melakukan kebaikan yang bermanfaat untuk kita (pribadi), untuk orang lain,
untuk dunia dan akhirat”.
“Kalau ada pertanyaan : kapan kita bertaubat,
jawabannya : secepatnya. Kalau ada pertanyaan kapan ia berbuat baik, jawabnya :
segerakan. Kapan kita memoerbaiki diri, segerakan. Dan kapan kita banyak-banyak
melakukan amal kebaikan, secepatnya”.