Ustadz Muhammad Ilmi adalah salah seorang da’i dari Desa Teluk Daun, Kecamatan Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Diantara kalam beliau:
“Tidaklah beramal oleh seorang hamba kecuali disebabkan ada keyakinannya, seperti keyakinan akan hari kiamat, keyakinan dengan adanya alam kubur. Sebab kita ini dalam beramal ibadat – kalau upah secara nampak kada kalihatan --. Seperti kaya pian duduk di Majelis Taklim ini apakah ada yang melihat pahalanya yang sudah dijanjikan Allah? Kadada nang malihatya. Tetapi marga (karena) ada keyakinan yang diberikan Allah didalam hati kita, maka kita jadi berlomba-lomba mendapatkan daripada janji Allah yang sudah dijanjikan Allah melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, (dimana) ada pahala, ada sorga., (yang mana) semuanya itu adalah keyakinan kita kepada Allah”.
“Diantara nikmat yang terbesar, -- nikmat yang taganal, artinya nikmat itu banyak haja, kada tahitung -- , yang diberikan Allah kepada kita adalah nikmat iman. Dan dengan iman itulah ketika Allah memerintahkan kita untuk melakukan suatu kewajiban (semisal puasa) maka kita ringan untuk melaksanakannya”.
“Kita harus minta iman lawan Tuhan, minta ditetapkan dalam iman, minta keyakinan yang benar (yaqinan shadiqa). Sebab keyakinan itu ada juga yang kada bujur. Kenapa? Karena aqidah dan tauhidnya sudah salah. (misal) orang ta ka Jabariyah (menganut faham Jabariyah), artinya inya punya keyakinan seperti itu; orang berfaham mu’tazilah karena keyakinan ada (tentang hal itu). Cuma keyakinannya itu ghaira shaleh,keyakinannya kada bujur atau menyimpang. Jadi kita ini selalu minta keyakinan yang bujur, yang menyebabkan kita ini beribadah kepada Allah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar