KH. Masruni lahir di Babirik,
Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, pada tahun 1967 M. Berlatar belakang
pendidikan Pondok Pesantren yang kental dengan ilmu keagamaan, sekaligus
al-Qur’an. Pendidikan Tingkat Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah
beliau selesaikan di Amuntai, sedangkan untuk tingkatan Madrasah Aliyah beliau
melanjutkannya ke Banjarmasin.
Tamat dari Aliyah beliau masuk
Sekolah Tinggi Ummul Qur’an di Banyu Anyar, Banjarmasin, tetapi tidak mencapai
satu tahun sekolah tersebut ditutup karena penanggung biayanya meninggal. Tidak
berhenti disitu, beliau kemudian melanjutkan menimba ilmu ke Pesantren “Riyadhusshalihin”
Barabai, dengan fokus pada tahfizh al-Qur’an. Di pesantren ini cita-cita masa
kecil beliau tercapai dengan menguasai tahfizh 30 Juz dan mendapatkan sanad.
Tamat dari pesantren “Riyadhusshalihin” Barabai, kembali menjadi santri
di Pondok Pesantren Tahfizh al-Qur’an (PPTQ) “Manbaul Furqan”,
Luewiliang, Bogor, Jawa Barat.
Guna memantapkan hafalan dan
mendalami ilmu al-Qur’an, beliau pernah belajar di Perguruan Tinggi Ilmu
al-Qur’an (PTIQ) Jakarta. Setelah itu, beliau ikut mengajar tahfizh al-Qur’an
di Madrasah “al-Hikmah” Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Untuk lebih memantapkan
hafalannya beliau mondok ke Pondok Pesantren “al-Hikmah” Benda, Brebes,
Jawa Tengah. Di Pesantren ini beliau men-taqrir-kan hafalannya kepada KH. Aini,
KH. Syarifuddin dan KH. Mukhlas selama 6 bulan, dan mendapatkan ijazah dari
pesantren ini, dan menurutnya sanad para guru huffaz pesantren ini bersumber
dari KH. Muhammad Arwani, Kudus, Jawa Tengah.
Sekarang beliau menjadi
pengelola pesantren tahfizh al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an
(PPTQ) KH. Harun Nafsi, Jl. Cipto Mangunkusumo, Gang Mesjid, Desa Harapan Baru,
Samarinda Sebrang, Kalimantan Timur.
Di PPTQ KH. Harun Nafsi ini,
beliau menerapkan suatu cara untuk diri dan para santrinya yang telah hafal 30
Juz, dengan metode/ cara “fami bisyauq” yang secara harfiah
berarti “Lisan saya selalu dalam kerinduan”. Maksud “kerinduan”
disini adalah rindu untuk membaca al-Qur’an. Kalimat tersebut, disamping
mempunyai arti secara kalimat, masing-masing hurufnya juga mempunyai arti
tersendiri yaitu :
1.
Fa’
sampai mim, maksudnya memulai hafalan al-Qur’an hari pertama dari
surah al-Fatihah sampai al-Maidah
2.
Mim
sampai ya’, hari kedua melanjutkan hafalan dari surah al-Maidah
sampai surah Yunus
3.
Ya’
sampai ba’, hari ketiga melanjutkan hafalan dari surah Yunus
sampai surah Bani Isra’il
4.
Ba’
sampai syin, hari keempat melanjutkan hafalan dari surah bani
Isra’il sampai surah asy-Syu’ara
5.
Syin
sampai waw, hari kelima melanjutkan hafalan dari surah Asy-Syu’ara
sampai surah as-Saffat
6.
Waw
sampai Qaf, hari keenam melanjutkan hafalan dari surah as-Saffat
sampai surah Qaf
7.
Qaf
sampai khatam, hari ketujuh melanjutkan hafalan dari surah Qaf
sampai surah an-Naas (khatam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar