Minggu, 17 Oktober 2021

Ustadz MUHAMMAD AINI, S.Pd.I

 

Ustadz Muhammad Aini, S.Pd.I bin H. Asmail, lahir di Pimping, Kecamatan Amuntai Utara, pada hari Kamis, 10 Juli 1975 (bertepatan dengan 1 Rajab 1395 H). Sekarang menjadi pengajar di Pondok Pesantren “Ar-Raudhah” Amuntai.

Diantara kalam beliau:

“Yang namanya berkah itu tidak dilihat dari segi banyaknya materi, ini seribu ini sejuta. Mungkin yang seribu itu mencukupi bagi seseorang, artinya yang seribu berkah, tapi yang sejuta, bisa jadi kada diberi Tuhan berkah, sehingga merasa yang sejuta itu seperti selawi (dua puluh lima) rupiah, kada terasa habisnya”.

“Selama ikatan pernikahan itu ada pada diri mereka, maka pada hakikatnya mereka menyatu dalam keadaan baik dan dalam keadaan buruknya. Ketika bini (istri) itu bersifat dengan perilaku yang kada baik, maka kada baiknya juga bagian dari sifat suami. Ketika suami berbuat nang kada baik, maka kada baikmya juga bagian dari sifat istri. Istri berbuat baik bagian dari sifat suami, suami berbuat baik bagian dari sifat istri. Jadi harus saling mengisi. Isi-i. Bila laki kurang, bini yang menyempurnakan, Bini kurang laki menyempurnakan. Kaetika laki sarik bini nang malamahi. Jadi baiknya bini menunjukkan baiknya laki. Buruknya bini menunjukkan buruknya laki”.

“Nurani kita kadada salahnya, baik sabarataan, itu minallah sabarataan. Nang kada baik itu adalah akibat sebab adanya nafsu diri kita, nafsu yang digoda-goda oleh iblis”.

“Jangan putuh niat untuk berbuat baik. Jangan memutus hubungan dengan Allah. Insya Allah, apabila kita meninggal, selama kada putus niat, selama kada putus i’tikad kita, maka fadhilat-fadhilat kebaikan (yang pernah diamalkan, pen) tidak akan hilang. Bila mati pian langsung ke sorga. Karena sesuai dengan fadhilat, sesuai dengan janjinya Rasulullah, sesuai dengan janjinya Allah, maka fadhilat-fadhilat itu melekat. Maka apabila kita diambil Tuhan, (maka) Husnul khatimah. Mayat kita masih dibumi, badan kita masih dikamar, belum lagi dimandikan, (tetapi) roh awak kita sudah menyantai di sorga. Nah yang seperti itulah mati (dalam keadaan) Husnul Khatimah”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar