Ustadz H. Ilham
Asqalani, S.Ag, Lc., MM lahir di Palimbang Sari, Kecamatan Haur Gading, Amuntai
pada Senin, 21 Juli 1975 M (bertepatan dengan 12 Rajab 1395 H). Beliau adalah
Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Amuntai, pendidik pada Madrasah Aliyah
Normal Islam Putri (NIPI) Rakha Amuntai. Di samping itu, beliau juga menjadi
dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rakha Amuntai dan Sekolah Tinggi
Ilmu al-Qur’an (STIQ) Amuntai.
Diantara kalam
beliau:
“Allah
Subhanahu wa ta’ala banyak sekali memberikan kebaikan kepada kita. Dengan
kebaikan-kebaikan yang berlipat ganda itu, Allah Subhanahu wa ta’ala sebenarnya
ingin bahwa ummat (hamba-Nya) itu masuk sorga. Buktinya, hanyar handak
(atau) ingin saja berbuat kebaikan tapi tidak sempat mengerjakan, itu sudah
ditulis Allah ta’ala sebagai kebaikan”.
“Kita
tu kalau handak dapat pahala terus menerus maka niat itu tidak boleh putus.
Jadi istilahnya tu, “Niyyatul mu’min khairun min ‘amalihi”, Niat seorang
mukmin itu lebih baik daripada amalnya”.
“Dalam
riwayat para ulama, menyebutka bahwa : “berbeda-beda lipat ganda pahala itu
disebabkan dengan amal ibadah yang berbeda-beda pula”. Sehingga ada ibadah itu
Allah lipat gandakan 1 dibalas 10. Satu amal Allah berikan pahala menjadi 10.
Seperti membaca Subhanallah, dengan membaca Subhanallah (maka) Allah berikan
pahala 10. Ada juga 1 ibadah Allah lipat gandakan pahalanya menjadi 15 kali
lipat. Seperti puasa 2 hari dalam sebulan. Ada juga 1 ibadah dilipat gandakan
Allah menjadi 30. Sebagaimana hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Barangsiapa mengucapkan “Subhanallah” dia sudah diberi Allah Subhanahu
wa ta’ala 10 kebaikan, dan apabila dia mengucapkan “La ilaha illallah”
maka diberi Allah Ta’ala 20 kebaikan, dan bila dia mengata “Alhamdulillah”
itu diberi ditulis Allah ta’ala 30 kebaikan. Ada lagi 1 amal ibadah diberi Allah ta’ala 50. Apa yang 50 ini,
yaitu seperti ada diriwayatkan : “Siapa yang membaca al-Qur’am dengan makna
yang dia ketahui, itu diberi Allah ta’ala setiap huruf 50”. Ini bagi yang mengerti
makna, maksud dsripada ayat al-Qur’an (yang dibaca), dimana 1 hurufnya diberi
Allah ta’ala 50 kebaikan. Tetapi kalau tidak mengerti maka mendapat 10 kebaikan
saja. Ada lagi amal itu diberi Allah ta’ala dilipat gandakannya menjadi 500.
Apa contohnya yaitu setelah seseorang sembahyang di mesjid, kemudian setelah
itu dia sembahyang lagi di rumah, maka sembahyang sunnatnya yang dirumahnya itu
diberikan pahala 500 kali lipat. Dan ada lagi, Allah memberikan pahala yang
lebih besar yaitu sampai 700. Apa itu? Itu adalah memeberikan sumbangan dijalan
Allah ta’ala (fi sabilillah). Ternyata, adalagi Allah ta’ala itu memberikan
pahala yang lrbih besar yaitu sampai bi alfi alfin (sejuta). Apa itu? Itu
seperti sabda rasulullah : “Barangsiapa masuk pasar kemudian dia membaca : “La
ilaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa yumit,
wa huwa hayyun la yamut biyadihil khair, wa huwa a’lamu bi syai’in qadir”,
siapa yang membaca ini ketika masuk pasar, maka Allah ta’ala memberikan
pahalanya 1 juta”.
“Jadi,
kita jangan menganggap kalimat-kalimat thayyibah yang baik itu, artinya
meskipun ringan tetapi kalau kita ucapkan justru itu dapat melipat gandakan
pahala, daripada kita bapandir kada kakaruan yang kadang membawa dosa”.
“orang
tu nang saking terhormatnya ngitu, nama tu kada lagi disebut, cukup dengan nama
kampung. Makanya kemana jar, “ka wadah guru sekumpul” jar. Jadi saking mulianya
orang kada lagi menyambat nama, jadi kalau masih menyebut nama tu (berarti)
masih kurang. Jadi Nabi kita tu dimuliakan, saking mulianya, Allah Subhanahu wa
ta’ala itu memanggil Nabi kita dengan pangkat dan gelarnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar