Minggu, 30 Juli 2017

Drs. KH. BAHRAN NOOR HAIRA. M.Ag



Drs. H. Bahran Noor Haira, M.Ag adalah seorang ahli filsafat. Lahir di Amuntai, Minggu, 10 Oktober 1948 M (bertepatan dengan 6 Zulhijjah 1367 H). Berpendidikan Ponpes Normal Islam Amuntai. Beliau adalah lulusan terbaik Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1976).
Karir dimulai sebagai Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin (1981-1984), Pembantu Dekan II Fakultas Ushuluddin (1984-1989, 1992-1997 dan 1997-2000) hingga diangkat menjadi Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin (2000-2004). Berhasil menyelesaikan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin (2006).
Beliau adalah cendekiawan muslim yang handal dalam bidang filsafat. Di antara buku-buku/kitab yang beliau tulis diantaranya adalah: Kitab-Kitab Tauhid dalam Masyarakat Muslim Kalsel, kebebasan manusia dan kekuasaan Tuhan (2000), Karakteristik filsafat Barat dan Filsafat islam dalam Konteks Kemanusiaan (2003), Misticisme di Kalsel (1985), Pengajian Tauhid dan Pengajian Tasawuf (1995), Mencari Titik Temu agama-agama (2000), dan lain-lain.

Sekarang beliau menjadi pengurus Nahdlatul ‘Ulama (NU) Propinsi kalimantan Selatan dan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel.

Diantara kalam beliau:

“Jika kita mau ketemu Tuhan, kita harus memelihara diri dan dalam kehidupan ini banyak pantangan-pantangan”

“Shalat itu intinya mendidik manusia (agar) patuh hukum. Shalat itu bukan kepentingan Tuhan. Jika mau selamat sebagai manusia (maka) peganglah agama dengan kuat dan baik”

“Kenapa kita dipanggil untuk berhaji ? Ini pertanda atau isyarat bahwa manusia sering lupa  dengan Allah Swt. Dengan beribadah di rumah Allah, maka kita kembali diingatkan untuk selalu dekat dengan Sang Pencipta”.

“Beberapa  rukun haji memiliki pesan tersirat dalam kehidupan. Perhatikan misalnya, pelaksanaan tawaf mengelilingi Ka’bah 7 kali, ini sebagai bentuk menyakini diri selalu tidak mau lepas dengan Allah Swt dalam kehidupan, baik pikiran dan perasaan”.

“Agar jiwa kita tidak kosong, perbanyak istighfar dan beribadah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar