Kamis, 04 Juni 2020

Ustadz H. FAHMI ALAMSYAH, Lc., S.Pd.I





Ustadz H. Fahmi Alamsyah, Lc, S.Pd.I adalah pendidik di lingkungan Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” Amuntai.

Diantara kalam beliau:

“Ketika kita berdo’a kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, terkadang sangat manusiawi, kita merasakan bosan, capek, lelah. Tetapi Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah capek dan lelah, (tapi) senantiasa menunggu dan menunggu segala permohonan dan munajat hamba-hamab-Nya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Allah subhanahu wa ta’ala sangat senang kepada hamba-hamba-Nya yang banyak mengucapkan senandung do’a:. Dalam hadist yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ad-du’a shilahul mu’min”, do’a adalah senjata orang-orang yang beriman. Dengan demikian, keampuhan do’a sangat luar biasa bila kita dengan hati yang ikhlas berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Itu akan menjadi benteng kepada kita, terutama batin kita untuk senantiasa istiqamah beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kapanpun, dimanapun, dan disaat bagaimanapun kita berada.”

“Tuntunan kita sebagai orang yang membaca al-Qur’an, pertama-tama adalah memperbaiki bacaan al-Qur’an, dengan hukum dan tajwid yang benar, kemudian kita berusaha sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah untuk memahami kata demi kata, ungkapan demi ungkapan sampai akhirnya kita bisa memahami secara keseluruhan, global, secara totalitas  apa yang terkandung dalam al-Qur’an”.

“”Kita seringkali mengetahui sunnah Rasulullah, namun terkadang kita seringkali mengabaikan sunnah Rasulullah. Ini orang hanya dimulut cintanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun sesungguhnya ini bukan orang yang cinta kepada Rasulullah dan ajaran atau sunnah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”.

“Bukan saja kita tetapi semua makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala, ketika berada dalam alam rahim tersebut atau alam “alastu birabbikum”, alam dimana kita bersaksi di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah katakan: siapakah Aku, siapakah engkau? Manusia mengatakan: Anta Rabbi, wa ana ‘abduka. Engkau adalah Tuhanku, dan aku adalah hamba Engkau. Tapi tatkala ke dunia, (mamusia) ada yang ingat dengan perjanjian, persaksiannya dihadapan Allah subahanhu wa ta’ala, dan banyak pula yang lalai, lupa atau pura-pura lupa dengan janji yang telah diucapkan , diikrarkan dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. Tuhan kita adalah Allah, (maka) dengan demikian mari kita tunaikan hak Allah subhanahu wa ta’ala, (yaitu dengan) kerjakan ibadah dengan optimal dan semaksimal mungkin, kerjakan perintah Allah dan tinggalkan larangan Allah subhanahu wa ta’ala?.

“Sebenarnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah minta balasan imbalan kepada kita, namun kewajiban kita sebagai hamba Allah Subhanahu wa ta’ala adalah mensyukuri nikmat Allah ta’ala, dalam arti kita menggunakan setiap apa yang Allah berikan kepada kita untuk hal-hal yang diredhai di sisi Allah subhanahu wa ta’ala”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar