Ustadz
Muhammad Sya’bani adalah sosok da’i muda yang berwawasan luas. Lahir di Landasan Ulin Barat, Minggu, 25 Maret 1990 (bertepatan dengan 27 Sya'ban 1410 H). Sekarang menjadi
pendidik di Pondok Pesantren “Ummul Qura” Desa Bayur. Amuntai, Kabupaten Hulu
Sungai Utara.
Diantara
kalam beliau:
“Kalau kita ingin tahu tentang keimanan seseorang, yaitu dia apakah
ta’mirul masjid (suka memakmurkan masjid, pen)”
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam dilanda kesedihan
karena ditinggal orang-orang yang dicintai, Siti Khadijah dan paman beliau,
maka Allah memberikan hiburan dengan perjalanan dari masjid ke masjid dalam
peristiwa Isra mi’raj. Dapat diambil I’tibar, maka, ketika seseorang bingung
pergilah ke masjid, daripada masjid ke masjid lainnya. Karena orang beriman itu
dengan masjid ibarat ikan dalam air, dia (hatinya) akan hidup, beda dengan
orang munafik ibarat burung dalam sangkar”.
“Jangan terlalu mengandalkan pada kemampuan diri tapi lupa dengan
kekuatan Allah. Kebenaran, kemenangan bukan pada jumlah tetapi pada pertolongan
Allah. Berapa banyak orang yang sedikit jumlahnya bisa mengalahkan orang-orang
yang banyak dengan izin Allah”
“Apapun yang berhubungan dengan al-Qur’an akan mulia. Ketika
diturunkan oleh Allah kepada malaikat Jibril alaihi salam, maka Jibril menjadi
malaikat yang paling mulia di antara para malaikat. Kemudian diturunkan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, maka Rasulullah menjadi nabi dan
rasul-Nya yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Kemudian al-Qur’an
diturunkan di bulan Ramadhan, maka Ramadhanpun menjadi bulan yang paling mulia
di anatara 12 bulan. Diturunkan dimalam qadar (kemuliaan), maka lailatul qadar itu
menjadi malam yang paling mulia diantara seluruh malam. Kemudian ada
pelajaran-pelajaran dalam kitabullah, hingga yang mempelajarinya itu menjadi
ummat-ummat yang terbaik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar