Ustadz H. Fahmi Alamsyah, Lc, S.Pd.I adalah pendidik di
lingkungan Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” Amuntai.
Diantara kalam beliau:
“Ketika kita berdo’a kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala, terkadang sangat manusiawi, kita merasakan bosan, capek, lelah. Tetapi
Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah capek dan lelah, (tapi) senantiasa
menunggu dan menunggu segala permohonan dan munajat hamba-hamab-Nya.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Allah subhanahu wa
ta’ala sangat senang kepada hamba-hamba-Nya yang banyak mengucapkan senandung
do’a:. Dalam hadist yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “ad-du’a shilahul mu’min”, do’a adalah senjata orang-orang
yang beriman. Dengan demikian, keampuhan do’a sangat luar biasa bila kita
dengan hati yang ikhlas berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Itu akan
menjadi benteng kepada kita, terutama batin kita untuk senantiasa istiqamah
beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kapanpun, dimanapun, dan disaat
bagaimanapun kita berada.”
“Tuntunan kita sebagai orang yang membaca
al-Qur’an, pertama-tama adalah memperbaiki bacaan al-Qur’an, dengan hukum dan
tajwid yang benar, kemudian kita berusaha sedikit demi sedikit, selangkah demi
selangkah untuk memahami kata demi kata, ungkapan demi ungkapan sampai akhirnya
kita bisa memahami secara keseluruhan, global, secara totalitas apa yang terkandung dalam al-Qur’an”.
“”Kita seringkali mengetahui sunnah
Rasulullah, namun terkadang kita seringkali mengabaikan sunnah Rasulullah. Ini
orang hanya dimulut cintanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
namun sesungguhnya ini bukan orang yang cinta kepada Rasulullah dan ajaran atau
sunnah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”.
“Bukan saja kita tetapi semua makhluk ciptaan Allah
Subhanahu wa ta’ala, ketika berada dalam alam rahim tersebut atau alam “alastu
birabbikum”, alam dimana kita bersaksi di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Allah katakan: siapakah Aku, siapakah engkau? Manusia mengatakan: Anta Rabbi,
wa ana ‘abduka. Engkau adalah Tuhanku, dan aku adalah hamba Engkau. Tapi
tatkala ke dunia, (mamusia) ada yang ingat dengan perjanjian, persaksiannya
dihadapan Allah subahanhu wa ta’ala, dan banyak pula yang lalai, lupa atau
pura-pura lupa dengan janji yang telah diucapkan , diikrarkan dihadapan Allah
Subhanahu wa ta’ala. Tuhan kita adalah Allah, (maka) dengan demikian mari kita
tunaikan hak Allah subhanahu wa ta’ala, (yaitu dengan) kerjakan ibadah dengan
optimal dan semaksimal mungkin, kerjakan perintah Allah dan tinggalkan larangan
Allah subhanahu wa ta’ala?.
“Sebenarnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak
pernah minta balasan imbalan kepada kita, namun kewajiban kita sebagai hamba
Allah Subhanahu wa ta’ala adalah mensyukuri nikmat Allah ta’ala, dalam arti
kita menggunakan setiap apa yang Allah berikan kepada kita untuk hal-hal yang
diredhai di sisi Allah subhanahu wa ta’ala”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar