H. Ahmad Supiani, S.Pd.I bin Abdurrahman, lahir di Martapura, Selasa, 17 April 1962 M (bertepatan dengan 12 Zulqa'dah 1381 H). Adalah
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Amuntai Tengah. Pernah menjadi
pendidik di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Pasar Senin, Amuntai. Sering
mengisi ceramah di lingkungan kantor pemerintah daerah.
Telah berpulang kerahmatullah pada hari Senin, 23 November 2020 (bertepatan dengan 7 Rabiul Akhir 1442 H).
Diantara kalam beliau:
“Ingat tu napa artinya, muntung (mulut) berkata , ba
amalan, babacaan. Kalau hati apa, kalau hati mengiringi. Jadi jika kita
baucap “la ilaha illallah”, maka hati kita mairingi (mengikuti) “la
ilaha illallah” jua. Ketika bershalawat demikian pula, muntung baucap hati
mairingi”
“Kenapa kita ta’at? Kenapa kita hendak beribadah? Yang pertama
adalah karena khauf, takut lawan azab Allah, yaitu dengan cara “tarkul
maharim” meninggalkan yang haram-haram. Yang kedua adalah ar-Ridha’,
yaitu selalu kita mengharap ridha Allah. Caranya kaya apa? Misalnya ketika
membaca al-Qur’an adalah semata karena ta’at. Yang ketiga, al-Hubb,
cinta kepada Allah yaitu orang yang cinta kepada Allah dan Rasul, yaitu apa
yang diperintah digawinya. Kemudian cinta itu apa, “asy-Syauqu” yaitu
rindu. Artinya rindu untuk beribadah”.
“Bawalah anggota tubuh untuk kebaikan, mata dibawa untuk baca
al-Qur’an, telinga di bawa ke majelis untuk mendengarkan ceramah, muntung
(mulut) dibawa banyak-banyak berdzikir dan sebagainya, tangan mengerjakan yang
baik-baik, kaki tulak ke pengajian dan sebagainya. Semuanya Allah yang mengatur
agar bernilai pahala (bagi manusia, pen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar