Kamis, 20 Juli 2017

KH. THABRANI BASRI



KH. Drs.Thabrani Basri lahir di Amuntai tahun 1938 M (1357 H). Beliau adalah alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Aktifitas dakwah adalah sebagai khatib dan juga memberikan ceramah pada berbagai majelis taklim. Beliau mengisi pengajian pada setiap malam selasa  di Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, dengan kitab Irsyadul ‘Ibad, juga membuka pengajian di jalan manggis, Banjarmasin dengan materi tauhid dan fiqih.


Disamping berdakwah, beliau juga menjadi dosen di Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) dari tahun 1965. Pernah menjadi Ketua Tanfidziyah PW NU Propinsi Kalsel (1997-2002), Ketua Komisi Dakwah MUI Kalsel, Ketua Badan Pengelola Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin (2008-2013).

Beliau termasuk penumpang yang selamat dalam kecelakaan pesawat DC-8 milik Islandia yang disewa Garuda untuk mengangkut pulang Jama’ah Haji asal Kalsel, pesawat yang jatuh di wilayah Colombo tahun 1978 tersebut, dari 249 penumpang hanya 76 orang yang selamat dan luka-luka, sisanya sebanyak 175 jama’ah gugur sebagai Syuhada Haji.

Diantara kalam beliau:
“Mesjid adalah milik ummat dengan sendirinya aktivitas masjid harus mengacu untuk kepentingan umat dan dinikmati ummat. Masjid harus dapat menyinari kehidupan”.
“Soal bertentangan atau tidaknya dengan Islam, itu kembali kepada keyakinan. Jika imej itu hanya sebatas tradisi yang tidak sampai merubah aqidah memang tidak ada larangan. Tapi kalau meyakini bulan safar sebagai bulan panas dan mendatangkan bencana atau malapetaka itu sudah bertentangan dengan Islam”.


“Perubahan harus dimulai dari atas, filosofinya seperti orang membersihkan ruangan, maka dimulai dari langit-langit.Beda dengan membangun, dimulai dari bawah”.
“Setiap menghadapi  musibah  harus selalu pasrah pada  Allah. Demikian  pula dalam keadaan biasa, di kehidupan sehari-hari. Bila pasrah kepada Allah, Insya Allah akan selalu dimudahkan dan dicarikan jalan keluar”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar