Syekh H
Muhammad Imran lahir di desa Rantawan, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu
Sungai Utara. Beliau seorang ulama yang melakukan hidup kesufian dengan hidup
bertani dan berkebun. Dalam menjalankan laku hidup zuhud, pada sekitar awal
tahun 1960-an beliau hijrah ke Desa Mawar Sari (waktu itu bagian dari Desa
Kandang Halang) untuk membuka kawasan hutan belantara yang banyak ditumbuhi
pohon-pohon besar seperti belangiran, meranti dan mahang.
Melihat
keberhasilan beliau di dalam membuka kawasan hutan menjadi lahan pertanian dan
perkebunan yang subur, banyaklah penduduk sekitar dan juga dari kabupaten
tetangga untuk berpindah ke desa Mawar Sari. Berawal dari sinilah kemudian
beliau mengembangkan dakwah dengan menggunakan alat-alat kesenian, terutama
yang beliau gunakan adalah “Mandolin” yaitu sejenis alat music yang
dipetik. Dengan diiringi Mandolin inilah beliau menggubah sendiri sya’ir-sya’ir
yang berisi ajaran-ajaran kebaikan.
Materi dakwah
yang beliau ajarkan adalah adalah masalah tasawuf dan ilmu fiqih. Adapun warga
yang berguru kepada beliau tidak saja dari penduduk sekitar tetapi juga datang
dari Paringin, Kelua dan sebagainya.
Pada tahun 1994
beliau berpulang ke rahmatullah, dan dimakamkan di Desa Mawar Sari.