Ustadz Abdurrahman lahir di Amuntai, Jum’at, 9 Maret 1990 (bertepatan dengan 12 Sya’ban 1410 H). Adalah seorang hafizh al-Qur’an yang juga merupakan pendiri pondok tahfizh al-Qur’an “Darud Dhiya” Muara Tapus.
Berlatar belakang pendidikan pondok pesantren, mulai menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren “Ibnul Amin” Pamangkih (2003 – 2009), kemudian melanjutkan belajar di pondok pesantren “al-Ihsan” Banjarmasin (2009 – 2010). Setelah itu, memperdalam ilmu keagamaan dengan melanjutkan ke Darul Musthafa, Tarim, Hadramaut, Yaman (2010 – 2014).
Diantara kalam beliau:
“Beruntung kita dijadikan sebagai ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, (dimana) dalam sebuah hadits riwayat Imam Abu Dawud, Nabi kita bersabda : “Ummati hadzihi ummatun marhumah”, ummatku ujar Nabi, ummat nang dikasih sayangi oleh Allah, dimaafkan dosa-dosanya. (sebagaimana ada pembicaraan) : “oh itu orang tercinta atau orang-orang yang disayangi guru jar, apa haja kesalahannya dimaafkan”. (demikian juga) ini ummat secara umum adalah umat marhumah wa rabbun ghafur, dan Allah yang Maha Pengampun. Laitsa ‘alaiha adzabun fil akhirat, dan atas mereka tidak ada azab diakhirat, (tetapi) azabnya didunia. (seperti) corona, azab tu; ada kebakaran, azab jua didunia; sandal pagat, termasuk azab jua. Apapun musibah atau bala yang Allah turunkan kepada kita, itu tidak lain dan tidak bukan, adalah sebagai kaffarah bagi dosa-dosa kita”
“Adapun apabila kita mendapatkan bala atau musibah, disamping kita mengucapkan : Inna lillahi wa inna ilahi raji’un, maka ucapkanlah juga do’a : Allahumma ajirni fi musibati wakhlufni khairan minha (Ya Allah berilah hamba pahala dalam musibah hamba dan gantikanlah dengan yang lebih baik)”.
“(perihal bulan shafar) : sedikit-sedikit bulan shafar nang disalahakan. Semisal seseorang tarabah basapida motor, nang disalahakan bulan shafar. Padahal nang menstater siapa? Kita. Nang mamulas siapa? Kita. Nang membelok siapa? Kita. (jadi) kenapa bulan nang disalahakan. Jaka tangan saurang pang disalahakan. “Jangan mencela kecuali dirinya sendiri”. Barang siapa yang mencela, melaknat hari berarti dia melaknat yang menciptakan hari. Siapa yang menciptakan hari? Allah. Barangsiapa yang mencaci hujan berarti telah melaknat, mencaci yang menciptakan hujan. Siapa yang menciptakannya? Allah. Barangsiapa yang mencaci bulan shafar berarti dia melaknat, mencaci yang menciptakan bulan shaafar. (Jadi) apapun musibah semuanya sudah ada dalam kitab di lauhil mahfuzh. Tulisannya sudah ada disana takana (terjadi) pad bulan shafar. (jadi) kada boleh kita tasya’um, kada boleh kita menganggap bulan ini bulan sial, bulan bala’.
“Obat hati itu al-Qur’an dan shalawat kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. “wa nunazzilu minal qur’ani maa huwa shifaaiunw wa rahmatul lil mu’miniina wa laa yaziiduz zaalimiina illaa khasaaraa” (Dan Kami turunkan dari al-Qur’am (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (al-Qur’an iyu) hanya akan menambah kerugian”. (QS. Al-Israa (17) : 82). Maksudnya, Dan Kami (Allah) turunkan al-Qur’an itu sebagai obat, penyembuh dan rahmat bagi hati-hati manusia yang gundah gulana. (maka dengan) banyaki baca al-qur’an, banyaki berdzikir, banyaki bershalawat, insya Allah sembuh”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar